Seorang pria, 56 tahun, mengeluh dispnea saat istirahat dan menjadi lebih buruk selama aktivitas. Dia menderita batuk dengan dahak. Dia perokok
selama 30 tahun (24 batang / hari) dan saat ini masih merokok 2 batang sehari. Dia tidak memiliki riwayat keluarga alergi dan asma. Dia adalah didiagnosis
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sejak 6 bulan terakhir. Dia kekurangan nafsu makan dan selalu tidak bisa menyelesaikan makanannya. Ia juga
mengalami penurunan berat badan dalam 6 bulan (58 kg hingga 53 kg). Saat ini, beratnya = 53kg, tinggi = 175cm (BMI = 17,3 kg / m2).
Pemeriksaan fisik menunjukkan, inspeksi: gerakan dada simetris, irregular napas dengan laju pernapasan 27 kali per menit, menggunakan otot
sternocleidomastoideus di nafas, dan laras dada. Palpasi: fremitus sisi kanan atas semakin lambat. Perkusi: sonor terdengar di kedua sisi kanan dan kiri.
Auskultasi: terdengar suara mengi dan ronkhi. Pemeriksaan X-ray menunjukkan tanda bronkovaskular meningkat di sisi kanan. Saturasi oksigen adalah
86%. Uji spirometri menunjukkan rasio FEV1 / FVC 45% dengan prediksi FEV1 antara 65 %. Hasil dari tes-tes ini mengarah pada diagnosis medis adalah
paru obstruktif kronis penyakit (COPD) dengan tingkat keparahan sedang. Ia mendapat terapi oksigen dengan kanula nasal 3 liter per menit,
methylprednisolone 3 x 67,5 mg, Botol inhalasi kombinasi 4x1. Seorang perawat menyarankannya untuk melakukan pernapasan bibir terapi untuk
mengurangi dispnea. Dia ingin melakukan kontrol rutin, perawatan, dan latihan untuk mencegah berulang.
Ds :
Pasien mengatakan menderita batuk dengan
dahak.
Pasien mengatakan bahwa dirinya perokok
selama 30 tahun (24 batang / hari) dan saat
ini masih merokok 2 batang sehari
3 Do : Asupan diet kurang, ketidakmampuan makan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Berat saat ini = 53kg, tinggi = 175cm (BMI
= 17,3 kg / m2).
Ds :
Pasien mengatakan kekurangan nafsu
makan dan selalu tidak bisa menyelesaikan
makanannya.
Pasien mengatakan mengalami penurunan
berat badan dalam 6 bulan (58 kg hingga 53
kg).
badan minimal 18,5 Berikan istirahat yang cukup Bernutrisi Tinggi Dari
Sediakan suplemen makanan Chlorella dan Minyak Ikan
yang diperlukan Patin. Vol 19(3)
4 Intoleran Aktivitas b/d Toleransi Terhadap Aktivitas Terapi Oksigen
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Bersihkan mulut, hidung dan
antara suplai dan keperawatan selama 2x24 jam sekresi trakea dengan tepat
kebutuhan oksigen diharapkan toleransi terhadap Batasi aktifitas merokok
aktivitas pasien berkurang dengan Pertahankan kepatenan jalan
kriteria hasil : nafas
Saturasi oksigen ketika Monitor aliran oksigen
beraktivitas tidak terganggu Monitor efektivitas terapi
Frekuensi nadi ketika oksigen (misalnya, tekanan
beraktivitas tidak terganggu oksimetri, ABGs)
Frekuensi nafas ketika Monitor peralatan oksigen
bernafas tidak terganggu untuk memastikan bahwa alat
Kemudahan bernafas ketika tersebut tidak mengganggu
beraktivitas tidak terganggu upaya pasien untuk bernafas
Tekanan darah sistolik ketika Amati tanda-tanda
beraktivitas tidak terganggu hipoventilasi
Tekanan diastolic ketika Pantau adanya tanda-tanda keracunan
beraktivitas tidak terganggu oksigen dan alektasis
Tgl dan
TTD
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jam Nama jelas
Hambatan Pertukaran Gas b/d Mempertahankan kepatenan jalan
Ketidakseimbangan ventilasi- nafas
perfusi Memposisikan klien untuk
mendapat ventilasi adekuat
Memonitor pola pernafasan
Memberikan terapi oksigen
dengan tepat
Memonitor level ABG
Memberikan terapi oksigen yang
sesuai
Memonitor tanda-tanda gagal
nafas
Memposisikan pasien pada
perfusi ventilasi yang optimal
- memposisikan pasien untuk S:
Ketidakefektifan bersihan jalan
memaksimalkan ventilasi -Pasien mengatakan lelah karena susah
napas b/d penyakit paru
(semifowler) bernafas
obstruksi kronis, perokok
- melakukan fisioterapi dada - pasien mengatakan mampu
sebagaimana mestinya mengeluarkan sputum dengan batuk
- menginstruksikan bagaimana agar efektif
bisa melakukan batuk efektif
pasien mengatakan mampu
mengeluarkan sputum O:
dengan batuk efektif -RR : 26x/menit
- mengauskultasi suara nafas, catat -Pasien terlihat lemah
area yang ventilasinya menurun -suara mengi dan ronkhi berkurang
atau tidak ada dan adanya suara
tambahan A: belum teratasi
suara mengi dan ronkhi
berkurang P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,8
- Monitor status pernafasn dan
oksigenasi, sebagaimana mestinya
RR : 26x/menit
- menkaji status fisiologis yang
menyebabkan kelelahan sesuai
dengan konteks usia dan
perkembangan
pasien mengatakan lelah
karena susah untuk
bernafas
pasien terlihat kelelahan
- Memilih intervensi untuk
mengurangi kelelahan baik secara
farmakologis maupun non
farmakologis
- Menentukan jenis dan banyaknya
aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan
Intoleran aktivitas b/d - Mertahankan kepatenan jalan S: Pasien mengatakan sekarang hanya 1
Ketidakseimbangan antara napas bungkus/hari, tetapi selama di RS dia tidak
suplai dan kebutuhan oksigen - Membatasi aktivitas merokok pernah merokok
Pasien mengatakan
sekarang hanya 1 O: Saturasi O2 88%
bungkus/hari, tetapi
selama di RS dia tidak A: belum teratasi
pernah merokok
- Memberikan terapi O2 dengan P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4
nasal kanul 3 liter/menit, inhalasi
botol kombinasi 4x1
Saturasi O2 88%
- Memonitor efektifitas terapi
oksigen
- mengatur dan mengajarkan pasien
mengenai penggunaan perangkat
oksigen yang memudahkan
mobilisasi