Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih


diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat
mengamalkan apa yang tertuangdalam peraturan menteri tentang
kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah
orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas
dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan


memerlukan pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi
pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan
masyuarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang
dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan
mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan
tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang
diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan mata batin.

Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang


berhubungandengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa
aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas
satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi
oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan
pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai
pengertian supervisi pendidikan, tujuan dan sasaran supervisi pendidikan,
unsur-unsur,prinsip-prinsip,fungsi supervisi pendidikan, tekhnik, dan tipe-
tipe supervisi pendidikan.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan ?
2. Apa tujuan dan sasaran dari supervisi pendidikan ?
3. Apa saja unsur-unsur yang terdapat pada supervisi pendidikan ?
4. Apa saja fungsi dari supervisi pendidikan ?
5. Bagaimana tekhnik-tekhnik yang ada dalam supervisi pendidikan ?
6. Tipe-Tipe apa saja yang ada di dalam supervisi pendidikan ?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dan sasaran dari supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada supervisi pendidikan.
4. Untuk mengetahui fungsi dari supervisi pendidikan.
5. Untuk mengetahui tekhnik-tekhnik yang terdapat dalam supervisi
pendidikan.
6. Untuk mengetahui tipe-tipe yang terdapat dalam supervisi pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan


Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau
tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
pada mutu mengajar dan belajar pada khususnya.1
A. Pengertian supervisi Menurut Beberapa hal :
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya
(morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
 Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu
super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih
serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan
penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang
berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih
human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan
tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya
(bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian
yang perlu diperbaik
 Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada
umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada
khususnya.
 Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “
Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan dan Orang yang
melakukan supervisi disebut supervisor.

1
Purwanto, M.Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2005
B. Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli yakni :
 Menurut Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor
(jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar
(PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh
supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu
pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan
untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
 Menurut Kimball Wiles (1967)
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki
kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan
suasana belajarmengajar yg lebih baik.
 Menurut Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern
diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat
meningkatkan obyektivitas dalam Pembinaan dan pelaksanaan tugas.
 Menurut Ross L (1980)
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-
guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran,
pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai
pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan
perbaikan.
 Menurut Purwanto (1987)
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi,
pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti
kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas,
pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi : inspectie
(belanda) yang artinya memeriksa dalam arti melihat untuk mencari
kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam
hal ini mengadakan :
 Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan
sebagaimana mestinya
 Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan/digariskan
 Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau
keputusan sepihak
 Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis dan
 Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik

Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan


Pengawasan adalah Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi
juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,
manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang
sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata
kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg
masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang
sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang
terpenting adalah pembinaannya.
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang
pendidikan disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategori
supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan
para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor
bidang yang ada di tiap provinsi.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian
ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada
tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga
merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya.

2.2 Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan


A. Tujuan Supervisi
Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu
meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan
melaksanakan proses belajar mengajar .
Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit
dari supervisi pendidikan yaitu :
 Meningkatkan mutu kinerja guru
 Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran
sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
 Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami
keadaan dan kebutuhan siswanya.
 Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru
dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan
bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
 Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya
meningkatkan prestasi belajar siswa.
 Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi,
keahlian dan alat pengajaran.
 Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi
yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
 Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala
sekolah untuk reposisi guru.
 Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan
terlaksana dengan baik
 Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana
yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga
mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa2

 Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam


mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang
selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajarsebagaimana
yang diharapkan.
 Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta
situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan
meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan
keberhasilan lulusan.

B. Sasaran Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut
adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994
& 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam
bentuk supervise
 Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada
masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang
dalam proses mempelajari sesuatu

2
Jasmani dkk. 2013. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan
Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Yogyakarta : Ar Ruzz Media
 Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor
pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung
dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
 Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor
pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini
dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja
sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit
Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

2.3 Unsur-Unsur Supervisi Pendidikan

Dengan pengertian baru mengenai supervisi yakni semua upaya untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran, maka yang menjadi pelaku supervisi
bukan hanya pengawas dan kepala sekolah akan tetapi beberapa pihak terkait
dengan kegiatan pembelajaran . unsur-unsur supervisi yakni :3
a. Pengawas
Pengawas adalah penanggung jawab utama atas terjadinya pembinaan
sekolah sesuai dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikannya
b. Kepala sekolah
Kepala sekolah disini sebagai supervisior , setiap hari ia dapat secara
langsung melihat dan menyaksikan kejadian ,bahkan dengan langsung
pula dapat memberikan pembinaan untuk peningkatan
c. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Tugasnya ialah untuk mengurusi semua urusan yang berkaitan dengan
kurikulum dan pembelajaran
d. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
Tugasnya ialah penjabat yang dikatakan paling akrab dengan kehidupan
siswa.dengan hal ini dapat melakukan pembinaan yang intensif, baik
berdasarkan data yang diperolehnya sendiri maupun titipan dari pihak lain
misalnya kepala sekolah dan juga guru-guru

