Anda di halaman 1dari 10

B.

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin. Pada filariasis,
biasanya sering menyerang pada pria dan wanita yang berumur 30
tahun
b. Status kesehatan
1) Keluhan utama
Pasien mengalami keluhan mudah lelah, intoleransi aktivitas,
perubahan pola tidur, dan pembengkakan pada kaki pada filariasis
kronis.
2) Alasan masuk rumah sakit
Biasanya klien mengalami kelemahan otot, menurunnya massa
otot, respon fisiologi aktivitas (perubahan TD, frekuensi jantung)
3) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri disertai bengkak pada kaki yang
terkena, nyeri terasa serperti tertusu-tusuk, nyeri timbul setiap saat
dan skal nyeri sedang sampai berat. Bengkak awalnya muncul dari
telapak kaki sampai ke tungkai kaki bawah. Pasien sulit berjalan
yang disebabkan oleh pembengkakan tungkai kaki. Demam naik
turun dan buang air kecil berwana putih susu.

4) Riwayat kesehatan terdahulu


a) Riwayat penyakit sebelumnya
Klien biasanya belum pernah mengalami penyakit filariasi
sebelumnya
b) Riwayat penyakit keluarga
Pada keluarga biasanya tidak ada yang mengalami penyakit
filariasis karena penyakit ini memang bukan penyakit
keturunan.
c) Riwayat pengobatan

1
Biasanya klien tidak mendapatkan obat filariasis
c. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran: kebanyakan klien dengan filariasis datang di rumah
sakit dengan keadaan sadar (Composmentis)
2) Tanda-tanda vital: klien dengan penyakit filariasis mengalami
perubahan tekanan darah, menurunnya volume nadi perifer, dan
perpanjangan pengisian kapiler
3) Sistem pernafasan: pada penyakit filariasis, klien mengalami
pernapasan pendek, dispena nokturnal paroksimal, batuk dengan
atau tanpa sputum kental dan banyak.
4) Sistem kardivaskuler: ictus cordis tidak kuat, perubahan TD,
menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler.
5) Sistem persyarafan: kaki bengkak dan reflek tidak normal
6) Sistem perkemihan: biasanya terjadi pembengkakan pada daerah
skrotalis
7) Sistem pencernaan: klien biasanya mengalami anoreksia dan
permebilitas cairan
8) Sistem integumen: warna kulit normal dan yang mengalami
gangguan pada ekstremitas yang terkena filariasis tekstur kulitnya
mengalami bengkak, gatal, lesi, dan bernanah pada kaki yang
terkena
9) Sistem muskuloskeletal: terdapat edema pada kaki dan kelemahan
otot
10) Sistem endokrin: ditemukan adanya limfangitis dan limfadentitis
yang berlangsung 3-15 hari dan dapat terjadi beberapa kali dalam
setahun
11) Sistem reproduksi: menurunnya libido
12) Sistem penginderaan: kerusakan status indra peraba
13) Sistem imun: mengalami demam pada filariasis karena adanya
inflamasi yang berawal dari kelenjar getah bening
d. Pemeriksaan penunjang

2
1) Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan
mikroskopis darah, sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan
sulit dilakukan karena microfilarianya hanya muncul dan
menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama
beberapa jam saja.
2) Selain itu, berbagai metode pemeriksaan juga dilakukan untuk
mendiagnosa filariasis. Diantaranya ialah dengan sistem yang
dikenal sebagai penjaringan membran, metode
mengkonsentrasikan dan teknik pengendapan.
3) Metode pemeriksaan yang mendekati ke arah diagnosa dan diakui
WHO adalah dengan pemeriksaan teskartu. Hal ini sangatlah
sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva).
Yaitu dengan mengambil sampel darah dengan sistem tusukan jari
droplest diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari.

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI diagnosa keperawatan filariasis yang muncul antara lain
a. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf (oleh granulasi
mikrofilaria)
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
c. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan iritasi kandung kemih
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki
(pembengkakan pada kaki akibat filariasis)
e. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pembesaran kelenjar
limfe

3
4
3. Intervensi
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronis berhubungan Tujuan: menunjukkan nyeri, efek 1. Kaji efek jangka panjang penggunaan
dengan penekanan saraf merusak yang dibuktikan oleh indikator obat
(oleh granulasi sebagai berikut (sebutkan 1-5: ekstrem, 2. Lakukan pengkajian nyeri secara
mikrofilaria) berat, sedang, ringan, atau tidak ada): komprehensif
Kriteria hasil: 3. Tentukan dampak pengalaman nyeri
- Pasien akan menyatakan secara pada kualitas hidup (misalnya tidur,
verbal pengetahuan tentang cara selera makan, aktivitas, kognisi, alam
alternatif untuk redahkan nyeri perasaan hubungan kinerja, dan peran
- Pasien akan melaporkan bahwa tanggung jawab)
tingkat nyeri pasien dipertahankan 4. Tawarkan tindakan meredakan nyeri
pada skala nyeri 0-10 untuk membantu pengobatan nyeri
- Klien akan tetap produktif (misalnya umpan balik biologi atau
- Klien akan melaporkan menikmati teknik relaksasasi)
aktifitas senggang 5. Tingkatkan istirahat dan tidur yang
- Klien akan melaporkan adekuat untuk memfasilitas peredaan
kesejahteraan fisik dan psikologik nyeri
- Klien akan mengenali faktor-faktor 6. Adakan pertemuan multidisiplener
yang meningkatkan nyeri dan untuk merencanakan asuhan

5
melakukan tindakan pencegahan keperawatan klien misalnya kolaborasi
nyeri pemberian analgesik
2. Hipertermia berhubungan Tujuan : 1. Pantau warna kulit dan suhu tubuh
dengan proses penyakit Klien akan menunjukkan termoregulasi 2. Kaji ketepatan pakaian yang digunakan
yang dibuktikan oleh indikator gangguan sesuai dengan suhu lingkungan
sebagia berikut (sebutkan 1-5: gangguan 3. Pantau dehidrasi (turgor kulit,
ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak kelembabapan membran mukosa)
ada gangguan) : peningkatan suhu kulit, 4. Berikan kompres hangat
dehidrasi, frekuensi pernapasan 5. Anjurkan asupan cairan oral (minum)
Kriteria hasil: minmal 2 liter per hari
- Seimbang antara produksi panas, 6. Ajarkan pasien/keluarga dalam
peningkatan panas, dan kehilangan emngukur suhu untuk mencegah dan
panas. mengenali secara dini hipertermia
- TTV dalam keadaan normal 7. Kolaborasi pemberian antipiretik
- Pasien dan keluarga mampu
mengenali hipertermi dan
melaporkan pada perawat
3. Gangguan eliminasi urin Tujuan: 1. Pantau eliminasi urin, meliputi frekuensi,
berhubungan dengan iritasi Menunjukkan eliminasi urin, yang konsistensi, bau, volume, dan warna
kandung kemih dibuktikan oleh indikator berkut 2. Kumpulkan data tentang penggunaan obat

6
(sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, resep dan obat nonresep
sedang, ringan, atau tidak ada gangguan): 3. Ajarkan klien tentang tanda dan gejala
identifikasi dorongan berkemih, infeksi saluran kemih
mengosongkan kandung kemih secara 4. Ajarkan klien untuk minum 200 ml cairan
tuntas, pola eliminasi, asuhan cairan pada saat makan, diantara waktu maka,
adekuat. dan di awal petang.
Kriteria hasil: 5. Kolaborasi dengan dokter jika didapatkan
Pasien akan : tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Mendeskripsikan rencana untuk
meningkatkan fungsi perkemihan
- Memiliki urin residu pasca berkemih
>100-200 ml
- Tetap terbebas dari infeksi saluran
kemih
- Memiliki asupan haluaran urin 24
jam yang seimbang
- Mengalami eliminasi urin yang
normal
4. Gangguan citra tubuh Tujuan: 1. Kaji respon verbal dan non verbal klien
berhubungan dengan Gangguan citra tubuh berkurang yang terhadap tubuh klien

7
perubahan bentuk kaki dibuktikan dengan menunjukkan adaptasi 2. Identifikasi mekanisme koping yang biasa
(pembengkakan pada kaki ketunadayaan fisik, penyesuaian digunakan klien
akibat filariasis) psikososial, citra tubuh positif. 3. Monitor frekuensi mengkritik diri
Kriteria hasil: 4. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
- Mengidentifikasi kekuatan personal kemajuan dan prognosis penyakit
- Mengenali dampak situasi pada 5. Dorong klien mengungkapkan
hubungan personal dan gaya hidup perasaannya
- Menenali perubahan aktual pada 6. Rujuk ke tim interdisipliner untuk klien
penampilan tubuh yang memiliki kebutuhan kompleks
- Menunjukkan penerimaan (misalnya komplikasi pembedahan)
penampilan
- Menggambarkan perubahan aktual
pada fungsi tubuh
5. Hambatan mobilitas fisik Tujuan: 1. Kaji kebutuhan terhadap bantuan
berhubungan dengan Memperlihatkan mobilitas, yang pelayanan kesehatan
pembesaran kelenjar limfe dibuktikan oleh indikator berikut (1-5: 2. Ajarkan pasien dan pantau tentang
gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, penggunaan alat bantu mobilisasi
atau tidak mengalami gangguan): 3. Ajarkan dan bantu dalam proses
keseimbangan, koordinasi, performa berpindah
posisi, pergerakan sendi dan otot, 4. Rujuk keahli terapi fisik untuk program

8
berjalan, bergerak dengan mudah. latihan
Kriteria hasil: 5. Berikan penguatan positif selama
- Memperlihatkan penggunaan alat aktivitas
bantu secara benar dengan 6. Bantu klien untuk menggunakan alas kaki
pengawasan anti selip yang mendukung berjalan.
- Meminta bantuan untk aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri
dengan alat bantu
- Menyangga berat badan
- Berjalan dengan menggunakan
langkah-langkah yang benar
- Berpindah ke kursi atau kursi roda
- Menggunakan kursi roda secara
efektif

9
10

Anda mungkin juga menyukai