Tugas Menyimak
NAMA : ELISABETH M H
NIM : 2113111023
KELAS : REGULER A
201 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas makalah mata
kuliah Menyimak ini yang berjudul “Critical Book Report”. Penulis berterima kasih
kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………….......................................... i
DAFTAR ISI……………...……………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..…………. .1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….…...1
1.2 Tujuan…………………………………………………………….…..…..2
1.3 Manfaat………………………………………………….………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………….……………………………………………....3
2.1 Identitas Buku..………………………………...……………....………...3
2.2 Ringkasan Isi Buku…………………………………………………........4
2.3 Penilaian Terhadap Buku………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………1
6
BAB I
PENDAHULUAN
Sadar atau tidak sadar keterampilan menyimak ini tidak begitu mendapat
perhatian pada sekolah-sekolah selama ini, bahkan juga di Negara-negara yang telah
maju. Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Paul T. Rankin pada tahun 1929
terhadap 68 orang dari berbagai pekerjaan jabatan dan jabatan di Detroit sampai pada
suatu kesimpulan bahwa mereka ini mempergunakan waktu berkomunikasi: 9% buat
menulis, 16% buat membaca, 30% buat berbicara, dan 45% buat menyimak.
Tetapi walaupun survei itu menyatakan bahwa pada umumnya kita
menggunakan waktu buat menyimak hampit tiga kali sebanyak waktu untuk
membaca, sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sebenarnya apa pengertian dan maksud dari menyimak itu.
1.3 MANFAAT
2. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana menyimak itu dan apa saja yang
menjadi dasar-dasarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat
segi yaitu :
- Bahasa adalah suatu siste, suatu sistem pola-pola yang kompleks dan suatu struktur
dasar. Didalamnya terdapat ketentuam-ketentuan individual yang bekerja bersama-
sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya.
- Bahasa adalah vokal, hanya ujaran sajalah yang mengandung segala tanda utama
suatu bahasa. Bagian-bagian itu merupakan bunyi yang membuat suatu perbedaan
makna dan bunyi itu kita namai dengan fonem.
- Bahasa itu arbitrer, bahwa hubungan anatara lambing dan makna juga bersifat
arbiteratau bersifat mana suka.
- Bahasa itu unik, tidak ada dua bahasa yang mempunyai perangkat pola yang sama,
bunyi-bunyi yang sama, kata-kata atau kalimat yang sama.
- Bahasa sebagai sarana komunikasi, bahsa itu haruslah dapat dipahami oleh pemakai
dan orang lain. Kalau ucapan salah dimengerti tidak dapat dipahami, berarti gagallah
bahasa mengkomunikasikan mereka.
- Bahasa berhubungan dengan budaya setempat, bahasa berada pada pembicara yang
berada pada tempat tertentu melakukan hal-hal tertentu.
- Bahasa itu dinamis, tidak ada yang tetpdi dunia ini termasuk juga dengan bahasa.
Semuanya berubah, perubahan ini mencakup kosa kata bunyi bahsa, bentuk kata,
bentuk kalimat ejaan dan lain-lain.
4. Tahap-tahap menyimak
- Menyimak berkala, yang terjadi saat sang anak merasakan keterlibatan langsung
dalam pembicaraan mengenai dirinya.
- Menyimak secara aktif untuk mendapatkan dan menemukan pikira, pendapat dan
gagasan sang pembicara.
Selain itu juga terdapat delapan tujuan dalam menyimak, yaitu menyimak untuk
meyankinkan, menyimak untuk belajar, menyimakn untuk menikmati, menyimak
untuk mengevaluasi, menyimak untuk mengapresiasi, menyimak untuk
mengkomunikasikan ide-ide, menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, menyimak
untuk memecahkan masalah.
6. Hakikat menyimak
Ada terdapat enam hakikat dalam menyimak yaitu sebagai sarana atau alat,
sebagai keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai response,
sebagai pengalaman kreatif.
7. Suasana menyimak
- Faktor fisik, lingkungan fisik juga ,ungkin sekali turut bertanggung jawab atas
ketidakefektifan menyimak seseorang. Kesehatan serta kesejahteraan fisik
merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi setiap penyimak.
- Faktor psikologis, antara lain mencakup masalah prasangka dan kurangnya simpati
terhadap pembicara dengan aneka sebab dan alasan, keegosentrisan terhadap minat
pibadi serta masalah pribadi, kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang
luas. Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali
pada pokok pembicaraan. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, pokok
pembicaraan. Sebagian atau semua faktor dapat mempengaruhi kegiatan menyimak
kea rah yang merugikan yang tidak kita ingini dan ini mempunyai akibat yang buruk
bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dengan demikian
disimpulkan bahwa faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik dan
yang negative memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.
- Faktor pengalaman, tidak perlu diragukan lagi bahwa sikap merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan pengalaman kita senidiri. Kurangnya atau tiadanya
minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak sama
sekali pengalaman dalam bidang yang disimak itu.latar belakang pengalaman
merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.
- Faktor sikap, pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama
mengenai segalahal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang yang
bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya; tetapi
bersikap menolak pada al-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya.
Hal ini memberikan dampak yang positif dan negatif.
- Faktor peranan dalam masyarakat, kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh
peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik maka kita ingin sekali
menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pengajaran di tanah air kita maupun luar negeri.
- Menyimak supersensitf
Neurogial Processes
Listening is a process involving a continuum of active processes, which are
under the control of the listener, and passive processes, which are not.
1.1 Hearing
A suitable starting point for an exploration of listening in language teaching
and research is to consider the physical and cognitive systems and processes that are
involved.
Hearing is the primary physiological system that allows for reception and
conversion of sound waves that surround the listener. These converted electrical
pulses are transmitted through the inner ear to the auditory cortex of the brain.
But beyond thus passive conversion process, hearing is the sense that is often
identified with our experience of participating in events. Haering unlike our other
sense, has unique observational and monitoring characterisristics that can be equated
with perception of life’s rhytms, with the real time tempo of human interaction, and
with the feel of human contact and communication.
How then is hearing different from listening? The terms hearing and listening
are often used interchangeably, but there are important differences between them,
although both hearing and listening involve sound perception, the difference in terms
reflects a degree of intention.
1.2 Consciousness
1.3 Attention
Instructional design
1. Intensive listening
Intensive listening refers to listening for precise sounds, words, phrases, grammatical
units and pragmatic units. Although listening intensively is no ogten called for in
everyday situations, the ability to listen intensively whenever required is an essential
component of listening proficiency.
2. Selective listening
Selective listening tasks encourage learners to approach genuine spoken texts by
adopting a strategy of focusing of specific information rather than trying to
understand and recall everything. Reconstruction of the spoken material based on
selective listening tasks can help students link selective listening to global listening.
3. Interactive listening
Interactive listening refers to listening in collaborative conversation.
Collaborative conversation, in which learners interact with each other or
with native speakers, is established as a vital means of language development.
Kedua buku ini membahas tentang menyimak dan listening.dari segi bahasa
Indonesia buku ini membahas tentang menyimak. Sedangkan dari segi bahasa inggris
membahas tentang listening. Menyimak itu sama halnya dengan mendengarkan,
begitu juga dengan listening sama dengan mendengarkan. Namun dalam buku Henry
Guntur Tarigan menggunakan bahasa indonesia sedangkan buku Michael Rost
menggunakan bahasa inggris.
Dalam buku Michael Rost yang berjudul Teaching and Researching Listening
ini cakupan materi yang dibahasnya sangat luas dan mendalam. Isi dari buku ini
tidak sama pembahasannya. Dalam buku Henry Guntur Tarigan ada beberapa
pengertian menyimak, tahap menyimak, ragam jenis dalam menyimak, suasana
menyimak, faktor pemengaruh menyimak, dan bagainana cara meningkatkan daya
simak. Sedangkan yang dibahas dalam buku Michael Rost pembahasannya jauh lebih
luas dibandingkan buku Henry Guntur.
Kelemahan Buku
Pada buku Henry Guntur Tarigan, kajian konsep kata dan kalimat yang
disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca.
Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-katanya sangat
baku.
Bahasa dan kalimat yang digunakan Henry Guntur Tarigan dalam bukunya
tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu
mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat
membacanya.
Kelebihan Buku
Menurut saya buku Teaching and Researching Listening karangan Rost ini
sangat bagus sekali karena materi-materi yang dibahas di buatnya dengan sangat
lengkap dan disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan
kata kunci di setiap materinya yang dibahas.
Isi buku dan penjelasan dalam buku Henry Guntur Tarigan sudah lengkap,
karena ia mengupas tuntas semuanya dan Ia juga membahasnya semua satu per satu
sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi tersebut.
Buku karya Michael Rost ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para
mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi.
Sampul/cover yang digunakan pada buku Henry Guntur Tarigan kelihatan
simple tetapi tetap menarik dan sederhana.
Salah satu keunikan dari buku Henry Guntur Tarigan ini adalah disertai juga
dengan gambar ataupun diagaram yang dapat memperjelas pembahasan dan mudah
diketahui secara langsung dan singkat tanpa membaca lagi isi kalimat-kalimat itu
lagi.
Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman
untuk menambah pengetahuan tentang menyimak dan listening. Buku ini juga bisa
dijadikan sebagai dasar pengetahuan mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan
disemester berikutnya.
Beda kedua buku ini adalah tampak dari segi bahasa yang digunakan dalam
membahas dan menyajikan materi dan cakupan materi yang dibahas. Karena dalam
buku Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa materi yang dibahas
berbeda cakupannya dengan apa yang dibahas dalam buku Teaching and Researchig
Listening yang lebih banyak membahas semua secara mendalam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rost, Michael. 2002. Teaching and Researching Listening. Great Britain: Longman.