PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan ?
2. Apa tujuan dan sasaran dari supervisi pendidikan ?
3. Apa saja unsur-unsur yang terdapat pada supervisi pendidikan ?
4. Apa saja fungsi dari supervisi pendidikan ?
5. Bagaimana tekhnik-tekhnik yang ada dalam supervisi pendidikan ?
6. Tipe-Tipe apa saja yang ada di dalam supervisi pendidikan ?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dan sasaran dari supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada supervisi pendidikan.
4. Untuk mengetahui fungsi dari supervisi pendidikan.
5. Untuk mengetahui tekhnik-tekhnik yang terdapat dalam supervisi
pendidikan.
6. Untuk mengetahui tipe-tipe yang terdapat dalam supervisi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Purwanto, M.Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2005
B. Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli yakni :
Menurut Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor
(jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar
(PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh
supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu
pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan
untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
Menurut Kimball Wiles (1967)
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki
kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan
suasana belajarmengajar yg lebih baik.
Menurut Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern
diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat
meningkatkan obyektivitas dalam Pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Menurut Ross L (1980)
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-
guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran,
pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai
pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan
perbaikan.
Menurut Purwanto (1987)
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi,
pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti
kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas,
pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi : inspectie
(belanda) yang artinya memeriksa dalam arti melihat untuk mencari
kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam
hal ini mengadakan :
Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan
sebagaimana mestinya
Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan/digariskan
Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau
keputusan sepihak
Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis dan
Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
B. Sasaran Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut
adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994
& 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam
bentuk supervise
Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada
masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang
dalam proses mempelajari sesuatu
2
Jasmani dkk. 2013. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan
Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Yogyakarta : Ar Ruzz Media
Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor
pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung
dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor
pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini
dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja
sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit
Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
3
Maryono, Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), hlm.21-23
e. Wali kelas
Wali kelas adalah personil yang bertanggung jawab atas kemajuan siswa
dikelas tertentu. Dengan kedududkannya sebagai wali kelas tentunya
memilki data yang lengkap terkait keadaan siswa yang terdaftar di kelas .
f. Petugas bimbingan dan konseling
Dalam kegiatan supervisi sekolah ini ,petugas bimbingan dan konseling
diberdayakan dan dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana bimbingan
studi,yaitu mengolah data tentang hal-hal yang sangat berkaitan dengan
upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
g. Petugas perpustakaan
Sebagai orang yang telah ditunjuk dan diberikan tanggung jawab
pengelola perpustakaan dapat membantu meningkatkan prestasi siswa
melalui pemanfaatan bahan koleksi perpustakaan.4
4
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara
c. Prinsip Kerja sama
Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of
idea, sharing of experience, memberi support mendorong, dan
menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
d. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi menurut
Gunawan (2002: 196).
a. Prinsip fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus
berdasar/berlandaskan pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat
dipulangkan kepadannya
b. Prinsip praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada
prinsip positif dan prinsip negatif.
c. Prinsip positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.
Supervisi harus konstruktif dan kreatif, Supervisi harus harus dilakukan
berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar hubungan pribadi,
Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal, Supervisi
hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk
mencapai kemajuan, Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan
kesejahteraan dan hubungan baik yang dinamik.
2.5 Fungsi dan Supervisi Pendidikan
A. Fungsi Supervisi Pendidikan
Seringkali orang sulit dalam membedakan antara fungsi dan tujuan,
sebenarnya fungsi bertalian erat dengan badan atau organisasi secara
keseluruhan, sedangkan tujuan bertalian dengan kegunaan.5
Diadakannya sebuah pengawasan (supervisi) oleh pimpinan
sekolah atau atasan adalah sebuah tindakan yang semestinya harus
dilakukan untuk mengawasi timbulnya situasi-situasi yang menghambat
jalannya administrasi pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu
semakin lama semakin banyak maka ada kemungkinan tujuan tidak
tercapai dalam waktu yang telah dierncanakan. Situasi yang menghambat
itu dapat barasal dari berbagai pihak.6
a) Penelitian
Proses dari penelitian ini meliputi beberapa tahapan, pertama adalah
perumusan masalah yang akan diteliti, kedua adalah pengumpulan data,
ketiga pengolahan data, dan yang terakhir adalah konklusi hasil penelitian.
b) Penilaian
Fungsi supervisi dalam hal ini adalah mengevaluasi aspek-aspek positif
dan negatif guna menemukan hambatan-hambatan dan mengembangkan
kemajuan yang telah ada.
c) Perbaikan
Supervisi dal;am hal ini mengawasi keadaan umum dan situasi dalam
pendidikan, jika belum baik atau belum memuaskan maka akan segera
diperbaiki.
d) Peningkatan
Peningkatan disini supervisor meningkatkan segala sesuatu yang telah baik
dan mengembangkan agar lebih maju lagi.7
5
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Rineka
cipta, 2008), hlm. 1
6
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 3
7
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Rineke Cipta, 2005), hlm. 178
Jadi fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas pengajaran. Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak
bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri,
melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, seperti yang telah
dikemukakan oleh Briggs bahwa supervisi juga merupakan alat untuk
mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.8
11
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta : PT . Rineka Cipta, 2004), Hlm. 54
a. Teknik Individual (Individual Technique)
Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh
petugas supervise, baik terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam
hal ini yang disupervisi mungkin juaga perseorangan, tapi mungkin juga
bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bantuan
perseorangan atau individu.12 Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:
Kunjungan kelas (classroom visitation), Kunjungan kelas bisa
dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau pembina lainnya. Dengan
cara masuk atau mengunjungi kelas-kelas tertentu untuk melihat guru yang
sedang mengelola proses pembelajaran. Dalam hal ini kunjunagn kelas
dimaksudkan untuk melihat dari dekat situasi dan suasana kelas secara
keseluruhan. Apabila dari kunjungan tersebut dijumpai hal-hal yang baik
atua kurang pada tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat
mengundang guru atau siswa diajak berdiskusi menggali lebih dalam
tentang kejadian tersebut. Yang penting untuk diingat adalah bahwa
dengan kunjungan kelas seperti ini sebaiknya deperoleh hasil dalam
bentuk bantuan atau pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dengan kata lain sebaiknya terjadi diskusi yang akrab dan
dialog yang hangat antara supervisor dengan guru atau siswa sehingga
diperoleh kesepakatan yang harmonis.
12
Sahertian, Piet A, Konsep dasar dan teknik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia, (Jakarta: PT. Rineke Cipta, 2000), Hlm. 52
13
Sagala, Syaiful, Supervisi pembelajaran dalam peofesi pendidikan, (Bandung : Alphabeta,
2010), Hlm. 102.
Tujuannya untuk :
B. Teknik Kelompok
Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok.15[8] Beberapa orang
yang diduga memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian
diberi pelayanan supervise sesuai dengan permaslahan yang mereka hadapi.
Banyak bentuk-bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di
antaranya yang lebih umum adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for
New Teacher,Yakni pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-
guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Beberapa hal yang
disajikan adalah Sistem kerja sekolah tersebut dan proses dan mekanisme
administrasi organisasi sekolah.
b. Rapat Guru
Rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada
saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk
menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang konsep
umum maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang
menjadi tanggung jawab bersama.dan mendorong guru untuk
melaksanakan tugasnya dan mendorong kemajuan mereka.
c. Lokakarya (Workshop)
Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok
yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema
14
Kisbiyanto, Supervise Pendidikan, (Kudus: Stain Kudus, 2008) , Hlm. 26
yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun
bersifat perseorangan.
d. Seminar
Seminar adalah suatu bentuk mengajar belajar kelompok dimana
sejumlah kecil orang melakukan pendalaman atau penyelidikan tersendiri
bersama-sama terhadap pelbagai masalah dengan dibimbing secara cermat
oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu.
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan
yang otokratis,mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak
sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini
dijalankan terutama untuk mengawasi, menelin mencermati apakah guru dan
petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta
ditentukan oleh atasannya.
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. kalau dalam supervisi inspeksi
bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada
supervisiLaissesFaire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya
tanpa diberi petunjuk yang benar.Misalnya; guru boleh mengajar
sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi,
pemilihan metode ataupun alat pelajaran
b. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Si"atnya memaks
akankehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik,
meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang
disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya.
Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa
harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat
untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada
guru yang baru mulai mengajar. dalam keadaan demikian, apabila
supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-
ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
16
Maryono.2011.Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan.yogyakarta; Ar-Ruzz
Media
2.8. Kelemahan Dan Kelebihan Teknik-Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sek$lah jadi kurang efektit.
Perlu penyediaan waktu yang tepat
Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
kurang demokratis
Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
Agak sulit menemukan waktu
Guru merasa canggung dan kurang bebas
17
Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung; Jemmars
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan