Catatan : Bobot Soal : No. 1=10%; 2=10%; 3=10%; 4=15%; 5=10%; 6.=15%
SELAMAT MENGERJAKAN
1
K3 menurut filosofi adalah upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera
Dari segi keilmuan, K3 berarti suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan penyakit akibat kerja
K3 secara praktis diartikan sebagai upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat
dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat kerja termasuk orang lain yang memasuki tempat kerja
maupun proses produk dapat secara aman dan efisien dalam produksinya
K3 merupakan himpunan ketentuan yang mengatur tentang pencegahan kecelakaan untuk melindungi
tenaga kerja agar tetap selama dan sehat
2
3
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan. Ditinjau dari definisinya penyakit
pada karyawan dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
1) Penyakit umum (general diseases),
2) Penyakit akibat hubungan kerja (Work related disease/ Disease afeecting Working Populations), dan
3) Penyakit akibat kerja (Occupational Disease).
Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease).Penyakit akibat kerja didefinisikan sebagai semua
kelainan atau/ penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Penyakit ini mempunyai
penyebab secara spesifik atau mempunyai hubungan yang kuat dengan pkerjaan, yang ada umumnya
terdiri dari satu gen penyebab yang sudah diakui.
Penyakit yang Berhubungan Dengan Pekerjaan (Work Related Disease).Adalah penyakit yang
mempunyi bebrapa agen penyebab. Faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam perkembangan penyakit yang mempunyai etiologi kompleks.
Penyakit yang Mengenai Populasi Pekerja (Occupational Disease/ Disease Affecting Working
Populations). Penyakit yang terhadi pada pupulasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja,
namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaanyang buruk bagi kesehatan.
Di beberapa negara istilah penyakit akibat kerja, bukan penyakit akibat kerja dana penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan diberlakukan sama sebagai penyakit akibat kerja. Ada dua elemen dalam
mengidentifikasi penyakit akibat kerja yaitu
1) Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit, dan
2) Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi daripada
masyarakat umum.
Di negara berkembang termasuk Indonesia, laporan resmi tentang penyakit akibat kerja sampai saat ini
masih sangat terbatas, dan data-data tentang penyakit akibat kerja yang telah ada biasanya diperoleh dari
lembaga pemerintah melalui berbagai studi lapangan.
4
5
Jenis-Jenis Detector Pemadam Kebakaran
Detector pemadam kebakaran adalah suatu alat yang berfungsi mendeteksi secara dini kebakaran, agar
kebakaran yang terjadi tidak berkembang menjadi lebih besar. Dengan terdeteksinya cikal bakal
kebakaran, maka intervensi untuk mematikan api dapat segera dilakukan. Sehingga dapat meminimalisasi
kerugian sejak awal.
Jika dianalogikan detector pemadam kebakaran adalah alat bantu seperti panca indera kita. Untuk
merasakan bau kita memiliki hidung, kalau untuk merasakan adanya kebakaran digunakanlah detector
pemadam kebakaran. Deteksi kebakaran dilakukan pada kemunculan asap, kemunculan panas, dan adanya
kobaran api.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka detector pemadam kebakaran dibedakan menjadi beberapa jenis,
antara lain :
1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat ini,
karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian
plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian
pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena detector ini bekerja
berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas.
Umumnya pada titik 55oC – 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran. Dengan
begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan
kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya.
Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi panas.
Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua
kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm,
maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-
minus. Sedangkan sifatkontaknya adalah NO (Normally Open).
3. Smoke Detector
Smoke detector adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap. Ketika detector mendeteksi asap maka
detektor akan segera mengirimkan sinyal sehingga fire alarm berbunyi. Smoke detektor sendiri memiliki
beberapa type kerja :
Photoelectric / optical yaitu mendeteksi asap menggunakan sensor cahaya. cahaya (infra red)
diarahkan ke sensor photoelectric, apabila ada asap maka cahaya tidak sepenuhnya diterima
sensor photoelectric. kejadian ini ditangkap sebagai sinyal yang kemudian diteruskan ke fire
alarm. Dari pengalaman lapangan diketahui kelemahan dari detektor ini adalah sering kali
menimbulkan false alarm yang diakibatkan oleh debu.
Ionization yaitu detektor model ini menggunakan metode ionization chamber. kelemahan dari
detektor ini adalah setelah habis umur pakainya, detektor dikategorikan limbah radioaktif, karena
didalam detektor ini terdapat ameresium.
4. Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api.
Tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada
hubungannya dengan nyala api (flame).
Flame detector memiliki tiga jenis type yaitu sensor optik, ionisasi dan thermocouple.
5. Gas Detector
Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap terjadi di rumah tinggal. Alat
ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu:
LPG : Liquefied Petroleum Gas.
Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di rumah-rumah. Perbedaan LPG
dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati
lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika terjadi
kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan posisi
detector.
Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah detector
menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam
ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber kebocoran tidak melebihi
dari 4m.
Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon
dengan posisi detector menghadap ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik
ke udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m.
6
7
1.1 Cakupan Masalah Konstruksi Bangunan
1. Pekerjaan penggalian
Ketentuan Umum:
Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan penggalian
Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi bawah tanah
Prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan alirannya, apabila tidak bisa
maka prasarana tersebut harus dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi
Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain
Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah pekerjaan terputus
melebihi 1 hari, setelah setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada
konstruksi penyangga dan hujan lebat.
Jalan keluar masuk yang aman
Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu terjal
Harus ada konstruksi penyangga yang cukup
Ada penerangan yang cukup
Galian bebas dari air
Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri
Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang belum diuji bebas gas
Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan
alat-alat pernapasan
Ventilasi mekanis harus disediakan
Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan
Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian :
Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan kemiringan tertentu, biasanya
45derajat
Penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang terbuat dari kayu
Penggalian tidak boleh dilakuakn pada batas bangunan atau suatu struktur.
Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pinggir galian
Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di tepi galian
Meletakkan Stopblock di lokasi tempat kendaraan menurunkan material ke dalam
galian
Tersedia penerangan yang cukup
Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur penggalian
Menggunakan pelindung kepala dan kaki saat penggalian berlangsung
Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai instalansi llistrik, gas, air
dsb
Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada jarak 50 cm dari pipa
gas
2. Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Umum:
Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali atau rantai
penguat secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik
Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca
Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya
3. Pengerjaan Beton
Persyaratan Umum
Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas
lainnya harus didasarkan pada gambar rencana
Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan
pembangunan, termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut
waktunya
1. Perancah
Peraturan umum
Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak bias dikerjakan
secara aman dalam ketinggian
Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengawas yang ahli.
3. Plambing/Pemipaan
a. Fungsi instalansi plambing:
Penyediaan air bersih
Membuang air kotor
b. Jenis-jenis plambing
Instalansi plambing air bersih
Instalansi plambing air kotor
Instalansi plambing air hujan
5. Pengesahan
Sebelum instalansi plambing dipakai, pemilik mengajukan permohonan pengesahan
penggunaan kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota. Sebelum dikeluarkan
pengesahan, harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian pertama.
2.5 Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan