Para jama’ah shalat subuh rahimani wa rahimakumullah
Tak bosan-bosannya kita memanjatkan puji syukur kepada Allah atas limpahan rahmat dan karunia sehingga terus berada dalam keadaan sehat wal afiat dan diberi Hati yang bersih. Lebih dari itu semua, Allah masih memberikan kepada kita nikmat iman dan Islam yang patut kita syukuri dengan meningkatkan ketakwaan kita pada Allah Pada kesempatan kali ini saya akan mengambil tema yaitu "Syukur akan Nikmat Allah SWT" .
“Wahai manusia, ingatlah akan nikmat Allah
kepada kalian. Adakah Pencipta selain Allah yang Di dalam ayat tersebut Allah dapat memberikan rizki kepada kalian dari langit Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan dan bumi? Tidak ada yang berhak diibadahi kepada seluruh manusia agar mereka dengan benar selain dia, maka mengapa kalian berpaling?” (Fathir: 3) mengingat nikmat-nikmat-Nya. Karena yang demikian ini akan mendorong seseorang untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jamaah sholat subuh yang mudah-mudahan senantiasa dirahmati Allah Subhanahu
wa Ta'ala, Ketahuilah, bahwa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menyebabkan terjaganya nikmat yang dikaruniakan kepada seseorang dan menyebabkan datangnya nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang lainnya. Namun sebagaimana diterangkan oleh Al-Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu, syukur itu tidak akan terwujud kecuali jika terbangun di atas lima perkara. Yaitu dengan 1. Merendahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, 2. Mencintai-Nya, 3. Mengakui bahwa nikmat tersebut merupakan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, 4. Memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan lisannya, dan 5. Tidak menggunakan nikmat tersebut untuk perkara yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu, sudah semestinya bagi kita untuk melihat kembali usaha kita dalam mewujudkan rasa syukurnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena apabila salah satu dari lima perkara yang harus dipenuhi tersebut tidak dilakukan, maka belum dikatakan orang tersebut telah bersyukur.
Dengan demikian, bersyukur itu tidaklah cukup dengan mengucapkan alhamdulillah
atau dengan sekadar menyadari bahwa nikmat tersebut datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan tidak cukup pula meskipun kemudian dia tunjukkan dengan menghinakan diri serta tidak menyombongkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Akan tetapi harus dilengkapi dengan mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala dan membuktikan cintanya tersebut dengan menggunakan nikmat-nikmat tersebut di jalan yang diridhai-Nya. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,