Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Vitamin
Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah
kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan, energi, dan
fungsi saraf. Tubuh kita mendapatkan vitamin dari makanan, suplemen, atau hasil
produksi flora usus.
Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di
antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya
sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi
vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan
ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali
mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus
penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit
yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala
penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makanan yang terdiri atas`beras
giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberikan makanan
sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa
dalam makanan ada faktor lain yang penting selain kabohidrat, lemak dan protein
sebagai energy, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin,
sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini
terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Polish kemudian member nama faktor diet
esensial ini dengan vitamin. Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim

1
(1932-1935) dan kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya
hubungan antara struktur kimia viatamin dengan koenzim.

1.1.2 Mineral
Cairan tubuh berkaitan erat dengan mineral yang larut di dalamnya. Semua
proses kehidupan berlangsung di dalam cairan tubuh yang mengandung mineral.
Pengaturan konsumsi air sangat diperlukan, konsumsi air diatur oleh rasa haus dan
kenyang yang terjadi melalui perubahan yang dilakukan oleh mulut, hipotalamus dan
perut. Walaupun rasa haus mengatur konsumsi air, dalam keadaan kehilangan air
yang terjadi secara cepat, makanisme ini sering tidak dapat pada waktunya
mengganti air yang di perlukan.
Selain itu juga tubuh melakukan mekanisme pengaturan pengeluaran air yang
di atur oleh ginjal dan otak. Mekanisme ini tidak berjalan apabila seseorang tidak
minum air dalan jumlah cukup. Selain air, mineral berperan dalam berbagai tahap
metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim.

1.1.3 Cacingan
Cacingan dalam istilah sehari-hari adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat
adanya cacing parasit di dalam tubuh. Penyebab cacingan yang populer adalah cacing
pita, cacing kremi, dan cacing tambang. Biasanya cacing bisa dengan mudah menular.

Pantat gatal, merupakan salah satu gejala untuk jenis cacing Enterobius vermicularis.
Pada spesies cacing ini, indung cacing keluar dari lubang anus, biasanya di malam
hari ketika kita tidur, dan meletakkan telurnya di daerah peri-anal (sekeliling anus).
Dengan menggunakan selotip, contoh telur-telur dapat diambil dan dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop untuk diagnosa.

Penyakit cacingan sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian besar
kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkat kesehatan anak.
Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah, ngantuk,

2
malas beraktivitas serta berat badan rendah. Gejala penyakit cacingan pun akan sulit
dideteksi, jika jumlah cacing yang bersarang dalam tubuh masih sedikit.

Cara masuknya cacing ke dalam tubuh beraneka ragam. Cacing gelang yang
bersarang dalam tubuh dengan jumlah telur infektif 100.000-200.000 perhari biasanya
masuk melalui makanan. Untuk cacing cambuk, telur infektif yang ada di dalam
tubuh sebanyak 3000-5000 dalam waktu 3-6 minggu biasanya juga masuk lewat
makanan.

Sedangkan telur cacing tambang biasanya bisa berkembang dalam tubuh lewat
makanan dan kulit. Telur cacing cambuk yang infektif bisanya berjumlah 9000-
10.000 dalam waktu 3 hari.

Waspadai dan kenali penyakit cacing pada anak. Penyakit yang sering terjadi ini
sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali
dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Sekitar 60 persen orang
Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok umur terbanyak adalah pada usia 5-
14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu, 21 persen di antaranya menyerang anak
usia SD dan rata-rata kandungan cacing per orang enam ekor. Data tersebut diperoleh
melalui survei dan penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi pada tahun 2006.

Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi


menunjukkan prevalensi antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta
penduduk Indonesia cacingan, dengan kerugian lebih dari Rp 500 miliar atau setara
dengan 20 juta liter darah per tahun. Penderita tersebar di seluruh daerah, baik di
pedesaan maupun perkotaan. Karena itu, cacingan masih menjadi masalah kesehatan
mendasar di negeri ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian vitamin dan mineral ?
2. Apa fungsi macam-macam vitamin dan macam-macam mineral dalam
tubuh ?

3
3. Sumber-sumber yang terdapat vitamin dan mineral ?
4. Apa akibat kekurangan vitamin dan mineral ?
5. Apa saja jenis cacingan ?
6. Apa saja gejala cacingan ?
7. Bagaimana morfologi dan daur hidup cacing penyebab cacingan ?
8. Bagaimana pengobatan pda individu yang terkena cacingan ?
9. Apa saja faktor-faktor penyebab penularan cacingan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat kekurangan vitamin dan mineral.
2. Mengetahui jenis, gejala, dan pengobatan cacingan
3. Mengetahui morfologi dan daur hidup cacing penyebab cacingan

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Bagi Penulis
Makalah ini sebagai acuan dan referensi pembelajaran Mata Kuliah
Ilmu Gizi dengan materi mengenai Vitamin dan Mineral serta Cacingan.
Sehingga penulis bisa memahami materi ini dengan baik.
2. Bagi Pembaca
Ditulisnya makalah ini bertujuan agar, pembaca dapat menambah
bekal pengetahuan tentang vitamin dan mineral serta cacingan , sebagai
bahan referensi dalam ilmu pengetahuan serta bisa mengetahui lebih luas
mengenai vitamin dan mineral serta cacingan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN VITAMIN DAN MINERAL


Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme
setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari
gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang
sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang
enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim.
Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Menurut The International Mineralogical Association
tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material “Mineral adalah
suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan
terbentuk dari hasil proses geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut
mineralogi.
Cacingan dalam istilah sehari-hari adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan
akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh. Penyebab cacingan yang populer adalah
cacing pita, cacing kremi, dan cacing tambang. Biasanya cacing bisa dengan mudah
menular.

5
Pantat gatal, merupakan salah satu gejala untuk jenis cacing Enterobius vermicularis.
Pada spesies cacing ini, indung cacing keluar dari lubang anus, biasanya di malam
hari ketika kita tidur, dan meletakkan telurnya di daerah peri-anal (sekeliling anus).
Dengan menggunakan selotip, contoh telur-telur dapat diambil dan dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop untuk diagnosa.

2.2 MACAM-MACAM VITAMIN, FUNGSI, SUMBERNYA, AKIBAT


KEKURANGAN & KELEBIHAN VITAMIN

2.2.1 Vitamin A
Fungsinya
 Vitamin yang penting untuk pemeliharaan sel kornea mata
membantu pertumbuhan tulang dan gigi pembentukan dan pengaturan
hormon melindungi tubuh terhadap kanker
 Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan
vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik,
terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun
pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.[17] Vitamin ini
bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara.

Sumbernya
 Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain
susu, ikan, keju, mentega, minyak kelapa sawit. sayur-sayuran (terutama
yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang
berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang, dan
pepaya).

Akibat kekurangan

6
 Apabila terjadi defisiensi vitamin A penderita akan mengalami
rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini
juga dapat mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya
tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat.

Akibat kelebihan
 Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada
tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing,
kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan.

 Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di


dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya
pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit.

2.2.2 Vitamin B
 Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam
metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat
beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu
sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi
metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.

 Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B


ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber
utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran
hijau.

2.2.2.1 Vitamin B1

Fungsinya

7
· salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam
menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat
menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari.
· membantu proses metabolisme protein dan lemak.

Sumbernya
· Ragi, Hati, Biji bunga matahari, Sejumlah padi, Biji-bijian, Kacang
polong, Semangka, Tiram, Oatmeal, Tepung terigu, Beras

Akibat kekurangan
· Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai
gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.
· Tubuh dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan,
jantung, dan sistem saraf.

2.2.2.2 Vitamin B2
Fungsinya
 Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam
metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan
sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin
mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine
dinucleotide, FAD).

 Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi


tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam
pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta
menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut,
dan kuku.

Sumbernya

8
 Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar,
kacang kedelai, kuning telur, dan susu.

Akibat kekurangan
· Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh,
kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan

2.2.2.3 Vitamin B3

Fungsinya
 Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein.
Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga
kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan
vertigo.

 Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan


vitamin ini.

Sumbernya
 Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak
ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging
unggas, dan ikan.

 Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga


mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan
kentang manis.

Akibat kekurangan

9
 Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami
kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah,
dan mual.

2.2.2.4 Vitamin B5
Fungsinya
 Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi
enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan
besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan
nutrisi makanan, terutama lemak.

 Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik


antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam
lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.

Sumbernya
 Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan
hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati,
seperti sayuran hijau dan kacang hijau.

Akibat kekurangan
 Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik.
 Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta
kesulitan untuk tidur

2.2.2.5 Vitamin B6
Fungsinya
 Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang
digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam
lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.

10
 Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan
memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.

Sumbernya
 Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah
didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung,
kacang-kacangan, daging, dan ikan.

Akibat kekurangan
 Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit
pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.

2.2.2.6 Vitamin B7
Fungsinya
· Berfungsi bagi metabolism energy, makanan yang banyak
mengandung lemak, karbohidrat ,dan protein, biotin mengubahnya
menjadi glukosa atau gula sederhana.
· Berfungsi bagi pertumbuhan rambut. Pada masalah rambut terutama
rambut putih(uban) muncul lebih dini, kerontokan, dan rambut kering
berminyak yang tidak sehat dapat di obati dengan biotin.
· Pertumbuhan kuku
· Menurunkan berat badan
· Mengatur kadar gula darah
· Sel-sel darah dan sumsum tulang
· Organ sexsual pria

Sumbernya
· Vitamin B7 terkandung di jenis makanan alam, seperti hati ayam,
kuning telur dan ragi. Begitu juga terdapat di keju dank an salmon

11
Akibat kekurangan
· Dermatitis. Yaitu peradangan pada kulit atau infeksi kulit, biasanya
jenis dermatitis seboroik. Ditandai dengan pengelupasan dan gatal pada
kulit. Jika mengenai kepala, dapat mengalami kebotakan. Lalu dapat
mengalami juga masalah pada otot dan rambut. Kulit pun menjadi
bersisik serta kuku menjadi lebih rusak.
· Hyperesthesia dan Paresthesia. Yaitu menyerang pada bayi,
kemudian indera mengalami peningkatan abnormal yaitu hyperesthesia.
Lalu Paresthesia adalah kondisi dimana kulit akan mengalami kesemutan
dan mati rasa.
· Keratokonjungtivitis. Yaitu adanya konjungtiva pada mata. Sehingga
imunitas pun menurun. Sehingga tubuh akan mengalami gangguan dalam
mempertahankan diri dari bakteri berbahaya atau virus berbahaya.
· Anorexia. Merupakan gejala kekurangan vitamin B7 yang ditandai
dengan nafsu makan yang menurun drastis. Jika terjadi pada bayi akan
mengakibatkan menghambatnya pertumbuh mental dan fisiknya.
Sedangkan orang dewasa juga dapat mengalami penurunan nafsu makan
ini.
· Anemia. Kekurangan vitamin B7 juga dapat mengakibatkan anemia
pada tubuh. Sehingga oksigen yang dibawa oleh hemoglobin tidak dapat
lagi mengikat oksigen. Secara fisik biasanya ditandai dengan lesu dan
kelelahan.
· Tidak biasanya fungsi jantung, tepatnya gangguan
elektrokardiografi. Sehingga fungsi hati dan jantung tidak dapat
berfungsi secara normal.

2.2.2.7 Vitamin B9
Fungsinya
· Membantu produksi sel darah merah

12
· Memberikan support pada sistem syaraf agar bekerja dengan baik
Sumbernya
· Almon, Asparagus, Alpukat, Pisang, Blackberry, Brokoli, Beras
Merah, Wortel, Keju, Jagung, Buah Kiwi, Hati, Daging, Bawang Merah,
Pistasio, Kentang, Daging Unggas, Stroberi, Ketela Manis, Biji Bunga
Matahari, Tomat.
Akibat kekurangan
· Anencephaly Apa itu anencephaly? Yaitu kelainan dimana otak
tidak terbentuk. Ini terjadi pada bayi. Karena bayi yang lahir dengan
kelainan otak tidak terbentuk secara normal diakibatkan
saat kehamilan sang ibu, asam folat tidak diasup secara benar dan
tepat. Kekurangan vitamin B9 inilah akibatnya yang terjadi. Bahkan
vitamin B9 ini menurut penelitian setidaknya dikonsumsi 1 bulan
sebelum kehamilan. Anencephaly biasanya ditandai dengan tengkorak
kepala bayi tidak berkembang maksimal. Sehingga setelah lahir, kepala
bayi akan membesar terisi cairan otak dalam beberapa hari. Untuk itu
penting mengkonsumsi asam folat di bulan-bulan pertama kehamilan
seorang ibu.
· Spina Bifida Apa itu spina bifida? Yaitu sumbing tulang belakang.
Saat bayi dalam kandungan, bayi mengalami perkembangan dalam
tumbuh kembangnya. Saat ibu hamil kekurangan vitamin B9 maka
pelindung bayi saat di dalam perut ibunya tidak akan membentuk tulang
belakang yang melindungi sumsum tulang belakang secara tepat. Karena
vitamin B9 inilah diantarkan melalui plasenta ketika sang ibu
mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat. Setelah lahir, jika
terjadi spina bifida, maka bayi akan tumbuh dan berkembang dengan
kecacatan yang ada baik fisik maupun mentalnya. Perlu perhatian khusus
tentang konsumsi vitamin B9 ini pada ibu hamil sehingga
mengkonsultasikan ke dokter itu penting sekali. Tentu untuk

13
pengambilan suplemen vitamin demi tumbuh kembang janin bayi yang
optimal nantinya.
· Anemia, Diare, Sariawan Lidah Bengkak, Bayi Lahir Cacat.

2.2.2.8 Vitamin B12

Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya


khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh
karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh
akibat kekurangan vitamin ini.
Fungsinya
 Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam
tubuh.

 Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang
berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan
molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.

Sumbernya
 Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik
untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.

Akibat kekurangan
 Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan
darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.

2.2.3 Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan
tubuh kita.
Fungsinya

14
 Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk
kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi,
tulang, dan jaringan penyokong lainnya.

 Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal


berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita.

 Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C


dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.

 Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari
berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan
dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan
lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.

 Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran


tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.

Sumbernya
 Jeruk, Brokoli, sayuran berwarna hijau, kol(kobis), melon, strawberi, tomat,
daun papaya, singkong

Akibat kekurangan
 Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada
persendian.

Akibat kelebihan
 Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan
batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah

15
2.2.4 Vitamin D

Fungsinya
 Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.
Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang.

 Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari
(sinar ultraviolet).

Sumbernya
 Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan
pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya,
seperti keju ,dan mentega.

Akibat kekurangan
 Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki
yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.

 Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan
mengalami kekejangan.
 Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan
fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan
pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah
osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan
tulang.

Akibat kelebihan
· Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare,
berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan.

16
2.2.5 Vitamin E

Fungsinya
· Berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi sel dari kerusakan akibat
radikal bebas yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan
kanker,mencegah kerusakan sel dengan cara menghambat oksidasi lemak dan
pembentukan radikal bebas dalam tubuh, melindungi membran sel, DNA dan
enzim dari kerusakan, meningkatkan sirkulasi darah, penting untuk perbaikan
jaringan, berguna untuk mengatasi PMS (Sindrom pra
menstruasi),penggumpalan darah yang normal,mempercepat penyembuhan
luka,menjaga kesehatan saraf dan otot dengan memperkuat struktur dinding
kapiler,menjaga kesehatan kulit dan rambut,membantu mencegah anemia dan
retrolental fibrolasia (kelainan mata yang terjadi pada bayi prematur).

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam


tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu,
vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai
kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa
antioksidan alami.

Sumbernya
Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan
minyak tumbuh-tumbuhan.

Akibat kekurangan
· Kekurangan vitamin E,walaupun jarang terjadi namun gejala yang sering
timbul ialah sel darah mudah rusak,terjadi kekurangan sel saraf,kurang
subur,masalah haid,gangguan neuromuscular,siklus sel darah merah yang
pendek,keguguran,mudah iritasi,anemia,kehilangan keseimbangan dan
meningkatkan resiko penyakit jantung,kanker dan penuaan dini.

17
· Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain
kemandulan baik bagi pria maupun wanita.

Akibat kelebihan
· Vitamin E dosis tinggi dapat menimbulkan diare,fatigue
(kelelahan),pendarahan dan sakit kepala.

2.2.6 Vitamin K
Fungsinya
 Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah
yang baik dan penutupan luka.
 Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk
mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.

Sumbernya
 Oleh karena itu, kita perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan
sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan
kebutuhan di dalam
tubuh

Akibat kekurangan
 Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan
kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.

18
2.3 MACAM-MACAM MINERAL, FUNGSI, SUMBERNYA , AKIBAT
KEKURANGAN & KELEBIHAN MINERAL

2.3.1 Kalsium ( Ca )

Sumber Kalsium : Susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging


Fungsi Kalsium :
– Pembentukan tulang dan gigi yang dipengaruhi oleh vitamin D
– Pembekuan darah
– Aktivitas saraf dan otak
– Aktivator enzim
– Aktivitas otot jantung
– Melindungi tubuh terhadap absorpsi zat radioaktif

Akibat Kekurangan Kalsium :


– Riketsia
– Osteoporosis
– Darah sukar membeku
– Rakitis
– Hipokalsemia
– Pertumbuhan terhambat

Tambahan Mengenai Kalsium :


– Kalsium akan ditimbun di dalam tulang khususnya tulang spon
– Jumlah kebutuhan tubuh/hari = 0,8 gram
– Penggunaan dalam tubuh diatur oleh kelenjar tiroid yang menghasilkan
hormon kalsitonin berfungsi menurunkan kadar Ca darah, dan kelenjar
paratiroid yang menghasilkan hormon paratiroid berfungsi meningkatkan
kadar Ca darah
– Adanya vitamin D meningkatkan absorbsi Ca

19
Akibat kelebihan Kalsium :
– Hiperkalsemia
– Kalsifikasi jaringan dan tulang rawan

2.3.2 Fosfor ( P )
Sumber Fosfor : Susu, kacang-kacangan, daging, dan sayuran

Fungsi Fosfor :
– Pembentukan tulang dan gigi
– Metabolisme
– Kontraksi otot
– Aktivitas saraf
– Komponen enzim, DNA, RNA, dan ATP
– Membentuk fosfatid, bagian dari plasma
– Menjaga keseimbangan asam basa
– Pengaturan aktivitas hormon
– Efektivitas beberapa vitamin

Akibat Kekurangan Fosfor :


– Kerapuhan tulang dan gigi
– Sakit pada tulang
– Pada anak anak : Rakhitis
– Pada orang Dewasa : Osteomalasia

Tambahan Mengenai Fosfor :


Fosfor sebagai fosfat memainkan peranan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel hidup

20
2.3.3 Natrium ( Na )
Sumber Natrium : Daging, garam, mentega, dan produk peternakan

Fungsi Natrium :
– Transmisi saraf
– Kontraksi otot
– Menjaga tekanan osmotik darah
– Sebagai buffer (dalam bentuk Nakarbonat)
– Mempertahankan iritabilitas sel otot
– Komponen anorganik cairan ekstra sel

Akibat Kekurangan Natrium :


– Dehidrasi
– Shock
– Gangguan pada jantung
– Kejang otot
– Kelelahan
– Suhu tubuh meningkat

Tambahan Mengenai Natrium :


– Jumlah kebutuhan tubuh/hari = 15–20 g
– Na juga terdapat pada NaCl
– Kelebihannatrium akan berakibat gejala hipertensi

2.3.4 Klor ( Cl )

Sumber Klor : Garam, susu, daging, dan telur

Fungsi Klor :
– Pembentukan HCl dalam lambung yang berperan dalam

21
penyerapan Fe dan emulsi lemak
– Aktivator enzim
– Bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah
ke paru-paru
– Memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan tekanan
osmosis

Akibat Kekurangan Klor :


– Kontraksi otot abnormal
– Hilangnya rambut dan gigi
– Pencernaan terganggu

Tambahan Mengenai Klor :


– Jumlah kebutuhan tubuh/hari = 15–20 g

2.3.5 Magnesium ( Mg )
Sumber Magnesium : Kacang-kacangan, sayuran hijau, makanan
hasil laut, dan sereal

Fungsi Magnesium :
– Pembentukan tulang, darah, dan otot
– Aktivator enzim
– Kontraksi otot
– Aktivitas saraf
– Respirasi intrasel
– Sintesis protein

Akibat Kekurangan Magnesium :


– Gangguan mental dan emosi

22
– Kontraksi otot terganggu
– Fungsi ginjal terganggu
– Peredaran darah terganggu

Tambahan Mengenai Magnesium :


– Kelebihan Magnesium dapat berakibat gangguan fungsi saraf

2.3.6 Kalium ( K )
Sumber Kalium : Sayuran, buah-buahan, dan kecap

Fungsi Kalium :
– Mengatur detak jantung
– Memelihara keseimbangan air
– Transmisi saraf
– Memelihara keseimbangan asam basa
– Katalisator
– Kontraksi otot
– Mengatur sekresi insulin dari pankreas
– Memelihara permeabilitas membran sel

Akibat Kekurangan Kalium :


– Gangguan jantung
– Kontraksi otot terganggu
– Pernapasan terganggu

Tambahan Mengenai Kalium :


– Kelebihan Kalium dapat berakibat kelemahan otot dan
terganggunya denyut jantung

23
2.3.7 Sulfur ( S )
Sumber Sulfur : Sayuran, telur, daging, susu, dan buah-buahan
Fungsi Sulfur :
– Aktivator enzim
– Berperan dalam penyimpanan dan pembebasan energi
– Komponen vitamin (thiamin, biotin, dan asam pantotenat)
– Komponen dalam proses detoksikasi
Akibat Kekurangan Sulfur :
– Belum diketahui
– Anemia
– Gondok
– Pendengaran berkurang
Tambahan Mengenai Sulfur :
– Kebutuhan tubuh / hari = 15–30 mg
– Penyebaran di usus lebih mudah karena adanya HCl lambung

2.3.8 Zat besi ( Fe )

Sumber Zat besi : Daging, sayuran hijau, dan biji -


bijian

Fungsi Zat besi :


– Pembentukan hemoglobin
– Komponen enzim sitokrom (enzim dalam respirasi)

Akibat Kekurangan Zat besi :


– Anemia

Tambahan Mengenai Zat besi :

24
– Ditranspor sebagai transferin dan disimpan sebagai
feritin

2.3.9 Yodium ( I )
Sumber Yodium : Makanan hasil laut, telur, susu, garam
beryodium, tiram, dan rumput laut

Fungsi Yodium :
– Aktivitas kelenjar tiroid
– Komponen hormon tiroksin
– Komponen hormon triyodotironin

Akibat Kekurangan Yodium :


– Gondok
– Pendengaran berkurang

Tambahan Mengenai Yodium :


– Disimpan dalam kelenjar tiroid sebagai tiroglobulin

2.3.10 Fluorin ( F )

Sumber Fluorin : Kuning telur, susu, otak, dan air minum

Fungsi Fluorin :
– Memelihara gigi
– Mencegah kekurangan Mg, osteoporosis, dan penyakit
periodental

Akibat Kekurangan Fluorin :

25
– Kerusakan karang gigi (caries dentis)

Tambahan Mengenai Fluorin :


– Tidak terbukti secara esensial untuk nutrisi manusia,
tapi esensial untuk pertumbuhan tikus

2.3.11 Seng ( Zn )

Sumber Seng (Zn) : Ikan laut, hati, daging, telur, dan susu

Fungsi Seng ( Zn ) :
– Membantu penyembuhan luka dan kesehatan kulit
– Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
– Pertumbuhan dan reproduksi
– Kepekaan terhadap rasa dan bau
– Pembentukan enzim

Akibat Kekurangan Seng ( Zn ) :


– Pertumbuhan terhambat
– Penyembuhan luka terhambat

Tambahan Mengenai Seng ( Zn ) :


– Menjadi kofaktor enzim laktat dehidrogenase, fosfatase
alkali, karbonik anhidrase, dan sebagainya

2.3.12 Tembaga ( Cu )

Sumber Tembaga ( Cu ) : Padi-padian, polong-polongan,


kerang, ginjal, dan hati

26
Fungsi Tembaga ( Cu ) :
– Pembentukan eritrosit dan hemoglobin
– Komponen enzim dan protein
– Aktivitas saraf
– Sintesis substansi seperti hormon

Akibat Kekurangan Tembaga ( Cu ) :


– Anemia
– Gangguan saraf dan tulang

Tambahan Mengenai Tembaga ( Cu ) :


– Ditranspor oleh albumin dan terikat pada seruloplasmin

2.4 PENYAKIT CACINGAN


Cacing merupakan salah satu parasit pada manusia dan hewan yang sifatnya
merugikan dimana manusia merupakan hospes untuk beberapa jenis cacing yang
termasuk Nematoda usus. Sebagian besar dari Nematoda ini masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Diantara Nematoda usus tedapat sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah
(Soil Transmitted Helminths) diantaranya yang tersering adalah Ascaris lumbricoides,
Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan Trichuris trichiura.

2.4.1 Ascaris lumbricoides


2.4.1.1 Morfologi dan Daur Hidup

27
Gambar 1. Daur hidup Ascaris lumbricoides.

Manusia merupakan hospes definitif cacing ini. Cacing jantan


berukuran 10-30 cm, sedangkan betina 22-35 cm, pada stadium dewasa
hidup di rongga usus halus,
cacing betina dapat
bertelur sampai 100.000-
200.000 butir sehari, terdiri
dari telur yang dibuahi dan
telur yang tidak dibuahi.
Di tanah, dalam
lingkungan yang sesuai telur
yang dibuahi tumbuh
menjadi bentuk infektif
dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan
manusia akan menetas menjadi larva di usus halus, larva tersebut
menembus dinding usus menuju pembuluh darah atau saluran limfa

28
kemudian di alirkan ke jantung lalu mengikuti aliran darah ke paru-paru.
Setelah itu melalui dinding alveolus masuk ke rongga alveolus, lalu naik ke
trachea melalui bronchiolus dan broncus. Dari trachea larva menuju ke
faring, sehingga menimbulkan rangsangan batuk, kemudian tertelan masuk
ke dalam esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh menjadi cacing
dewasa. Proses tersebut memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan sejak
tertelan sampai menjadi cacing dewasa (Gandahusada, 2000:10).

2.4.1.2 Patofisiologi
Gangguan yang disebabkan oleh cacing dewasa biasanya ringan. Dapat
berupa gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare dan
konstipasi. Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak dapat terjadi
gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion). Keadaan yang serius, bila
cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi penyumbatan pada usus
(Ileus obstructive).

Selain itu menurut Effendy yang dikutip Surat Keputusan Menteri


Kesehatan (2006) gangguan juga dapat disebabkan oleh larva yang masuk ke
paru-paru sehingga dapat menyebabkan perdarahan pada dinding alveolus
yang disebut Sindroma Loeffler.

2.4.1.3 Gejala Klinis dan Diagnosis


Gejala cacingan sering dikacaukan dengan penyakit-penyakit lain.
Pada permulaan mungkin ada batuk-batuk dan eosinofilia. Anak yang
menderita cacingan biasanya lesu, tidak bergairah dan kurang konsentrasi
belajar. Pada anak-anak yang menderita Ascariasis lumbricoides perutnya
tampak buncit, perut sering sakit, diare, dan nafsu makan kurang. Biasanya
anak masih dapat beraktivitas walau sudah mengalami penuruanan
kemampuan belajar dan produktivitas. Pemeriksaan tinja sangat diperlukan
untuk ketepatan diagnosis yaitu dengan menemukan telur-telur cacing di

29
dalam tinja tersebut. Jumlah telur juga dapat dipakai sebagai pedoman
untuk menentukan beratnya infeksi (Menteri Kesehatan, 2006).

2.4.1.4 Epidemiologi
Telur A. lumbricoides keluar bersama tinja, pada tanah yang lembab dan
tidak terkena sinar matahari langsung telur tersebut berkembang menjadi
bentuk infektif. Infeksi A. lumbricoides terjadi bila telur yang infektif
masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman dan dapat pula
melalui tangan yang kotor (Menteri Kesehatan,2006).

2.4.1.5 Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan secara individu atau masal pada
masyarakat. Pengobatan individu dapat digunakan bermacam-macam obat
misalnya preparat piperasin, pyrantel pamoate, albendazole atau
mebendazole. Pemilihan obat anticacing untuk pengobatan massal harus
memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: mudah diterima di masyarakat,
mempunyai efek samping yang minimum, bersifat polivalen sehingga dapat
berkhasiat terhadap beberapa jenis cacing, harganya murah (terjangkau)
(Menteri Kesehatan, 2006).

2.4.2 Ancylostoma (cacing tambang)

2.4.2.1 Morfologi dan Daur Hidup


Necator americanus dan Ancylostoma duodenale adalah dua spesies
cacing
tambang yang dewasa di manusia. Habitatnya ada di rongga usus halus.
Cacing betina menghasilkan 9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina
mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing
dewasa berbentuk seperti huruf S atau C dan di dalam mulutnya ada
sepasang gigi.
Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur cacing akan

30
keluar bersama tinja,
setelah 1- 1,5 hari dalam
tanah, telur tersebut menetas
menjadi larva
rabditiform. Dalam waktu
sekitar 3 hari larva
tumbuh menjadi larva
filariform yang dapat
menembus kulit dan dapat
bertahan hidup 7-8
minggu di tanah.
Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40 mikron, berbentuk
bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel,
larva rabditiform panjangnya kurang lebih 250 mikron, sedangkan larva
filriform panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelah menembus kulit,
larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru.
Di paru larvanya menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke
trachea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam
usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform
menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan (Menteri Kesehatan ,
2006).

31
Gambar 2. Daur hidup Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
(Menteri Kesehatan, 2006).

2.4.2.2 Patofisiologi

Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus. Selain mengisap darah,
cacing tambang juga menyebabkan perdarahan pada luka tempat bekas tempat
isapan.

Infeksi oleh cacing tambang menyebabkan kehilangan darah secara


perlahan-lahan sehingga penderita mengalami kekurangan darah (anemia)
akibatnya dapat menurunkan gairah kerja serta menurunkan produktifitas.
Kekurangan darah akibat cacingan sering terlupakan karena adanya
penyebab lain yang lebih terfokus (Menteri Kesehatan, 2006)

2.4.2.3 Gejala Klinik dan Diagnosis


Lesu, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pucat, rentan terhadap
penyakit, prestasi kerja menurun, dan anemia merupakan manifestasi klinis
yang sering terjadi. Di samping itu juga terdapat eosinofilia.

2.4.2.4 Epidemiologi
Insiden ankilostomiasis di Indonesia sering ditemukan pada penduduk
yang bertempat tinggal di perkebunan atau pertambangan. Cacing ini
menghisap darah hanya sedikit namun luka-luka gigitan yang berdarah akan
berlangsung lama, setelah gigitan dilepaskan dapat menyebabkan anemia yang
lebih berat.
Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk
kebun sangat penting dalam penyebaran infeksi penyakit ini (Gandahusada,

32
2000).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir,
humus) dengan suhu optimum 32ºC-38ºC. Untuk menghindari infeksi dapat
dicegah dengan memakai sandal atau sepatu bila keluar rumah.

2.4.3 Trichuris trichiura

2.4.3.1 Morfologi dan Daur Hidup

Gambar 3. Daur Hidup Trichuris trichiura (Menteri Kesehatan, 2006)

Trichuris trichiura betina memiliki panjang sekitar 5 cm dan yang jantan


sekitar 4 cm. Hidup di kolon asendens dengan bagian anteriornya masuk ke
dalam mukosa usus. Satu ekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur
sehari sekitar 3.000-5.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron,
berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada
kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian
di dalamnya jernih. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja,

33
telur menjadi matang dalam waktu 3–6 minggu di dalam tanah yang lembab
dan teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk
infektif. Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh
manusia (hospes), kemudian larva akan keluar dari dinding telur dan masuk
ke dalam usus halus sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian
distal dan masuk ke kolon asendens dan sekum. Masa pertumbuhan mulai
tertelan sampai menjadi cacing dewasa betina dan siap bertelur sekitar 30-90
hari (Gandahusada, 2000).

2.4.3.2 Patofisiologi
Trichuris trichiura pada manusia terutama hidup di sekum dapat juga
ditemukan di dalam kolon asendens. Pada infeksi berat, terutama pada anak
cacing ini tersebar diseluruh kolon dan rektum, kadang-kadang terlihat pada
mukosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita
sewaktu defekasi.
Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus hingga terjadi
trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat
pelekatannya dapat menimbulkan perdarahan. Di samping itu cacing ini juga
mengisap darah hospesnya sehingga dapat menyebabkan anemia (Menteri
Kesehatan, 2006)

2.4.3.3 Gejala Klinik dan Diagnosis


Infeksi Trichuris trichiura yang ringan biasanya tidak memberikan gejala
klinis yang jelas atau sama sekali tanpa gejala. Sedangkan infeksi berat dan
menahun terutama pada anak menimbulkan gejala seperti diare, disenteri,
anemia, berat badan menurun dan kadang-kadang terjadi prolapsus rektum.
Infeksi Trichuris trichiura yang berat juga sering disertai dengan infeksi
cacing lainnya atau protozoa. Diagnosa dibuat dengan menemukan telur di
dalam tinja (Gandahusada, 2000).

34
2.4.3.4 Epidemiologi
Yang penting untuk penyebaran penyakit adalah kontaminasi tanah
dengan tinja. Telur tumbuh di tanah liat, tempat lembab, dan teduh dengan
suhu optimum kira 30 derajat celcius. Di berbagai negeri pemakaian tinja
sebagai pupuk kebun merupakan sumber infeksi.
Frekuensi di Indonesia masih sangat tinggi. Di beberapa daerah pedesaan
di Indonesia frekuensinya berkisar antara 30-90 %. Di daerah yang sangat
endemik infeksi dapat dicegah dengan pengobatan penderita trikuriasis,
pembuatan jamban yang baik dan pendidikan tentang sanitasi dan kebersihan
perorangan, terutama anak. Mencuci tangan sebelum makan, mencuci dengan
baik sayuran yang dimakan mentah adalah penting apalagi di negera-negera
yang memakai tinja sebagai pupuk (Gandahusada, 2000).
Dahulu infeksi Trichuris trichiura sulit sekali diobati. Antihelminthik
seperti tiabendazol dan ditiazanin tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Pengobatan yang dilakukan untuk infeksi yang disebabkan oleh Trichuris
trichiura adalah Albendazole, Mebendazole dan Oksantel pamoate
(Gandahusada, 2000).

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penularan infeksi STH.


Menurut Hotes (2003) mengemukakan bahwa faktor-faktor risiko yang dapat
mempengaruhi terjadinya penyakit cacingan yang penyebarannya melalui tanah
antara lain :

2.5.1 Lingkungan
Penyakit cacingan biasanya terjadi di lingkungan yang kumuh terutama di
daerah kota atau daerah pinggiran (Hotes, 2003). Sedangkan menurut Phiri
(2000) yang dikutip Hotes (2003) bahwa jumlah prevalensi Ascaris lumbricoides

35
banyak ditemukan di daerah perkotaan. Sedangkan menurut Albonico yang
dikutip Hotes (2003) bahwa jumlah prevalensi tertinggi ditemukan di daerah
pinggiran atau pedesaan yang masyarakat sebagian besar masih hidup dalam
kekurangan.

2.5.2 Tanah
Penyebaran penyakit cacingan dapat melalui terkontaminasinya tanah
dengan tinja yang mengandung telur Trichuris trichiura, telur tumbuh dalam
tanah liat yang lembab dan tanah dengan suhu optimal ± 30ºC (Depkes R.I,
2004:18). Tanah liat dengan kelembapan tinggi dan suhu yang berkisar
antara25ºC-30ºC sangat baik untuk berkembangnya telur Ascaris lumbricoides
sampai menjadi bentuk infektif (Srisasi Gandahusada, 2000:11).Sedangkan untuk
pertumbuhan larva Necator americanus yaitu memerlukan suhu optimum 28ºC-
32ºC dan tanah gembur seperti pasir atau humus, dan untuk Ancylostoma
duodenale lebih rendah yaitu 23ºC-25ºC tetapi umumnya lebih kuat
(Gandahusada, 2000).

2.5.3 Iklim
Penyebaran Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura yaitu di daerah
tropis karena tingkat kelembabannya cukup tinggi. Sedangkan untuk Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale penyebaran ini paling banyak di daerah
panas dan lembab. Lingkungan yang paling cocok sebagai habitat dengan suhu
dan kelembapan yang tinggi terutama di daerah perkebunan dan pertambangan
(Onggowaluyo, 2002).

2.5.4 Perilaku
Perilaku mempengaruhi terjadinya infeksi cacingan yaitu yang ditularkan
lewat tanah (Peter J. Hotes, 2003:21). Anak-anak paling sering terserang penyakit
cacingan karena biasanya jari-jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut,
atau makan nasi tanpa cuci tangan (Oswari, 1991).

36
2.5.5 Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi mempengaruhi terjadinya cacingan menurut Tshikuka (1995)
dikutip Hotes (2003) yaitu faktor sanitasi yang buruk berhubungan dengan sosial
ekonomi yang rendah.

2.5.6 Status Gizi


Cacingan dapat mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif),
penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara keseluruhan
(kumulatif), infeksi cacingan dapat menimbulkan kekurangan zat gizi berupa
kalori dan dapat menyebabkan kekurangan protein serta kehilangan darah. Selain
dapat menghambat perkembangan fisik,anemia, kecerdasan dan produktifitas
kerja, juga berpengaruh besar dapat menurunkan ketahanan tubuh
sehinggamudah terkena penyakit lainnya (Depkes R.I, 2006).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Vitamian
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu,

37
harus didatangkan dari makanan. Tetapi esensial dalam metabolism sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan.
Kebanyakan vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus
memperoleh dari makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit karena
vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia
macron nutrient yang secara bersama-sama kita sebut dengan metabolisme.

3.1.2 Mineral
Dalam tubuh manusia dibutuhkan kebutuhan cairan yang cukup. Tubuh
dapat bertahan berminggu-minggu tanpa makanan tapi hanya beberapa hari tanpa
air. Air merupakan bagian utama tubuh, tubuh yang mengandung relative banyak
otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak
daripada non atlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada
perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebiih banyak daripada orang
tua. Yang termasuk mineral makro: natrium, klorida, kalium, kalsiu, fosfor,
magnesium, sulfur. Dan yang termasuk mineral makro antara lain adalah besi,
seng, iodium, selenium, klor, tembaga, krom, molibden.

3.1.3 Cacingan
Cacing merupakan salah satu parasit pada manusia dan hewan yang sifatnya
merugikan dimana manusia merupakan hospes untuk beberapa jenis cacing yang
termasuk Nematoda usus. Sebagian besar dari Nematoda ini masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Diantara Nematoda usus tedapat sejumlah spesies yang penularannya
melalui tanah (Soil Transmitted Helminths) diantaranya yang tersering
adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan
Trichuris trichiura. Setiap cacing menyebabkan gejala yang berbeda dan jenis
penanggulangan yang berbeda pula.

3.2 Saran

38
Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga keseimbangan vitamin
didalam tubuh agar tidak terjadi berbagai penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menjaga pola makan, dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang.
Untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia dan mencapai tingkat
kehidupan yang lebih bermutu serta usia yang lebih panjang, factor pemenuhan gizi
salah satunya cairan tubuh dan mineral memainkan peran yang sangat penting.
Sementara untuk menghindari penyakit cacingan, hendaknya kita selalu menjaga
kebersihan diri dan juga memperhatikan lingkungan sekitar kita agar selalu bersih
sehingga kita jauh dari penyakit cacingan tersebut. Khususnya untuk para ibu yang
memiliki anak kecil agar memperhatikan makanan dan lingkungan saat anak bermain.

DAFTAR PUSTAKA

http://skp.unair.ac.id/repository/web-
pdf/web_VITAMIN__dan_MINERAL_RATIH_KUMALA_SARI.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21589/4/Chapter%20II.pdf

https://farmakologi.files.wordpress.com/2012/02/terapi-defisiensi-vitamin-dan-
mineral.pdf

39
https://farmakologi.files.wordpress.com/2008/09/vit-min.pdf

Buku Pengantar Gizi Masyarakat oleh DR.Merryana Adriani, SKM., M.KES. Dan
PROF. DR. Bambang Wirjatmadi, M.S., MCN., PH.D., SP.GK.

40

Anda mungkin juga menyukai