Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Negara yang Berdaulat

Negara yang berdaulat adalah Negara yang mempunyai kekuasaan


penuh, dan diakui oleh pemerintah dan masyarakat secara internasional dan
meluas serta terlepas dari ketergantungan dan terpengaruh dari warga asing.
Negara yang berdaulat mempunyai kekuasaan yang terbatas oleh wilayah suatu
Negara dan juga diakui oleh Negara lain. Karena Negara Indonesia yang
berdaulat berarti Negara Indonesia mempunyai kuasa penuh terhadap tanah air.
Jadi, Negara yang berdaulat itu harus secara benar mampu mempertahankan,
menguasai, memimpin, dan mengatur Negara beserta seluruh isi Negara
tersebut supaya Negara dan isinya tersebut dapat terpelihara dan tereksploitasi
dengan baik dan maksimal sesuai dengan keadaan alam dan keinginan terbaik
seluruh warga negara.

Negara berdaulat dalam hukum internasional adalah kesatuan


yuridis nonfisik yang diwakili oleh satu pemerintah terpusat yang
memiliki kedaulatan atas wilayah geografis. Hukum internasional
mendefinisikan negara-negara berdaulat sebagai kesatuan yang memiliki
penduduk permanen, wilayah tetap, pemerintah, dan kapasitas untuk masuk ke
dalam hubungan dengan negara-negara berdaulat. Hal ini juga dipahami bahwa
negara berdaulat tidak bergantung pada atau memiliki kekuatan
atau negara lain.

Keberadaan atau hilangnya suatu negara adalah persoalan kenyataan.


Sedangkan menurut teori deklaratif kenegaraan, sebuah negara berdaulat dapat
ada tanpa harus diakui oleh negara-negara berdaulat, meskipun jika suatu
negara berdiri tanpa pengakuan negara lain akan sering menemukan kesulitan
untuk bertindak penuh dalam masalah kekuatan membuat perjanjian dan
terlibat dalam hubungan diplomatik dengan negara-negara berdaulat.

3
“Indonesia sebagai Negara yang Berdaulat”
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Pengakuan negara menandakan keputusan dari sebuah negara berdaulat
untuk memberlakukan kesatuan lain juga menjadi sebuah negara berdaulat.
Pengakuan dapat berupa dinyatakan atau tersirat dan biasanya berlaku surut
dalam dampaknya. Itu tidak selalu menandakan keinginan untuk membangun
atau mempertahankan hubungan diplomatik.

Tidak ada definisi yang mengikat semua anggota masyarakat bangsa-


bangsa pada kriteria kenegaraan. Dalam praktik yang sebenarnya, kriterianya
terutama politik, bukan hukum. L. C. Green mengutip pengakuan
negara Polandia dan Cekoslowakia yang belum lahir dalam Perang Dunia I
dan menjelaskan bahwa "sejak pengakuan kenegaraan adalah masalah
kebijaksanaan, itu terbuka untuk semua negara yang ada untuk menerima
sebagai sebuah negara dengan setiap entitas itu berupa keinginan, terlepas dari
keberadaan wilayah atau dari yang ditetapkan pemerintah."

Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa pemerintah yang sedang
berkuasa harus diakui oleh rakyatnya. Pada hakikatnya, pemerintah adalah
pembawa aspirasi rakyat dengan begitu pemerintah mampu berdiri dengan
stabil. Begitu juga pengakuan dari luar seringkali didasarkan pada kestabilan
dan kefektifan dari pemerintah suatu negara. Oleh sebab itu di awal – awal
suatu negara merdeka, pengakuan terhadap suatu negara mulanya bersifat
sementara hingga saat negara itu sudah mempunyai pemerintah yang stabil dan
efektif.

II.2 Indonesia sebagai Negara yang Berdaulat

Pada dasarnya, negara adalah suatu pengorganisasian masyarakat yang


memiliki kekuasaan dengan unsur politik, militer, ekonomi, sosial maupun
budaya dibawah kontrol sebuah pemerintahan berdaulat yang berada di suatu
wilayah tertentu. Sedangkan arti kedaulatan lebih ditekankan pada kekuasaan
tertinggi, mutlak, dan tidak dibawah kendali (yang bisa digambarkan dengan
sebuah negara merdeka) yang memiliki hak dan kebebasan dalam membuat
dan menerapkan peraturan, serta menjaga lingkup internalnya dari paksaan
atau intervensi negara lain.

