04 094 PDF
04 094 PDF
ABSTRAK
Kabupaten Badung merupakan bagian wilayah Provinsi Bali, yang perkembangan pembangunannya
cukup pesat. Salah satu perkembangan yang cukup menonjol adalah pembangunan dalam bidang
konstruksi gedung. Dalam pelaksanaaan pembangunan konstruksi gedung banyak hal yang harus
diperhatikan, salah satunya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 merupakan suatu
upaya dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.
Kecelakaan kerja pada proyek konstruksi banyak diakibatkan karena kurang diperhatikannya K3,
sehingga perlu diadakan analisis mengenai K3, untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada
proyek konstruksi, dan bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 itu
sendiri, serta faktor manakah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek
konstruksi di Kabupaten Badung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan survai
menggunakan kuesioner yang ditujukan ke proyek konstruksi, untuk mengetahui bagaimana
penerapan K3 pada proyek konstruksi tersebut. Data sekunder yang berupa lokasi proyek konstruksi
di Kabupaten Badung diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Badung dan Dinas Cipta Karya.
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan Metode Hipotesis Deskriptif, Analisis Regresi
Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif, dan analisis faktor menggunakan program
SPSS. Dari hasil pengujian hipotesis deskriptif one tail test pihak kanan, didapat thitung < +ttabel maka
H0 gagal ditolak, menyatakan bahwa pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung
tergolong belum baik. Kemudian dari hasil analisis regresi dan korelasi ganda dapat diketahui
bahwa hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 pada proyek konstruksi
adalah tergolong sedang, dengan nilai sebesar 0,472; koefisien determinasi sebesar 0,223
menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3
faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Dari hasil perhitungan
sumbangan relatif diperoleh bahwa dari ketiga faktor yaitu, sistem manajemen, pelaksanaan, dan
pengawasan, yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah
faktor pengawasan sebesar 57,618%. Dengan program SPSS metode analysis faktor dapat
diketahui bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan, faktor yang paling
berpengaruh terhadap K3 pada proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi
bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/ kabel, dan
tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek.
Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), Kabupaten Badung, Hipotesis Deskriptif,
Analisis Regresi Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini
karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya, dan manfaat ekonomi, aspek hukum,
pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang
sama besarnya walaupun di sana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun
faktor lain yang masuk dari unsur eksternal industry (Ervianto, 2005).
Proses pembangunan proyek kontruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur
bahaya. Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks
dan sulit dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pelaksananya. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa pekerjaan konstruksi ini merupakan penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi. Banyaknya kasus
kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 267
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewajiban untuk
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-
peraturan seperti : UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai
sistem manajemen K3.
Namun pada kenyataannya, pelaksana proyek sering mengabaikan persyaratan dan peraturan-peraturan dalam K3.
Hal tersebut disebabkan karena mereka kurang menyadari betapa besar resiko yang harus ditanggung oleh tenaga
kerja dan perusahaannya. Disamping itu adanya peraturan mengenai K3 tidak diimbangi oleh upaya hukum yang
tegas dan sanksi yang berat, sehingga banyak pelaksana proyek yang melalaikan keselamatan dan kesehatan tenaga
kerjanya. Sistem pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak hanya memperhitungkan aspek
keteknikan, namun juga harus membangun aspek moral, karakter dan sikap pikir pekerja untuk bekerja dengan
selamat. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi menjadi tanggung jawab semua pihak
yang terkait langsung dalam proyek konstruksi, mulai dari owner, kontraktor, maupun pekerja di lapangan (baik
tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja non ahli).
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada proyek konstruksi, dan bagaimana
hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, dan berapa besar tingkat
hubungannya, serta untuk mengetahui faktor apa yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek
konstruksi.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan K3 yang dilakukan
oleh pihak-pihak yang terkait dalam suatu proyek konstruksi, baik secara langsung maupun tak langsung.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
K3 merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam
kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa
tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen serta instalasi
proyek yang rusak, selain kerugian materi yang besar (Husen, 2009).
Pengertian K3
K3 dapat ditinjau dari dua aspek yakni aspek filosofis dan teknis. Secara filosofis K3 adalah konsep berpikir dan
upaya nyata untuk menjamin keutuhan dan kesem purnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, beserta hasil-hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil, makmur,
dan sejahtera. Secara teknis K3 adalah perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien (Utama, 2001).
Dalam hal ini K3 amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki
jangkuan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera, serta efisien dan
produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan : Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi
karyawan dalam berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan, menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja
yag aman, sehat, dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan ikut berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan nasional dengan prinsip pembangunan berwawasan lingkung an.
Perencanaan Program K3
Perencanaan program K3 pada suatu instansi atau proyek mem butuhkan kesadaran kolektif dari semua pihak yang
terlibat didalamnya, sehingga aturan dan kebijakan yang telah diputuskan dapat diimplemen tasikan secara bersama-
sama. Masalah lain yang masih menghambat implementasi program K3 adalah biaya yang belum sepenuhnya
dialokasikan oleh pengambil kebijakan pada tingkat manajerial. Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah
diaplikasi kan di Indonesia adalah OHSAS 18001. OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk
penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. OHSAS sendiri merupakan singkatan dari
Occupational Health and Safety Assessment Series, yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kondisi
kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja. Sertifikat OHSAS 18001 membukti kan bahwa
M - 268 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
sistem manajemen perusahaan sudah diukur berdasarkan pengukuran dan pemenuhan standar tersebut, sertifikat
tersebut juga membuktikan bahwa perusahaan telah secara proaktif melindungi kesehatan (Health) dan keselamatan
(Safety) dalam lingkungan kerjanya. OHSAS 18001 ini digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem
manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam kesehatan, keselamatan dan bahkan
properti. Seperti halnya pada ISO 9000 dan 14000, OHSAS 18001 menekankan pada kegiatan pencegahan.
a. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja ialah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat
atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan
kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang digunakan
oleh karyawan yang bekerja dikantor. Perusahaan pada umumnya menyediakan sebanyak tiga pasang dalam setiap
tahunnya.
b. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu
dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras (atau dilapisi dengan pelat besi)
supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas. Umumnya, sepatu kerja disediakan dua pasang dalam satu
tahun.
c. Kacamata Kerja
Kaca mata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu atau serpih besi yang berterbangan di
tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat/kasat oleh mata.
Oleh karenanya, mata perlu diberikan perlindungan. Tidak semua jenis pekerjaan membutuhkan kaca mata kerja.
Namun, pekerjaan yang mutlak membutuhkan perlindungan mata adalah mengelas.
d. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume
suara yang cukup keras dan bising. Namun demikian, bukan berarti seorang pekerja tidak dapat bekerja bila tidak
menggunakan alat ini. Kemungkinan akan terjadi gangguan pada telinga tidak dirasakan saat itu, melainkan pada
waktu yang akan datang.
e. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis kegiatan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah
melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Namun, tidak semua jenis
pekerjaan memerlukan sarung tangan. Salah satu kegiatan yang memerlukan adalah mengangkat besi tulangan,
kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan
lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
f. Helm
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap
pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan pemakai yang dikeluarkan dari pabrik
pembuatnya. Keharusan mengenakan helm lebih dipentingkan bagi keselamatan si pekerja sendiri mengingat kita
semua tidak pernah tahu kapan dan dimana bahaya akan terjadi. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari
bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan maupun material konstruksi yang jatuh dari
atas kemudian kotoran (debu) yang berterbangan di udara dan panas matahari. Namun, sering kita lihat bahwa
kedisiplinan para kerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
Kecelakaan saat bekerja dapat merugikan pekerja itu sendiri maupun kontraktor yang lebih disebabkan oleh
kemungkinan terhambat dan terlambatnya pekerjaan.
g. Masker
Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sendiri.
Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan,
misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, menyerut kayu. Tentu saja seorang pekerja yang
secara terus-menerus menghisapnya dapat mengalami gangguan pada pernafasan, yang akibatnya tidak langsung
dirasakan saat itu. Berbagai jenis macam masker tersedia di pasaran, pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 269
Ariany Frederika dan Yudha Astana
h. Jas Hujan
Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan bagi pekerja pada saat bekerja adalah dengan menggunakan jas hujan.
Pada tahap konstruksi, terutama di awal pekerjaan umumnya masih berupa lahan terbuka dan tidak terlindungi dari
pengaruh cuaca, misalnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan kegiatan di proyek selalu
bersinggungan langsung dengan panas matahari ataupun hujan karena dilaksnakan di ruang terbuka. Tujuan utama
pemakaian jas hujan tidak lain untuk kesehatan para pekerja.
i. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang
membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga
seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tinggi,
atau kegiatan lain yang harus dikerjakan di lokasi.
j. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pada mulanya tangga hanya terdiri dari dua buah
balok bambu kemudian diberikan batang melintang pada jarak tertentu. Namun, saat ini pengembangan bentuk
tangga sangat bervariasi dengan tingkat keamanan yang semakin tinggi. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk
mencapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.
k. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerjaan konstruksi, sudah
seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-
obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama. Adapun jenis dan jumlah obat-obatan disesuaikan dengan aturan
yang berlaku.
α=
……….……………………….……(1)
Dimana :
k = jumlah item
∑s2t = jumlah varians skor total
s2i = varians responden untuk item ke i
∑s2 = jumlah varians responden seluruh item
Sebuah instrumen dikatakan reliabel dan dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian apabila nilai α-nya lebih
besar dari 0,80.
∑s2t = ………………………………...…(2)
Dimana :
∑a, ∑b, ∑c, ∑d, ∑e = jumlah seluruh skor item responden a,b,c,d,dan e
∑tot = total jumlah seluruh skor item responden
N = jumlah sampel
s2i = ………………………(3)
Dimana :
sia, sib, sic, sid, sie, = skor item ke-i responden a, b, c, d, dan e
∑itemi = jumlah skor item ke-i seluruh responden
N = jumlah sampel
M - 270 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis
deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Terdapat
dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test).
Dalam penelitian ini digunakan uji satu pihak (one tail test). Uji satu pihak yang digunakan adalah uji pihak kanan.
Uji pihak Kanan digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis
alternatifnya (Ha) “lebih besar (>)” (Sugiyono, 2009). Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis deskriptif
adalah :
thitung = ....................…….(4)
dimana :
s2 = …………....…….(5)
s = ……… …………...………(6)
keterangan :
t = Nilai t yang dihitung
x = Rata-rata xi
µ o = Nilai yang di hipotesiskan
s = Simpangan baku
n = Jumlah data sampel
Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten
Badung, perlu dilakukan suatu hipotesis, dimana hipotesisnya adalah :
H0 : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik.
Ha : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong baik.
Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan:
Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak.
R(1,2,3) = ………….……(8)
Dimana :
R(1,2,3) = Koefisien korelasi
b = koefisien regresi
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 271
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Fhitung = …………(10)
Sumbangan terbesar masing-masing faktor dihitung dengan menggunakan perhitungan sumbangan relatif, dimana
rumusnya adalah (http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/922/852):
SR Xn % = x 100% …..(11)
dimana :
JKreg = ......(12)
Keterangan :
JKreg = jumlah kuadrat regresi
3. RANCANGAN KEGIATAN
Teknik Sampling
Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik nonprobability sampling. Teknik nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik nonprobability sampling yang dipakai adalah sampling
kuota, dimana sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2009).
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung melalui kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang
diambil.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang diantaranya didapat dengan melihat dokumen
yang berhubungan dengan penelitian yaitu data yang di dapatkan dari Pemerintah Kabupaten Badung, Dinas
Cipta Karya yaitu, data bangunan pemerintah kabupaten badung tahun 2008 dan data penerima Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) daerah Kabupaten Badung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, sehingga dapat
dipakai untuk memperkirakan jumlah sampel yang akan diambil.
M - 272 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan
cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2008). Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang siap
dipergunakan dalam analisis. Data tersebut meliputi nama-nama proyek dan lokasinya yang berada di Kabupaten
Badung, dan hasil pengisian kuesioner. Dari data tersebut kemudian diolah, untuk data hasil pengisisan kuesioner
yang berupa data kualitatif diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif, dan kemudian ditabelkan untuk
membantu perhitungan dalam tahap analisis.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari kuesioner perlu disusun terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Pada tahap ini juga
dilakukan proses penentuan skala penilaian dan penaksiran parameter dengan tujuan untuk mengetahui nilai
kemungkinan yang terjadi. Analisis data dilakukan dengan cara analisis regresi dan korelasi. Analisis regresi
digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara individual.
Analisis korelasi mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapa kuat hubungan itu. Analisis
korelasi juga digunakan untuk mencari besarnya sumbangan variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Pada
penelitian ini akan dicari hubungan antara variabel penerapan K3 pada proyek konstruksi sebagai variabel terikat
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 sebagai variabel bebas dengan menggunakan perhitungan secara
statistik.
α= .......pers.1
α = ( 1,011) (0,9)
α = 0,912 > 0,80
karena nilai α = 0,912 > 0,80, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) dinyatakan reliabel, sehingga
dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 273
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Untuk menghitung simpangan baku, terlebih dahulu dibuat tabel penolong, ditunjukkan pada tabel 3.
No x xi - x (xi - x)2
M - 274 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
s2 = ............................... (pers.5)
s2 = = 4.070,737
s = (pers.6)
s = = 63,8
Sehingga :
thitung = (pers.4)
thitung =
thitung = = 1,222
taraf signifikansi (α) = 0,05; dk = n – 1= 30 – 1 = 29. Berdasarkani tabel distribusi t menggunakan uji satu pihak,
diperoleh ttabel = 1,699
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 275
Ariany Frederika dan Yudha Astana
1,222 1,699
Gambar 1 Uji Pihak Kanan Pemahaman K3 pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung
Perhitungan Regresi
Persamaan regresi untuk tiga variabel/prediktor adalah:
Y = a + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 ................................... (pers.7)
Dimana :
Y = penerapan K3 pada proyek konstruksi
a = harga Y bila X = 0 (konstan)
b = koefisien regresi
X = faktor-faktor yang mempengaruhi K3
X1 = Sistem Manajemen
X2 = Pelaksanaan
X3 = Pengawasan
Dari persamaan regresi yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa K3 pada proyek konstruksi akan naik bila
faktor sistem manajemen (X1) dan faktor pengawasan (X3) bertambah karena bertanda positif (+). Sebaliknya K3
pada proyek konstruksi akan turun bila faktor pelaksanaan (X2) bertambah karena bertanda negatif (–).
Perhitungan Korelasi
Rumus Korelasi ganda adalah :
R(1,2,3) =
(pers.8)
R(1,2,3) =
M - 276 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
R(1,2,3) = = 0,4720699
Koefisien determinasi :
Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara faktor-faktor yang
mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, yaitu sebesar 0,472. Koefisien determinasi sebesar 0,223
menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh tiga faktor yang
mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Untuk menguji apakah harga R = 0,472 signifikan
atau tidak, maka dilakukan dengan uji F dengan rumus :
Fhitung = (pers.10)
dimana :
N = 30 dan m = 3
Fhitung = = 2,4885
Derajat kebebasan untuk menguji signifikansi harga Fhitung adalah dk pembilang = m dan dk penyebut = N – m – 1.
Berdasarkan tabel distribusi F, untuk taraf signifikan (α) = 0,05, Ftabel = 2,98
Kriteria pengujian Ho yaitu :
Ha : Tidak signifikan
Ho : Signifikan
Berdasarkan perhitungan F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau signifikan, sehingga dapat diberlakukan ke
populasi.
Perhitungan Sumbangan Relatif
Perhitungan sumbangan relatif dilakukan untuk mengetahui besar sumbangan masing-masing prediktor atau faktor.
JKreg = (pers.12)
dimana :
b1∑X1Y = (0,00276)( 200) = 0,552
b2∑X2Y = (– 0,00035)( 45,867) = – 0,016
b3∑X3Y = (0,00550)( 140,4) = 0,772
dalam harga mutlaknya :
b1∑X1Y = 0,552
b2∑X2Y = 0,016
b3∑X3Y = 0,772
sehingga :
JKreg =
= 0,552 + 0,016 + 0,772
= 1,340
Jadi sumbangan relatif tiap faktor adalah :
SR Xn % = x 100%
(Pers.11)
SR X1 % = x 100% = 41,188 %
Faktor X2 (Pelaksanaan):
SR X2 % = x 100% = 1,194 %
Faktor X3 (Pengawasan):
SR X3 % = x 100% = 57,618 %
Total = 100 %
+
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 277
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pengawasan X3 = 57,618 % memberikan pengaruh
paling besar dibandingkan faktor sistem manajemen X1 = 41,188 % dan faktor pelaksanaan X2 = 1,194 %.
Dari tabel 4 hasil analisis regresi menggunakan program SPSS 13.0 di atas dapat dijelaskan bahwa :
1. Kolom Variabel
Terdiri dari empat variabel yaitu, konstanta, faktor sistem manajemen (variabel X1), faktor pelaksanaan
(variabel X2), dan faktor pengawasan (variabel X3).
2. Kolom Koefisien
a. Nilai konstanta sebesar 2,467 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor pelaksanaan, faktor pengawasan
atau pada saat X = 0, maka keselamatan dan kesehatan kerja (K3) = 2,467.
b. Nilai faktor sistem manajemen sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +)
faktor sistem manajemen maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,003.
c. Nilai faktor pelaksanaan sebesar -0,0003 menyatakan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) faktor
pelaksanaan maka akan mengurangi K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,0003.
d. Nilai faktor pengawasan sebesar 0,006 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) faktor
pengawasan maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,006.
3. Kolom R
a. Angka R sebesar 0,472 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara K3 pada proyek konstruksi dengan
tiga faktor yang mempengaruhi K3 sesuai dengan tabel 2 adalah sedang.
b. Angka R2 atau koefisien determinasi adalah 0,223 Hal ini berarti nilai rata-rata K3 pada proyek
konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan
oleh faktor lain.
4. Kolom F
Dari uji ANOVA atau F test, didapat Fhitung adalah 2,489. Berdasarkan tabel F, untuk taraf signifikan (α) =
0,05, Ftabel = 2,98. Untuk taraf signifikan (α) = 0,01, Ftabel = 4,64. Jadi dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel
(signifikan) , sehingga dapat diberlakukan ke populasi.
Untuk mendapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dari pertanyaan
kuesioner digunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 sampai
dengan tabel 7.
M - 278 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Tabel 5 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Sistem Manajemen
Komponen
No. Pertanyaan 1 2 3 4
1 0.788 0.288 0.273 0.093
2 0.653 0.663 0.201 0.028
3 0.872 0.143 -0.084 0.255
4 0.840 0.278 -0.137 0.266
5 0.379 0.122 0.131 0.859
6 0.605 0.200 0.233 0.625
7 0.861 0.194 0.218 0.254
8 0.815 0.306 0.420 0.147
9 0.744 0.436 0.272 0.162
10 0.620 0.522 0.284 0.101
11 0.785 0.237 0.429 0.098
12 0.308 0.863 0.054 0.166
13 0.262 0.749 0.388 0.193
14 0.759 0.362 0.382 0.173
15 0.718 0.301 0.428 0.279
16 0.684 0.278 0.468 0.241
17 0.256 0.860 0.077 0.174
18 0.256 0.136 0.855 0.219
19 0.433 0.714 0.390 0.247
20 0.083 0.422 0.416 0.191
21 0.729 0.464 0.344 0.200
22 0.556 0.536 0.487 0.094
23 0.380 0.574 0.608 0.184
24 0.670 0.298 0.404 0.374
25 0.137 0.407 0.431 0.708
26 0.322 0.610 0.134 0.576
27 0.358 0.621 0.480 0.124
28 0.301 0.549 0.560 0.138
29 0.600 0.472 0.415 0.260
30 0.756 0.370 0.303 0.273
31 0.684 0.477 0.257 0.329
32
0.583 0.587 0.370 0.224
(Sumber : Output SPSS 13.0)
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 279
Ariany Frederika dan Yudha Astana
M - 280 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawaan, faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 281
Ariany Frederika dan Yudha Astana
proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko (pertanyaan no. 3),
pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/kabel (pertanyaan no. 19), dan tidak adanya ijin kerja
sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek (pertanyaan no. 12).
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada
proyek konstruksi dengan mengambil sampel yang lebih luas atau dengan memperluas batasan nilai proyek, dan
perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek
konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Andi Offset, Yogyakarta
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1, Kanisius, Jakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. 2004. Analisis Regresi, Andi, Yogyakarta.
Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta.
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Nuansa Aulia, Bandung.
Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan, dan penegendalian Proyek. Andi,
Yogyakarta.
Irianto, Agus. 2006. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya. Kencana, Jakarta.
M - 282 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 283
Ariany Frederika dan Yudha Astana
M - 284 Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta