A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok
senyawa. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih
saling bercampur, sedangkan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan
zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain. Zat atau materi
dapat dipisahkan dari campuranya karena campuran tersebut memiliki
perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran atau dasar
pemisahan.
Zat murni yang telah tercampur dengan zat-zat lain yang dapat
membentuk campuran zat yang bersifat homogen dan heterogen yang
bergantung pada jenis komponen yang tergantung didalamnya. Zat
murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran
merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat
murni yang telah tercampur mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas,
cair, atau padat.
Campuran dua atau lebih zat dimana dalam pembangunan ini zat-
zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan tidak
memiliki susunanyang tetap. Ilmu kimia ada banyak metode yang dapat
dilakukan untuk memurnikan suatu zat kimia, diantaranya destilasi,
kristalisasi, sublimasi, ekstraksi, dekantasi, dan lain-lain. Metode
tersebut dilakukan agar mendapatkan zat murni dari jenis campuran
yang berbeda.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara 1 Pembiakan Vegetatif Dengan Cangkok
adalah :
B. Tinjauan Pustaka
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapat zat murni dari suatu
campuran disebut pemurnian. Metode pemisahan dibedakan menjadi dua
golongan yaitu pemisahan sederhana dan pemisahan kompleks (Ayuni,
2014).
Pemisahan dan pemurnian meriupakan pekerjaan yang paling
banyak menyita waktu ahli kimia organik dalam bekerja di laboraturium.
Rekristalisasi merupakan teknik klasik dalam pemurnian senyawa
organik. Pemahaman yang luat tentang teknik pemurnian senyawa
organik sangat diperlukan bagi seseorang yang bekeja di laboraturium
kimia organik (Ajeng, 2002).
Distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran
dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa
uap dan fasa air. Destilasi sederhana adalah teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi
biasa ini untuk memperoleh senyawa murni (Walangare, 2013).
Kristalisasi bertujuan adalah menghasilkan produk kristal dengan
kualitas seperti yang diharapkan. Kualitas kristal yang dihasilkan dapat
ditentukan dari parameter-parameter produk yaitu distribusi ukuran
kristal, kemurnian kristal dan bentuk kristal. Syarat terjadinya
kiristalisasi adalah terjadinya kondisi supersaturasi (Puguh, 2003).
Etanol yang dihasilkan dengan menggunakan metode distilasi
biasanya memiliki kemurnian maksimal 96% (Harjono, 2004),
sedangkan menurut penelitian dari Mila dkk. (2009) kemurnian etanol
yang dihasilkan sebesar 77,25%. Dengan kemurnian tersebut maka
etanol yang dihasilkan memiliki harga yang relative murah dan proses
pemisahan yang dilakukan memerlukan energi yang banyak sehingga
kurang menguntungkan. Sementara itu, untuk memurniakn etanol
biasanya digunakan penambahan solven atau dengan distilasi azeotrop
(Dewi, 2002).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Gelas beker
b. Erlenmeyer
c. Corong
d. Pengaduk
e. Serbet
f. Tisu gulung
g. Label
h. Gelas ukur
i. Pipet
2. Bahan
a. Bubuk kapur 2 gram 2 buah
b. Aquades 15 mL
c. Etanol 15 mL
d. CuSO4 3 gram
3. Cara Kerja
A. Dekantasi/Pemisahan
a.1 Menimbang 2 sendok/gram bubuk kapur berjumlah 2 buah.
a.2 Memasukkan bubuk kapur tersebut ke dalam
gelas beker I, menambahkan 15 mL.
a.3 Memasukkan bubuk kapur tersebut ke dalam gelas beker
II, menambahkan etanol 15 mL.
a.4 Mengaduk sampai larut.
a.5 Mendiamkan larutan tersebut sampai air kapur terpisah.
B. Rekristalisasi/Pemurnian
b.1 Menimbang 3 gram CuSO4.
b.2 Memasukkan ke dalam Erlenmeyer.
b.3 Menambahkan sebanyak 15 mL aquades.
b.4 Mengaduk sampai larut.
b.5 Menguapkan sampai volume 10mL.
b.6 Setelah volume menjadi 10mL, membiarkan dingin
tanpa mengaduk.
b.7 Mengambil hasil kristal CuSO4.
IV. SAKARIDA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Nama lain karbohidrat adalah sakarida,
istilah tersebut berasal dari bahas latin “saccarum” yang berarti gula.
Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan
struktual dan metabolic.
Banyak sekali makanan yang kita makan mengandung karbohidrat
seperti nasi, singkong, roti, jagung, sagu, kentang, dan lain-lain.
Karbohidrat yang banyak kita kenal yaitu glukosa, sukrosa, dan
sellulosa. Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan oleh
tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein.
Karbohidrat sebenarnya bukan nama umum senyawa kimia yang
secara kimia berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris
mempunyai rumus Cn(H2O)n. Termasuk dalam kelompok senyawa ini
misalnya glukosa C6H12O6 dan sukrosa C11H22O11. Terdapat pula
senyawa yang tidak mematuhi rumus umum tersebut dan dimasukkan
dalam kelompok karbohidrat karena senyawa ini memiliki sifat-sifat
yang sama dengan karbohidrat.
Berdasarkan sifat hidrolisisnya karbohidrat dibagi menjadi empat
golongan yaitu: monosakarida, disakarida, glikosida, polisakarida.
Monosakarida, yang umumnya mempunyai 5 atom C ribose, araribosa,
ksilosa, dan mempunyai 6 atom C separti glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Disakarida, yang disusun oleh dua molekul monosakarida
seperti sukrosa, laktosa, dan maltose, glikosida, yaitu molekul
monosakarida yang berikatan dengan molekul bukan gula, molekul
bukan gula ini dinamakan aglikon dan umumnya.
Tata nama monosakarida tergantung dari gugus fungsional yang
dimiliki dan letak gugus hidroksilnya. Monosakarida yang mengandung
satu gugus aldehida disebut aldose, sedangkan ketosa mempunyai satu
gugus keton. Monosakarida dengan enam atom C disebut heksosa,
misalnya glukosa (dekstrosa atau gula anggur), fruktosa (levulosa atau
gula buah) dan galaktosa. Pentosa adalah yang mempunyai lima atom C,
misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa (Winarno, 2008).
Disakarida terdiri dari dua lingkar monosakarida. Ikatan yang
menghubungkan kedua monosakarida tersebut dinamakan ikatan
glikosidik, yang terbentuk dengan cara kondensasi gugus hidroksil pada
atom karbon nomor satu dari satu monosakarida dengan gugus hidroksil
dari saalah satu atom karbon nomor 2, 4, atau 6 pada monosakarida yang
kedua. Bentuk disakarida yang umum, seperti maltosa terdiri dari dua
glukosa (Yayan, 2013).
Polisakarida larut air merupakan serat pangan larut air, yang
dewasa ini banyak dimanfaatkan dalam industri makananguna mencapai
kualitas yang diharapkan, dalam hal viskositas, stabilitas, tekstur, dan
penampilan. Polisakarida larut air adalah pektin, gum, glukan, dan alga.
Karakteristik polisakarida larut air selain dipengaruhi oleh kondisi
ekstraksi juga dipengaruhi oleh varietas (Maryanto, 2013).
Ekstrak kasar polisakarida larut air sering disebut sebagai serat
pangan yang bersifat hidrokoloid, aplikasinya untuk produk pangan
sebagai pembentuk tekstur, pengental, dan bahan pengikat air. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekstraksi ekstrak kasar PLA biji
buah durian yang tepat agar didapatkan rendemen yang tiggi dan
mengetahui karakteristik fisik. Buah biji durian mengandung lendir dan
lendir biji buah durian merupakan polisakarida larut air (Herlina, 2015).
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil atau OH
oleh suatu senyawa. Tujuan penelitian ini antara lain mempelajari
proses, pengaruh waktu, suhu, dan konsentrasi katalis terhadap reaksi
konversi, serta kinetika reaksi proses hidrolisis rumput laut menjadi
monosakarida secara hidrotermal. Dari hasil analisa penelitian
dilakukan, didapatkan analisa gula pereduksi menggunakan metode
HPLC dan stekrofometer reagen Nelson-somogyi (Eka, 2014).
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara 4 Sakarida adalah mengetahui reaksi
hidrolisis pada karbohidrat.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara 4 Sakarida dilaksanakan pada hari Selasa, 11
Oktober 2016 pukul 13.00 – 14.45 WIB di Laboratorium Biologi Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Karbohidrat merupakan makromolekul yang paling banyak
ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis
sebagai senyawa perantara awal dalam penyatuan gas karbondioksida,
hidrogen, dan oksigen dengan bantuan cahaya matahari. Karbohidrat
didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-
keton dan turunanya
(Yayan, 2012).
Ada empat kategori pengelompokkan umum yaitu monosakarida,
disakarida, oligosakarida, polisakarida. Karbohidrat adalah sumber
penting bagi manusia, karbohidrat juga merupakan bahan bakar yang
utama di tubuh. Tempat penyimpanan karbohidrat dalam otot dan hati
kita disebut glikogen, semakin banyak kita mengkonsumsi karbohidrat
maka semua karbohidrat tersimpan di glikogen, dan menghindari kita
dari kecapekan karena kekurangan karbohidrat (Satyajit 2009).
Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa aldehida atau keton
yang mempunyai gugus hidroksil. Karbohidrat merupakan golongan
senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O, serta mempunyai
rumus umum (CH2On). Karbohidrat sebagai sumber energi, bahan bakar,
dan zat antara metabolisme. Tumbuhan contohnya adanya pati dan
glikogen di hewan adalah polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk
menghasilkan glukosa. Gula ribosa dan deoksiribosa pembentuk
sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua
gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika
(Ardi, 2015).
Tata nama monosakarida tergantung dari gugus fungsional yang
dimiliki dan letak gugus hidroksilnya. Monosakarida yang mengandung
satu gugus aldehida disebut aldose, sedangkan ketosa mempunyai satu
gugus keton. Monosakarida dengan enam atom C disebut heksosa,
misalnya glukosa (dekstrosa atau gula anggur), fruktosa (levulosa atau
gula buah) dan galaktosa. Pentosa adalah yang mempunyai lima atom C,
misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa (Winarno, 2008).
Disakarida terdiri dari dua lingkar monosakarida. Ikatan yang
menghubungkan kedua monosakarida tersebut dinamakan ikatan
glikosidik, yang terbentuk dengan cara kondensasi gugus hidroksil pada
atom karbon nomor satu dari satu monosakarida dengan gugus hidroksil
dari saalah satu atom karbon nomor 2, 4, atau 6 pada monosakarida yang
kedua. Bentuk disakarida yang umum, seperti maltosa terdiri dari dua
glukosa (Yayan, 2013).
Polisakarida larut air merupakan serat pangan larut air, yang
dewasa ini banyak dimanfaatkan dalam industri makananguna mencapai
kualitas yang diharapkan, dalam hal viskositas, stabilitas, tekstur, dan
penampilan. Polisakarida larut air adalah pektin, gum, glukan, dan alga.
Karakteristik polisakarida larut air selain dipengaruhi oleh kondisi
ekstraksi juga dipengaruhi oleh varietas (Maryanto, 2013).
Ekstrak kasar polisakarida larut air sering disebut sebagai serat
pangan yang bersifat hidrokoloid, aplikasinya untuk produk pangan
sebagai pembentuk tekstur, pengental, dan bahan pengikat air. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekstraksi ekstrak kasar PLA biji
buah durian yang tepat agar didapatkan rendemen yang tiggi dan
mengetahui karakteristik fisik. Buah biji durian mengandung lendir dan
lendir biji buah durian merupakan polisakarida larut air (Herlina, 2015).
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil atau OH
oleh suatu senyawa. Tujuan penelitian ini antara lain mempelajari
proses, pengaruh waktu, suhu, dan konsentrasi katalis terhadap reaksi
konversi, serta kinetika reaksi proses hidrolisis rumput laut menjadi
monosakarida secara hidrotermal. Dari hasil analisa penelitian
dilakukan, didapatkan analisa gula pereduksi menggunakan metode
HPLC dan stekrofometer reagen Nelson-somogyi (Eka, 2014).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur
c. Pipet
d. Erlenmeyer
e. Penjepit
f. Spiritus
g. Label
2. Bahan
a. NaOH 6 mL
b. Aquades 1 mL
c. Larutan iodine 6 tetes/sampel
d. Larutan I 1 mL
e. Larutan II 1 mL
f. Larutan III 1 mL
g. Larutan IV 1 mL
3. Cara Kerja
A. Reaksi Pendamaran
a.1 Menyiapkan 4 tabung reaksi.
a.2 Menempelkan label I, II, III, dan IV pada tabung reaksi.
a.3 Memasukkan 1 mL larutan I, II, III, dan IV pada masing-masing
tabung.
a.4 Memasukan 6 mL NaOH pada ke 4 tabung reaksi.
a.5 Menambahkan 1 mL air pada ke 4 tabung reaksi.
a.6 Memanaskan larutan tersebut sampai mendidih.
a.7 Mengamati dan mencatat warna endapan yang terjadi.
B. Reaksi Iodine
b.1 Menyiapkan 4 tabung reaksi, lalu memasukkan
6 tetes larutan.iodine pada tabung reaksi I, II, dan IV.
b.2 Memasukkan 3 tetes iodine ke dalam tabung reaksi III.
b.3 Menambahkan larutan I, II, III, dan IV sebanyak 1 mL.
b.4 Menambahkan 1 mL air di masing-masing tabung reaksi.
b.5 Memanaskan menggunakan spiritus sampai mendidih.
b.6 Mengamati perubahan yang terjadi.
D. Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Reaksi Pendamaran
Warna
No Larutan
Sebelum Dipanaskan Sesudah Dipanaskan
1 I Tidak berwarna Kuning
2 II Tidak berwarna Kuning
3 III Bening Bening
4 IV Tidak berwarna Tidak berwarna
Sumber: Laporan Sementara
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Larutan I dan II berubah warna dari tidak berwarna menjadi
berwarna kuning dan tidak berbau.
b. Larutan III dan IV setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan warna
yaitu tetap tidak berwarna dan tidak berbau.
c. Untuk larutan I dan IV setelah dipanaskan terjadi perubahan warna
yaitu dari kuning menjadi tidak berwarna dan baunya menyengat.
d. Larutan I setelah dipanaskan terjadi perubahan warna dari warna
kuning menjadi tidak berwarna dan baunya menyengat.
e. Larutan III setelah dipanaskan terjadi perubahan warna dari warna
ungu menjadi tidak berwarna dan baunya sangat menyengat.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Dekantasi / pemisahan dengan aquades
Kapur ( 2 gram) +
1 Waktu : 55 detik.
aquades 15 ml
Mendinginkan hingga
3 Jumlah larutan awal : 15 ml
mengendap
Mengukur dengan
4 Jumlah larutan awal : 8 ml
gelas ukur
Kapur (2 gram) +
1 Waktu : 3 menit 15 detik.
etanol 15 ml
Mendinginkan hingga
3 Jumlah larutan awal : 15 ml
mengendap