3
Maryono, Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), hlm.21-23
e. Wali kelas
Wali kelas adalah personil yang bertanggung jawab atas kemajuan siswa
dikelas tertentu. Dengan kedududkannya sebagai wali kelas tentunya
memilki data yang lengkap terkait keadaan siswa yang terdaftar di kelas .
f. Petugas bimbingan dan konseling
Dalam kegiatan supervisi sekolah ini ,petugas bimbingan dan konseling
diberdayakan dan dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana bimbingan
studi,yaitu mengolah data tentang hal-hal yang sangat berkaitan dengan
upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
g. Petugas perpustakaan
Sebagai orang yang telah ditunjuk dan diberikan tanggung jawab
pengelola perpustakaan dapat membantu meningkatkan prestasi siswa
melalui pemanfaatan bahan koleksi perpustakaan.4

2.4 Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan


Menurut Sahertian (2008: 20), supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus
dilaksanakan sebagai berikut.
a. Prinsip Ilmiah (scientific).
Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
 Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
 Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
 Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana
dan kontinu.
b. Prinsip Demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan
martabat guru, bukan berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan
rasa kesejawatan.

4
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar. Jakarta: Bumi

Aksara
c. Prinsip Kerja sama
Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of
idea, sharing of experience, memberi support mendorong, dan
menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
d. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi menurut
Gunawan (2002: 196).
a. Prinsip fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus
berdasar/berlandaskan pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat
dipulangkan kepadannya
b. Prinsip praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada
prinsip positif dan prinsip negatif.
c. Prinsip positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.
Supervisi harus konstruktif dan kreatif, Supervisi harus harus dilakukan
berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar hubungan pribadi,
Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal, Supervisi
hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk
mencapai kemajuan, Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan
kesejahteraan dan hubungan baik yang dinamik.
2.5 Fungsi dan Supervisi Pendidikan
A. Fungsi Supervisi Pendidikan
Seringkali orang sulit dalam membedakan antara fungsi dan tujuan,
sebenarnya fungsi bertalian erat dengan badan atau organisasi secara
keseluruhan, sedangkan tujuan bertalian dengan kegunaan.5
Diadakannya sebuah pengawasan (supervisi) oleh pimpinan
sekolah atau atasan adalah sebuah tindakan yang semestinya harus
dilakukan untuk mengawasi timbulnya situasi-situasi yang menghambat
jalannya administrasi pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu
semakin lama semakin banyak maka ada kemungkinan tujuan tidak
tercapai dalam waktu yang telah dierncanakan. Situasi yang menghambat
itu dapat barasal dari berbagai pihak.6

Secara umum, fungsi dari supervisi pendidikan adalah:

a) Penelitian
Proses dari penelitian ini meliputi beberapa tahapan, pertama adalah
perumusan masalah yang akan diteliti, kedua adalah pengumpulan data,
ketiga pengolahan data, dan yang terakhir adalah konklusi hasil penelitian.
b) Penilaian
Fungsi supervisi dalam hal ini adalah mengevaluasi aspek-aspek positif
dan negatif guna menemukan hambatan-hambatan dan mengembangkan
kemajuan yang telah ada.
c) Perbaikan
Supervisi dal;am hal ini mengawasi keadaan umum dan situasi dalam
pendidikan, jika belum baik atau belum memuaskan maka akan segera
diperbaiki.
d) Peningkatan
Peningkatan disini supervisor meningkatkan segala sesuatu yang telah baik
dan mengembangkan agar lebih maju lagi.7

5
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Rineka
cipta, 2008), hlm. 1
6
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 3
7
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Rineke Cipta, 2005), hlm. 178
Jadi fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas pengajaran. Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak
bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri,
melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, seperti yang telah
dikemukakan oleh Briggs bahwa supervisi juga merupakan alat untuk
mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.8

Berikut ini adalah fungsi-fungsi supervisi pendidikan berdasakan bidangnya:

a. Dalam bidang kepemimpinan


 Menyusun rencana dan policy bersama.9
 Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan
memacahkan persoalan- persoalan.
 Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral
yang tinggi kepada anggota kelompok.
 Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.

b. Dalam hubungan kemanusiaan


 Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang ada untuk
dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun
bagi anggota kelompoknya.
 Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota
kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh,
pesimistis.10
 Menghilangkan rasa saling mencurigai antara anggota kelompok.

