PENDAHULUAN
Dalam hal ini akan mengkaji tentang singkapan batuan yang terdapat di
Desa Tanjung Kramat Kec. Botupingge Kota Gorontalo. Ditempat ini mahasiswa
diharapkan dapat mendeskripsikan secara langsung singkapan b atuan, mulai dari
pengambilan data yang berupa foto parameter singkapan, pengambilan sampel dan
mendeskripsikan batuan, serta geomorfologi singkapan yang ada di daerah tersebut,
hingga penyusunan laporan secara kronologis. Mahasiswa diharapkan dapat aktif di
lapangan baik dalam segi kelompok maupun individu. Hal utama yang melatar
belakangi pelaksanaan kegiatan praktikum lapangan ini adalah sebagai persyaratan
kelulusan mata kuliah Geologi Struktur.
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum lapangan Geologi Struktur ini,
yakni :
a) Mampu melakukan deskripsi dan Stuktur geologi suatu daerah penelitian.
b) Mampu memberikan informasi mengenai macam-macam struktur geologi.
c) Dapat menggunakan peralatan geologi dalam melakukan analisis singkapan.
d) Dapat membedakan ciri-ciri struktur geologi suatu daerah penelitian.
e) Mampu membuat lintasan geologi penelitian.
1
1.3 Manfaat
Adapun lokasi penelitian ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat memakan waktu sekitar 40 sampai dengan 60 menit.
Selanjutnya pada saat melakukan pengamatan dan pengukuran lintasan kompas
dilanjutkan dengan berjalan kaki sepanjang singakapan yang dilalui.
Lokasi 1
Lokasi 2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pasang- surut. Hingga sekarang, di bagian selatan masih di dapati rawa-rawa bakau
(Mangrove) yang luas.
4
2.3 Stratigrafi Regional
Menurut Bachri dkk (1993), satuan batuan tertua di Lembar Tilamuta adalah
Formasi Tinombo (Teot) dengan penyusun utama berupa batuan gunungapi
berselingan dengan batuan sedimen dan sedikit batuan malihan lemah. Batuan
gunungapi terdiri dari lava basal, lava andesit dan breksi gunungapi. Batuan
sedimen terdiri dari batupasir wake, batulanau, batupasir hijau, batugamping merah
dan batugamping abu-abu. Sebagian dari batuan sedimen ini mengalami pemalihan
derajat rendah. Formasi ini terbentuk pada lingkungan laut dalam dan diperkirakan
berumur Eosen hingga Oligosen. Secara tak selaras formasi ini ditindih oleh
Formasi Dolokapa (Tmd), Formasi Randangan (Tmr) dan Batuan Gunungapi
Bilungala (Tmbv). Ketiga satuan batuan tersebut diperkirakan beerumur Miosen
Tengah hingga Miosen Akhir. Formasi Dolokapa dan Batuan Gunungapi Bilungala
berhubungan menjemari, sedangkan hubungannya dengan Formasi Randangan
tidak diketahui.
5
Pada berbagai ukuran (skala) dari skala batuan, singkapan hingga regional,
yang merupakan hasil dari proses pembentukannya (kejadian) atau karena
perubahan akibat deformasi. Didalam geologi struktur terutama mempelajari bentuk
batuan akibat deformasi serta proses yang menyebabkannya.Deformasi adalah
perubahan dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan akibat pengaruh gaya
(tektonik) yang bekerja pada batuan tersebut.
Deformasi didefinisikan menjadi empat pergerakan :
- Dilatasi, adalah perubahan volume (gambar 3.1A)
- Translasi, adalah perubahan posisi (gambar 3.1B)
- Rotasi, adalah perubahan orientasi (gambar 3.1C)
- Distorsi, adalah perubahan bentuk (gambar 3.1D)
Ada dua cara suatu batuan terdeformasi, yaitu, deformasi brittle (getas pecah)
dan Deformasi ductile (kenyal plastis).
Arah dari gaya yang bekerja pada atau dalam kulit bumidapat bersifat:
1. Berlawanan arah tetapi bekerja dalam satu garis. Gaya seperti ini dapat
bersifat, tarikan (tension) dan tekanan (compression)
2. Berlawanan arah tetapi bekerja dalam satu bidang (couple)
3. Berlawanan arah tetapi bekerja pada kedua ujung bidang (torsion)
4. Gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda, yang umumnya
berlangsung dalam kerak bumi (tekanan lithostatis)
Dalam geologi struktur kita mengenal apa yang dinamakan analisis yang
bertujuan untuk merekontruksi struktur-struktur geologi. Analisis- analisis tersebut
adalah :
6
1. Analisis deskriptif, yaitu mengenal unsur struktur geologi, memerikan
(mendeskripsi) yang meliputi sifat fisik dan geometrinya, mengukur
kedudukan dan menggambarkannya pada peta dan penampang.
2. Analisis kinematik, yaitu mengamati perubahan yang terjadi pada
batuan (deformasi), yang berhubungan dengan pembentukan struktur.
