Ketika Jenuh
11 Januari 2014 08:07 Diperbarui: 24 Juni 2015 02:56 229 0 0
Hari Kamis, tanggal 9 Januari 2014 saya di undang oleh guru guru MI (Madrasah
Ibtidaiyah) se-kabupaten Malang Jawa Timur, memberikan workshop Ice Breaker
Penyemangat Belajar untuk 300 lebih Guru MI. Acara dilaksanakan di 2 tempat
karena dibagi 2 kelompok, kelompok pertama dilaksanakan di AULA STIT
(Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Kota Kepanjen Kabupaten Malang dan kelompok
kedua dilaksanakan di AULA MIN Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.
Tiap kelompok di ikuti oleh 150 lebih Guru MI. Alhamdulillah, seluruh peserta
sangat antusias mengikuti acaranya hingga selesai.
Ice Breaker, ada yang menyebutnya dengan "Energizer" atau "Refocus", merupakan teknik-
teknik yang digunakan dalam suatu forum pelatihan, seminar, pertemuan, KBM, atau
meeting untuk memecahkan kebekuan, kejenuhan yang terjadi dalam forum tersebutdan
audien atau peserta kembali terkonsentrasikan.
Ice Breaker juga sering disebut sebagai peralihan situasi dari yang membosankan, membuat
mengantuk. Menjenuhkan, dan tegang menjadi rileksm, bersemangat, tidak membuat
mengantuk. Serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau melihat orang
yang berbicara di depan kelas atau ruangan pertemuan.
1.Adanya kejenuhan, kebosanan maupun kebekuan suasana dalam proses belajar mengajar.
Bisa dibayang jika proses belajar mengajar dimulai jam 7 pagi hingga jam 12 atau jam 1
siang bahkan hingga malam.
Peserta mengantuk
Peserta sudah saling kenal. Sehingga mereka cenderung bicara sendiri sendiri
1.Mengarahkan otak agar berada pada kondisi gelombang alfa (8 s/d 13 Hz)
3.Menjaga stabilitas kondisi psikis maupun pisik para audien (peserta belajar agar senantiasa
segar dan nyaman dalam menyerap informasi.
Memperhatikan begitu strategisnya Ice Breaker dalam sebuah proses KBM atau pelatihan,
diperlukan suatu strategi untuk menghilangkan kejenuhan dan menarik perhatian peserta
kepada pembicara dan materi yang disampaikan. Jika pembicara bisa “menghipnotis” peserta
ke arah pembicara serta dikondisikan untuk involve, maka akan terasa bahwa acara yang
berlangsung dalam beberapa jam menjadi tidak membosankan. Bahkan ada yang merasa
kurang dengan waktu tatap muka yang disediakan.
Ice Breaker memberikan angin segar bagi peserta pelatihan. Setiap peserta mempunyai alasan
dan motivasi sendiri dalam mengikuti pelatihan. Ada yang ingin menguasai bidang tertentu,
ada yang ingin mempertajam ketrampilan, ada yang sekedar berkumpul bersama teman, dan
ada yang mempunyai alasan keterpaksaan. Semua alasan tersebut berdampak terhadap cara
menanggapi pembicara dan merespon setiap aktivitas dalam pelatihan. Peserta yang memang
bersemangat untuk mendapatkan ilmu tambahan akan terus antusias sampai acara berakhir.
Di sisi lain. Ada peserta yang melamun sambil menulis atau menggambar di nota pelatihan,
ada yang bercerita dengan peserta lain, serta ada juga yang diam dan tegang tetapi mengantuk.
Seribu macam gaya dan ekspresi tersebut perlu dijadikan satu macam gaya saja. Semua
peserta ditargetkan untuk mengarahkan pandangan dan pikirannnya ke satu sumber yaitu
pembicara.
1.Tepuk Tangan
2.Menyanyi
3.Senam
5.Permainan
6.Bercerita / Story Telling
7. Games / Permainan
1.Tepuk Tangan
Teknik bertepuk tangan ini sangat efektif untuk mengkonsentrasikan para audien (peserta
belajar) sebelum memulai kegiatan belajar, mengkondisikan para audien (peserta
belajar) agar kembali segar (focus) di pertengahan kegiatan belajar, maupun untuk memberi
perasaan senang ketika mengakhiri kegiatan belajar.
Teknik bertepuk tangan ini juga cukup mudah dan dapat langsung diterapkan tanpa
memerlukan persiapan yang panjang. Salah satunya seperti tepuk tangan di bawah ini ;
TEPUK WARNA
Aturan:
Jika disebutkan “Merah”, dijawab tepuk 1x
TEPUK GRAFIK
Gunakan bolpoin atau benda yang agak panjang
Aturan
Jika bolpoin digerakkan mendatar, dijawab tepuk secara perlahan-lahan hingga bolpoin
berhenti.
Jika bolpoin digerakkan semakin ke atas, dijawab tepuk yang semakin cepat hingga bolpoin
berhenti.
Jika bolpoin digerakkan semakin ke bawah, dijawab tepuk yang semakin pelan hingga
bolpoin berhenti.
2.Menyanyi
Menyanyi sebagai ice breaker, jarang sekali digunakan oleh paratrainer atau guru, kecuali
guru seni suara. Padahal menyanyi adalah kegiatan yang paling mudah dan banyak disukai.
Menyanyi bisa dilakukan oleh anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Sekalipun yang
dinyanyikan mungkin tidak sesuai dengan usianya. Tetapi kalau dikemas dengan baik akan
membuat suasana kelas menjadi ceria kembali.
Kadang-kadang kita perlu berkreasi dengan mengganti syairnya, dengan syair yang bersifat
memotivasi, tanpa mengganti nadanya. Apalagi jika yang kita pakai adalah lagu yang sedang
“in” di kalangan siswa saat itu. Hal ini akan memberi kesan positif dari siswa kepada guru
tersebut. Tentunya dengan pengemasan yang bersifat mendidik.
Nah, beberapa lagu yang ditampilkan pada halaman berikut ini, sebagian besar adalah lagu-
lagu yang sudah dikenal. Meski ada beberapa lagu yang agak asing bagi sebagian orang,
karena berkaitan dengan bahasanya. tetapi tetaplah kegiatan menyanyi ini dapat
dilakukan. Seperti contoh di bawah ini ;
SEDANG APA
3.Senam
SENAM TONJI-TONJI
Cara :
Tangan kiri ditekuk ke depan, telapak tangan terbuka ke arah tangan kanan.
Tangan kanan ditekuk ke depan, telapak tangan ditekuk ke arah tangan kiri.
Ujung jari tangan kanan disentuhkan pada telapak tangan kiri sebanyak 2 kali sambil
berseru : TONJI…TONJI.
Kedua tangan ditekuk, sehingga telapak tangan masing-masing di depan ketiak (seperti
sayap burung),digerakkan sebanyak 2 kali (seperti akan terbang) sambil berseru :
WING…WING
Lalu dijawab dengan tepuk tangan 2 kali sambil berkata : CHA…CHA
Kedua tangan memegang pinggang, kepala ditolehkan ke kanan dan ke kiri sambil berseru :
GELANG…GELENG
Salam,
HP.085230129264