Anda di halaman 1dari 2

Waalaikum Salam Wr. Wb.

1. Bagaimana bahan ajar bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 (sesuai dengan jenjang
mengajar). Sudahkah sesuai dengan Literasi masyarakatnya?

Bahan ajar merupakan suatu bahan yang digunakan oleh guru untuk membantu dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun dalam pemilihanya, seorang guru harus
menyesuaikannya dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan suatu bahan ajar,
hal ini supaya segala kebutuhan siswa mengenai materi yang diajarkan dapat difasilitasi.
Namun demikian, dalam mengembangkan sebuah bahan ajar, guru hendaknya
mempertimbangkan karakteristik kurikulum yang dikembangkan, karakteristik siswa, dan
tujuan pembelajarannya. Sehingga bahan ajar yang digunakan benar-benar dapat
membantu terlaksananya pembelajaran yang optimal.

Bahan ajar dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu bahan ajar cetak dan non cetak.
Bahan ajar cetak dapat berupa modul, handout, LKS, buku, pamflet, atau bahan cetak
lainnya yang dikembangkan untuk menungjang pembelajaran. Sedangkan bahan ajar non
cetak dapat berupa audia, PPt, video, visual, dal lain-lain. Dalam memilih dan
mengembangkan bahan ajar , guru juga harus memperhatikan karakteristik bahan ajar yang
baik, yang menurut Purwanto dan Sadjati (dalam Dewi Padmo, 2004) terdiri dari 5 krteria,
yaitu; kriteria tentang isi, kriteria penyajian, kriteria ilustrasi, kriteria unsur pelengkap, dan
kriteria kualitas fisik.

Dalam kaitanya dengan proses pembelajaran di sekolah, pada dasarnya semua pemilihan
bahan ajar harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang terantum dalam standar isi.
Dalam hal ini standar isi berdasarkan kurikulum 2013. Namun, dalam pembelajaran
Indonesia, selain harus sesuai dengan standar isi, bahan ajar yang dipilih juga harus
mampu mengembangkan literasi. Literasi tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran Bahasa
Indonesia, karena pada hakikatnya literasi adalah kemampuan seseorang dalam
ketrampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Sampai saat ini, bahan ajar yang dikembangkan guru bahasa Indonesia yang bepedoman
pada kurikulum 2013 sudah menuju pada ketercapaian literasi. apalagi dengan banyaknya
sumber bahan ajar, baik itu cetak maupun non cetak. Namun hal ini juga tidak cukup untuk
mendorong siswa menjadi masyarakat literasi. Kurangnya minat baca menjadi salah satu
permasalahnnya.

Hal di atas tidakjauh berbeda dengan yang dialami siswa pada jenjang smp. Padahal jika
merujuk pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada jenjang smp adalah
kemampuan untuk menguasai berbagai jenis teks. Dengan tujuan pembelajaran yang jelas
itu, seharusnya masyarakat literasi dapat cepat terwujud. Namun, entah mengapa tujuan itu
sampai saat ini belum tercapai sepenuhnya.

Permasalahan inilah yang kiranya harus dipikirkan oleh guru bahasa Indonesia saat ini,
bagaimana mengembangkan minat baca siswa dengan pemilihan bahan ajar yang baik dan
menarik. Sehingga dengan bahan ajar yang disiapkan guru, siswa menjadi seorang yang
kaya informasi dan menjadi individu yang gemar membaca. Oleh karena itu, guru harus
benar-benar memahami semua hal tentang penyusunan bahan ajar. Bagaimana kriterianya,
jenis-jenisnya, dan kemasaannya sehingga bahan ajar yang disusun membawa pada
pembelajaran yang efektif dan bermakna, serta mendoong pada masyarakat literasi.

2. Bagaimana cara mengembangkan bahan ajar dengan memanfaatkan teknologi?

Perkembangan teknologi di abad 21 ini sebenarnya membuka peluang bagi guru untuk
mengembangkan bahan ajar dari berbagai sumber. Seperti kita ketahui, bahwa di abad 21
ini perkembangan multimedia semakin maju, dan hal ini menjadi salah satu opsi bagi guru
untuk memanfaatkannya sebagai bahan ajar. Dengan semakin bervariasinya bahan ajar,
maka penyajian proses pembelajaran akan semakin menarik dan efektif. Jika dibandingkan
dengan hanya mengandalkan bahan ajar cetak, seperti buku, modul, dan handout. Namun
dengan menyajikan bahan ajar dalam bentuk multimedia, maka pemahaman siswa terhdap
suatu materi akan lebih dieperkuat lagi. Guru juga dapat menyajikan bahan ajar secara
offline ataupun onlline. Memberikan kemudahan pada siswa untuk mengakses bahan ajar
di mana dan kapanpun saja tanpa terbatas ruang dan waktu.

Akan tetapi, bukan berarti mudahnya mendapatkan bahan ajar guru dapat memilih
sesukanya. Tentu hal ini tidak diperbolehkan. Dalam pemilhan bahan ajar berbasis
multimedia, guru harus tetap memperhatikan kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran
dan efektifitas penggunannnya dalam proses pembelajaran. Jangan sampai bahan ajar yang
kita pilih justru menyulitkan pemahaman siswa. Sehingga kriteria dalam pemilihan bahan
ajar seperti yang sudah dibahas sebelumnya tetap harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai