Anda di halaman 1dari 18

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4)

Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PADA PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG)

Ariany Frederika dan Yudha Astana

Dosen Fakultas Teknik Sipil, Universitas Udayana


Email: arianyfrederika1@yahoo.com

ABSTRAK
Kabupaten Badung merupakan bagian wilayah Provinsi Bali, yang perkembangan pembangunannya
cukup pesat. Salah satu perkembangan yang cukup menonjol adalah pembangunan dalam bidang
konstruksi gedung. Dalam pelaksanaaan pembangunan konstruksi gedung banyak hal yang harus
diperhatikan, salah satunya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 merupakan suatu
upaya dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.
Kecelakaan kerja pada proyek konstruksi banyak diakibatkan karena kurang diperhatikannya K3,
sehingga perlu diadakan analisis mengenai K3, untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada
proyek konstruksi, dan bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 itu
sendiri, serta faktor manakah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek
konstruksi di Kabupaten Badung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan survai
menggunakan kuesioner yang ditujukan ke proyek konstruksi, untuk mengetahui bagaimana
penerapan K3 pada proyek konstruksi tersebut. Data sekunder yang berupa lokasi proyek konstruksi
di Kabupaten Badung diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Badung dan Dinas Cipta Karya.
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan Metode Hipotesis Deskriptif, Analisis Regresi
Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif, dan analisis faktor menggunakan program
SPSS. Dari hasil pengujian hipotesis deskriptif one tail test pihak kanan, didapat thitung < +ttabel maka
H0 gagal ditolak, menyatakan bahwa pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung
tergolong belum baik. Kemudian dari hasil analisis regresi dan korelasi ganda dapat diketahui
bahwa hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 pada proyek konstruksi
adalah tergolong sedang, dengan nilai sebesar 0,472; koefisien determinasi sebesar 0,223
menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3
faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Dari hasil perhitungan
sumbangan relatif diperoleh bahwa dari ketiga faktor yaitu, sistem manajemen, pelaksanaan, dan
pengawasan, yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah
faktor pengawasan sebesar 57,618%. Dengan program SPSS metode analysis faktor dapat
diketahui bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan, faktor yang paling
berpengaruh terhadap K3 pada proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi
bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/ kabel, dan
tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek.

Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), Kabupaten Badung, Hipotesis Deskriptif,
Analisis Regresi Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif.

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini
karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya, dan manfaat ekonomi, aspek hukum,
pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang
sama besarnya walaupun di sana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun
faktor lain yang masuk dari unsur eksternal industry (Ervianto, 2005).

Proses pembangunan proyek kontruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur
bahaya. Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks
dan sulit dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pelaksananya. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa pekerjaan konstruksi ini merupakan penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi. Banyaknya kasus
kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan.

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 267
Ariany Frederika dan Yudha Astana

Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewajiban untuk
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-
peraturan seperti : UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai
sistem manajemen K3.

Namun pada kenyataannya, pelaksana proyek sering mengabaikan persyaratan dan peraturan-peraturan dalam K3.
Hal tersebut disebabkan karena mereka kurang menyadari betapa besar resiko yang harus ditanggung oleh tenaga
kerja dan perusahaannya. Disamping itu adanya peraturan mengenai K3 tidak diimbangi oleh upaya hukum yang
tegas dan sanksi yang berat, sehingga banyak pelaksana proyek yang melalaikan keselamatan dan kesehatan tenaga
kerjanya. Sistem pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak hanya memperhitungkan aspek
keteknikan, namun juga harus membangun aspek moral, karakter dan sikap pikir pekerja untuk bekerja dengan
selamat. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi menjadi tanggung jawab semua pihak
yang terkait langsung dalam proyek konstruksi, mulai dari owner, kontraktor, maupun pekerja di lapangan (baik
tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja non ahli).

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada proyek konstruksi, dan bagaimana
hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, dan berapa besar tingkat
hubungannya, serta untuk mengetahui faktor apa yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek
konstruksi.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan K3 yang dilakukan
oleh pihak-pihak yang terkait dalam suatu proyek konstruksi, baik secara langsung maupun tak langsung.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
K3 merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam
kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa
tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen serta instalasi
proyek yang rusak, selain kerugian materi yang besar (Husen, 2009).

Pengertian K3
K3 dapat ditinjau dari dua aspek yakni aspek filosofis dan teknis. Secara filosofis K3 adalah konsep berpikir dan
upaya nyata untuk menjamin keutuhan dan kesem purnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, beserta hasil-hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil, makmur,
dan sejahtera. Secara teknis K3 adalah perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien (Utama, 2001).

Dalam hal ini K3 amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki
jangkuan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera, serta efisien dan
produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan : Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi
karyawan dalam berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan, menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja
yag aman, sehat, dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan ikut berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan nasional dengan prinsip pembangunan berwawasan lingkung an.

Perencanaan Program K3
Perencanaan program K3 pada suatu instansi atau proyek mem butuhkan kesadaran kolektif dari semua pihak yang
terlibat didalamnya, sehingga aturan dan kebijakan yang telah diputuskan dapat diimplemen tasikan secara bersama-
sama. Masalah lain yang masih menghambat implementasi program K3 adalah biaya yang belum sepenuhnya
dialokasikan oleh pengambil kebijakan pada tingkat manajerial. Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah
diaplikasi kan di Indonesia adalah OHSAS 18001. OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk
penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. OHSAS sendiri merupakan singkatan dari
Occupational Health and Safety Assessment Series, yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kondisi
kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja. Sertifikat OHSAS 18001 membukti kan bahwa

M - 268 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

sistem manajemen perusahaan sudah diukur berdasarkan pengukuran dan pemenuhan standar tersebut, sertifikat
tersebut juga membuktikan bahwa perusahaan telah secara proaktif melindungi kesehatan (Health) dan keselamatan
(Safety) dalam lingkungan kerjanya. OHSAS 18001 ini digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem
manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam kesehatan, keselamatan dan bahkan
properti. Seperti halnya pada ISO 9000 dan 14000, OHSAS 18001 menekankan pada kegiatan pencegahan.

Peralatan Standar K3 di Proyek Konstruksi


Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan
ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun, tidak banyak yang menyadari betapa
pentingnya peralatan-peralatan ini untuk digunakan. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat
penting. Oleh karenanya, semua pelaksana proyek berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/
perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja,
yaitu (Ervianto, 2005):

a. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja ialah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat
atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan
kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang digunakan
oleh karyawan yang bekerja dikantor. Perusahaan pada umumnya menyediakan sebanyak tiga pasang dalam setiap
tahunnya.
b. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu
dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras (atau dilapisi dengan pelat besi)
supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas. Umumnya, sepatu kerja disediakan dua pasang dalam satu
tahun.
c. Kacamata Kerja
Kaca mata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu atau serpih besi yang berterbangan di
tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat/kasat oleh mata.
Oleh karenanya, mata perlu diberikan perlindungan. Tidak semua jenis pekerjaan membutuhkan kaca mata kerja.
Namun, pekerjaan yang mutlak membutuhkan perlindungan mata adalah mengelas.
d. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume
suara yang cukup keras dan bising. Namun demikian, bukan berarti seorang pekerja tidak dapat bekerja bila tidak
menggunakan alat ini. Kemungkinan akan terjadi gangguan pada telinga tidak dirasakan saat itu, melainkan pada
waktu yang akan datang.
e. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis kegiatan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah
melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Namun, tidak semua jenis
pekerjaan memerlukan sarung tangan. Salah satu kegiatan yang memerlukan adalah mengangkat besi tulangan,
kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan
lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
f. Helm
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap
pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan pemakai yang dikeluarkan dari pabrik
pembuatnya. Keharusan mengenakan helm lebih dipentingkan bagi keselamatan si pekerja sendiri mengingat kita
semua tidak pernah tahu kapan dan dimana bahaya akan terjadi. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari
bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan maupun material konstruksi yang jatuh dari
atas kemudian kotoran (debu) yang berterbangan di udara dan panas matahari. Namun, sering kita lihat bahwa
kedisiplinan para kerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
Kecelakaan saat bekerja dapat merugikan pekerja itu sendiri maupun kontraktor yang lebih disebabkan oleh
kemungkinan terhambat dan terlambatnya pekerjaan.
g. Masker
Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sendiri.
Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan,
misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, menyerut kayu. Tentu saja seorang pekerja yang
secara terus-menerus menghisapnya dapat mengalami gangguan pada pernafasan, yang akibatnya tidak langsung
dirasakan saat itu. Berbagai jenis macam masker tersedia di pasaran, pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan.

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 269
Ariany Frederika dan Yudha Astana

h. Jas Hujan
Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan bagi pekerja pada saat bekerja adalah dengan menggunakan jas hujan.
Pada tahap konstruksi, terutama di awal pekerjaan umumnya masih berupa lahan terbuka dan tidak terlindungi dari
pengaruh cuaca, misalnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan kegiatan di proyek selalu
bersinggungan langsung dengan panas matahari ataupun hujan karena dilaksnakan di ruang terbuka. Tujuan utama
pemakaian jas hujan tidak lain untuk kesehatan para pekerja.
i. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang
membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga
seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tinggi,
atau kegiatan lain yang harus dikerjakan di lokasi.
j. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pada mulanya tangga hanya terdiri dari dua buah
balok bambu kemudian diberikan batang melintang pada jarak tertentu. Namun, saat ini pengembangan bentuk
tangga sangat bervariasi dengan tingkat keamanan yang semakin tinggi. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk
mencapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.
k. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerjaan konstruksi, sudah
seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-
obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama. Adapun jenis dan jumlah obat-obatan disesuaikan dengan aturan
yang berlaku.

Uji Reliabilitas Instrumen


Uji reliabilitas instrumen adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas disebut juga
keterandalan, keajegan, consistency, stability, atau dependability. Untuk menguji reliabilitas instrument digunakan
rumus Cronbach Alpha (α). Cronbach Alpha dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala Likert (1
sampai 5) atau instrumen yang item-itemnya dalam bentuk esai. Rumusnya adalah (Usman dan Akbar, 2008) :

α=
……….……………………….……(1)

Dimana :
k = jumlah item
∑s2t = jumlah varians skor total
s2i = varians responden untuk item ke i
∑s2 = jumlah varians responden seluruh item

Sebuah instrumen dikatakan reliabel dan dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian apabila nilai α-nya lebih
besar dari 0,80.

Untuk mendapatkan nilai ∑s2t, digunakan rumus :

∑s2t = ………………………………...…(2)

Dimana :
∑a, ∑b, ∑c, ∑d, ∑e = jumlah seluruh skor item responden a,b,c,d,dan e
∑tot = total jumlah seluruh skor item responden
N = jumlah sampel

Untuk mendapatkan nilai s2i, digunakan rumus :

s2i = ………………………(3)
Dimana :
sia, sib, sic, sid, sie, = skor item ke-i responden a, b, c, d, dan e
∑itemi = jumlah skor item ke-i seluruh responden
N = jumlah sampel

Pengujian Hipotesis Deskriptif

M - 270 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis
deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Terdapat
dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test).
Dalam penelitian ini digunakan uji satu pihak (one tail test). Uji satu pihak yang digunakan adalah uji pihak kanan.
Uji pihak Kanan digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis
alternatifnya (Ha) “lebih besar (>)” (Sugiyono, 2009). Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis deskriptif
adalah :

thitung = ....................…….(4)

dimana :

s2 = …………....…….(5)

s = ……… …………...………(6)

keterangan :
t = Nilai t yang dihitung
x = Rata-rata xi
µ o = Nilai yang di hipotesiskan
s = Simpangan baku
n = Jumlah data sampel

Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten
Badung, perlu dilakukan suatu hipotesis, dimana hipotesisnya adalah :
H0 : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik.
Ha : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong baik.
Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan:
Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak.

Metode Analisis Regresi Ganda


Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas
secara individual. Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya, atau untuk
mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan kriteriumnya (Usman dan Akbar, 2008).
Adapun persamaan umum regresi ganda adalah (Sugiyono, 2009):

Y = a + b1X1 + b2X2+b3X3 .………..(7)


Dimana :
Y = penerapan K3 pada proyek konstruksi
a = harga Y bila X = 0 (konstan)
b = koefisien regresi
X = faktor-faktor yang mempengaruhi K3
X1 = Faktor Sistem Manajemen; X2 = Faktor Pelaksanaan; X3 = Faktor Pengawasan

Metode Analisis Korelasi Ganda


Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Korelasi
merupakan salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, karena peneliti
umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk menghubungkannya (Usman dan
Akbar, 2008). Besarnya angka korelasi disebut koefisisen korelasi dinyatakan dalam lambang R. Adapun rumus
untuk menghitung koefisien korelasinya adalah (Sugiyono, 2009):

R(1,2,3) = ………….……(8)

Dimana :
R(1,2,3) = Koefisien korelasi
b = koefisien regresi

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 271
Ariany Frederika dan Yudha Astana

Tabel 1 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan


(r)
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sumber : Sugiyono, 2009

Koefisien determinasi = R2.. ..……..(9)


Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel dapat juga dihitung dengan uji F yang
rumusnya sebagai berikut:

Fhitung = …………(10)

Kriteria pengujian signifikansi R yaitu:


Ha : Tidak signifikan
H0 : Signifikan
Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau signifikan.
Dimana :
N = jumlah sampel/data
m = jumlah variabel independen

Sumbangan terbesar masing-masing faktor dihitung dengan menggunakan perhitungan sumbangan relatif, dimana
rumusnya adalah (http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/922/852):

SR Xn % = x 100% …..(11)

dimana :
JKreg = ......(12)

Keterangan :
JKreg = jumlah kuadrat regresi

3. RANCANGAN KEGIATAN
Teknik Sampling
Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik nonprobability sampling. Teknik nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik nonprobability sampling yang dipakai adalah sampling
kuota, dimana sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2009).

Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung melalui kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang
diambil.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang diantaranya didapat dengan melihat dokumen
yang berhubungan dengan penelitian yaitu data yang di dapatkan dari Pemerintah Kabupaten Badung, Dinas
Cipta Karya yaitu, data bangunan pemerintah kabupaten badung tahun 2008 dan data penerima Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) daerah Kabupaten Badung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, sehingga dapat
dipakai untuk memperkirakan jumlah sampel yang akan diambil.

M - 272 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan
cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2008). Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang siap
dipergunakan dalam analisis. Data tersebut meliputi nama-nama proyek dan lokasinya yang berada di Kabupaten
Badung, dan hasil pengisian kuesioner. Dari data tersebut kemudian diolah, untuk data hasil pengisisan kuesioner
yang berupa data kualitatif diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif, dan kemudian ditabelkan untuk
membantu perhitungan dalam tahap analisis.

Analisis Data
Data yang diperoleh dari kuesioner perlu disusun terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Pada tahap ini juga
dilakukan proses penentuan skala penilaian dan penaksiran parameter dengan tujuan untuk mengetahui nilai
kemungkinan yang terjadi. Analisis data dilakukan dengan cara analisis regresi dan korelasi. Analisis regresi
digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara individual.
Analisis korelasi mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapa kuat hubungan itu. Analisis
korelasi juga digunakan untuk mencari besarnya sumbangan variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Pada
penelitian ini akan dicari hubungan antara variabel penerapan K3 pada proyek konstruksi sebagai variabel terikat
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 sebagai variabel bebas dengan menggunakan perhitungan secara
statistik.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk menghitung reliabilitas instrument, digunakan rumus cronbach alpha (α):

α= .......pers.1
α = ( 1,011) (0,9)
α = 0,912 > 0,80
karena nilai α = 0,912 > 0,80, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) dinyatakan reliabel, sehingga
dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian.

Perhitungan Pengujian Hipotesis Deskriptif


Dalam perhitungan hipotesis deskriptif digunakan data dari hasil kuesioner yang telah ditabulasikan, dimana data
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Jumlah Skor Hasil Kuesioner


No X1 X2 X3 Y ∑
1 148 149 113 4 414
2 122 150 94 3 369
3 127 136 103 3 369
4 127 131 103 3 364
5 150 139 117 4 410
6 143 142 103 3 391
7 133 154 116 4 407
8 47 136 61 3 247
9 139 151 102 3 395
10 101 150 99 3 353
11 142 151 101 4 398
12 139 163 124 4 430
13 143 129 103 3 378
14 97 153 94 3 347
15 140 156 117 4 417

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 273
Ariany Frederika dan Yudha Astana

16 153 167 128 3 451


17 148 149 115 4 416
18 129 147 104 3 383
19 140 151 103 4 398
20 62 135 45 3 245
21 118 158 110 3 389
22 55 125 50 3 233
23 80 161 92 3 336
24 56 124 51 3 234
25 128 144 102 3 377
26 123 164 76 3 366
27 147 157 106 3 413
28 73 118 54 3 248
29 68 136 70 3 277
30 147 147 115 3 412
Jumlah 3525 4373 2871 98 10.867
(Sumber : Hasil Analisis)

Untuk menghitung simpangan baku, terlebih dahulu dibuat tabel penolong, ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3 Penolong Untuk Menghitung Simpangan Baku

No x xi - x (xi - x)2

1 414 51,767 2.679,788


2 369 6,767 45,788
3 369 6,767 45,788
4 364 1,767 3,121
5 410 47,767 2.281,654
6 391 28,767 827,521
7 407 44,767 2,004,054
8 247 -115,233 13.278,721
9 395 32,767 1.073,654
10 353 -9,233 85,254
11 398 35,767 1.279,254
12 430 67,767 4.592,321
13 378 15,767 248,588
14 347 -15,233 232,054
15 417 54,767 2.999,388
16 451 88,767 7.879,521
17 416 53,767 2.890,854
18 383 20,767 431,254
19 398 35,767 1.279,254
20 245 -117,233 13.743,654

M - 274 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

21 389 26,767 716,454


22 233 -129,233 16.701,254
23 336 -26,233 688,188
24 234 -128,233 16.443,788
25 377 14,767 218,054
26 366 3,767 14,188
27 413 50,767 2.577,254
28 248 -114,233 13.049,254
29 277 -85,233 7.264,721
30 412 49,767 2.476,721
∑ 10.867 ∑ (xi - x)2 = 118.051,367

Sehingga dari tabel 3 dapat diperoleh simpangan bakunya sebagai berikut:

s2 = ............................... (pers.5)

s2 = = 4.070,737

s = (pers.6)
s = = 63,8

Sehingga :

thitung = (pers.4)

thitung =

thitung = = 1,222

taraf signifikansi (α) = 0,05; dk = n – 1= 30 – 1 = 29. Berdasarkani tabel distribusi t menggunakan uji satu pihak,
diperoleh ttabel = 1,699

Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan:


Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak. Ternyata dari hasil perhitungan didapatkan bahwa 1,222 < +1,699,
thitung < +ttabel, maka H0 gagal ditolak, hal ini menyatakan bahwa pemahaman K3 pada proyek konstruksi di
Kabupaten Badung tergolong belum baik. Kedudukan thitung dan ttabel dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 275
Ariany Frederika dan Yudha Astana

Daerah Gagal Menolak Ho


Daerah Berhasil Menolak Ho
thitung
ttabel

1,222 1,699

Gambar 1 Uji Pihak Kanan Pemahaman K3 pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung

Perhitungan Regresi
Persamaan regresi untuk tiga variabel/prediktor adalah:

Y = a + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 ................................... (pers.7)
Dimana :
Y = penerapan K3 pada proyek konstruksi
a = harga Y bila X = 0 (konstan)
b = koefisien regresi
X = faktor-faktor yang mempengaruhi K3
X1 = Sistem Manajemen
X2 = Pelaksanaan
X3 = Pengawasan

Dari hasil perhitungan regresi ganda, didapatkan hasil seperti berikut:

Y = 2,470 + 0,00276X1 – 0,00035X2 + 0,00550 X3 ……………….….(13)

Dari persamaan regresi yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa K3 pada proyek konstruksi akan naik bila
faktor sistem manajemen (X1) dan faktor pengawasan (X3) bertambah karena bertanda positif (+). Sebaliknya K3
pada proyek konstruksi akan turun bila faktor pelaksanaan (X2) bertambah karena bertanda negatif (–).

Perhitungan Korelasi
Rumus Korelasi ganda adalah :

R(1,2,3) =

(pers.8)

R(1,2,3) =

M - 276 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

R(1,2,3) = = 0,4720699

Koefisien determinasi :

R2 = 0,47206992 = 0,22285 (pers.9)

Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara faktor-faktor yang
mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, yaitu sebesar 0,472. Koefisien determinasi sebesar 0,223
menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh tiga faktor yang
mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Untuk menguji apakah harga R = 0,472 signifikan
atau tidak, maka dilakukan dengan uji F dengan rumus :

Fhitung = (pers.10)
dimana :
N = 30 dan m = 3

Fhitung = = 2,4885

Derajat kebebasan untuk menguji signifikansi harga Fhitung adalah dk pembilang = m dan dk penyebut = N – m – 1.
Berdasarkan tabel distribusi F, untuk taraf signifikan (α) = 0,05, Ftabel = 2,98
Kriteria pengujian Ho yaitu :
Ha : Tidak signifikan
Ho : Signifikan
Berdasarkan perhitungan F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau signifikan, sehingga dapat diberlakukan ke
populasi.
Perhitungan Sumbangan Relatif
Perhitungan sumbangan relatif dilakukan untuk mengetahui besar sumbangan masing-masing prediktor atau faktor.
JKreg = (pers.12)
dimana :
b1∑X1Y = (0,00276)( 200) = 0,552
b2∑X2Y = (– 0,00035)( 45,867) = – 0,016
b3∑X3Y = (0,00550)( 140,4) = 0,772
dalam harga mutlaknya :
b1∑X1Y = 0,552
b2∑X2Y = 0,016
b3∑X3Y = 0,772
sehingga :
JKreg =
= 0,552 + 0,016 + 0,772
= 1,340
Jadi sumbangan relatif tiap faktor adalah :

SR Xn % = x 100%
(Pers.11)

Faktor X1 (Sistem Manajemen):

SR X1 % = x 100% = 41,188 %
Faktor X2 (Pelaksanaan):

SR X2 % = x 100% = 1,194 %
Faktor X3 (Pengawasan):

SR X3 % = x 100% = 57,618 %
Total = 100 %
+

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 277
Ariany Frederika dan Yudha Astana

Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pengawasan X3 = 57,618 % memberikan pengaruh
paling besar dibandingkan faktor sistem manajemen X1 = 41,188 % dan faktor pelaksanaan X2 = 1,194 %.