Analisis dinamik, yaitu mempelajari proses deformasi yang bekerja/yang
berpengaruh pada batuan, membahas tentang besaran dan arah gaya (force) dan
tegasan (stress), serta interpretasi tentang mekanisme yang membentuk unsur
struktur geologi.
a) Shear joint (kekar gerus), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan kompresif
(Compessive stress).
b) Tension joint (kekar tarik), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan tarikan
(tension stress), yang dibedakan menjadi :
- Extension joint, terjadi akibat peregangan/tarikan
- Release joint, terjadi akibat hilangnya tegasan yang bekerja.
7
Gambar 2.4. Jenis kekar berdasarkan kedudukannya.
8
2.4.2. Struktur Sesar
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran melalui bidangnya. Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (fault plane), atau
rekahan tunggal. Tetapi lebih sering berupa jalur sesar (fault zone), yang terdiri dari
lebih dari satu sesar. Jalur sesar atau gerusan (shear), mempunyai dimensi panjang dan
lebar yang beragam, dari skala minor atau sampai puluhan kilometer. Kekar yang
memperlihatkan pergeseran dapat pula dikatakan sebagai Sesar Mikro/Minor
(Microfault). Rekahan yang cukup besar pada permukaan akibat regangan, amblesan
(subsidence), longsor, yang disebut sebagai Fissures, tidak termasuk dalam definisi
sesar. Sesar yang terjadi pada daerah yang cukup dalam, pada kondisi temperatur dan
tekanan tinggi akan berkembang sebagai Jalur Gerusan (Shear zones).
9
Perdefinisian sesar adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergerakan
sejajar bidangnya.Umumnya tidak mungkin untuk mengetahui gerak sebenarnya
sepanjang sesar dan bagian mana yang bergerak karena bergeraknya sudah berlangsung
pada waktu lampau. Dalam klasifikasi sesar dipergunakan pergeseran relatif, karena
tidak tahu blok mana yang bergerak. Satu sisi sesar bergerak ke arah tertentu relatif
terhadap sisi lainnya. Pergeseran salah satu sisi melalui bidang sesar membuat salah
satu blok relatif naik atau turun terhadap lainnya. Blok diatas bidang sesar disebut
hanging wall, sedangkanyang di bawah disebut foot wall. (Noor Aziz, 2005)
Beberapa bukti adanya sesar adalah:
1. Sesar Mendatar (Strike Slip Fault) adalah sesar yang pergerakannya sejajar,
blok bagian kiri relatif bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian
10
kanannya. Berdasarkan arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi
menjadi 2 (dua) jenis sesar, yaitu: (1). Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar
menganan) dan (2). Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri). Sesar
Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan arah
perputaran jarum jam sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah sesar yang
arah pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam.
Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau
pergeseran sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip / oblique). Sedangkan
bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang
horisontal.
2. Sesar Naik (Thrust Fault) adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser
ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang
sesarnya. Pada umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil
dari 450.
3. Sesar Turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok
batuan akibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi
sebagai akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi
seimbang (isostasi). Sesar normal dapat terjadi dari kekar tension, release
maupun kekar gerus.
Sesar berdasarkan rake net slip:
a. Strike slip fault : Arah gerakan sejajar bidang sesar
b. Dip slip fault : Arah gerakan teka lurus bidang sesar
c. Diagonal fault
Berdasarkan pergerakan sesar:
1. Stick slip (tidak kontinyu)
Sesar yang bergerak secara tiba-tiba dengan menyimpan energi besar
seperti ini menyebabkan terjadinya gempa bumi.
2. Stable sliding (kontinyu)
Disebabkan oleh adanya fluida yang menyebabkan gerakan terus
berlangsung.
11
Gambar 2.8. Arah tegasan yang bekerja pada patahan (Anderson, 1951)
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis
bidang didalam bahan tersebut. Pembentukan lipatan dapat dapat terjadi melalui proses
:
a) Buckling, yaitu karena proses penekanan lateral dari suatu bidang planar. Proses
pelengkungan terjadi pada kedua sisi selama terjadi pemendekan.
b) Bending, yaitu karena pengaruh gerakan vertikal pada suatu lapisan, misalnya
penurunan lapisan, pergeseran pada jalur gerus, atau pelengseran suatu masa
batuan pada bidang yang tidak rata.
Lipatan dijumpai dalam berbagai bentuk (geometri), yang disebut sebagai “fold
style” dan ukuran. Variasi geometri lipatan terutama tergantung pada sifat dan
keragaman bahan, dan asal kejadian mekanik pada saat proses perlipatan. Secara umum
terdapat “antiform”, bentuk tertutup ke atas dan “synform”, bentuk tertutup ke bawah.
Suatu antiklin adalah bentuk lipatan dengan bagian lapisan tertua pada inti (sisi cekung
permukaan lipatan) sedangkan sinklin dengan bagian termuda pada inti.
12
h) Trough plane : bidang yang melalui semua trough.
Struktur lipatan disamping mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yang
terkecil (mikro fold) hingga berukuran regional (Mega fold), juga memiliki bentuk yang
bermacam-macam.
13
3. Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau
tidaknya sumbu utama.
4. Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya
5. Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar
6. Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar
7. Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan
planar.
Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis lipatan, seperti
Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu
sesar.
1. Metode tangan bebas (free hand method), dipakai untuk lipatan pada batuan
yang incompetent, dimana terjadi penipisan dan penebalan yang tidak teratur.
Rekonstruksinya dengan mengikuti orientasi kemiringan.
2. Metode busur lingkaran (arc method), digunakan pada batuan yang
competent, misalnya pada lipatan yang parallel. Rekonstruksinya dapat
dilakukan dengan menghubungkan busur lingkaran secara langsung bila data
yang ada hanya kemiringan dan batas lapisan hanya setempat.
14
Tabel 1. Klasifikasi lipatan berdasarkan interlimb angle ( Fleuty, 1964 )
Tabel 2. Klasifikasi lipatan berdasarkan dip dari sumbu lipatan dan plunge dari hinge
line (Fluety, 1964)
15
Gambar 2.12. Klasifikasi lipatan berdasarkan dip, sumbu lipatan, rake dan plunge dari
hinge line (Rickard, 1971)
16
BAB III
Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan ini terdiri dari 2 metode,
yaitu metode observasi lapangan dan analisis studio. Data yang diambil antara lain
berupa pengamatan litologi di daerah penelitian, sketsa singkapan, sampel batuan, dan
pengukuran struktur geologi berupa bidang sesar, gores garis, dan kekar berpasangan
(shear joint).
Analisis Studio
• Bidang Sesar
• Shear Joint Pembuatan Laporan
Hasil Praktikum
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Hasil dan Pembahasan
Adapun struktur primer yang dapat diamati pada lokasi paraktikum yaitu pada
stasiun 2 berupa bidang perlapisan antara batupasir kasar, batu pasir karbonatan,
batulempung dan tuff dimana kenampakan suksesi vertical dari perlapisan tersebut
dapat menggambarkan proses sedimentasi yang telah berlangsung.
Gambar 4.1. Lokasi penagamatan kedua pada batuan yang telah mengalami
perlipatan
18
4.2 Struktur sekunder
Adapun struktur sekunder yang dapat teramati pada lokasi pengamatan yaitu
dapat berupa kekar, sesar, lipatan, breksiasi dan struktur en-echelon.
Breksiasi
Zona Sesar
En-echelon
b. Kekar
19
c. Sesar
d. Lipatan
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Arah umum dari shear fracture dan tension/extension yang bekerja di lokasi
praktikum yaitu dengan nilai N 2790 E/ N 28700 dan N 2870E Jenis sesar yang dapat
diketahui yaitu sesar normal menganan berdasarkan klasifikasi Rickard (1972) dengan
nilai bidang sesar N 2920E, Net slip 620, N3210E, Rake 380, serta nilai tegasan σ1 640,
N 3090E, σ2 840, N 0990E dan σ3 260, 1980E. Jenis lipatan yaitu Gentle fold (Fleuty,
1964) dan Reclined fold (Rickard, 1971) dengan nilai pitch 140 N, plunge 160, Dip 180
serta dengan nilai tegasan σ1 264⁰/80⁰, σ2 44⁰/18⁰ dan σ3 142⁰/19⁰.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan di dua lokasi yang berbeda, dan
berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
daerah Gorontalo merupakan daerah dengan tatanan geologi yang kompleks. Terlihat
dari beberapa struktur geologi yang dijumpai di beberapa tempat, maka sangatlah
penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut, hal ini dimaksudkan agar semua pihak
paham akan manfaat dari ilmu kebumian.
21
DAFTAR PUSTAKA
Apandi, T. dan Bachri, S. 1997. Geologi Lembar Kotamobagu. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Depatemen
Pertambangan dan Energi.
Bachri, S. 2011. Structural Pattern and Stress System Evolution during Neogene –
Pleistocene times in the Central Part of the North arm of Sulawesi. Jurnal
Sumber Daya Geologi. 21 (3) : 127-135
Buku Geologi Amstrong B. Somputan (Struktur Geologi Sulawesi) Perpustakaan
Sains Kebumian Institut Teknologi Bandung, 2012
Bachri, S , Sukindo, dan Ratman N. 1993 Peta Geologi Lembar Tilamuta
Sulawesi Skala 1 : 250.000 Pusat Penelitian dan Pengembangan Bandung.
Djauhari noor. 2012 , Pengantar Geologi (jilid 2). universitas pakuan ; bogor
Hall, R. dan M.E.J. Wilson. 2000. Neogene Sutures in Eastern Indonesia. Journal of
Asian Earth Sciences, 18, 781–808.
22