DIARE BERDARAH
atau DISENTRI
Diare berdarah atau disentri adalah diare dengan darah dan lendir dalam
tinja dapat disertai dengan adanya tenesmus. Diare berdarah dapat
disebabkan oleh kelompok penyebab diare, seperti oleh infeksi bakteri,
parasit, alergi protein susu sapi, tetapi sebagian besar disentri disebabkan
oleh infeksi bakteri. Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan
diare yang disertai darah atau lendir. Diare adalah buang air besar encer
yang terjadi tiga kali atau lebih dalam 24 jam. Selain diare, gejala disentri
yang lain meliputi kram perut, mual, dan muntah
Penularannya secara fekal oral, kontak dari orang ke orang. Infeksi ini
menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi
pada daerah dengan sanitasi dan hygiene perorangan yang buruk.
Ada dua jenis utama disentri yang digolongkan berdasarkan penyebabnya,
yaitu disentri basiler atau sigelosis yang disebabkan oleh bakteri shigella dan
disentri amoeba atau amoebiasis yang disebabkan oleh amoeba (parasit
bersel satu) bernama Entamoeba histolytica yang biasanya ditemukan di
daerah tropis. Disentri basiler biasanya lebih ringan dibanding dengan
disentri amoeba. Kedua jenis ini biasanya menular karena lingkungan yang
kotor. Manusia juga sering terinfeksi karena mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi.
Penyebab Disentri
Disentri amoeba terkadang tidak menyebabkan gejala. Para
penderitanya akan mengeluarkan kista (amoeba-amoeba yang terbungkus
dinding pelindung) dalam tinja dan bisa menulari orang-orang di
sekelilingnya.
Jika ada, gejala disentri amoeba meliputi:
Mual
Muntah
Sakit perut
Batuk
sakit
Sakit kuning
Mual
Disentri Akibat Bakteri yang paling sering terjadi yang disebabkan oleh
bakteri shigella (disentri basiler atau sigelosis). Gejala umumnya
adalah sakit perut ringan dan diare yang mengandung darah yang
biasanya terjadi 1-7 hari setelah infeksi. Gejala ini akan berlangsung
selama 3-7 hari dan sebagian besar penderitanya tidak perlu ke dokter.
Kram perut
atau lebih
tertahankan
Penyebab Disentri
1. Disentri amoeba atau amoebiasis disebabkan oleh amoeba (parasit
bersel satu) yang disebut Entamoeba histolytica. Penyakit ini biasanya
ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia.
2. Disentri Akibat Bakteri. Bakteri shigella memiliki 4 jenis, yaitu Shigella
sonnei, Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella dysenteriae
(penyebab disentri yang paling parah). Bakteri shigella yang
ditemukan dalam tinja dapat menyebar akibat kebersihan yang tidak
terjaga, misalnya tidak mencuci tangan setelah diare. Jika kita
menyentuh benda atau bagian tubuh yang terkontaminasi bakteri
Pengobatan Disentri
Disentri biasanya sembuh setelah beberapa hari dan biasanya tidak
membutuhkan perawatan medis, tetapi banyak minum air putih sangat
penting untuk menggantikan cairan yang terbuang selama diare agar
mencegah dehidrasi. Diare bisa ditangani dengan banyak minum air putih,
oralit, dan makan saat Anda merasa tidak mual.
Pencegahan Disentri
Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air hangat seperti sebelum
makan, setelah memegang daging mentah, setelah menggunakan toilet, dan
setelah bermain dengan hewan peliharaan.
B. KOLERA
Kolera adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae
(Kolera) yang mengenai usus kecil dengan gejala diare berupa cairan seperti
air cucian beras, muntah. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan cairan,
kejang otot, produksi air seni yang menurun, gangguan kesadaran dan
bahkan dapat menyebabkan kegagalan ginjal dan sirkulasi darah.
Wabah Kolera masih merupakan masalah yang serius di dunia di mana
Kolera menyerang hingga 3-5 juta penduduk dan menyebabkan kematian
lebih dari 100.000- 130.000 kematian dalam tahun 2010. Wabah Kolera biasa
terjadi pada musim hujan. Akan tetapi, pada bulan Februari 2012 di Sierra
Leone, wabah Kolera terjadi pada pertengahan musim panas dan
menimbulkan wabah pada lebih dari 2.000 penduduk setiap minggu pada
awal bulan Agustus 2012.
Kuman Kolera memproduksi racun (Enterotoxin) yang menyebabkan
pengeluaran berlebih pada cairan tubuh (elektrolit isotonis) saat mengenai
selaput lendir usus kecil. Kebersihan lingkungan dan penyediaan air bersih
merupakan tantangan jangka panjang.
Muntah
Haus
Kram otot
KOLERA / SUSPEK KOLERA Diare terus menerus, cair seperti air cucian
beras, tanpa sakit perut, disertai muntah dan mual diawal penyakit.
Seseorang dicurigai kolera apabila :
Penderita berumur >5 tahun menjadi dehidrasi berat karena diare akut
secara tiba-tiba (biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya cair
seperti air cucian beras, tanpa rasa sakit perut (mulas); atau
Setiap penderita diare akut berumur >2 tahun di daerah yang
terjangkit KLB Kolera.
Kasus kolera ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium
Pada umumnya penderita akan bebas dari kuman Kolera dalam waktu
minggu,
tetapi
beberapa
penderita
dapat
Kolera.
Diagnosa
Kolera
dapat
dinyatakan
positif
dengan
cara
mengisolasi kuman Kolera dalam biakan yang diambil dari tinja yang masih
segar
dan
dilanjutkan
dengan
cara Aglunitasi
(penggumpalan) dengan
Penyebab kolera
penyakit Kolera ini. Secara individu, orang yang bergolongan darah O lebih
peka terjangkit oleh penyakit ini.
Selain itu, orang yang menderita penyakit AIDS, anak-anak yang
kekurangan gizi, orang yang berumur pertengahan lebih mudah terjangkit
penyakit Kolera ini sehingga perlu mendapatkan pertolongan tenaga
kesehatan dengan segera.
Mencegah kolera
Langkah terbaik untuk mencegah kolera adalah:
1. Hanya menggunakan air yang telah dimasak atau bahan kimia yang
didesinfeksi untuk:
Minum, atau menyiapkan minuman seperti teh atau kopi
Menyikat gigi
Mencuci wajah dan tangan
Mencuci buah-buahan dan sayuran
Mencuci peralatan makan
Mencuci wadah, kaleng, dan botol-botol yang akan diisi makanan atau
minuman.
Vaksin kolera tersedia untuk usia minimal dua tahun, dan telah terbukti
aman dan efektif. Menurut WHO, enam bulan setelah vaksin kolera
diberikan, tingkat keberhasilan di semua kelompok usia adalah 85%-
90%, dan menurun menjadi 62% pada orang dewasa dalam waktu satu
tahun.
Pengobatan kolera
Untuk keadaan diare yang lebih buruk dari biasanya, lebih baik
Tingkat keparahan
Keluhan
Kemungkinan penyebarannya.
dengan:
Solusi rehidrasi melalui oral (oralit).
Solusi rehidrasi dengan intravena (infus) untuk kasus kolera berat.
Kon
disi
Pas
ien
No
n
deh
idra
si
Pengobatan
Oralit
Deh
idra
si
sed
ang
Oralit (dalam 4
jam pertama)
Deh
idra
si
ber
at
IV drip Ringer
Lactate, atau
jika tidak
tersedia,
oralit seperti
uraian diatas
* Ulangi sekali lagi jika nadi masih sangat lemah atau tidak terdeteksi
Pengobatan dengan antiobiotik terkadang juga diterapkan untuk
mempercepat durasi penyakit, meskipun bukan dianggap hal utama
untuk keberhasilan pengobatan kolera.