Anda di halaman 1dari 15

critical Book

Tugas Menyimak

“ CRITICAL BOOK REPORT “


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : ELISABETH M H
NIM : 2113111023
KELAS : REGULER A

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

201 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas makalah mata
kuliah Menyimak ini yang berjudul “Critical Book Report”. Penulis berterima kasih
kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 19 Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………….......................................... i
DAFTAR ISI……………...……………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..…………. .1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….…...1
1.2 Tujuan…………………………………………………………….…..…..2
1.3 Manfaat………………………………………………….………………. 2

BAB II PEMBAHASAN………….……………………………………………....3
2.1 Identitas Buku..………………………………...……………....………...3
2.2 Ringkasan Isi Buku…………………………………………………........4
2.3 Penilaian Terhadap Buku………………………………………………...13

BAB III PENUTUP………………………………………………………………15


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...15
3.2 Saran………..…………………………………………………………...15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………1
6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitru keterampilan


menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilann
menulis. Keempat-empatnya merupakan catur tunggal.

Sadar atau tidak sadar keterampilan menyimak ini tidak begitu mendapat
perhatian pada sekolah-sekolah selama ini, bahkan juga di Negara-negara yang telah
maju. Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Paul T. Rankin pada tahun 1929
terhadap 68 orang dari berbagai pekerjaan jabatan dan jabatan di Detroit sampai pada
suatu kesimpulan bahwa mereka ini mempergunakan waktu berkomunikasi: 9% buat
menulis, 16% buat membaca, 30% buat berbicara, dan 45% buat menyimak.
Tetapi walaupun survei itu menyatakan bahwa pada umumnya kita
menggunakan waktu buat menyimak hampit tiga kali sebanyak waktu untuk
membaca, sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak.

Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan


lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula
pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita
membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki
sekolah. Sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan,
merupakancaturtunggal.

Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-


proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.
Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan cerdas pula jalan
pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan di kuasai dengan jalan praktek
dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih
keterampilan berpikir.

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui sebenarnya apa pengertian dan maksud dari menyimak itu.

2. untuk mengetahui prinsip dasar bahasa

3. untuk menambah wawasan tentang bahasa dan menyimak

1.3 MANFAAT

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Menyimak

2. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana menyimak itu dan apa saja yang
menjadi dasar-dasarnya.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Identitas Buku

 Buku Utama (buku satu)


1. Judul buku : Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
2. Pengarang : Prof. DR. Henry Guntur Tarigan
3. Penerbit : Angkasa
4. Tahun terbit : 1986
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tebal Buku : 192 halaman
7. Ukuran : 14x20,5 cm

 Buku Pembanding (buku kedua)


1. Judul buku : Teaching and Researching Listening
2. Pengarang : Michael Rost
3. Penerbit : Longman
4. Tahun terbit : 2002
5. Kota Terbit : Great Britain
6. ISBN : 0 582 36930 4
7. Tebal Buku : 309 halaman
8. Ukuran : 15,5x23,3 cm

1.2 Ringkasan Isi Buku


Sumber : Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

1. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat
segi yaitu :

- Keterampilan menyimak (listening skills)

- Keterampilan berbicara (speaking skills)

- Keterampilan membaca (reading skills)

- Keterampilan menulis (writing skills)

2. Delapan prinsip bahasa yaitu :

- Bahasa adalah suatu siste, suatu sistem pola-pola yang kompleks dan suatu struktur
dasar. Didalamnya terdapat ketentuam-ketentuan individual yang bekerja bersama-
sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya.

- Bahasa adalah vokal, hanya ujaran sajalah yang mengandung segala tanda utama
suatu bahasa. Bagian-bagian itu merupakan bunyi yang membuat suatu perbedaan
makna dan bunyi itu kita namai dengan fonem.

- Bahasa itu arbitrer, bahwa hubungan anatara lambing dan makna juga bersifat
arbiteratau bersifat mana suka.

- Bahasa itu unik, tidak ada dua bahasa yang mempunyai perangkat pola yang sama,
bunyi-bunyi yang sama, kata-kata atau kalimat yang sama.

- Bahasa itu kebiasaan, penggunaan seperti itu sebenarnya berada pada


tingkatan kebiasaan. Cara-cara kita mengucapkan suatu bunyi atau
menyusun kata-kata menjadi kalimat kita lakukan secara otomatis, yaitu seotomatis
kita berjalan.

- Bahasa sebagai sarana komunikasi, bahsa itu haruslah dapat dipahami oleh pemakai
dan orang lain. Kalau ucapan salah dimengerti tidak dapat dipahami, berarti gagallah
bahasa mengkomunikasikan mereka.

- Bahasa berhubungan dengan budaya setempat, bahasa berada pada pembicara yang
berada pada tempat tertentu melakukan hal-hal tertentu.

- Bahasa itu dinamis, tidak ada yang tetpdi dunia ini termasuk juga dengan bahasa.
Semuanya berubah, perubahan ini mencakup kosa kata bunyi bahsa, bentuk kata,
bentuk kalimat ejaan dan lain-lain.

3. Batasan dan pengertian menyimak

menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang


lisan dengan penu perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi unbtuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan.

4. Tahap-tahap menyimak

- Menyimak berkala, yang terjadi saat sang anak merasakan keterlibatan langsung
dalam pembicaraan mengenai dirinya.

- Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan


adanya selingan-selingan.

- Setengah menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau


mengabsorpsi hal-hal yang kirang penting.

- Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar apa yang disimak.

- Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara


konstan.

- Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat


komentar.

- Menyimak secara aktif untuk mendapatkan dan menemukan pikira, pendapat dan
gagasan sang pembicara.

5. Tujuan menyimak, ada empat fungsi utama menyimak :

- Agar dapat memberikan response yang tepat

- Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi

- Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif

- Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal

Selain itu juga terdapat delapan tujuan dalam menyimak, yaitu menyimak untuk
meyankinkan, menyimak untuk belajar, menyimakn untuk menikmati, menyimak
untuk mengevaluasi, menyimak untuk mengapresiasi, menyimak untuk
mengkomunikasikan ide-ide, menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, menyimak
untuk memecahkan masalah.

6. Hakikat menyimak

Ada terdapat enam hakikat dalam menyimak yaitu sebagai sarana atau alat,
sebagai keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai response,
sebagai pengalaman kreatif.
7. Suasana menyimak

- Suasana defensif, biasanya suasana defensif atau bertahan biasanya dimanipulasikan


dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan
tersirat. Antara lain yang bersifat evaluatif, mengawasi, strategis, netral, superior,
pasti dan tentu.

- Suasana suportif, atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau


menunjangjustru timbul dari pesan-pesan yang mengimplikasikan deskripsi
atau pemerian. Dan keenam butir perangsang komunikasi suportif yaitu deskripsi,
orientasi permasalahan, spontanitas, empati, ekualitas, dan prisionalisme.

8. Aneka upaya meningkatkan perilaku menyimak, menerima keanehan pembicara,


memperbaiki sikap, memperbaiki lingkungan, jangan dulu memberikan
pertimbangan, meningkatkan mutu catatan, menentukan tujuan khusus,
memanfaatkan waktu secara bijaksana, menyimak secara rasional, berlatih
menyimak materi yang sukar.

9. Faktor pemengaruh menyimak ada delapan yaitu :

- Faktor fisik, lingkungan fisik juga ,ungkin sekali turut bertanggung jawab atas
ketidakefektifan menyimak seseorang. Kesehatan serta kesejahteraan fisik
merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi setiap penyimak.

- Faktor psikologis, antara lain mencakup masalah prasangka dan kurangnya simpati
terhadap pembicara dengan aneka sebab dan alasan, keegosentrisan terhadap minat
pibadi serta masalah pribadi, kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang
luas. Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali
pada pokok pembicaraan. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, pokok
pembicaraan. Sebagian atau semua faktor dapat mempengaruhi kegiatan menyimak
kea rah yang merugikan yang tidak kita ingini dan ini mempunyai akibat yang buruk
bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dengan demikian
disimpulkan bahwa faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik dan
yang negative memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.

- Faktor pengalaman, tidak perlu diragukan lagi bahwa sikap merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan pengalaman kita senidiri. Kurangnya atau tiadanya
minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak sama
sekali pengalaman dalam bidang yang disimak itu.latar belakang pengalaman
merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.

- Faktor sikap, pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama
mengenai segalahal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang yang
bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya; tetapi
bersikap menolak pada al-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya.
Hal ini memberikan dampak yang positif dan negatif.

- Faktor motivasi, motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan


seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakn sesuatau maka dapat diharapkan
orang itu kn berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.

- Faktor peranan dalam masyarakat, kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh
peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik maka kita ingin sekali
menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pengajaran di tanah air kita maupun luar negeri.

10. Kebiasaan jelek dalam menyimak dapat kita lihat dari :

- Menyimak lompat tiga

- Menyimak “saya dapat fakta”

- Noda ketulian emosional

- Menyimak supersensitf

- menolak suatu subjek secara gegabah

- mengkritik cara dan gaya fisik pembicara

- menghindari penjelasan yang sulit

- memberi perhatian semu

- menyerah kepada gangguan

Sumber : Teaching and Researching Listening

Neurogial Processes
Listening is a process involving a continuum of active processes, which are
under the control of the listener, and passive processes, which are not.
1.1 Hearing
A suitable starting point for an exploration of listening in language teaching
and research is to consider the physical and cognitive systems and processes that are
involved.

Hearing is the primary physiological system that allows for reception and
conversion of sound waves that surround the listener. These converted electrical
pulses are transmitted through the inner ear to the auditory cortex of the brain.

But beyond thus passive conversion process, hearing is the sense that is often
identified with our experience of participating in events. Haering unlike our other
sense, has unique observational and monitoring characterisristics that can be equated
with perception of life’s rhytms, with the real time tempo of human interaction, and
with the feel of human contact and communication.

How then is hearing different from listening? The terms hearing and listening
are often used interchangeably, but there are important differences between them,
although both hearing and listening involve sound perception, the difference in terms
reflects a degree of intention.

1.2 Consciousness

Consciousness is the most fundamental concept when we consider


listening to be an active process. We may think of ordinary consciousness
as unfolding when two cognitive procedures intersect : (1) The brain encodes an
outside object or event as consisting of independent properties and (2) the brain sets
up the listener as the central agent who experiences this object or event.
Consciousness is the phenomenon of experiencing this integration.

Consciousness involves the activation of portions of the listener’s model of


the surrounding world: a model which is necessarily self-centred. The portions of this
model that are activated which are involved in understanding the current encounter.
Viewed technically, this active portion of the model is constructed from perceptual
contact with and subjective reactions to the external event.

1.3 Attention

Attention is the focussing of consciousness on an object or train of thought.


Attention can be directed either externally or internally. Attention is the beginning of
involvement, which is the essential differentiation between simply hearing and
listening.

Attention is seen as a timed process requiring three neurological elements:


arousal, orientation and focus.
Linguistic Processing
1. Perceiving speech
2. Recognising words
3. Employing phonotactic rules
4. Applying grammatical rules
5. Managing spoken language
6. Utilising prosodic features
7. Integrating non-verbal cues

Listening development and language acquisition


1. First language (L1) development of perception
2. L1 contextualised input
3. L1 cognitive restructuring
4. L2 acquistin: the role of listening
5. L2 listening acquisting: comprehensible input
6. L2 listening development: phonological and lexical processing
7. L2 listening development: syntactic processing
8. L2 listening success or failure: context for learning

Approaches to teaching listening


1.1 Principles of instructional design

Some methodologist will challenge this view, calming that language


leraning is unique and requires unique teaching methodologies. Indeed, over the past
century, a number of very specific language-teaching methodologies have emerged,
including Total Physical Response, Suggestopedia. The principles that can be
derived from these theories provide ways to achieve greater balance of the four
approaches to teaching listening we outlined: receptive, constructive, responsive and
transformative.
These theories are concerned with intentions o instruction:
1. Apitude specific instruction:
2. Cognitive flexibility
3. Coordination of teaching and learning
4. Modes of learning
5. Positive climate for learning
6. Anchored instruction
7. Course structures
8. Spiral learning
9. Elaborative sequencing
10. Criterion referencing

Influences from second language learning research


This section outlines some key influences on the teaching of
listening that are derived directly from language acquisting research.

1. Affective filter hypothesis


2. Input hypothesis
3. Interaction hypothesis
4. Procedural hypothesis
5. Learning strategies and communication strategies
6. Processability hypothesis
7. Social distance hypothesis

Instructional design
1. Intensive listening
Intensive listening refers to listening for precise sounds, words, phrases, grammatical
units and pragmatic units. Although listening intensively is no ogten called for in
everyday situations, the ability to listen intensively whenever required is an essential
component of listening proficiency.

2. Selective listening
Selective listening tasks encourage learners to approach genuine spoken texts by
adopting a strategy of focusing of specific information rather than trying to
understand and recall everything. Reconstruction of the spoken material based on
selective listening tasks can help students link selective listening to global listening.
3. Interactive listening
Interactive listening refers to listening in collaborative conversation.
Collaborative conversation, in which learners interact with each other or
with native speakers, is established as a vital means of language development.

1.3 Penilaian Terhadap Buku


Perbandingan antara Kedua Buku

Kedua buku ini membahas tentang menyimak dan listening.dari segi bahasa
Indonesia buku ini membahas tentang menyimak. Sedangkan dari segi bahasa inggris
membahas tentang listening. Menyimak itu sama halnya dengan mendengarkan,
begitu juga dengan listening sama dengan mendengarkan. Namun dalam buku Henry
Guntur Tarigan menggunakan bahasa indonesia sedangkan buku Michael Rost
menggunakan bahasa inggris.
Dalam buku Michael Rost yang berjudul Teaching and Researching Listening
ini cakupan materi yang dibahasnya sangat luas dan mendalam. Isi dari buku ini
tidak sama pembahasannya. Dalam buku Henry Guntur Tarigan ada beberapa
pengertian menyimak, tahap menyimak, ragam jenis dalam menyimak, suasana
menyimak, faktor pemengaruh menyimak, dan bagainana cara meningkatkan daya
simak. Sedangkan yang dibahas dalam buku Michael Rost pembahasannya jauh lebih
luas dibandingkan buku Henry Guntur.

Kelemahan Buku

Pada buku Henry Guntur Tarigan, kajian konsep kata dan kalimat yang
disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca.
Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-katanya sangat
baku.

Dalam buku Henry Guntur Tarigan, Ia menjelaskan materi secara berbelit-


belit dan membuat pusing pembaca.

Bahasa dan kalimat yang digunakan Henry Guntur Tarigan dalam bukunya
tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu
mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat
membacanya.

Buku Rost tidak secara mendalam membahas tentang listening atau


menyimak, kadang dia membahasnya terlalu jauh dan bahkan berbelit-belit karena
jangkauan berpikirnya sangat luas dan banyak sekali mengambil referensi-referensi
dari yang lain.

Kelebihan Buku

Sebenarnya buku Teaching and Researching Listening ini bagus, apalagi


dilengakapi/disertai dengan sedikit latihan.

Menurut saya buku Teaching and Researching Listening karangan Rost ini
sangat bagus sekali karena materi-materi yang dibahas di buatnya dengan sangat
lengkap dan disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan
kata kunci di setiap materinya yang dibahas.

Isi buku dan penjelasan dalam buku Henry Guntur Tarigan sudah lengkap,
karena ia mengupas tuntas semuanya dan Ia juga membahasnya semua satu per satu
sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi tersebut.

Buku karya Michael Rost ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para
mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi.
Sampul/cover yang digunakan pada buku Henry Guntur Tarigan kelihatan
simple tetapi tetap menarik dan sederhana.

Salah satu keunikan dari buku Henry Guntur Tarigan ini adalah disertai juga
dengan gambar ataupun diagaram yang dapat memperjelas pembahasan dan mudah
diketahui secara langsung dan singkat tanpa membaca lagi isi kalimat-kalimat itu
lagi.

Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman
untuk menambah pengetahuan tentang menyimak dan listening. Buku ini juga bisa
dijadikan sebagai dasar pengetahuan mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan
disemester berikutnya.

Perbedaan Kedua Buku

Beda kedua buku ini adalah tampak dari segi bahasa yang digunakan dalam
membahas dan menyajikan materi dan cakupan materi yang dibahas. Karena dalam
buku Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa materi yang dibahas
berbeda cakupannya dengan apa yang dibahas dalam buku Teaching and Researchig
Listening yang lebih banyak membahas semua secara mendalam.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan


lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula
pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita
membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki
sekolah. Sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan,
merupakancaturtunggal.

setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir


yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan cerdas pula jalan pikirannya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan di kuasai dengan jalan praktek dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
SARAN

Didalam keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca,


berbicara dan menulis yang paling sering ataupun banyak dilakukan seseorang
persenannya yang paling tinggi dan paling banyak adalah menyimak. Hendaklah
menyimak dijadikan sebagai keterampilan yang bagus dan diadakan pelatihan juga.
Agar setap orang bisa menyimak segala sesuatunya dengan bagus sehingga tidak
salah paham dan mengandung pengertian yang salah

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Rost, Michael. 2002. Teaching and Researching Listening. Great Britain: Longman.

Anda mungkin juga menyukai