Anemia adalah suatu keadaan dimana masa eritrosit atau kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang
dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan.1
Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah,
artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel
darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Kekurangan kadar Hb dalam darah
dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan
prestasi belajar, olah raga dan produktifitas kerja. Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan
daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena infeksi.2
Gejala utama adalah sesak napas saat beraktivitas, sesak pada saat istirahat, fatigue, gejala
dan tanda keadaan hiperdinamik (denyut nadi kuat, jantung berdebar, dan roaring in the
ears).
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Sebesar dua per tiga
zat besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah hemoglobin. Faktor lain yang berpengaruh
terhadap kejadian anemia antara lain gaya hidup seperti merokok, minum minuman keras,
kebiasaan sarapan pagi, keadaan ekonomi dan demografi, pendidikan, umur, jenis kelamin, dan
wilayah. Wanita usia subur sering mengalami anemia, karena kehilangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi sewaktu hamil.4,5
Penyebab Anemia Defisiensi Besi adalah :
Anemia merupakan keadaan tidak normal dan harus dicari penyebabnya. Cara
mendiagnosis adanya anemia defisiensi besi adalah: (1) anamnesis mencari faktor predisposisi dan
etiologi, (2) pemeriksaan fisik (lemah, letih, lesu, pucat), (3) pemeriksaan penunjang (Hb, PVC
(Packed cell volume), leukosit, trombosit). Sedangkan untuk tatalaksana dari anemia adalah: (1)
pemberian zat besi oral, (2) pemberian zat besi intramuscular, dan (3) transfusi darah.5
Manifestasi
Kekurangan zat besi, asam folat, dan vitamin B12 dilaporkan terjadi pada lebih dari 20 %
pasien yang menderita RAS. Anemia karena kekurangan zat besi adalah prevalensi tertinggi dari
semua jenis anemia. Manifestasi klinis dari RAS adalah ulser, tunggal atau multipel, dangkal, bulat
lonjong, dan sakit. Tipe RAS ada tiga macam, yaitu RAS minor, RAS mayor, dan jenis
herpetiform. Gejala prodromal muncul sebelum timbulnya RAS meliputi rasa yang tidak nyaman
dan kemerahan selama 1-3 hari. Kemudian segera diikuti ulser pada rongga mulut yang terasa
sakit. Lesi terjadi pada mukosa mulut pada bagian yang berkeratin ataupun seperti pada mukosa
bukal, mukosa labial, lidah, dasar mulut, palatum lunak, dan uvula. Etiologi RAS belum diketahui
dengan jelas. Diduga karena adanya faktor pemicu seperti genetik, trauma, imunologi yang
abnormal, penyakit saluran pencernaan, hormonal, HIV, stres, infeksi, dan defisiensi nutrisi.6
Dapus
1. Istiya Putri Lestari, Nur Indrawati Lipoeto, Almurdi. 2017. Hubungan Konsumsi Zat Besi
dengan Kejadian Anemia pada Murid SMP Negeri 27 Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
2017; 6(3).
2. Herta Masthalina,Yuli Laraeni, Yuliana Putri Dahlia. 2015. POLA KONSUMSI
(FAKTOR INHIBITOR DAN ENHANCER FE) TERHADAP STATUS ANEMIA
REMAJA PUTRI. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas).
3. Oehadian A. Pendekatan Klinis dan Diagnosis Anemia. CDK. 2012 (39) 6; 407.
4. Masrizal. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2007 (II) 1; 141.
6. Maharani Laillyza Apriasari, Hening Tuti. Stomatitis Aftosa Rekuren oleh karena Anemia.
PPDGS Ilmu Penyakit Mulut. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya,
Indonesia