Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mineral berasal dari dalam tanah. Tanaman yang ditanam di atas tanah
akan menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemudian
disimpan dalam akar, batang, daun, bunga dan buah. Hewan makan tanaman
dan akan menyimpan mineral dalam tubuhnya. Manusia memperoleh mineral
melalui konsumsi pangan nabati maupun hewani.
Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam tubuh
diperlukan untuk pengaturan kerja enzim, pemeliharan keseimbangan asam
basa, pemeliharan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. (Almatsier,
2002)
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat
digolongkan menjadi 2 kwlompok utama yaitu mineral makro dan mineral
mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampr 1% dari total
berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari,
sedangkan mineral mikro merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah
kurang dari 100 mh/hari. (Darmono, 1995)
Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah
kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalsium (K), klorida
(Cl) dan natrium (Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kronium (Cr),
tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I), besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si)
dan seng (Zn). (Achadi, 2007)
Sumber mineral tersebut, dapat diperoleh dari kentang, pisang,
kedelai, pepaya, melon, mangga, labu, alpukat, wortel, bayam, kacang kering,
kacang polong dan masih banyak lagi. (Ashari, 2006)
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian mineral ?
- Bagaimana klasifikasi mineral ?
- Apa saja peranan mineral dalam kehidupan ?
- Bagaimana kecukupan mineral ?
- Apa saja peran zat gizi (mineral) terhadap kesehatan gigi dan mulut ?
- Apa saja akibat defisiensi (kekurangan) mineral terhadap kesehatan gigi
dan mulut ?

C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian mineral.
- Untuk mengetahui klasifikasi mineral.
- Untuk mengetahui peranan mineral dalam kehidupan.
- Untuk mengetahui kecukupan mineral.
- Untuk mengetahui peran zat gizi (mineral) terhadap kesehatan gigi dan
mulut
- Untuk mengetahui akibat defisiensi (kekurangan) mineral terhadap
kesehatan gigi dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi
juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni
dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan
bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup,
dibutuhkan oleh ternak baik untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan dan
reproduksi. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang essensial dan golongan
yang tidak essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas
mineral makro, dan mineral mikro (Georgievskii et al., 1982).
Georgievskii et al. (1982) juga mengklasifikasikan mineral menjadi
tiga golongan berdasarkan distribusi mineral pada jaringan dan organ tubuh.
Golongan tersebut adalah (1) mineral yang didistribusikan pada jaringan
tulang (osteotropic). Contoh mineral yang termasuk ke dalam golongan ini
yaitu : kalsium, fosfor, magnesium, strontium, beryllium, flourine, vanadium,
barium, titanium, radium. (2) Mineral yang didistribusikan ke dalam sistem
reticuloendothelial. Contoh mineral pada golongan ini yakni: ferrum, copper,
mangan, silver, crhom, nikel, cobalt, dan beberapa lantannida. (3) Mineral
yang didistribusikan pada jaringan yang tidak spesifik.
Umumnya mineral tersebut terdistribusi lebih pada suatu jaringan
tertentu. Contoh mineral tersebut adalah 7 natrium, kalium, sulfur, chlorine,
lithium, rubidium dan caesium. Secara umum mineral-mineral essensial
berfungsi sebagai pembangun tulang dan gigi. Mineral bersama-sama protein
dan lemak membentuk otot, organ tubuh, sel darah, dan jaringan lunak
lainnya. Disamping itu mineral juga berperan dalam mempertahankan
keseimbangan asam-basa, mempertahankan kontraksi urat daging dan
memainkan peranan penting untuk berfungsinya urat syaraf secara normal.
Sebagian mineral essensial juga berfungsi mempertahankan tekanan osmotik,
bagian dari hormon atau sebagai aktifator dari enzim, mengatur metabolisme,
transport zat makanan ke dalam tubuh, permeabilitas membran sel dan
memelihara kondisi ionik dalam tubuh. Persentase kadar mineral total dari
makanan ruminansia hanya sebagian kecil dari konsumsi bahan kering total
(Adriani et al., 2009). Solusi dari permasalahan tersebut adalah pemberian
suplemen mineral yang dapat memenuhi kebutuhan ternak.

B. Klasifikasi Mineral
Mineral merupakan elemen anorganik, jumlahnya dalam tubuh kurang
lebih 4 %. Mineral dikelompokkan menjadi:
a. Mineral esensiel
Termasuk dalam kelompok mineral esensiel untuk makro elemen adalah
kalsium (Cu), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (P),
khlorin (Cl) dan sulfur (S). Untuk elemen kelumit atau mikro mineral
adalah mangan (Mn), zat besi (Fe), tembaga (Cu), iodium (I), seng (Zn),
flourin (F), vanadium (Va), kobalt (Co), molibdenum (Mo), selenium
(Se), kromium (Cr), timah putih (Sn), nikel (ni) dan silikat (Si).
b. Mineral kemungkinan esensiel
Termasuk dalam kelompok ini adalah arsen, barium, bromin,
kadmium, dan strontium.
c. Mineral non esensiel
Termasuk dalam kelompok ini adalah alumunium, antimon,
bismut, boron, germanium, aurum, timah hitam, air raksa, rubidium,
perak, dan titanium.
d. Mineral yang berpotensi toksik (beracun)
a) tembaga (Cu), molibdenum (Mo), selenium (Se)
b) arsen (As), cadmium
c) timah hitam (Pb) dan air raksa (Hg)
Ada dua pengertian kapan mineral disebut esensiel, yaitu apabila:
1. Defesiensi dari mineral tersebut mengakibatkan ketidaknormalan
fungsi fisiologis.
2. a. Mineral terdapat dalam jaringan yang sehat pada makhluk hidup
Kadar mineral relatif constan.
b. Kekurangan mineral tersebut mengakibatkan gangguan fisiologis.
c. maupun ketidaknormalan struktur Universitas Gadjah Mada
Penambahan mineral tersebut dapat mencegah terjadinya
ketidaknormalan tersebut.
d. Ketidaknormalan karena defisiensi selalu diikuti perubahan
biokimiawi.
e. Perubahan biokimiawi dapat dicegah apabila defisiensi dapat
dicegah ataupun diobati.

Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan :


1. Mineral Organik
Mineral Organik adalah mineral yang dibutuhkan serta
berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan
yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-
sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
2. Mineral Anorganik
Mineral Anorganik adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta
tidak berguna bagi tubuh kita. Contohnya : Timbal Hitam (Pb), Iron
Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,Magnesium, Aluminium
atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.Menurut
bentuknya,

Klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :


1. Mineral Makro
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari.
Berikut ini akan dibahas mengenai mineral makro antara lain:
a. Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluer.
35-40 % terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna,
sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung banyak
natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur (NaCl).
Sumber natrium yang lain berupa monosodium glutamate
(MSG), kecap dan makanan yang di awetkan dengan garam
dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah mengandung
sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan,
mentega dan makanan laut lainnya.
Fungsi dari natrium antara lain :
- Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen
ekstraseluer.
- Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar
dari darah dan masuk kedalam sel.
- Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zatyang membentuk asam.
- Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
- Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat
gizi lain melaluimembrane, terutama melalui dinding usus
sebagai pompa natrium.
Dampak kekurangan dan kelebihan akibat kekurangan
natrium adalah sebagai berikut :
a. Menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan.
b. dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan
diet rendah natrium.
Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan
yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi.
b. Klorida (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular.
Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak
dan sumsum tulang belakang), lambung dan pancreas. Klor
terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa
sayuran dan buah juga mengandung klor.
Fungsi dari klorida ini antara lain :
- Berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam cairan ekstraseluler.
- Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari
HCL, yang diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim
pencernaan.
- Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa
bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya.
- Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan
masuk ke dalam plasma darah guna membantu
mengangkut ke paru-paru dan keluar dari tubuh.
- Mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur
keseimbangan cairan tubuh.
Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis,
dan keringat berlebihan.Dan jika kelebihan juga bisa membuat
muntah. Jadi AKG minimum klor sehari sebesar750 mg. Klor
diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat.
Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.

c. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat
di dalam sel dan cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan segar/
mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.
Fungsi dari kalium ini antara lain :
- Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta keseimbangan asam dan basa bersama natrium.
- Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan
kontraksi otot.
- Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
banyak reaksi biologi,terutama metabolisme energi dan sintesis
glikogen dan protein.
- Berperan dalam pertumbuhan sel.
Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan
kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal. Kehilangan banyak
melalui saluran cerna dapat terjadi karena muntah-muntah, diare
kronis atau kebanyakan menggunakan obat pencuci perut.
Kebanyakan kehilangan melalui ginjal adalah karena penggunaan
obat diuretic terutama untuk pengobatan hipertensi. Kekurangan
kalium menyebkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan,
kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.
Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi
melebihi 12 g/ m2 permukaan tubuh sehari tanpa diimbangi oleh
kenaikan eksresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal
jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium dapat terjadi
bila ada gangguan fungsi ginjal.

d. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam
tubuh yang berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi.
Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, kalsium berperan
penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf,
kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebialitas
membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormon dan faktor
pertumbuhan.
Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti
keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering
merupakan sumber kalsium yang baik, udang, kerang, kepiting,
kacang-kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun
lamtoro.
Fungsi utama dari kalsium antara lain:
- Pembentukan tulang dan gigi.
- Kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari
struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium.
- Mengatur pembekuan darah.
- Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12,
tindakan enzim pemecahlemak, lipase pancreas, eksresi insulin
oleh pancreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin.
- Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu
aktin dan myosin.
- Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi
kekebalan.
- Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator
membrane, dan transmisiion melalui membrane organel sel.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan
menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang
kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi
osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress. Dapat
juga terjadi pada perokok dan pemabuk. Selain itu dapat juga
menyebabkan osteomalasia yaitu riketsia pada orang dewasa dan
terjadi karena kekurangan vitamin D. Kadar kalsium darah yang
rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.
Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau
gangguan ginjal, gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi.
Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh
yang terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum.
Kehilangan kalsium dapat terjadi melalui urin, sekresi cairan yang
masuk saluran cerna serta keringat.

e. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh,
sekitar 1% dari berat badan. Fosfor terdapat pada tulang dan
gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor
terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya
protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya,
kacang-kacangan serta serealia.
Fungsi dari fosfor antara lain :
- Kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada
matriks tulang.
- Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat,
protein dan lemakmelalui proses fosforilasi fosfor dengan
mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B.
- Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer.
- Bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta
ATP dan fosfolipid.
- Mengatur keseimbangan asam basa.
Kekurangan fosfor bias terjadi karena menggunakan obat
antacid untuk menetralkan asam lambung, yang dapat mengikat
fosfor sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga
terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui
urin. Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan
gejala lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.
Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan
mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.

f. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di
dalam cairan interselular. Magnesium merupakan bagian dari
klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama
dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam darah
manusia yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat dalam
berbagai proses metabolisme.
Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan
lunak dan cairan tubuh lainnya. Sumber utama magnesium
adalah sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dan kacang-
kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat merupakan
sumber magnesium yang baik. Magnesium berperan penting
dalam sistem enzim dalam tubuh. Magnesium mencegah
kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium dalam email gigi.
Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein
dan energi serta berbagai kompilasi penyakit yang menyebabkan
gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu
lama mendapat makanan tidak melalui mulut (intravena).
Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan
diuretika (perangsang pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan
kekurangan magnesium. Kekurangan magnesium berat akan
menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan pertumbuhan,
mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan system
saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung. Akibat kelebihan
magnesium belum diketahui secara pasti. Kelebihan magnesium
terjadi pada penyakit gagal ginjal.

g. Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti
vitamin tiamnin dan biotin serta asam amino metionin
dan sistein. Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan
kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein.
Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme sehingga
bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan
dihubungkan dengan mukopolisakarida. Kecukupan sehari sulfur
tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya
kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup
mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika
kekurangan protein. Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi
asam amino berlebih pada hewan yang akan
menghambat pertumbuhan
.
1. Mineral Mikro
Mineral Mikro merupakan mineral yang jumlah kebutuhannya
kurang dari (<100 mg perhari) atau lebih sedikit di bandingkan dengan
mineral makro.Yang termasuk mineral mikroantara lain:
a. Besi
Zat besi merupakan salah satu mineral yang dapat membuat
tubuh sehat. Tubuh manusia mengandung lebih kurang 3,5 - 4,5
gram zat besi, di mana dua per tiganya ditemukan didalam darah,
sementara sisanya ditemukan di dalam hati, sumsum tulang, otot.
Peranannya dalam produksi sel darah merah sudah sangat terkenal,
terutama untuk kaum wanita. Beberapa gejala kekurangan zat besi
adalah kesulitan bernafas (nafas terengah-engah), jantung
yang berdetak lebih cepat, kelelahan, kesulitan memusatkan
perhatian, tidur yang tidak pulas, sakit saat menstruasi, ujung
bibir yang pecah-pecah, iritasi mata, dan bahkan kerontokan
rambut. Sumber-sumber alami zat besi adalah: daging sapi, daging
ayam, dan sayur-sayuran berwarna hijau tua.

b. Zinc/Seng
Seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
dan dikelompokkan dalam golongan trace mineral. Namun bagi
manusia, arti penting zat seng sebenarnya baru terungkap pada
tahun 1956. Fungsi seng terbilang sangat vital bagi kelangsungan
hidup sel-sel tubuh manusia. Salah satunya sebagai zat perantara
bagi lebih 70 macam enzim dan protein yang ada di tubuh
manusia. Enzim sendiri berperan dalam metabolisme seluruh sel-
sel ditubuh manusia, maka jika enzim-enzim tidak terbentuk
sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu.
Berikut adalah tanda-tanda bila mengalami kekurangan seng
menurut :
1) Rata-rata pertumbuhan yang lambat.
2) Tidak ada selera atau nafsu makan.
3) Penyembuhan luka yang lambat, muncul lesi pada kulit dan
infeksi yang tak kunjung sembuh.
4) Kelelahan yang hebat.
5) Kerontokan pada rambut.
6) Ketidaknormalan pada kemampuan mengecap rasa dan
mencium bau.
7) Kesulitan dalam melihat dikegelapan.
8) Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas).

c. Yodium/iudium
Jenis mineral ini, selalu dihubung-hubungkan dengan
garam. Bahkan WHO, lembaga kesehatan dunia milik PBB,
pernah mencanangkan gerakan konsumsi garam beryodium
dinegara berkembang. Sebenarnya yodium hanyalah mineral yang
dititipkan pada garam. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
masyarakat di dunia menggunakan garam untuk memasak.
Namun, sumber yodium terbesar adalah seafood, seperti: kerang,
udang, rumput.

C. Peranan Mineral dalam Kehidupan


Peranan mineral dalam kehidupan diketahui setelah adanya fakta bahwa
mineral tersebut ada di dalam jaringan. Misalnya tembaga yang terdapat
dalam bulu burung, dalam darah siput, vanadium dalam darah, iodium dalam
kelenjar tiroid, seng dalam abu sayuran. Selain itu juga adanya/timbulnya
penyakit defisiensi yang disebabkan karena kekurangan mineral misalnya
penyakit gondok karena kekurangan iodium, anemi karena kekurangan zat
besi ataupun tembaga. Penemuan-penemuan mineral yang mempunyai arti
penting dalam kehidupan tersebut tidak terlepas dari pengembangan teknologi
pada bidang analisis kimia, sehingga mineral dalam jumlah yang sangat
kecilpun dapat dideteksi. Determinasi dengan spektrofotometer serapan atom
maupun aktivasi neutron sangat membantu peranan mineral dalam kehidupan.
Mineral esensiel mempunyai fungsi (bisa salah satu atau seluruhnya) yaitu:
1. Sebagai bahan pembentuk bermacam-macam jaringan tubuh, seperti tulang
dan gigi (Ca dan P), rambut, kuku, dan kulit (S) serta sel darah merah (Fe);
kalsium dan fosfor merupakan mineral yang terbanyak dalam tubuh.
2. Memelihara keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh melalui
penggunaan, Cl, P, S sebagai pembentuk asam dan Ca, Fe, Mg, K, serta Na
sebagai pembentuk basa.
3. Mengatalisis reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak,
protein maupun mengatalisis pembentukan lemak dan protein tubuh.
4. Merupakan komponen hormone dan enzim, misalnya mineral Fe
merupakan komponen cytochrom oksidase dan Cu merupakan komponen
enzim tyrosinase maupun pembentukan antibodi.
5. Membantu dalam pengiriman isyarat saraf ke suluruh tubuh (Ca, K dan
Na).
6. Merupakan bagian dari cairan usus (Ca, Mg, K dan Na).
7. Mengatur kepekaan saraf dan kontraksi otot (Ca, K dan Na).
8. Mengatur proses pembentukan darah (Ca)
Mineral sebagai penyusun kerangka tubuh seperti tulang dan gigi
terutama dilakukan oleh kalsium dan fosfor. Mineral tersebut dalam jumlah
normal dapat memberikan kekuatan dan kekerasan pada kerangka tersebut.
Sistem koloid merupakan sistim dua fase, fase yang satu dalam bentuk
partikel terdispersi kedalam fase yang lain yang bertindak sebagai pelarut.
Salah satu ciri dari sistem koloid yaitu dapat membuat gel. Contoh dalam
organisme yaitu protoplasma yang bersifat koloid. Protoplasma dapat
membentuk gel melalui kegiatan ion-ion, misalnya ion kalsium akan
meningkatkan tegangan antar muka lapisan partikel. Viskositas sistim koloid
dipengaruhi oleh konsentrasi ion kalsium, natrium dan kalium. Difusi suatu
nutrien dari suatu kompartemen ke dalam kompertemen yang lain tidak hanya
ditentukan oleh ukuran partikel tetapi juga diatur oleh mieral seperti pompa
natrium-kalium. Tekanan osmose yang diukur dari kecenderungan suatu
pelarut (air) untuk bergerak melalui m embran dari Iarutan yang encer ke
dalam Iarutan yang Iebih pekat.
Tekanan osmose biasanya sebanding dengan berat molekul zat yang
larut. Elemen anorganik yang berbentuk ion dengan berat molekul rendah
mempengaruhi tekanan osmose dengan mengatur pengaliran air dan zat yang
larut melalui dinding sel. Dengan demikian dengan adanya pengaturan
pengaliran air dan zat maka mineral sangat penting peranannya dalam proses
absorbsi nutrien dalam usus, konstraksi otot, impuls saraf maupun
transportasi dalam darah, cairan intra sel maupun ekstra sel. Untuk
mempertahankan kesehatan, proses yang terjadi dalam tubuh diatur pada pH
dengan kisaran yang sangat kecil. Pada manusia sehat, pH netral dengan
harga 7,4 + 0,1 dengan kisaran pH 7,0 - 7,8. keseimbangan asam basa dalam
cairan tubuh harus dipertahankan yang diatur oleh mineral bersama protein.
Berbagai mineral berperanan sebagai komponen dari enzim maupun
aktivator enzim. Dengan demikian mineral juga akan berfungsi dalam
pengaturan proses yang terjadi di dalam tubuh.

D. Kecukupan Mineral
Angka kecukupan masing-masing mineral berbeda tergantung usia
dan jenis kelamin. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia (1995) yang
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI mencantumkan beberapa mineral
yang ada dalam pangan Indonesia seperti Ca, P, Fe. Sementara itu, daftar
kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia hasil Widya Karya Pangan dan
Gizi pada tahun 2004 menyajikan angka kecukupan kalsium, phospor,
magnesium dan flour. Meskipun belum lengkap, diharapkan dengan pangan
yang beragam, baik nabati maupun hewani akan dapat mencukupi kebutuhan
tubuh akan mineral walaupun hanya sedikit. Daftar kecukupan mineral dapat
dilihat pada Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan. (2004)

E. Peran Zat Gizi (Mineral) terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut


Zat gizi atau nutrisi juga memainkan peran penting dalam
perkembangan dan pemeliharaan mulut yang sehat, khususnya gigi dan gusi.
Makanan yang kita makan mempengaruhi gigi kita. Pada saat yang sama,
kesehatan atau kurangnya kesehatan gigi dan gusi mempengaruhi apa yang
kita bisa makan. Kesehatan gigi yang baik dimulai dari awal dalam kehidupan
dan harus dipraktekkan sepanjang hidup. Peran zat gizi dalam pencapaian
kesehatan gigi yang optimal adalah sebagai berikut :
Peran atau fungsi dari mineral umumnya menyusun struktur dasar
tulang dan gigi. Berikut fungsi beberapa mineral yang penting bagi kesehatan
gigi dan mulut :
1. Kalsium
Membantu dalam pembentukan serta memperkuat gigi dan tulang.
Kalsium banyak terdapat pada susu, keju, telur, dan sayuran berwarna
hijau tua.
2. Fosfor
Diperlukan untuk perkembangan tulang yang sehat terutama
pada pembentukan dan pertumbuhan rahang, dan pola erupsi gigi. Fosfor
banyak terdapat pada Susu, keju, daging, biji-bijian, telur, dan kacang-
kacangan.
3. Magnesium
Mencegah terjadinya hipoplasia enamel dan membantu dalam proses
mineralisasi tulang dan gigi. Magnesium banyak terdapat pada kacang
kedelai,kerang dan gandum.
4. Besi
Berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serat
jaringan mukosa mulut. Mineral ini banyak terdapat pada daging,
bayam, dan sayuran berwarna hijau.
5. Flour
Mempertahankan tulang dan gigi yang kuat sehingga mencegah terjadinya
karies gigi, selain itu flour juga berfungsi mengatur pH asam-basa dalam
rongga mulut. Flour banyak terdapat pada teh, brokoli, dagaing ayam dan
air floridasi.
6. Seng
Berperan besar dalam penyembuhan luka pada mukosa mulut.
Seng banyak terdapat pada seafood, hati, daging, dan sereal gandum.

F. Akibat Defisiensi (Kekurangan) Mineral Terhadap Kesehatan Gigi dan


Mulut
Kurangnya konsumsi makanan bergizi dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi zat gizi. Defisiensi zat gizi ini akan menimbulkan gejala pada tubuh
bila berlangsung lama dan bersifat kronis. Gejala pada tubuh antara lain
dapat terjadi didalam rongga mulut. Biasanya yang bermanifestasi pada
rongga mulut adalah defisiensi mineral, protein, dan vitamin.
1. Defisiensi (kekurangan) mineral
Defisiensi mineral yang bermanifestasi dalam rongga mulut adalah
defisiensi kalsium, fosfor, magnesium, besi dan flour.
a. Defisiensi kalsium
Manifestasi defisiensi kalsium dalam rongga mulut adalah terjadi
absorpsi tulang rahang yang merata dan destruksi ligamentum
periodontal dan berkurangnya kekuatan gigi.
b. Defisiensi fosfor
Manifestasi defisiensi fosfor dalam rongga mulut adalah terjadinya
gangguan pertumbuhan rahang dan erupsi gigi. Juga adanya
pertumbuhan kondili yang lambat disertai maloklusi.
c. Defisiensi magnesium
Defisiensi magnesium dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi
hipoplasia enamel.
d. Defisiensi besi
Manifestasi defisiensi besi dalam rongga mulut adalah terjadinya
glossitisyang merupakan penyakit pada lidah, di mana lidah tampak
merah dan sakit.
e. Defisiensi flour
Manifestasi Defisiensi flour dalam rongga mulut yang paling utama
adalah kerentakan gigi terhadap terjadinya karies gigi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37454610/MAKALAH_HUBUNGAN_GIZI_DAN_K
ESEHATAN_GIGI [Online] diakses 18 Mei 2019
https://www.academia.edu/26333094/MAKALAH_MINERAL_MAKRO_DAN_
MIKRO [Online] diakses 18 Mei 2019
https://www.academia.edu/28463744/Makalah_MINERAL_LENGKAP.docx
[Online] diakses 18 Mei 2019
http://www.find-pdf.com/gambaran-konsumsi-makan-dan-status-gizi-pada-anak-
penderita-karies-gigi/pdf
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/32865 [Online] diakses 17 Mei 2019
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048525/pendidikan/ILMU+GIZI-
MINERAL.pdf [Online] diakses 17 Mei 2019
http://digilib.unila.ac.id/1209/7/BAB%20II.pdf [Online] diakses 17 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai