Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Made Agus Suarsana

A. Pengaruh Suhu dan Tekanan terhadap larutan padatan,cairan,dan gas

Kelarutan tidak selalu bergantung pada kemiripan fisik seperti struktur molekul antara
zat terlarut dengan zat pelarut, melainkan juga kondisi eksternal seperti suhu dan tekanan.
Pengaruh suhu dan tekanan dapat dijelaskan jika proses pelarutan dipandang sebagai suatu
keadaan kesetimbangan. Pada keadaan kesetimbangan, kenaikan suhu dapat
menguntungkan bagi reaksi endoterm. Misalnya jika zat A membutuhkan kalor untuk
melarut,maka kenaikan suhu akan meningkatkan kelarutan zat A. Dan begitu juga
sebaliknya, kenaikan suhu juga dapat merugikan bagi reaksi eksoterm. Misalnya zat D
melepaskan kalor ketika melarut,maka kenaikan suhu akan menurunkan kelarutan zat D.

Pada umumnya, pelarutan zat padat ke dalam pelarut cair merupakan proses endoterm
karena kalor sangat dibutuhkan untuk memecahkan kisi kristal dari zat padat tersebut.
Akibatnya, kelarutan zat padat dalam pelarut cair akan meningkat jika suhu pelarut
dinaikkan, seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini.

Sedangkan pelarutan gas ke dalam cairan merupakan proses eksoterm. Perubahan entalpi
pelarutan gas hampir sama dengan energi yang dilepaskan ketika terjadi kondensasi gas.
Akibatnya kelarutan gas berkurang seiring dengan naiknya suhu. Pencemaran air secara termal
merupakan pengurangan kelarutan oksigen dalam air pada suhu tinggi, akibatnya ikan dan
organisme lain sukar untuk hidup dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Peristiwa ini
disebut dengan pencemaran termal. Penurunan kelarutan gas akibat naiknya suhu juga dapat
menyebabkan terbentuknya kerak pada boiler. Dalam air, ion bikarbonat dibentuk ketika
karbondioksida terlarut dalam air yang mengandung ion karbonat. Jika air juga mengandung
ion Ca2+, reaksi ini akan menyebabkan terbentuknya kalsium bikarbonat yang dapat larut
dalam air. Tetapi ketika air dipanaskan, gas karbon dioksida akan didorong keluar sehingga
terbentuklah ion karbonat ( CO32-) yang kemudian bersenyawa dengan ion Ca2+ membentuk
senyawa CaCO3 ( kapur ). Padatan kapur yang terbentuk ini menyebabkan berkurangnya
efisiensi transfer kalor dan menimbulkan penyumbatan pada pipa.

Tekanan hanya berpengaruh pada kelarutan gas pada pelarut cair. Pada tekanan tetap,
kelarutan gas berbanding lurus dengan tekanan parsial pada fase gas diatas larutan. Hubungan
ini dikenal dengan sebutan Hukum Henry, dan dapat ditulis dalam bentuk persamaan berikut.
Dengan Pg adalah tekanan parsial gas diatas larutan, Cg konsentrasi larutan dan K adalah
tetapan khas untuk sistem gas-cairan tersebut. Jadi apakah tekanan dapat mempengaruhi
kelarutan gas di dalam zat cair ? Ya tentu, gas akan dapat dengan mudah larut dalam zat cair
bila diberikan tekanan. Contohnya dapat kita amati pada minuman berkarbonasi atau soft drink.
Gas yang dilarutkan ke dalam softdrink tersebut ialah gas CO2 yang mana gas CO2 tersebut
dilarutkan dengan cara diberi tekanan yang tinggi ( sekitar 4 atm ). lalu ditutup serapat mungkin
dengan tutup botol agar tekanan di dalam botol tetap berada di rentang 3-4 atm. Jadi semakin
tinggi tekanan yang diberikan pada gas yang akan dilarutkan ke dalam zat cair, maka akan
semakin banyak gas yang dapat larut.

B. Larutan Ideal dan Non ideal

Larutan Ideal

Larutan ideal adalah suatu larutan yang partikel zat terlarut dan partikel pelarut tersusun
sembarang pada proses pencampuran tidak terjadi efek kalor artinya tidak ada entalpi
pencampuran pada waktu komponen dicampur membentuk larutan (∆H pencampuran =
0). Tidak ada beda volume pencampuran yang terjadi ketika pencampuran berlangsung artinya
volume larutan sama dengan jumlah volume komponen yang dicampur dan juga larutan ideal
memenuhi hukum Roult. Tidak ada larutan yang benar-benar ideal di alam tetapi beberapa
larutan tersebut hanya mendekati kondisi larutan ideal. Semakin mendekat nol ∆H
pencampuran larutan semakin ideal larutan tersebut.

Larutan ideal dengan zat terlarut ionik didefinisikan sebagai larutan yang ion-ionnya dalam
larutan bergerak bebas satu sama lain, dan tarik menarik hanya terjadi dengan molekul pelarut.
Untuk larutan ionik yang sangat encer dapat dikategorikan mendekati perilaku ideal sebab ion-
ion dalam larutan itu saling berjauhan akibatnya interaksi elektrostatisnya lemah.

Komponen dalam larutan ideal memberikan sumbangan terhadap konsentrasi larutan


sangat efektif. Contoh seorang perenang dalam kolam renang sendirian. Dia dapat pergi
kemana saja sesuai kehendaknya, dan dia memberikan sumbangan terhadap konsentrasi kolam
sepenuhnya dalam kolam renang. Jika terdapat 25 perenang dalam kolam itu, keefektifan
masing-masing perenang untuk menjelajah kolam turun akibat dari tabrakan atau desakan satu
sama lain sehingga keefektifan konsentrasi akan lebih kecil dari 25 perenang per kolam yang
seharusnya.
Larutan Non Ideal
Larutan non ideal adalah larutan yang tidak mematuhi hukum Roult). Artinya pada saat
pencampuran terjadi efek kalor atau ∆H pencampuran tidak sama dengan 0. Pada larutan
non ideal penjumlahan volume zat terlarut murni dengan zat pelarut murni tidak sama dengan
volume larutannya . Pada larutan non ideal akan terjadi penyimpangan dari hukum Roult.

Gaya antar atom-atom, ion-ion, atau molekul-molekul harus dipertimbangkan dalam


perhitungan. Sebagai contoh tinjau daya hantar listrik larutan elektrolit kuat misalnya NaCl.
Jika larutan NaCl sangat encer kurang dari 0,01 M, daya hantarnya diharapkan sesuai dengan
disosiasi garam kedalam ion-ionnya, tetapi jika konsentrasi larutan besar perbedaan antara
harapan dan amatan menjadi lebih besar. Penyebabnya, ion-ion berlawanan muatan
mengadakan tarik menarik antara satu sama lain, tarik menarik ini menimbulkan ion-ion saling
berdekatan sehingga larutan menjadi lebih pekat.

Setiap ion dikelilingi oleh molekul pelarut yang berlawanan muatan, kecenderungan ini
dapat menghambat laju ion-ion menuju elektroda yang menyebabkan daya hantar listriknya
lebih rendah dari harapan. Pengaruh ini menjadi lebih besar jika larutan lebih pekat atau jika
ion-ion mempuyai muatan lebih besar dari satu seperti MgSO4.

Anda mungkin juga menyukai