5 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2008), hlm. 86
10
Ibid. Hlm. 87
c. Dalam pembinaan proses kelompok
 Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan
maupun kemampun masing-masing.
 Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota.

d. Dalam bidang administrasi personel


 Memilih personil yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan.
 Menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai dengan
kecakapan dan kemampuan masing-masing.

2.6 Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan


Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan
memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam
teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan
situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secaraperorangan ataupun
dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau
melalui media komunikasi.11

Supervisor dalam meningkatkan program sekolah dapat menggunakan


berbagai teknik atau metode supervisi pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat
banyak teknik dalam menyelenggarakan program supervisi pendidikan. Dari
sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari
banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik
individual dan teknik kelompok. Berikut uraiannya:

11
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta : PT . Rineka Cipta, 2004), Hlm. 54
a. Teknik Individual (Individual Technique)
Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh
petugas supervise, baik terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam
hal ini yang disupervisi mungkin juaga perseorangan, tapi mungkin juga
bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bantuan
perseorangan atau individu.12 Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:
Kunjungan kelas (classroom visitation), Kunjungan kelas bisa
dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau pembina lainnya. Dengan
cara masuk atau mengunjungi kelas-kelas tertentu untuk melihat guru yang
sedang mengelola proses pembelajaran. Dalam hal ini kunjunagn kelas
dimaksudkan untuk melihat dari dekat situasi dan suasana kelas secara
keseluruhan. Apabila dari kunjungan tersebut dijumpai hal-hal yang baik
atua kurang pada tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat
mengundang guru atau siswa diajak berdiskusi menggali lebih dalam
tentang kejadian tersebut. Yang penting untuk diingat adalah bahwa
dengan kunjungan kelas seperti ini sebaiknya deperoleh hasil dalam
bentuk bantuan atau pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dengan kata lain sebaiknya terjadi diskusi yang akrab dan
dialog yang hangat antara supervisor dengan guru atau siswa sehingga
diperoleh kesepakatan yang harmonis.

b. Observasi kelas ( classroom observation)

Observasi kelas adalah kunjungan yang dialakukan supervisor


kesebuah kelas denagn maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa
yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan.13

12
Sahertian, Piet A, Konsep dasar dan teknik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia, (Jakarta: PT. Rineke Cipta, 2000), Hlm. 52
13
Sagala, Syaiful, Supervisi pembelajaran dalam peofesi pendidikan, (Bandung : Alphabeta,
2010), Hlm. 102.
Tujuannya untuk :

 Memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga bahan yang


diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan
yang dihadapi guru dalam usaha memprbaiaki hal belajar-mengajar.
 Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk
mengubah kearah yang lebih baik.
 Bagi murid-murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruh
pasotif terhadap kemajuan belajar mereka.

c. Wawancara perseorangan )Individual interview(


Dilakukan apabila supervisor berpendapat bahwa dia menghendaki
adanya jawaban dari individu tertentu. Hal ini dapat dilakukan, pertama
apabila ada masalah khusus pada individu guru yang penyelesainnya tidak
boleh didengar oleh orang lain. Kedua, apabila supervisor ingin mengecek
kebenaran data yang sudah dikumpulkan dari orang lain. Dalam hal ini
teknik perseorangan adalah hal yang tepat agar orang yang diwawancarai
tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain.

d. Wawancara kelompok (group interview)


Segala sesuatu biasanya mengandung kelebihan dan kekurangan,
seperti pada wawancara perseorangan memiliki banyak keuntungan karena
apa yang diperoleh supervisi adalah pendapat murni pribadi yang
diwawancarai. Namun dibalik itu ada saja individu, terutama yang kurang
mempunyai kepercayaan diri, akan lebih tepat digali pendapatnya apabila
ada pendamping. Mungkin sekali pada waktu dia sendirian, merasa kurang
berani mengemukakan pendapat, tetapi ketika ada orang lain, dia menjadi
nyerocos dalam mengemukakan pendapat. Sebagai alasan utama adalah
bahwa ketika orang beramai-ramai mengemukakan pendapat, dia berharap
pewawancara tidak terlalu ingat siapa yang berkata seperti apa yang dia
katakana.
Teknik wawancara ini biasa dikenal dengan round table (meja
bundar). Dikatakan demikian karena round table menghendaki adanya
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu situasi dan peraturan duduk dalam
diskusi hendaknya memang dalam posisi lingkaran yang bundar, dimana
masing-masing anggota kelompok memiliki kedudukan dan hak yang
sama. Demikian juga pewawancara hendaknya duduk juga dalam
lingkaran, berada dalam anggota kelompok yang lain.14

B. Teknik Kelompok
Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok.15[8] Beberapa orang
yang diduga memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian
diberi pelayanan supervise sesuai dengan permaslahan yang mereka hadapi.
Banyak bentuk-bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di
antaranya yang lebih umum adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for
New Teacher,Yakni pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-
guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Beberapa hal yang
disajikan adalah Sistem kerja sekolah tersebut dan proses dan mekanisme
administrasi organisasi sekolah.
b. Rapat Guru
Rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada
saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk
menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang konsep
umum maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang
menjadi tanggung jawab bersama.dan mendorong guru untuk
melaksanakan tugasnya dan mendorong kemajuan mereka.

c. Lokakarya (Workshop)
Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok
yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema

14
Kisbiyanto, Supervise Pendidikan, (Kudus: Stain Kudus, 2008) , Hlm. 26
yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun
bersifat perseorangan.

d. Seminar
Seminar adalah suatu bentuk mengajar belajar kelompok dimana
sejumlah kecil orang melakukan pendalaman atau penyelidikan tersendiri
bersama-sama terhadap pelbagai masalah dengan dibimbing secara cermat
oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu.

Cara yang baik dalam mengikuti seminar adalah apabila dilakukan


dengan sungguh-sungguh, serius dan cermat mengikuti presentasi dan
acara Tanya jawab.

2.7. Tipe-tipe supervisi pendidikan

Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan
yang otokratis,mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak
sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini
dijalankan terutama untuk mengawasi, menelin mencermati apakah guru dan
petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta
ditentukan oleh atasannya.

a. Tipe Laisses Faire

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. kalau dalam supervisi inspeksi
bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada
supervisiLaissesFaire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya
tanpa diberi petunjuk yang benar.Misalnya; guru boleh mengajar
sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi,
pemilihan metode ataupun alat pelajaran
b. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Si"atnya memaks
akankehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik,
meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang
disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya.
Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa
harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat
untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada
guru yang baru mulai mengajar. dalam keadaan demikian, apabila
supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-
ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

c. Tipe Training dan Guidance


Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. hal
yang positif dari supervisi ini yaitu guru danstaf tata usaha selalu mendapa
tkan latihadan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifn
ya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka
mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing
oleh atasannya.

d. Tipe Demokratis Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini


juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan
hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan
atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan
kemampuan dan keahlian masing-masing16.

16
Maryono.2011.Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan.yogyakarta; Ar-Ruzz
Media
2.8. Kelemahan Dan Kelebihan Teknik-Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi

A. Kelemahan Teknik-Teknik dalam Pelaksanaan Supervisi

 Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sek$lah jadi kurang efektit.
 Perlu penyediaan waktu yang tepat
 Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
 kurang demokratis
 Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
 Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
 Agak sulit menemukan waktu
 Guru merasa canggung dan kurang bebas

B. Kelebihan Teknik-Teknik dalam Pelaksanaan Supervisi


 dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelem
ahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan
 bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan,
pertukaran pikiran secara umum
 Hal-hal yang baik dapat dijadikan c$nt$h, hal yang kurang dapat
didiskusikan
 dapat memberikan bimbingan aktual
 Guru dapat menunjukan hasil usahanya
 dapat melayani kebutuhan khusus setempat
 dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelem
ahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan17.

17
Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung; Jemmars
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah


agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi
belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan supervisi disebut
dengan supervisor.Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan
sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha.
Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
Fungsi dan tujuan supervisi pendidikan diantaranya adalah Sebagai arah
pendidikan,tujuan sebagai titik akhir, tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan
lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan.
Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh karena
itu supervisi tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara manfaat
supervisi adalah Mengkoordinasi semua usaha sekolah, Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru, Menstimukasi usaha-
usaha sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
dan masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain
memiliki tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses
pelaksanaannya. Kemudian supervisi juga memiliki berbagi tipe, diantarannya
adalah otokrasi, demokratis, demokratis semu, manipulasi diplomasi
bdan Laissez-faire.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2004.Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta : PT . Rineka Cipta,

Jasmani dkk. 2013. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan


Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Yogyakarta : Ar Ruzz Media

Kisbiyanto, 2008. Supervise Pendidikan, Kudus: Stain Kudus

Made,Pidarta.2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual.Jakarta: Rineka Cipta

Maryono.2011.Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Ngalim Purwanto.2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Piet A. Sahertian.2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta :


Rineka cipta

Sagala, Syaiful.2010.Supervisi pembelajaran dalam peofesi pendidikan.Bandung :


Alphabeta

Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai