Anda di halaman 1dari 15

Nisbah Kelamin

Menurut Herskowitz (1973) dalam Farida (1996) menyatakan bahwa nisbah kelamin adalah jumlah
individu-individu jantan dibagi dengan jumlah individu-individu betina dalam suatu spesies yang
sama. Untuk hewan dengan mekanisme penentuan jenis kelamin XY, individu betina akan
memproduksi sel telur yang membawa kromosom X dan individu jantan memproduksi dua macam
gamet (X dan Y) dalam jumlah yang kurang lebih sama (Rothwell, 1983 dalam Farida, 1996). Menurut
Gardner (1984) dan Maxon (1985) dinyatakan bahwa konsekuensi hukum segregasi atau pemisahan
Mendel dan hanya fertilisasi secara acak pada pasangan kromosom XY, jenis kelamin diramalkan
akan terjadi dengan nisbah 1:1. Stansfield (1983) menyatakan bahwa penetuan kelamin dengan
metode XY akan menghasilkan nisbah kelamin 1:1 untuk tiap generasi.

Pada D. melanogaster sering pula terjadi adanya penyimpangan nisbah (tidak 1:1). Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu alela resesif autosom yang disebut transformer (tra). Dari
persilangan antara betina karier resesif tra (tra tra XX) dengan jantan homozigot resesif tra (tratra
XY), pada keturunan akan diperoleh nisbah jantan:betina yang tidak normal, yaitu 3:1 (Rothwell,
1983 dalam Farida, 1996). Hadirnya gen letal pada kromosom X juga akan mempengaruhi jenis
kelamin, dimana dari persilangan antara betina (heterozigot) yang membawa gen letal dengan
jantan normal diperoleh keturunan jantan:betina sama dengan 1:2 (Strickberger, 1985). Sehubungan
dengan nisbah kelamin, Corebima (2004) menjelaskan jenis kelamin ditentukan oleh gen yang terdiri
atas banyak pasangan gen yang terletak pada kromosom kelamin sehingga memungkinkan
terjadinya penyimpangan rasio atau nisbah kelamin.

D. Faktor yang Berpengaruh terhadap Nisbah Kelamin D. melanogaster

Farida (1995) dan Nurjanah (1998) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya penyimpangan nisbah kelamin pada Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut:
1. Viabilitas

Jantan dari beberapa spesies memiliki jumlah kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
betina pada semua umur (Maxon, 1985). Dinyatakan lebih lanjut oleh Williamson dan Poulson dalam
Strickberger (1985) dalam Farida (1996) bahwa kematian zigot jantan dapat disebabkan oleh
kehadiran “helical mycroplasma” yang bersifat dapat menginfeksi materi genetik asam nukleat
strain-strain pada Drosophila.

2. Pautan gen resesif letal

Terjadinya pautan gen resesif letal dapat menyebabkan kematian jantan hemizigot, sehingga
mengakibatkan tidak seimbangnya antara jumlah jantan dan betina (Maxon, 1985 dalam Farida,
1996). Apabila satu dari kromosom X membawa gen letal 1, maka jantan yang menerima kromosom
X tersebut akan mati sebelum dewasa (kromosom Y tidak membawa alela normal 1). Akan tetapi,
betina heterozigot yang membawa gen letal dengan jantan normal, akan memperoleh keturunan
jantan : betina sama dengan 1 : 2. Pada kasus yang lain, pautan gen letal berpengaruh terhadap
viabilitas betina (Strickberger, 1985).

3. Karakteristik fisik spermatozoa yang mengandung kromosom X dan Y berbeda.

Spermatozoa Y dapat bergerak cepat, bila sampai pada sel telur pertama kali maka kemungkinan
keturunan jantan akan lebih besar dibanding keturunan betinanya. (Maxon, 1985 dalam Farida,
1996).

4. Gen Transformer (tra)

Menurut King (1962), pada tahun 1945 Sturtevant melaporkan penemuannya tentang gen resesif
transformer (tra). Burn (1989) menyatakan bahwa bila alela resesif tra tersebut dalam keadaan
homozigot akan mengubah normal diploid betina (AAXX) menjadi jantan steril. Herskowitz (1973)
menyatakan bahwa homozigot tra selalu membentuk individu jantan tanpa memperhatikan nomor
kromosom X (tra tra bersifat epistasis dan gen kelamin dalam kromosom X bersifat hipostasis). Gen
resesif tra terletak pada kromosom nomor 3 Drosophila (Stansfield, 1983). Dan kehadiran dari gen
tra ini dianggap dapat mengubah nisbah kelamin (Rothwell, 1948). Sebagai contoh, sebuah
laboratorium yang menyilangkan Drosophila melanogaster kemudian diperoleh keturunan 75%
jantan dan 25% betina (3:1), padahal nisbah kelamin yang normal yaitu mendekati 50% jantan dan
50% betina (1:1) (Herkowitz, 1977).
5. Suhu

Suatu proses kehidupan selalu dibatasi oleh suhu. Suhu seringkali memiliki efek yang serius terhadap
hibrid disgenesis. Suhu dinyatakan memiliki pengaruh yang efektif terhadap sterilitas baik semua
atau sebagian selama periode pertumbuhan individu hibrid. Suhu tinggi cenderung akan
meningkatkan ekspresi sterilitas, sedangkan suhu rendah cenderung menghambat ekspresi
beberapa sifat disgenik (Kidwell dan Kidwell, 1977 dalam Farida, 1996). Hibrid disgenesis diartikan
sebagai suatu sindrom yang berhubungan dengan sifat-sifat genetis yang terjadi secara spontan
sebagai akibat saling berinteraksinya beberapa strain yang disilangkan.

Menurut Strickberger (1985) dalam Nurjanah (1998), beberapa kasus yang mungkin berhubungan
dengan perubahan suhu yang terjadi pada Drosophila melanogaster, dimana pada suhu tinggi atau
rendah akan terlihat hasil yang sangat mengejutkan yaitu adanya peningkatan frekuensi gen resesif
letal. Semakin banyak gen resesif letal, maka akan semakin banyak pula penyimpangan nisbah
kelamin yang terjadi pada Drosophila melanogaster. Dobzhansky (1958) dalam Farida (1996)
menyatakan bahwa Drosophila interseks yang masih dalam masa pertumbuhan, jika diberi suhu
yang relatif tinggi akan berubah menjadi betina, sebaliknya pada suhu rendah akan menjadi individu
jantan.

6. “Segregation Distortion”

Curtsinger dan Feldman dalam Strickberger (1985) dalam Farida (1996) menyatakan bahwa adanya
peristiwa “segregation distortion” atau “meiotic drive” (adanya gangguan pada pemisahan gamet
saat gametogenesis) menyebabkan individu jantan Drosophila melanogaster akan memproduksi
lebih banyak gamet yang membawa kromosom X. Gardner (1991) menyebutkan bahwa “segregation
distortion” ini disebabkan oleh adanya urutan DNA yang dapat bergerak dan menyelinap diantara
urutan DNA yang ada atau disebut msebagai “transposable element” atau transposon.

7. Umur jantan

Fowler (1973) dalam Nurjanah (1998) menyatakan bahwa individu jantan yang belum pernah kawin,
jumlah spermanya akan bertambah seiring umur jantan. Fowler (1973) dalam Nurjanah (1998)
menyatakan perbedaan umur juga dapat menyebabkan perbedaan rasio kelamin akan menghasilkan
perbedaan nisbah kelamin.
8. Faktor Genetik

Menurut Corebima (2004), penentuan jenis kelamin ditentukan oleh gen. Gen yang bertanggung
jawab dalam penentuan jenis kelamin makhluk hidup salah satunya Drosophila melanogaster tidak
hanya satu pasang, tetapi banyak pasang yang terletak pada kromosom kelamin maupun autosom.

9. Non Disjunction

Non disjunction selama oogenesis dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap nisbah kelamin.
apabila sel telur hasil “Non disjunction” ini dibuahi oleh spermatozoa normal, maka akan diperoleh
jumlah individu betina lebih besar dibandingkan dengan individu jantan karena adanya jantan steril
(XO) dan individu letal (YO).

Hermaprodit

Hermaproditisme yaitu sifat ikan yang mempunyai jaringan ovarium dan jaringan
testis pada satu spesies (hermaprodit). Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan
letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan
hermaprodit hanya mempunyai satu jenis seksualitas saja yang berfungsi pada suatu saat,
tetapi ada juga beberapa spesies yang mempunyai dua jenis seksualitas yang berfungsi pada
saat yang bersamaan (termasuk kedalam hemaprodit sinkroni).
Hermaproditisme terjadi secara luas diseluruh kerajaan binatang mungkin murni
fenotipik. Pada beberapa spesies individuals berisi fungsi indung telur dan testis secara
bersamaan, sedangkan pada spesies lain status fictional dari gonad dapat berubah. Sering
gonad dimulai dari testis untuk memproduksi spermatozoa dan kemudian dalam kehidupan
dan swittches individu untuk memproduksi telur, pula yang dikenal sebagai hermaproditisme
protandic. Contoh dari protoginic (pertama-female), hermaproditisme juga dikenal.
Berikut ini adalah beberapa jenis hemaproditisme berdasarkan perkembangan ovarium
dan atau testis yang terdapat dalam satu individu :
a. Hermaprodit Sinchroni
Ikan yang bersifat hermaprodit sinkroni yaitu ikan yang didalam gonadnya terdapat
sel kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap
untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit sinkroni ada yang dapat melakukan pembuahan
sendiri, ada juga yang tidak.
Ikan hermaprodit sinkroni yang dapat melakukankan pembuahan sendiri
bereproduksi dengan cara mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh
sperma dari individu yang sama. Sedangkan ikan hermaprodit sinkroni yang tidak dapat
melakukan pembuahan sendiri bereproduksi dengan cara menjadi jantan (mengeluarkan
sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain) atau menjadi betina (mengeluarkan
telur yang akan dibuahi sperma dari individu lain) dalam satu kali pemijahan. Suatu
perairan yang berisi dua ekor atau lebih ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah.
Ikan yang berfase betina mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah
berpijah hilang warnanya dan berubah menjadi ikan jantan.
Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu ikan-ikan dari Famili Serranidae, Serranus
cabrilla, Hepatus hepatus, Serranus subligerius, dll.

b. Hermaprodit Protandri
Ikan yang bersifat Hermaprodit Protandri yaitu Ikan yang mempunyai gonad yang
mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda
gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testis, tetapi jaringan testis mengisi
sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan
mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya membesar dan testis
mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis tereduksi semua sehingga sebagian besar
dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, dan kemudian ikan berubah
menjadi fase betina.
Contoh ikan Hermaprodit Protandri yaitu Ikan Kakap (Lates calcarifer), Sparus
auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan Pagellus mormyrus.

c. Hermaprodit Protogini
Ikan yang bersifat hermaprodit protogini merupakan keadaan sebalik dari
hermaprodit protandri yaitu proses diferensiasinya berjalan dari fase betina ke fase jantan
(Effendie, 2002). Pada beberapa ikan perubahan fase sering terjadi sesudah satu kali
pemijahan. Perubahan fase ditandai dengan mengerutnya jaringan ovarium dan
berkembangnya jaringan testis.
Pada beberapa ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya Halichieres
sp. terdapat dua macam jantan yang berbeda. Jantan yang pertama terlihat seperti betina
tetapi tetap jantan selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang
berasal dari perubahan ikan betina.
Pada beberapa ikan yang mempunyai dua fase dalam satu siklus hidupnya, sering
didapatkan adanya perbedaan baik perbedaan morfologi maupun perbedaan warna tiap
fasenya. Keadaan tersebut sering menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
mendeterminasi ikan itu menjadi dua nama, padahal spesies ikan itu sama. Misalnya
pada ikan Larbus ossifagus ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna biru. Ikan
yang berwarna merah adalah ikan betina, sedangkan yang berwarna biru adalah ikan
jantan.
Ikan yang tergolong hermaprodit protandri dan hermaprodit protogini sering
disebut hermaprodit beriring. Saat masih juvenile, ikan mempunyai gonad yang
berorganisasi dua macam seks, dimana terdapat jaringan testis dan ovarium yang belum
berkembang dengan baik. Proses suksesi kelamin dari satu populasi hermaprodit
protandri atau protogini terjadi pada individu yang berbeda baik menurut ukuran atau
umur, tetapi merupakan suatu proses yang beriring. Pada ikan Gobi didapatkan setelah
suksesi itu satu proses yang kembali kepada keadaan fase yang pertama.
Contoh ikan hermaprodit protogini lainnya yaitu Belut Sawah (Monopterus albus)
dan Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina).

GONAD

B. PENGERTIAN GONAD

Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-
sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat
pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.

Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon
(GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur
fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating hormone dan LH=
lutenizing hormone). Pada setiap spesies tertentu hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan
umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.
Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila diberikan dalam
bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur radioimmunoasay, berdasarkan
antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan dengan masing-masing hormon hipofisis.

http://2.bp.blogspot.com/-
S79tmmzz9a8/TtoxNFM2T_I/AAAAAAAAADY/JIQf3oQ60g8/s320/Illu_endocrine_system.jpgDi dalam
testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen. Hormon
testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan sperma)
dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai
dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian
tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen dihasilkan
oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat
pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul
menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen
juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat


produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh
korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf. Di bawah
pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progesteron. LH
menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk mensekresi estrogen
dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik, yang pada beberapa spesies
berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya
spermatogenesis, antara lain dengan mempertahankan fungsi tubulus seminiferus, LH merangsang
sel leydig mensekresi testoteron.

C. MEKANISME KERJA HORMON GONADOTROPIN

Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon Gonadotropin (hormon kelamin)
merupakan mekanisme kerja hormon pada taraf selular tergantung jenis hormonnya, mengikuti
salah satu mekanisme berikut:

Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan


mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP ,selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator
intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik
sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.

Siklik AMP mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya bergantung dari kapasitas
serta fungsi dari sel tersebut.siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang
terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel.siklik AMP mempengaruhi kecepatan
proses ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP dikatalisis oleh enzim fosfodiesterase yang
spesifik.dengan demikian zat-zat yang menghambat enzim fosfodiesterase dapat menyebabkan
timbulnya efek mirip hormon.
D. HORMON – HORMON GONAD

1. OVARIUM (Estrogen, Progestin, Hormon-hormon Ovarium lainnya, Kontrasepsi Oral)

varium mempunyai fungsi gametogenik penting yang di integrasikan dengan aktivitas hormionalnya.
Pada wanita, gonad relatif tenang selama masa pertumbuhan dan maturasi yang cepat. Pada masa
puberitas, ovarium memulai suatu periode 30-40 tahun fungsi siklus yang disebut siklus haid karena
masa pendarahan teratur yang merupakan manifestasinya yang paling jelas. Ovarium ini kemudian
memberikan respon terhadap gonadotropin yang disektresikan oleh kelenjar hipofise, dan
berhentinya perdarahan siklik yang terjadi ini di sebut menopause.

Mekanisme yang bertanggung jawab bagi mula kerja fungsi ovarium pada masa puberitas dianggap
berasal dari saraf, karena gonad yang tidak matang dapat dirangsang oleh gonadotropi yang sudah
ada di dalam hipotalamus dan karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas gonadotropin
hipotalamus.

ESTROGEN

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual
pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga
berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan
dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen.
Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.

Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Fungsi lainnya sebagai berikut :

- Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.

- Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.

- Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.

- Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.

Juga mengatur distribusi lemak tubuh.

- Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan /


regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis,
dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

· PROGESTERONE
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di


kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.

Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium
uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi.

GONADOTROPIN RELEASING HORMONE

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen
akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.

FSH (FOLIKEL STIMULATING HORMONE) DAN LH (LUTEINIZING HORMONE)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang
akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk
waktu tertentu oleh LH.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester
ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).

Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon
steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.

Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan
(tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

2. TESTIS (ANDROGEN DAN TESTOTERON)

ANDROGEN DAN TESTOTERON

Pada manusia, androgen terpenting yang disekresikan oleh testis adalah testoteron. Jalur sintesis
testoteron didalam testis mirip dengan yang telah digambarkan didalam ovarium dan adrenal.

Pada laki-laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron. Kira-kira 95 persen diproduksi oleh sel
leydig dan hanya 5 persen olh adrenal. Testis juga mensekresikan dalam jumlah sedikit androgen
kuat lainnya, dihidrotestoteron. Juga androstenedion dan dehidropiandrosteron, yang merupakan
androgen lemah. Pregnenolon dan progesteron serta turunanya 17-hidrisilasi juga dilepaskan dalam
jumlah kecil. Kadar testoteron dalam plasma pada laki-laki kira-kira 0,6 /dl setelah puberitas dan
tidak tampak bervariasi secara bermakna sesuai umur.

E. JENIS-JENIS PENGHAMBAT GONAD

Penghambat gonad merupakan suatu senyawa atau jenis obat yang digunakan untuk menghambat
hormon kelamin.meliputi:

1. ANTI ESTROGEN

Antiestrogen adalah senyawa yang mampu meniadakan sebagian atau seluruh kerja dari estrogen.
Adapun jenis antiestrogen meliputi:

KLONIFEN

Klonifen suatu antiestrogen bersifat antagonis murni pada semua jaringan. Pada jaringan klonifen
terikat pada ligand/ dinding tockhet akan menghambat aktifitas glikoprotein dari beberapa
penelitian telah terbukti bahwa klonifen dapat meningkatkan amplitido sekresi LH dan FSH tanpa
mempengaruhi sekresinya yang umumnya bersifat pulsatif. Ini menandakan bahwa klonifen bekerja
pada hipofisis anterior untuk menghambat umpan balik terhadap sekresi gonadotropin. Karena
preparat ini di indikasikan untuk infertilitas wanita. Pada pria pernah di gunakan juga tetapi,
penggunaan klinik untuk infertilitas pria masih membutuhkan banyak uji klinik.

Pemberian klonifen sitrat oral akan segera di absorbsi pada saluran cerna, metabolismenya di hepar
masa paruhnya panjang serkitar 5-7 hari.

Dosis untuk infertilitas wanita adalah 1-2 kali 50 mg di mulai pada hari ke 5 perdarahan haid selama
7 hari.

Efek samping yang sering timbul pada pemakaian jangka panjang kista ovarium, rasa kembung,
mual, muntah, gangguan penglihatan, dan sakit kepala.

Efek samping akan menghilang bila pemakaian di hentikan. Efek samping yang timbul pada pria yaitu
mual, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan gangguan tubulus seminiferus.

Mekanisme kerja Klomifen yaitu menyebabkan bertambahnya pembebasan hormon GnRH dengan
mempengaruhi umpan balik estrogen pada hipotalamus dan hipofisis akibat blokade reseptor
sehingga LH/FSH yang dibutuhkan untuk menstimulasi pematangan ovarium tinggi terus. Nama
dagang: Profertil, Provula, Ofertil,dll.

TAMOKSIFEN

Preparat ini merupakan golongan trifeniletilen yang berasal dari inti stilden seperti dietil stilbestrol.
Tamoksifen berefek anti – estogenik di kelenjar mamae dan agonis estrogen ditulan dan
endometrium. Tamoksifen mengantagonis estrogen di reseptor jaringan. Pada wanita
premenopause yang sehat dapat menurunkan kadar prolaktin mungkin karena meniadakan efek
hambatan estrogen terhadap prolaktin di hipofisis.

Di klinik di gunakan sebagai terapi ajupan kanker mamae stadiuym awal atau lanjut.
Efek samping antara lain mual, trombosis, dan dapat meningkatkan resiko kanker endometrium.

Tamoksifen berpengaruh pada Pertumbuhan payudara normal dirangsang oleh estrogen,sehingga


pada kanker payudara. Peningkatan/penurunan estrogen dapat memicu terjadinya kanker payudara.
Mekanisme kerja Tamoksifen (Obat Antiestrogen) adalah bersaing untuk mengikat reseptor estrogen
dan digunakan untuk pengobatan kanker payudara yang telah lanjut pada wanita pasca menopause,
Indikasi : pengobatan kanker payudara.

RALOKSIFEN

Raloksifen merupakan hormon nonsteroid yang bekerja sebagai agonis dan antagonis. Variasi efek
ini di duga karena adanya variasi reseptor estrogen dan jumlahnya di jaringan yang berbeda bersifat
antagonis estrogen di jaringan uterus dan kelenjar mamae karena adanya rantai samping.

Efek samping penggunaan obat ini, gangguan saluran cerna, hipersensifitas, dan gangguan reaksi
kulit.

2. ANTIPROGESTIN

Fungsi progestin adalah dalam perkembangan sekresi endometrium, sehingga dapat menampung
implantasi embrio yang baru terbentuk. Dan fungsi untuk mengurangi kontraksi. Macam-macam
antiprogestin;

MIFERISTON

Miferiston adalah salah satu obat antiprogesti (antagonis progestin) dengan aktivitas agonis parsial.
Kegunaan miferiston untuk kontrasepsi sebulan sekali selama fase pertengahan luteal siklus haid jika
progesteron normal tinggi. Dan digunakan pada abortus tidak lengkap sehingga jika diberikan pada
awal kehamilan menyebabkan abortus.

Selain itu efek samping miferiston adalah perdarahan uterus dan abortus tak lengkap sehingga
diberikan misoprostol oral setelah pemberian dosis tunggal oral mifepriston, efektif mengakhiri
kehamilan.

Mekanisme kerja Miferiston adalah memblokir reseptor progestin sehingga progestin tidak dapat
melaksanakan fungsinya dalam perkembangan endometrium dan mengurangi kontraksi uterus.(lihat
6.5) Jadi Miferiston dapat menghambat perkambangan endometrium dan meningkatkan kontraksi
uterus.

3. ANTIANDROGEN

Antiandrogen menghambat kerja hormonal laki-Laki dengan mempengaruhi sintesa androgen atau
menghambat reseptornya.misalnya, pada dosis tinggi, antifungal, ketokonazol menghambat
beberapa enzim sitokrom P-450 yang terlibat dalam sintesa steroid. Finasterid sepeti steroid yang
baru2 ini disetujui untuk pengobatan hipertrofi prostat jinak (BPH) menghambat 5-α-reduktase
mengakibatkan pegurangan ukuran prostat. Selain itu siproteron untuk pengobatan hirsutisme pada
perempuan dan flutamid untuk karsinoma prostat pada pria.
F. SISTEM HORMON MANUSIA

Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang.
Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau
menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan
berfungsi menjadi lebih baik.

Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon.

Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam
tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan
tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat
dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh
darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

Kelenjar eksoktrin

Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.

Example : kelenjar-kelenjar pencernaan.

Kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.

Example : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.

Fungsi Hormon adalah:

Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.

Memacu reproduksi.

Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.


Mengatur tingkah laku.

Macam-macam kelenjar :

A. Berdasarkan aktivitasnya :

1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa.

Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia dan akan terhenti
jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga tidak terbatas pada usia.

Ex : Hormon metabolisme.

2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu.

Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses perkembangan dalam
diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam tubuh manusia. Kedewasaan sel akan
terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saat usia pubertas.

Ex : Hormon kelamin.

3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.

Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada usia tertentu. Pada usia
tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh oragn-organ tubuh manusia sampai dengan
penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.

Hormon ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh mulai memperlambat atau menghentikan
proses pertumbuhan. Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa
pertumbuhan).

Ex : Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.

B. Berdasarkan letaknya :

1. Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.

2. Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.

3. Kelenjar thyroid di daerah leher.

4. Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.

5. Kelenjar thymus di rongga dada.

6. Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren.


7. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.

8. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.

9. Kelenjar kelamin :

a. Ovarium di rongga perut.

b. Testis di rongga perut bawah.

10. Kelenjar KELAMIN/GONAD

- Menghasilkan hormon dan sel kelamin

- Macamnya ada 2 sel kelamin :

1. Sel Testis

- Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang


terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.

- Fungsi Hormon Testosteron :

a. Mengatur ciri kelamin sekunder.

b. Mempertahankan proses spermatogenesis.

2. Sel Ovarium

- Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :

a. Hormon Estrogen

Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.

b. Hormon Progesteron

Hormon ini berfungsi :

- Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.

- Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.


c. Hormon Relaksin

Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontraksi otot.

Anda mungkin juga menyukai