4
“Indonesia sebagai Negara yang Berdaulat”
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Negara Indonesia merupakan negara yang merdeka dan berdaulat. Cita-
cita kedaulatan Indonesia telah tercapai melalui proklamasi kemerdekaan pada
17 Agustus 1945. Dengan itu, Indonesia secara de facto telah diakui menjadi
negara yang bebas dari penjajahan.
Kebebasan sebuah negara yang berdaulat bisa mengarah kepada banyak
hal, diantaranya : berhak menolak tawaran dan tuntutan negara luar, bebas
menentukan poin pendukung perekonomian negara, bebas mengaplikasikan
peraturan yang berlaku, berhak menolak adanya campur tangan / intervensi
negara lain terhadap masalah internal yang terjadi, bebas untuk bergabung
dalam organisasi internasional dan mengadakan kerjasama antar negara, dan
sebagainya. Dampak dari bebasnya menjalin kerjasama antar negara juga
mengharuskan Indonesia waspada terhadap dampak globalisasi yang
ditimbulkan, karena negara yang merdeka dan berdaulat sesungguhnya tidak
menghilangkan budaya daerahnya. Sebagai negara yang berdaulat, sudah
seharusnya kita mempertahankan dan memperjuangkan apa yang kita miliki,
bukan justru menciptakan kesan “terjajah di negeri sendiri”.
Banyak hal dari makna kedaulatan bangsa ini yang perlu dibenahi.
Praktek KKN yang terpampang nyata dimana-mana menjadi tolok ukur arti
merdeka dan daulat yang belum sepenuhnya dimiliki. Contoh lainnya adalah
mengenai perlindungan daerah perbatasan yang bisa menimbulkan hilangnya
wilayah Indonesia akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap keamanan
dan kesejahteraan warga perbatasan. Selain itu, polemik Freeport akhir-akhir
ini juga bisa menjadi tantangan Indonesia dalam memegang teguh pendirian
dengan mempertimbangkan banyak hal, seperti kedaulatan masyarakat dan
negara misalnya.
Contoh kasus eksekusi mati warga asing sebagai pidana narkoba
menunjukkan Indonesia memegang teguh kedaulatannya. Banyak tuntutan
sana-sini dari negara asing agar warga negaranya dibebaskan dari eksekusi
mati. Namun hal tersebut tidak berakhir dengan terbukanya negosiasi antar
negara bersangkutan. Jika dilihat lebih dalam, kasus tersebut menimbulkan
ketegangan dan hubungan politik yang tidak baik antar negara, contohnya

5
“Indonesia sebagai Negara yang Berdaulat”
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
hubungan Australia dan Indonesia yang masih “kaku” pasca pelaksanaan
eksekusi mati. Namun sebagai negara berdaulat, Indonesia memiliki hak dalam
menerapkan hukum tersebut seperti negara lainnya. Ini bukan lagi masalah
persaudaraan ataupun balas budi, tetapi ini tentang gerakan memberantas
kriminalitas (sebagaimana efek narkoba yang terbukti meningkatkan
kriminalitas). Hanya saja dalam pelaksanaan hukum ini sebenarnya kurang
berlaku luas. Gerakan anti narkoba sebaiknya diterapkan secara menyeluruh di
dalam negeri, bukan hanya terhadap masyarakat dan warga non pemerintah
yang jelas-jelas tidak akan menimbulkan (anggapan) pelanggaran kode etis jika
masuk dalam media berita. Tetapi seharusnya penyelidikan juga berlaku keras
terhadap seluruh aparat negara. Indonesia memang harus menujukkan
kedaulatannya, namun perlu membenahi implementasi hukum yang
seharusnya bisa ditegakkan. Sehingga gerakan masif melawan narkoba
terkesan benar-benar demi masa depan bangsa dan bukan sebatas formalitas
demi mengindahkan pandangan masyarakat. Dengan itu, kesan negara asing
yang jaga image dan tidak rela dengan “ketegasan” hukum Indonesia bisa
sedikit percaya bahwa warga negaranya yang dihukum mati telah melalui
proses hukum yang benar dan bukan direkayasa. Dengan menegakkan hukum,
secara otomatis akan memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

6
“Indonesia sebagai Negara yang Berdaulat”
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Anda mungkin juga menyukai