Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL

CRITICAL BOOKS REVIEW

Disusun Oleh:
Nama : A.Saur Parlindungan Gurning
Mata Kuliah : Evaluasi pembelajaran
Semester/TA : (IV)/2018
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas karunia-Nyalah
Critical Book Report ini dapat terwujud. Critical book report ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
belajar mahasiswa jurusan PGSD untuk memahami tentang evaluasi pembelajaran
Buku yang berjudul “Pengantar Ilmu Antropologi “ merupakan pengkajian dari semua isi
buku.
Penulis ucapkan rasa terima kasih kepada bapak selaku dosen mata kuliah evaluasi
pembelajaran yang telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa/i agar dapat memahami dalam
pembelajaran evaluasi pembelajaran
Sebagai penyusun makalah critical book ini menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
ucapkan terima kasih. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi tambahan dibidang
evaluasi pembelajaran

Medan,May 23, 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................... i

Bab I Pendahuluan
I.1. Latar Belakang.................................................................. 1
I.2. Tujuan................................................................................ 1
I.3. Manfaat.............................................................................. 1

Bab II Isi Buku


II.1. Identitas Isi Buku.............................................................. 2
II.2. Ringkasan Isi Buku........................................................... 2

Bab III Pembahasan


III.1. Kelebihan dan Kekurangan.............................................. 10

Bab IV Penutup
IV.1. Kesimpulan....................................................................... 11
IV.2. Saran.................................................................................. 11

Daftar Pustaka.......................................................................... 12
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Critical book report adalah kegiatan yang mengkritisi buku dengan dasar sebuah bahasan dari
sebuah buku bagaimana isi, sistematika penulisan, penulisan EYD, dan keunggulan serta kelemahan
dari sebuah buku. Dalam membuat critical book report, ada baiknya kita bias memilih buku yang
layak untuk di kritik, membaca dan harus terbiasa berfikir secara kritis.Dalam critical book report
yang dibahas ialah pengantar antropologi yang merupakan sesuatu yang kompleks, artinya banyak
faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses pengamatan tentang
masyarakat. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengenalan yang diperoleh dalam
berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju
pengantar antropologi tersebut.

I.2. Tujuan
Ada pun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah:
 Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah konsep dasar IPS
 Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam mencari
informasi dari buku yang di kritik
 Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik.
 Untuk mengetahui bagaimana perkembangan intelek, sosial, bahasa dan perkembangan
afektif dalam hidup bersosial

I.3. Manfaat
Manfaat dari critical book report adalah dapat memahami bagaimana cara mengkritik
buku dengan baik dan benar, lebih rajin membaca dalam segala informasi, dan dapat mengerti atau
memahami tentang apa yang menjadi bahan kritik.

1.1 IDENTITAS BUKU

1. Buku Utama

Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran

Pengarang : Drs.AsepJihad, M.Pd. Dr. Abdul Haris,M.Sc.


Penerbit : Multi Media

Tahun Terbit : 2008

2. Buku Pembanding

Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran

Pengarang :-

1.2 RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
PEMBELAJARAN

A. Belajar

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan
sekitarnya. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, salah satu tahapannya adalah
yang dikemukakan oleh Witting yaitu, tahap acquisition, tahap storage dan tahap retrieval. Hamalik
(2003) menyajikan dua definisi yang umum tentang, yaitu :

a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as
the modification or strengthening of behavior through experiencing)

b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Slameto(2003) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseoranng
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri tentang perubahan tingkah
laku yang terjadi dalam belajar ,yaitu terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat
positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh aspek
tingkah laku. Kategori belajar mutahir dibuat komisi delors dari Unesco terbagi menjadi empat pilar
,yaitu belajar bagaimana belajar (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup
bersama (learning to live together) dan belajar mengaktualisasikan diri (learning to be) Suparno
(2000). Ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang penting adalah
perubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja
dan disadari ,atau dengan kata lain bukan kebetulan , Perubahan positif dan aktif dlama arti
baik,bermanfaat ,serta sesuai dengan harapan, dan perubahan efektif dan fungsional dalam arti
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa.

B. Pembelajaran

Pembelajaran,merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek,yaitu belajar
tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar beorientasi pada apa yang harus
dilakuan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan
hal-hal,yaitu pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, isi
pembelajaran harus didesain relevan dengan karakteristik siswa, menyediakan media dan sumber
belajar yang dibutuhkan dan penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai
diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara berkesinambungan dan dalam bingkai
belajar sepanjang hayat.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
(Abdurrahman,1999). Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa
telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-
sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa (Hamilik,2005). Usman (2001)
menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan
tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan ke dalam 3
kategori,yaitu Domain Kognitif (Pengetahuan(Knowledge), Pemahaman (comprehension), Aplikasi
atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru, analisa, sintesa dan evaluasi). Domain
Kemampuan sikap(affective)yaitu menerima atau
memperhatikan,merespon,penghargaan,mengorganisasikan,mempribadi(mewatak). Ranah
Psikomotorik yaitu menirukan,manipufasi,keseksamaan,artikulasi,naturalisasi. Ada dua kriteria yang
bersifat umum menurut Sudjana(2004) kedua kriteria tersebut adalah kriteria di tinjau dari sudut
prosesnya dan kriteria ditinjau dari hasilnya.

BAB II
 BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN KONTENPORER

Pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian,atau interaksi,relasi dalam suasana
tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara
efektif. Contoh pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran antara lain CBSA, kontekstual, induktif,
deduktif, spiral, pemecahan masalah dan sebagainya. Strategi pembelajaran merupakan pendekatan
dalam mengelola kegiatan, dengan mengintregasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan
materi pembelajaran dan pembelajar, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam
proses pembelajaran,untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, secara efektif dan
efisien. Metode Mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa yang kita ajar.Macam –macam metode mengajari antara lain ceramah, ekspositori, tanya
jawab, penemuan. Model Pengajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi,
metode, atau prosedur. Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik,dan memberi petunjuk
kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.

Model pengajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan menyeluruh.
Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja
sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ada beberapa model
pembelajaran yaitu

1. Model Pengajaran langsung

Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa
berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan
baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.Ciri-ciri pengajaran langsung yaitu adanya
tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar, sintaks atau pola keseluruhan dan alur
kegiatan pembelajaran dan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung
berlangsung dan berhasilnya pengajaran..

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di


antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ciri-ciri model pengajaran kooperatif yaitu,
untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, kelompok
dibentuk dari siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda,
maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang
berbeda pula, penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan
penerapan pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman
dan pengembangan keterampilan sosial.

3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan


atau masalh, memusatkan pada keterkaitan antar displin,penyeledikan autentik, kerjasama, dan
menghasilkan karya dan peragaan.Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran
berdasarkan masalah bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan
keterampilan pemecahan masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi
pembelajar yang mandiri.

4. Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran termatik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk


mengitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Ciri khas dari pembelajaran tematik adalah pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, kegiatan-kegiatan yang
dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, kegiatan
belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih
lama, membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, menyajikan kegiatan belajar yang
bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering di temui dalam lingkungannya.

5. Model Pembelajaran Kontekstual

Model Pembelajaran kontekstual merupakan rancangan pembelajaran yang dibangun atas


dasar asumsi bahwa knowledge is constructed by human (Zahorik,1995). Atas dasar itu maka
dikembangkan model pembelajaran konstruktivis yang membuka peluang seluas-luasnya kepada
siswa untuk meberdayakan diri. Cara belajar yang baik adalah dengan siswamengkonstruksi sendiri
secara aktif pemahamannya.

BAB III
 KONSEP DASAR PENILAIAN

Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif,
berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa yang hasilnya
digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya (Depdiknas, 2001). Dengan
demikian, inti dari penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja
komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan
dalam proses belajar mengajar. Fungsi evaluasi dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan
fungsi evaluasi program pengajaran . Fungsi evaluasi hasil belajar antara lain, fungsi formatif,fungsi
sumatif.fungsi diagnostik,fungsi selektif dan fungsi motivasi.Tujuan penilaian adalah untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan peningkatkan kegiatan belajar siswa serta
sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar. Penilaian secara
sistematis dan berkelanjutan untk menilai hasil belajar siswa disekolah, mempertanggungjawabkan
penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat dan mengetahui mutu pendidikan di sekolah
(Kep.Mendiknas No.012/U/2001).

Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian
akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip yaitu menyeluruh, berkelanjutan,
berorientasi pada indikator ketercapaian dan sesuai dengan pengalaman belajar. Sesuai dengan
kemampuan dasar yang ingin dicapai, maka pengujian harus mencakup:

1. Proses belajar,yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa.


2. Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar,baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

BAB IV
 INSTRUMEN PENILAIAN

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang
harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang
siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan
keterampilan. Bentuk penilaian berupa tes tertulis terdiri atas bentuk objektif dan bentuk uraian.
Bentuk objektif meliputi pilihan ganda, isian, benar salah, menjodohkan, serta jawaban singkat.
Bentuk uraian meliputi uraian terbatas dan uraian bebas. Penilaian non tes merupakan prosedur
yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat,sifat,dan
kepribadian,melalui pengamatan,skala sikap, angket dan catatan harian.

Langkah penyusunan instrument test, Langkah awal dalam mengembangkan instrumen adalah
menetapkan spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus
dimiliki suatu instrumen. Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan,menentukan
tujuan,menyusun kisi-kisi,memilih bentuk instrumen, dan menetukan panjang instrumen. Langkah
penyusunan instrumen nontest,yaitu instrumen untuk mengungkap aspek Psikomotor dapat berupa
tes tertulis , tes identifikasi, tes simulasi, tes contoh kerja.. Instrumen untuk mengungkap aspek
Afektif ada dua komponenafektif yang penting untuk diukur yaitu sikap dan minat pada
pembelajaran yang digunakan hanya sikap dan minat terhadap pelajaran, karena keduanya ini
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Untuk menetukan keberhasilan siswa dalam sistem penilaian ini dilakukan penskoran dan
penentuan standar keberhasilan belajar. Secara khusus sistem penilaian perlu memperhatikan
keterkaitannya dengan ranah yang ada,yaitu ranah kognitif,afektif dan psikomotor, ketiga ranah
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.oleh karena itu teknik penskoran untuk ketiga ranah
tersebut juga harus dibedakan. Tes kognitif, ada beberapa model jenis tes yaitu penskoran untuk tes
bentuk objektif, penskoran untuk tes esai, penskoran tugas-tugas,pengukuran afektif dan tes
psikomotor. Tes lisan, pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf serap peserta didik
untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif tingkat berpikir untuk pertanyaan lisan dikelas
cenderung rendah,seperti pengetahuan dan pemahaman.

BAB V
 PENILAIAN KELAS

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan
tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran tertentu. Manfaat penilaian kelas yaitu untuk memberikan umpan balik bagi peserta
didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi, untuk
umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan, untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar, untuk memberikan informasi
kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. Fungsi penilaian kelas yaitu,
menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi,
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, menemukan
kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat
diagnosis yang membantu guru menetukann apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau
pengayaan dan lain-lain. Rambu-rambu Penilaian Kelas, kriteria penilaian kelas yaitu validitas,
reliabilitas, terfokus pada kompetensi, keseluruhan/komprehensif, objektivitas serta mendidik.

Ada beberapa teknik penilaian dalam pembelajaran di kelas,yaitu Teknik penilaian unjuk kerja
, merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen yaitu
daftar cek dan skala penilaian. Teknik penilaian sikap dapat dilakuakn dengan beberapa cara atau
teknik antara lain, observasi perilaku,pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.dalam penilaian proyek ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu
kemampuan pengelolaan, relevansi, keaslian.penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pengerjaan , sampai hasil akhir proyek. Teknik penilaian produk adalah teknik penilaian
terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.Penilaian produk biasanya menggunakan
cara holistik atau analitik. Teknik penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.Dengan demikian teknik penilaian fortofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya yaitu
karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, lukisan dan lain-lain. Teknik penilaian diri
merupakan teknik penilaian dimana pserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu.

Langkah-langkah pelaksanaan penilaian, yaitu penetapan indikator pencapaian kompetensi,


pemetaan standar kompetensi,kompetensi dasar dan indikator, penetapan teknik penilaian,. Contoh
alat dan penskoran dalam penilaian yaitu format pengamatan unjuk kerja, mempersiapkan alat dan
bahan, pelaksanaan, menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan, penilaian sikap
ilmiah serta penilaian tertulis.
BAB VI
 PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN

A. Komponen Penyusunan Tes

 Tujuan Tes

Tujuan tes yang penting adalah untuk : (a) mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, (b)
mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, (c) mendiagnosis kesulitan belajar
peserta didik (d) mengetahui hasil pengajaran, (e) mengetahui hasil belajar, (f) mengetahui
pencapaian kurikulum, (g) mendorong peserta didik belajar, dan (h) mendorong guru agar mengajar
yang lebih baik. Seringkali tes digunakan untuk beberapa tujuan, namun tidak akan memiliki
keefektifan yang sama untuk semua tujuan.

Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak di gunakan di lembaga pendidik,
yaitu: (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes formatif, dan (d) tes sumatif. Sistem penilaian
berbasis kompetensi pada umumnya menggunakan tes diagnostik, formatif, dan sumatif.

Langkah Pengembangan Tes

Ada sembilan langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi
belajar, yaitu: (a) menyusun spesifikasi tes, (b) menulis soal tes, (c) menelaah soal tes, (d) melakukan
uji coba tes, (e) menganalisis butir soal, (f) memperbaiki tes, (g) merakit tes, (h) melaksanakan tes,
dan (i) menafsirkan hasil tes.

Khusus mengenai uji coba tes, dalam penyususnan tes untuk mengukur prestasi hasil pembelajaran
yang diselenggarakan oleh guru di kelas seperti ulangan harian, ulangan umum, dan ulangan
kenaikan kelas, tidak harus dilakukan secara tersendiri. Pembakuan tes dilakukan melalui beberapa
kali ujicoba.

B. Penyususnan Tes Kognitif dan Teknik Penskorannya

Bentuk Tes Kognitif

a. Tes Lisan di Kelas

pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf serap peserta didik untuk masalah
yang berkaitan dengan kognitif. Pertanyaan lisan yang di ajukan ke kelas harus jelas, dan semua
peserta didik harus di beri kesempatan yang sama. Dalam melakukan pertanyaan di kelas prinsipnya
adalah: mengajukan pertanyaan, memberi waktu untuk berpikir, kemudian menunjuk peserta untuk
menjawab pertanyaan.

b. Bentuk Pilihan Ganda

pedoman utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda (Ebel, 1977) adalah:

1. pokok soal harus jelas


2. Pilihan jawaban homogen dalam arti isi.
3. panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama
4. tidak ada petunjuk jawaban benar
5. hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah
6. pilihan jawaban angka diurutkan
7. semua pilihan jawaban logis
8. jangan menggunakan negatif ganda
9. bahasa indonesia yang digunakan baku.

c. Bentuk Uraian Objektif

bentuk soal uraian objerktif sangat tepat digunakan untuk bidang matematika dan ipa, karena
kunci jawabannya hanya satu.

d. Bentuk Uraian Non-Objektif

Bentuk tes ini dikatakan non objektif karena penilaian yang dilakukan cenderung dipengaruhi
subjektivitas dari penilaian. Bentuk tes ini menuntut kemampuan peserta didik untuk
menyampaikan, memilih, menyususn, dan memadukan gagasan atau ide yang telah dimilikinya
dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

e. Bentuk Jawaban Singkat

Bentuk jawaban singkat ditandai dengan adanya tempat kosong yang disediakan bagi
pengambilan tes untuk menuliskan jawabannya sesuai dengan petunjuk.

f. Bentuk Menjodohkan

soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu daftar
kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing premis itu dengan
satu kemungkinan jawaban.

C. Penyususnan Instrumen Afektif dan Teknik Penskorannya

Penyususnan Instrumen Afektif

Komponen afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Paling tidak ada dua
komponen afektif yang penting untuk di ukur, yaitu sikap dan minat terhadap suatu pelajaran.

Teknik Penskoran Pengukuran Afektif

Misal dari instrumen untuk mengukur minat peserta didik yang telah berhasil dibuat ada 10
butir. Jika rentangan yang di pakai adalah 1 sampai 5, maka skor terendah seorang peserta didik
adalah 10, yakni dari 10 x 1 dan skor tertinggi sebesar 50, yakni dari 10 x 5.

D. Penyususnan Tes Psikomotor dan Teknik Penskorannya.

Penyusunan Tes Psikomotor

a. Bentuk Tes Psikomor

tes untuk mengukurranah psikomor adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja
(performance) yang telah di kuasi peserta didik.

Tes penampilan/perbuatan, baik berupa tes identifikasi, tes simulasi, ataupun untuk kerja, semuanya
dapat diperoleh datanya dengan menggunakan daftar cek, ataupun skala penilaian.

b. Penyususnan Butir Soal Bentuk Daftar Cek


Daftar cek berisi seperangkat butir soal yang mencerminkan rangkaian tindakan/perbuatan
yang harus ditampilkan oleh peserta ujian, yang merupakan indikator-indikator dari keterampilan
yang akan diukur.

BAB VII
 KRITERIA TES YANG BAIK

A. Kesahihan/ Validitas

Sebelum soal tes ini dipakai harus di uji coba dahulu, selanjutnya dilakukan pengujian validitas
yang terdiri dari:

Validitas isi dan kontruk, validitas ini dilakukan bertujuan untuk menentukan kesesuaian
antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang kita buat.
Validitas ini dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi
atau ahli dalam bidang sedang diuji.

Validitas prediksi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu memprediksi keberhasilan
peserta didik di kemudian hari, misalnya ujian masuk atau tes seleksi.

Validitas Empiris (Kriterium), validitas ini bertujuan untuk menentukan tingkat kehandalan
soal adalah validitas banding. Dalam penentuan tingkat validitas butir soal digunakan korelasi
product moment pearson dengan mengkorelasikan.

B. Keajegan Reliabilitas

Reliablitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan
suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat keajegan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KELEBIHAN
 v BUKU UTAMA
1. Ø Terhitung dari pokok pembahasannya buku utama ada 7 bab.
2. Ø Materi yang ada pada buku utama cara penjelasannya jelas dan tidak bertele-tele / tidak
merambat kemana-kemana.
3. Ø Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti di kalangan pelajar maupun
dikalangan mahasiswa.
 v BUKU PEMBANDING
1. Ø Terhitung dari pokok pembahasannya buku pembanding ada 6 bab
2. Ø Materi – materi yang dijelaskan dari buku pembanding lebih lengkap karena dari bab 1- 6
itu berkesinambungan, dari pengertian evaluasi sampai syarat-syarat tes yang baik dalam
evaluasi pembelajaran.
3. Ø Di setiap bab nya buku ini mempunyai soal-soal latihan untuk mengasah pemahaman
siswa.
4. Ø Buku pembanding juga menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti di
kalangan pelajar maupun dikalangan mahasiswa.
5. Ø Tata penulisan pada buku ini rapi.

2.2 KELEMAHAN
 v BUKU UTAMA
1. Ø Di setiap bab nya buku ini tidak mempunyai rangkumann yang mencakup seluruh materi
pada perbabnya
2. Ø Buku ini di setiap babnya tidak mempunyai soal untuk mengasah kemampuan siswa.
3. Ø Tata penulisan pada buku ini tidak rapi , dan banyak kata penulisan yang salah
 v BUKU PEMBANDING
1. Ø Materi-materi yang dijelaskan dari buku pembanding berkesinambungan tetapi pada
setiap babnya dalam pembahasannya tidak to the point ,pembahasannya lebih seperti
mendeskripsikan jadi harus dibaca berulang-ulang baru bisa paham inti sari dari
pembahasan tersebut.
2. Ø Di setiap bab nya buku ini tidak mempunyai rangkumann yang mencakup seluruh materi
pada perbabnya.
3.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setelah mengkritik kelemahan dan kelebihan antara buku karangan Drs.Asep Jihad,M.Pd dan
Dr.Abdul Haris,M.Sc dengan buku karangan Tim dosen KDBK. dapat saya simpulkan bahwa Isi bab
buku utama babnya lebih banyak dibandingkan buku pembanding, ukuruan buku utama lebih
fleksibel di banding buku pembanding,kedua buku ini sama-sama tidak mempunyai rangkuman
disetiap babnya, buku utama tidak mempunyai soal-soal/ latihan untuk mengasah pemahaman
siswa di setiap babnya. Identitas buku pembanding kurang lengkap walaupun itu adalah buku diktat.
Materi yang dibahas buku utama maupun buku pembanding berbeda menurut garis besar babnya
tetapi isinya sama-sama menjelaskan mengenai evaluasi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai