Baturaja, 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo dilakukan
dengan menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen resiko disemua unit.
Alat-alat manajemen resiko yang digunakan terdiri dari :
1. Non statisticaltools : untuk mengembangkan ide, mengelompokkan, memprioritaskan dan
memberikan arah dalam pengambilan keputusan. Alat-alat tersebut meliputi fish bone,
bagian air, RCS, dan FMEA.
2. Statiscal tools seperti Diagram Pereto, lembar periksa (check sheet).
Perbedaan RCA dengan FMEA, yaitu RCA merupakan pendekatan analisis sistem yang reaktif
sementara FMEA merupakan pendekatan proaktif untuk mencegah kegagalan sistem.
Persamaan RCA dengan FMEA, yaitu :
Harus ada komitmen pimpinan.
Bertujuan mengurangi kemungkinan cidera yang akan terjadi.
Mencakup identifikasi kondisi-kondisi yang menimbulkan cidera.
Merupakan metode analisis non statistical.
Merupakan aktifitas sebuah tim yang memerlukan dukungan SDM, waktu, material dan
penunjang lainnya.
RCA dan FMEA saling berhubungan, bagian pendekatan yang satu dapat digunakan pada
bagian pendekatan yang lainnya. FMEA dapat digunakan untuk membantu mengevaluasi
perubahan strategi hasil analisa dengan RCA. Pendekatan FMEA dapat melihat titik-titik
potensial kegagalan berbagai proses dan kemudian mengidentifikasi kegagalan-kegagalan baru
yang ditimbulkan dari penerapan proses baru. RCA dapat digunakan untuk mengidentifikais
proses-proses mana saja yang membutuhkan FMEA dan kemudian menentukan akar
permasalahan secara spesifik.
BAB II
ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)
A. Pengertian
Root Cause (akar masalah), akar atau isu fundamental, adalah titik awal dimana bila pada
titik tersebut diambil suatu tindakan (pencegahan) maka peluang terjadinya insiden akan
berkurang.
RCA diterapkan pada kejadian resiko tinggi, berdampak luas yaitu semua KTD dan
Sentinel. Apabila terjadi insiden lain seperti KTC, KNC, dan KPC cukup dilakukan investigasi
sederhana. Setiap proses pengelolaan insiden harus dapat menetapkan tingkat investigasi dan
tindakan yang diperlukan.
RS memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana dan mengapa masalah terjadi untuk kemudian menyusun rencana tindak
lanjutnya. RCA dilakukan oleh Tim RCA, sementara komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien bertanggung jawab untuk :
Mengingatkan untuk dilaksanakannya RCA.
Mengatur Penyelenggaraan suatu investigasi.
Mengelola tim RCA.
Pelaporan secara organisatoris dan memonitor tindak lanjut upaya pengurangan resiko.
Koordinasi program RCA.
Evaluasi program RCA.
INSIDEN :
Ketua :
Anggota : 1. 4.
2. ______ 5.
3. ______ 6.
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili? YA TIDAK
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sesudah diwakili
dalam tim tersebut ? YA TIDAK
Siapa yang menjadi Notulen?
Tanggal dimulai Tanggal dilengkapi
LANGKAH 3 : Kumpulkan data & informasi
Dengan menggunakan form seperti dibawah ini :
Observasi langsung :
Dokumentasi : 1. .................................................
2. .................................................
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
Interview (Dokter/Staf yang terlibat)
1. .................................................
2. .................................................
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
LANGKAH 4 : Petakan kronologi kejadian dengan menggunakan bantuan beberapa
form dibawah ini :
FORM TABULAR TIMELINE
WAKTU/KEJADIAN
KEJADIAN
INFORMASI
TAMBAHAN
Good Practice
MASALAH
PELAYANAN
LANGKAH 5 : Identifikasi care management programs
FORM MASALAH/CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)
MASALAH INSTRUMENT/TOOLS
1.
2.
3.
4.
5.
SUMBER DAYA
AKAR TINGKAT BUKTI
TINDAKAN PJ WAKTU YANG PARAF
MASALAH REKOMENDASI PENYELESAIAN
DIBUTUHKAN
Proses mengurangi resiko di RSUD Baturaja dilakukan paling sedikit satu kali dalam
setahun dan dibuat dokumentasinya, dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA). Proses yang dipilih adalah proses dengan resiko tinggi.
A. Pengertian Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Beberapa definisi FMEA :
Adalah suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci dan mengenali
model-model adanya kegagalan/kesalahan dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan desain/prosedur.
Adalah metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi
kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut dirancang untuk menyelamatankan
keselamatan pasien.
Adalah proses proaktif, dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi.
Mengantisipasi kesalahan akan meminimalkan dampak buruk.
Kelebihan utama dari FMEA yaitu membuat pengguna dapat fokus pada proses
merancang ulang proses-proses yang memiliki potensial masalah untuk mencegah
terjadinya kegagalan di kemudian hari.
Delapan tahap FMEA (JCAHO, 2005) :
1. Memilih proses yang bersiko tinggi dan membentuk tim.
2. Membuat diagram proses ata alur proses dengan flow chart yang rinci
3. Untuk setiap kemungkinan kegagalan (failure mode) identifikasi efek yang
memungkinkan terjadi ke pasien (the effect).
4. Menetapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek tersebut ke pasien RPN (Risk
Priority Numbers)
5. Melakukan root cause analysis dari failure mode
6. Rancangan ulang proses
7. Analisa dan uji cobakan proses yang baru
8. Implementasi dan monitoring proses baru
B. Tahapan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
LANGKAH 1 : Pilih proses yang beresiko tinggi dan bentuk TIM
Pilih proses yang akan dianalisa. Proses yang dipilih dapat berupa proses klinis dan
berhubungan langsung dengan perawatan kepada pasien atau yang tidak berorientasi klinis
dan tidak berhubungan dengan perawatan pasien. Pilih proses yang akan dianalisa.
Tentukan salah satu proses/sub proses bila prosesnya kompleks.
Judul Proses :
Bentuk TIM
Ketua :
Anggota 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sudah diwakili didalam tim
tersebut? YA TIDAK
Tahapan Proses :
Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Jika proses terlalu kompleks, pilih satu proses atau sub proses untuk di tindak lanjuti.
1 2 3 4 5 6
Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses
A. _ A. _ A. A. ____ A. _
B. ____ B. B. B. ______ B.
C. _C. C. C. ______ C.
D. _____ D. D. D. ______ D.
E. ___ E. E. E. ______ E.
1 2 3 4 5 6
Jelaskan sub proses kegiatan yang dipilih dan kemungkinan kegagalan pada setiap
sub proses
Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses
C. C. C. C. C. C.
D. D. D. D. D. D.
E. E. E. E. E. E.
Tujuan menyusun prioritas adalah mengidentifikasi failure mode yang paling butuh
dianalisis untuk meningkatkan proses dan mengurangi risiko mencelakai pasien.
LEVEL DESKRIPSI
5 Tidak mungkin terdeteksi
4 Kemungkinan kecil terdeteksi
3 Mungkin terdeteksi
2 Sangat mungkin terdeteksi
1 Selalu terdeteksi
1. Failure Mode and Effect, Analysis in Health Care: Proactive Risk Reducation, JCI 3rd
ED, 2010
2. MMR UGM, 2009, Bahan Kuliah Blok II, Magister Manajemen RS FK UGM, Jogja
3. Herkutanto, 2013, Bahan Presentasi Workshop PMKP - Standar Akreditasi RS
4. Materi KKP - RS PERSI