Pengolahan Data dengan Program SPSS


Hasil yang didapat dari perhitungan secara manual dikontrol dengan menggunakan bantuan komputer. Program
yang digunakan adalah program Statistical Product and Service Solution (SPSS) seri 13.0. Untuk memudahkan
pembacaan tabel hasil program SPSS, maka perlu disederhanakan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Program SPSS


Variabel Koefisien R R2 F
Konstanta 2,647 0,472 0,223 2,489
Faktor Sistem Manajemen (X1) 0,003 0,472 0,223 2,489
Faktor Pelaksanaan (X2) -0,0003 0,472 0,223 2,489
Faktor Pengawasan (X3) 0,006 0,472 0,223 2,489
(Sumber : Output SPSS 13.0)

Dari tabel 4 hasil analisis regresi menggunakan program SPSS 13.0 di atas dapat dijelaskan bahwa :
1. Kolom Variabel
Terdiri dari empat variabel yaitu, konstanta, faktor sistem manajemen (variabel X1), faktor pelaksanaan
(variabel X2), dan faktor pengawasan (variabel X3).
2. Kolom Koefisien
a. Nilai konstanta sebesar 2,467 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor pelaksanaan, faktor pengawasan
atau pada saat X = 0, maka keselamatan dan kesehatan kerja (K3) = 2,467.
b. Nilai faktor sistem manajemen sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +)
faktor sistem manajemen maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,003.
c. Nilai faktor pelaksanaan sebesar -0,0003 menyatakan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) faktor
pelaksanaan maka akan mengurangi K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,0003.
d. Nilai faktor pengawasan sebesar 0,006 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) faktor
pengawasan maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,006.
3. Kolom R
a. Angka R sebesar 0,472 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara K3 pada proyek konstruksi dengan
tiga faktor yang mempengaruhi K3 sesuai dengan tabel 2 adalah sedang.
b. Angka R2 atau koefisien determinasi adalah 0,223 Hal ini berarti nilai rata-rata K3 pada proyek
konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan
oleh faktor lain.
4. Kolom F
Dari uji ANOVA atau F test, didapat Fhitung adalah 2,489. Berdasarkan tabel F, untuk taraf signifikan (α) =
0,05, Ftabel = 2,98. Untuk taraf signifikan (α) = 0,01, Ftabel = 4,64. Jadi dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel
(signifikan) , sehingga dapat diberlakukan ke populasi.

Untuk mendapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dari pertanyaan
kuesioner digunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 sampai
dengan tabel 7.

M - 278 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

Tabel 5 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Sistem Manajemen
Komponen
No. Pertanyaan 1 2 3 4
1 0.788 0.288 0.273 0.093
2 0.653 0.663 0.201 0.028
3 0.872 0.143 -0.084 0.255
4 0.840 0.278 -0.137 0.266
5 0.379 0.122 0.131 0.859
6 0.605 0.200 0.233 0.625
7 0.861 0.194 0.218 0.254
8 0.815 0.306 0.420 0.147
9 0.744 0.436 0.272 0.162
10 0.620 0.522 0.284 0.101
11 0.785 0.237 0.429 0.098
12 0.308 0.863 0.054 0.166
13 0.262 0.749 0.388 0.193
14 0.759 0.362 0.382 0.173
15 0.718 0.301 0.428 0.279
16 0.684 0.278 0.468 0.241
17 0.256 0.860 0.077 0.174
18 0.256 0.136 0.855 0.219
19 0.433 0.714 0.390 0.247
20 0.083 0.422 0.416 0.191
21 0.729 0.464 0.344 0.200
22 0.556 0.536 0.487 0.094
23 0.380 0.574 0.608 0.184
24 0.670 0.298 0.404 0.374
25 0.137 0.407 0.431 0.708
26 0.322 0.610 0.134 0.576
27 0.358 0.621 0.480 0.124
28 0.301 0.549 0.560 0.138
29 0.600 0.472 0.415 0.260
30 0.756 0.370 0.303 0.273
31 0.684 0.477 0.257 0.329
32
0.583 0.587 0.370 0.224
(Sumber : Output SPSS 13.0)

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 279
Ariany Frederika dan Yudha Astana

Tabel 6 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Pelaksanaan


No.
Komponen
Pertanya-
an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.001 0.099 0.062 -0.040 0.883 0.034 0.085 0.087 0.180 -0.105
2 0.027 0.082 0.095 0.244 0.372 0.826 -0.079 0.075 -0.051 -0.077
3 0.024 0.210 -0.019 -0.026 0.770 0.471 0.075 0.139 -0.087 0.140
4 0.086 0.487 -0.087 -0.090 0.181 0.598 0.072 0.056 0.178 0.378
5 0.117 -0.077 0.654 -0.050 0.338 -0.032 0.208 -0.157 0.313 0.100
6 0.240 0.060 0.528 0.080 0.541 -0.041 0.180 0.110 -0.021 -0.051
7 -0.029 0.074 0.796 0.087 0.259 0.124 0.072 0.121 -0.112 -0.040
8 -0.006 0.680 0.213 0.146 0.420 -0.031 0.020 0.309 -0.179 0.154
9 0.168 0.025 0.808 -0.129 0.009 0.306 0.152 0.191 0.140 0.163
10 -0.130 0.024 0.311 0.278 0.161 -0.043 0.050 0.084 0.776 -0.077
11 -0.032 0.106 0.665 0.059 -0.122 -0.097 0.005 -0.025 0.104 -0.185
12 0.071 0.436 0.453 0.299 0.183 -0.222 0.419 -0.354 0.171 -0.064
13 0.825 0.047 0.031 -0.146 -0.081 0.041 0.039 -0.019 0.108 -0.227
14 0.209 0.148 0.545 0.207 -0.263 0.604 0.198 -0.143 -0.206 0.100
15 0.599 0.342 -0.177 0.548 -0.153 0.133 -0.093 0.176 0.175 -0.041
16 0.353 0.687 0.059 -0.098 0.138 0.179 0.101 -0.043 -0.121 -0.219
17 -0.042 0.267 0.303 0.454 0.164 0.458 0.126 0.008 -0.448 0.111
18 -0.079 0.163 0.028 0.144 0.148 -0.020 0.191 0.883 -0.024 0.154
19 0.036 0.047 -0.065 0.005 -0.047 0.061 0.016 0.171 -0.061 0.896
20 -0.022 0.268 0.089 -0.160 0.259 0.123 0.786 0.178 0.205 0.018
21 -0.063 0.061 0.165 0.895 -0.032 0.039 -0.071 0.160 0.052 -0.058
22 0.197 0.347 0.234 0.248 0.251 0.170 -0.093 0.622 0.285 0.091
23 -0.123 0.186 -0.080 0.847 0.058 0.121 0.046 0.021 0.069 0.136
24 0.871 0.207 -0.054 -0.101 0.246 -0.083 -0.136 0.033 0.033 -0.005
25 0.668 -0.062 0.259 -0.101 -0.173 0.174 -0.017 0.078 -0.085 0.114
26 0.807 -0.114 0.125 0.220 0.173 -0.084 0.078 -0.177 -0.057 0.343
27 0.776 0.015 0.136 0.010 0.080 0.083 0.376 -0.065 -0.273 0.131
28 0.077 0.024 0.279 0.550 0.646 0.240 0.194 0.029 0.006 0.012
29 0.111 0.020 0.338 0.137 0.040 -0.072 0.841 0.003 -0.071 0.006
30 0.566 0.193 -0.100 -0.087 0.101 0.336 0.550 0.136 -0.329 -0.029
31 -0.056 0.710 0.074 0.417 0.107 0.260 0.023 0.039 0.080 -0.193
32 -0.004 0.843 -0.005 0.130 -0.063 -0.154 0.407 0.021 -0.148 0.140
33 0.012 0.785 0.081 0.101 0.006 0.254 -0.057 0.309 0.220 0.169
34
0.574 -0.041 -0.147 0.551 0.046 -0.196 0.078 0.046 0.139 -0.309
(Sumber : Output SPSS 13.0)

M - 280 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

Tabel 7 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Pengawasan


Komponen
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5
1 0.630 0.480 0.166 0.508 -0.066
2 0.520 0.388 0.333 0.500 0.063
3 0.516 0.219 0.088 0.704 -0.058
4 0.275 0.248 0.172 0.792 0.154
5 -0.144 0.174 0.533 0.652 -0.263
6 0.133 0.421 0.746 0.112 -0.095
7 0.309 0.799 -0.016 0.283 0.213
8 0.313 0.803 0.187 0.191 -0.005
9 0.065 0.786 0.187 0.191 0.124
10 0.532 0.336 0.590 0.333 -0.162
11 0.407 0.354 0.420 0.535 0.334
12 0.059 0.173 0.073 0.002 0.882
13 0.228 0.198 0.654 0.349 0.255
14 0.541 0.647 0.239 0.156 0.183
15 0.459 0.714 0.188 0.266 0.298
16 0.599 0.626 0.195 0.327 0.142
17 0.573 0.580 0.184 0.402 0.045
18 0.594 0.515 0.281 0.453 0.164
19 0.302 0.732 0.253 0.084 -0.170
20 0.267 -0.066 0.843 0.047 0.270
21 0.741 0.457 0.129 0.082 0.140
22 0.662 0.338 0.383 0.505 0.012
23 0.453 0.362 0.545 0.426 -0.257
24 0.845 0.222 0.195 0.111 0.133
25 0.636 0.311 0.559 0.296 -0.061
26 0.688 0.273 0.499 0.349 -0.046
(Sumber : Output SPSS 13.0)

Dari tabel 5 sampai dengan tabel 7, dapat dijelaskan bahwa :


1. Kolom No. Pertanyaan
Kolom No. Pertanyaan merupakan kolom dari pertanyaan kuesioner setiap faktor dimana jumlahnya berbeda
sesuai dengan jumlah pertanyaan masing-masing bagian/faktor. Untuk faktor sistem manajemen 32
pertanyaan, faktor pelaksanaan 34 pertanyaan, dan faktor pengawasan 26 pertanyaan.
2. Kolom komponen merupakan kolom untuk mengetahui besar korelasi komponen dengan item (pertanyaan).
Faktor sistem manajemen memiliki 4 komponen, faktor pelaksanaan 10 komponen, dan faktor pengawasan 5
komponen. Dalam satu item (pertanyaan) dari setiap faktor, digunakan komponen dengan nilai yang terbesar,
sehingga masing-masing item (pertanyaan) memiliki satu komponen terbesar dari komponen yang ada.
Kemudian dari setiap item (pertanyaan) dipilih yang terbesar, dan di dapatkan bahwa untuk faktor sistem
manajemen, petanyaan no. 3 merupakan yang terbesar dengan nilai korelasi sebesar 0,872; faktor
pelaksanaan, petanyaan no. 19 dengan nilai korelasi sebesar 0,896; dan faktor pengawasan, petanyaan no. 12
dengan nilai korelasi sebesar 0,882.

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawaan, faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 281
Ariany Frederika dan Yudha Astana

proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko (pertanyaan no. 3),
pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/kabel (pertanyaan no. 19), dan tidak adanya ijin kerja
sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek (pertanyaan no. 12).

5. SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa :
1. Dari uji hipotesis deskriptif one tail test pihak kanan didapatkan thitung(1.222) < +ttabel(1.699) maka H0
gagal ditolak (H0 berada pada daerah penerimaan), sehingga disimpulkan pemahaman K3 pada proyek
konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik.
2. Hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi
adalah sedang sebesar 0,472. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3,
sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain.
3. Faktor yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah faktor
pengawasan (Sumbangan Relatif X3 = 57.618%).
Kemudian dengan menggunakan Program SPSS 13.0 metode Analysis Factor dapat diketahui bahwa
untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan faktor yang paling berpengaruh terhadap K3
pada proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko,
pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/ kabel, dan tidak adanya ijin kerja sering
menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek.
Saran
Dari hasil simpulan di atas ada beberapa hal yang dapat menjadi saran dalam penelitian ini, yaitu :
1. Faktor pengawasan perlu mendapat perhatian khusus dalam perencanaan K3 pada proyek konstruksi,
tanpa mengabaikan faktor sistem manajemen dan faktor pelaksanaan. Prosedur untuk identifikasi bahaya
dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/kabel, dan tidak adanya
ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek, seharusnya lebih diperhatikan oleh para
pelaksana proyek dalam melaksanakan proyek konstruksi.
2. Secara umum, untuk meningkatkan K3 pada proyek konstruksi, pelaksana proyek dapat melakukan
upaya seperti :
a. Memperhatikan, memahami, dan menerapkan kebijakan-kebijakan K3 (sistem manajemen K3)
dalam melaksanakan proyek konstruksi.
b. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan K3 dan memberikan pelatihan tentang K3 kepada seluruh
lapisan karyawan/pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
c. Melakukan pencegahan kecelakaan, seperti pemakaian alat-alat pelindung, pemasangan rambu, dan
pemasangan konstruksi pengaman.
d. Melakukan pengawasan dalam menerapkan K3, dimana pelanggar terhadap kebijakan dan aturan
yang telah disepakati harus diberi sanksi.
3. Pemerintah sebaiknya lebih sering memberikan informasi mengenai K3 dan peraturan-peraturannya
secara berkala dan berkelanjutan, agar para pelaksana proyek konstruksi lebih mengetahui dan sadar akan
pentingnya penerapan K3 pada proyek konstruksi.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada
proyek konstruksi dengan mengambil sampel yang lebih luas atau dengan memperluas batasan nilai proyek, dan
perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek
konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA
Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Andi Offset, Yogyakarta
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1, Kanisius, Jakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. 2004. Analisis Regresi, Andi, Yogyakarta.
Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta.
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Nuansa Aulia, Bandung.
Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan, dan penegendalian Proyek. Andi,
Yogyakarta.
Irianto, Agus. 2006. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya. Kencana, Jakarta.

M - 282 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)

Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta, Bandung.


Silalahi, Bennett. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman P, Jakarta.
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sutjana, D. P. 2006. Hambatan dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di Perusahaan. Website :
http://idpsutjana@yahoo.com 13:25 21/06/09
http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/922/852 20:25 20/08/09
http://taufiqsusanto.blogspot.com/2009/07/peralatan-standar-k3-di-proyek 14:01 21/06/09

Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 283
Ariany Frederika dan Yudha Astana

M - 284 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai