Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Langkah-Langkah mapping ECU

1. Siapkan ECU, Kabel ECU dan PC/Laptop yang sudah terinstal Daytona

Manager Pro ECU.

Gambar 4.1 ECU, Kabel ECU dan Laptop

2. Uji jalan kendaraan dengan bahan bakar bensin dalam keadaan standar

untuk perbandingan saat menggunakan bahan bakar etanol.

3. Sebelum melakukan mapping ECU yang perlu dilakukan adalah proses

kalbrasi TPS.

Gambar 4.2 Proses kalibrasi TPS

Posisi kunci kontak ON lalu klik read pada posisi close dan tarik

gas setelah itu klik read kembali kemudian klik set untuk mengirim

31
32

data TPS ke ECU.

4. Mapping ECU dengan ECU Daytona dan menggunakan bahan bakar

etanol.

5. Penambahan bahan bakar atau injeksi bahan bakar dan lakukan uji

jalan, apakah kendaraan sudah sesuai dengan performa standar atau

belum.

6. Setelah penambahan bahan bakar sudah dilakukan namun kendaraan

belum normal lakukan mapping dibagian pengapian. Majukan

pengapian sesuai dengan kebutuhan, pemajuan pengapian diperlukan

karena karakteristik etanol yang berbeda dengan bensin dan jumlah

bahan bakar yang di injeksikan lebih banyak dari bensin.

Gambar 4.3 Proses Live Tunning

Dalam hal ini perlu pemakaian metode live tunning seperti pada

gambar di atas. Perhatikan dengan teliti pada putaran dan posisi TPS

dengan itu cara membaca posisi tabel yang akan dimapping untuk

mendapatkan hasil yang tepat, apakah pengapian harus mundur atau

maju.
33

7. Penambahan bahan bakar secara bertahap dan lakukan uji jalan, jika

dirasa sudah cukup lakukan uji AFR untuk menentukan standar etanol

dan AFR hasil mendekati AFR ideal etanol yaitu 9:1.

Gambar 4.4 Pengujian AFR

4.2 Pengujian

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan ada dua macam pengujian yaitu :

8. Uji dynotest atau performa sepeda motor.

9. Uji AFR yang dilakukan dengan gas analyzer.

Adapun tahapan pengambilan data dalam pengujian dynotest adalah

sebagai berikut :

4.2.2 Prosedur Pengujian

1. Pengujian Dynotest

Adapun tahapan pengambilan data dalam pengujian dynotest adalah

sebagai berikut :
34

Gambar 4.5 Kondisi Dynotest

Berikut adalah langkah-langkah pengujian Dynotest :

1. Siapkan kendaraan yang akan diuji Dynotest.

2. Naikkan kendaraan ke atas Dynotest.

3. Mengatur posisi roda belakang kendaraan di atas roller dan pastikan

roda depan lurus dengan roda belakang.

4. Menepatkan roda depan diaantara pengunci ban dan ikat degan treck

belt pada Dynotest.

5. Cek tekanan ban belakang.

6. Nyalakan blower (kipas) selain untuk menghilangkan bau emisi gas

buang di dalam ruangan, juga untuk menurunkan temperatur mesin

ketika kendaraan sudah terlalu lama running.

7. Menempatkan kabel sensor RPM pada kabel busi.

8. Kendaraan siap dilakukan pengujian.

9. Pengujian menggunakan engine standar Honda Beat 110cc dengan

bahan bakar bensin dan etanol.

10. Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerja.


35

11. Tekan tombol start untuk memulai pengambilan data dari RPM yang

telah ditentukan. Kemudian melakukan akselerasi pada mesin hingga

limit RPM.

12. Tekan kembali tombol end untuk mengakhiri pengambilan data

bersamaan dengan melepas gas throttle sampai putaran mesin idle lalu

simpan data.

13. Setelah mencapai idle, tekan start dan buka kembali gas throttle hingga

limit rpm. Hal ini di lakukan untuk pengulangan data.

14. Ulangi pengambilan data pada masing masing variabel dilakukan 5

sampai 7 kali untuk mendapatkan hasil yang valid.

15. Cetak data hasil pengujian yang sudah di simpan.

2. Pengujian AFR

Pengujian AFR menggunakan gas analyzer. Langkah- langkah

pengujian AFR yaitu :

Gambar 4.6 Kondisi Pengujian AFR

1. Persiapkan alat dan sopeda motor yang akan di uji.


36

2. Nyalakan gas analyzer dan nyalakan sepeda motor sampai temperatur

kerja.

3. Setting gas analyzer dimode alcohol.

4. Masukkan sensor kelubang knalpot pada sepeda motor.

5. Mulai untuk pengambilan data AFR pada RPM yang telah ditentukan.

4.3 Hasil Pengujian Dynotest

Pengujian pertama dilakukan pada tanggal 25 Mei 2018. Sampel

pengujian pertama adalah mesin Honda Beat 110cc standar keluaran dari

pabrikan honda pada tahun 2013. Mesin Honda Beat standar dengan seluruh

komponen mesin menggunakan komponen standar.

Pengujian kedua yaitu pengambilan data standar etanol yang

dilakukan pada tanggal 25 Mei 2018. Penentuan standar etanol ini setelah

dilakukannya uji jalan apakah sudah mendekati sepeda motor beat pada

umumnya dan pengujian AFR ideal etanol. Setelah itu adalah proses

pengambilan data dengan dynotest. Tabel mapping ECU etanol standar

dan hasil uji adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Mapping ECU Standar Etanol (0%).


Putaran (RPM)
100 135 170 235 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 117 115 113 114 115 119 121 125 123 122 121 121 121 119 119
90 114 112 110 111 112 116 118 122 122 122 122 123 119 119 117
80 110 108 106 107 108 112 114 120 121 122 123 125 117 120 115
70 111 109 107 108 109 113 115 120 121 121 121 120 116 118 114
60 113 111 104 105 106 110 112 120 121 120 116 112 112 112 109
TPS (%)

50 111 109 103 103 102 101 103 113 112 110 104 101 100 101 96
40 111 109 102 98 97 101 103 109 107 103 93 90 89 91 87
30 108 106 103 101 98 98 98 95 99 89 82 77 73 69 72
20 105 98 96 92 88 83 79 76 82 73 69 61 62 63 62
15 105 98 96 92 82 75 72 76 71 69 68 61 62 62 61
10 99 92 91 82 72 73 67 71 66 63 64 60 62 61 62
7 98 94 85 76 71 68 66 70 65 62 63 59 62 61 62
4 93 87 76 74 72 74 74 75 69 67 66 60 62 61 62
3 88 76 78 73 71 74 73 76 71 69 69 65 67 64 65
1 81 76 75 75 74 74 75 79 73 71 70 67 70 68 69
37

Tabel diatas menggunakan satuan evisiensi volume yaitu persen

(%) jadi jika angka yang tertera pada tabela dalah 100 maka itu

penginjeksian bahan bakar terjadi 100% pada injector. Jika injector

mempunyai flowrate 80cc/min dan pada tabel tertera angka 100 maka

dalam satu menit bahan bakar yang keluar dari ijector adalah 80cc atau

100%

Pengujian ketiga yang dilakukan pada 26 Mei 2018 yaitu variasi

pertama dari data tabel mappig ECU standar etanol diatas diturunkan

semua angka pada tabel diturunkan 10 % dan menjadi tabel variasi 1

sebagai berikut.

Tabel 4.2 Mapping V1 (-10%)

Putaran (RPM)
135 170 235 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800
1000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 107 105 103 104 105 109 111 115 113 112 111 111 111 109 109
90 104 102 100 101 102 106 108 112 112 112 112 113 109 109 107
80 100 98 96 97 98 102 104 110 111 112 113 115 107 110 105
70 101 99 97 98 99 103 105 110 111 111 111 110 106 108 104
60 103 101 94 95 96 100 102 110 111 110 106 102 102 102 99
50 101 99 93 93 92 91 93 103 102 100 94 91 90 91 86
TPS (%)

40 101 99 92 88 87 91 93 99 97 93 83 80 79 81 77
30 98 96 93 91 88 88 88 85 89 79 72 67 63 59 62
20 95 88 86 82 78 73 69 66 72 63 59 51 52 53 52
15 95 88 86 82 72 65 62 66 61 59 58 51 52 52 51
10 89 82 81 72 62 63 57 61 56 53 54 50 52 51 52
7 88 84 75 66 61 58 56 60 55 52 53 49 52 51 52
4 83 77 66 64 62 64 64 65 59 57 56 50 52 51 52
3 78 66 68 63 61 64 63 66 61 59 59 55 57 54 55
1 71 66 65 65 64 64 65 69 63 61 60 57 60 58 59

Pengujian keempat dilakukan pada tanggal 26 Mei 2018 yaitu

variasi kedua atau etanol V2. Pada variasi ini menambahkan 10% bahan

bakar dari standar etanol.


38

Tabel 4.3 Mapping V2 (+10%)


Putaran (RPM)
135 170 235 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800
1000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 127 125 123 124 125 129 131 135 133 132 131 131 131 129 129
90 124 122 120 121 122 126 128 132 132 132 132 133 129 129 127
80 120 118 116 117 118 122 124 130 131 132 133 135 127 130 125
70 121 119 117 118 119 123 125 130 131 131 131 130 126 128 124
60 123 121 114 115 116 120 122 130 131 130 126 122 122 122 119
50 121 119 113 113 112 111 113 123 122 120 114 111 110 111 106
TPS (%)

40 121 119 112 108 107 111 113 119 117 113 103 100 99 101 97
30 118 116 113 111 108 108 108 105 109 99 92 87 83 79 82
20 115 108 106 102 98 93 89 86 92 83 79 71 72 73 72
15 115 108 106 102 92 85 82 86 81 79 78 71 72 72 71
10 109 102 101 92 82 83 77 81 76 73 74 70 72 71 72
7 108 104 95 86 81 78 76 80 75 72 73 69 72 71 72
4 103 97 86 84 82 84 84 85 79 77 76 70 72 71 72
3 98 86 88 83 81 84 83 86 81 79 79 75 77 74 75
1 91 86 85 85 84 84 85 89 83 81 80 77 80 78 79

4.4 Pembahasan hasil dynotest

1. Pembahasan

Dalam pembahasan daya dibawah ini adalah daya standar motor

bensin, daya standar etanol 0%, daya etanol V1 etanol atau penurunan

10% dari standar etanol dan daya etanol V2 yaitu penambahan 10% dari

daya standar etanol. Hasil dari dynotest dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.4 Pembahasan Daya


Putaran Standar Daya V1 Standar Etanol Daya V2
(RPM) Bensin (HP) (10%)(HP) (0%) (HP) (+10%)(HP)
1500 6.1 4.4 4.3 4.5
1750 6.4 5.3 5.3 5.5
2000 6.6 6.2 6.3 6.5
2250 7.1 7.0 7.2 7.3
2500 7.4 7.1 7.3 7.6
2750 7.6 7.1 7.2 7.5
3000 7.8 7.0 7.0 7.7
3250 7.8 6.8 6.9 7.7
3500 7.6 6.8 6.8 7.7
3750 7.3 6.6 6.6 7.6
39

Putaran Standar Daya V1 Standar Etanol Daya V2


(RPM) Bensin (HP) (10%)(HP) (0%) (HP) (+10%)(HP)
4000 7.1 6.4 6.4 7.5
4250 7.1 6.3 6.2 7.7
4500 7.7 6.3 6.1 7.9
4750 7.4 6.3 6.3 7.9
5000 6.9 6.6 6.1 7.6
5250 6.8 6.7 6.1 7.5
5500 6.6 6.6 6.1 7.4
5750 6.6 6.6 6.2 7.5
6000 6.8 6.6 6.3 7.6
6250 6.8 6.6 6.3 7.6
6500 6.6 6.5 6.2 7.5
6750 6.7 6.3 5.9 7.3
7000 6.8 6.2 5.7 7.1
7250 6.6 5.8 5.5 6.9
7500 6.5 5.8 5.3 6.8
7750 6.3 5.5 5.1 7.0
8000 6.6 5.6 5.2 7.0
8250 6.5 5.5 5.1 6.9
8500 6.4 5.5 4.8 7.0
8750 6.1 5.4 4.7 6.8
9000 5.8 5.5 4.6 6.8

Hasil Uji Daya


8.5 Poly. (Standar
Bensin)
8
7.5
Poly. (Daya
Daya (HP)

7 V1 (-10%))
6.5
6 Poly. (Standar
5.5 Etanol (0%) )

5
Poly. (Daya
4.5
V2 (+10%))
4

RPM

Grafik 4.1 Hasil Uji Daya Terhadap RPM

Dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa standar etanol

mengalami penurunan daya sebesar 0,5 HP dari standar bensin yang


40

menunjukkan angka 7.8 HP sedangkan standar etanol 7,3 HP, lalu

mengalami penurunan pada V1 karena pengurangan suplay bahan bakar

sebanyak 10% yaitu sebesar 0.2 HP dari standar etanol yang menunjukkan

angka 7,3 HP untuk standar etanol dan 7.1 HP untuk etanol V1, dan pada

V2 menglami kenaikan karena adanya penambahan suply bahan bakar

sebanyak 10% dari standar etanol yaitu 0,6 HP dari standar etanol yang

menunjukkan angka 7,9 HP untuk etanol V2 dan 7,3 HP untuk standar

etanol.

2. Pembahasan torsi

Dalam pembahasan torsi dibawah ini torsi torsi standar motor

bensin, torsi standar etanol 0%, torsi etanol V1 atau penurunan 10% dari

standar etanol dan torsi etanol V2 yaitu penambahan 10% dari daya

standar etanol. Hasil dari dynotest dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 4.5 Pembahasan Torsi


Putaran Standar Torsi V1 (-10%) Standar Etanol Torsi V2
(RPM) Bensin (N.m) (N.m) (0%) (N.m) (+10%) (N.m)
1500 22.06 21.85 21.97 22.62
1750 22.45 22.61 22.99 23.44
2000 22.73 22.81 23.66 23.86
2095 22.82
2130 23.75
2200 22.87
2207 24.01
2250 22.74 22.47 23.40 23.95
2500 21.39 21.48 22.60 22.10
2750 20.00 20.55 20.91 19.77
3000 18.75 18.45 18.46 18.45
3193 17.69 16.65 17.03 17.15
3250 17.27 15.08 15.25 15.78
3500 15.43 13.91 13.82 14.68
3750 13.88 12.63 12.50 13.63
4000 12.69 11.44 11.31 12.54
4250 11.95 10.60 10.40 12.15
4500 12.12 9.92 9.66 11.83
4750 11.04 9.42 9.44 11.83
5000 9.82 9.30 8.68 10.87
41

Putaran Standar Torsi V1 (-10%) Standar Etanol Torsi V2


(RPM) Bensin (N.m) (N.m) (0%) (N.m) (+10%) (N.m)
5250 9.19 9.03 8.24 10.07
5500 8.47 8.52 7.89 9.58
5750 8.06 8.12 7.68 9.20
6000 8.03 7.86 7.44 8.96
6250 7.67 7.50 7.15 8.57
6500 7.18 7.08 6.72 8.22
6750 6.97 6.59 6.12 7.64
7000 6.83 6.27 5.80 7.18
7250 6.42 5.67 5.37 6.74
7500 6.15 5.46 4.97 6.43
7750 5.77 4.99 4.69 6.35
8000 5.80 4.91 4.63 6.21
8250 5.60 4.71 4.37 5.91
8500 5.33 4.55 4.02 5.80
8750 4.89 4.46 3.96 5.52
9000 4.52 4.46 3.77 5.36

Hasil uji Torsi

23
Poly.
(Standar
Bensin)

18
Poly.
Torsi (N.m)

(Torsi V1
(-10 %))

13 Poly.
(Standar
Etanol
(0%))

Poly.
8
(Torsi V2
(+10 %))

RPM

Grafik 4.2 Hasil Uji Torsi Terhadap RPM


42

Dengan data diatas dapat disimpulkan bahwa torsi tertinggi

terdapat pada V2 yaitu sebesar 24.01 N.m. Standar etanol memiliki torsi

maksimal sebesar 23,75 N.m dan standar bensin memiliki maksimal torsi

yaitu 22,87 N.m. Serta V1 etanol memiliki torsi maksimal sebesar 22,82

N.m.

4.5 Hasil dan pembahasan pengujian AFR

Penujian AFR dilakukan di workshop Mesin Otomotif Politeknik

Negeri Madiun. Pada 06 Juli 2018 pada pukul 14.00-16.00 WIB.

Pengambilan data AFR hanya dengan 3 variabel yaitu standar etanol V1

dan V2. Pengujian AFR hanya mengguakan 4 titik RPM yaitu pada RPM

3000, 4000, 5000 dan 6000.

Tabel 4.6 Hasil Uji AFR


RPM AFR Etanol V1 (- AFR Std Etanol (0%) AFR Etanol V2
10%) (+10%)
3000 10.9 9.5 9.2
4000 11.0 10.6 9.3
5000 11.0 10.9 10.3
6000 12.1 11.0 10.8

Grafik AFR Etanol Poly. (AFR


12.5 Etanol V1 (-
12 10%))
11.5
11 Poly. (AFR Std
AFR

10.5 Etanol (0%))


10
9.5
9 Poly. (AFR
8.5 Etanol V2
8 (+10))
3000 4000 5000 6000
RPM
Grafik 4.3 Hasil Uji AFR
43

Dari data diatas dapat disimpulka bahwa AFR standar etanol

berada di 9,5:1 pada putaran 3000 RPM dan perlahan naik sampai 11:1

pada putaran 6000 RPM. Pada V1 saat putaran 3000 RPM menunjukkan

AFR 10,9:1 dan naik sampai angka 12,1:1. Pada putaran 6000 RPM. Dan

etanol V2 diputaran 3000 RPM berada pada angka 9.2:1 dan naik sampai

putaran 6000 RPM berada di angka 10,8:1.

Dapat dikatakan bahwa ketika pembakaran AFR ideal etanol dapat

mengeluarkan daya dan torsi yang hampir sama seperti kendaraan standar

bensin. Pada saat AFR 9,2:1 atau V2 dapat mengeluarkan daya maksimal

sebesar 7,9 HP dan dapat mengeluarkan torsi maksimal sebesar 24,01

N.m. Pada AFR standar etanol yaitu 9,5:1 daya maksimal mampu

dikeluarkan yaitu 7,3 HP dan torsi maksimalnya yaitu 23,75 N.m. Serta

pada V1 (-10%) pada AFR 10,9:1 daya makasimal yang mampu

dikeluarkan yaitu 7,1 HP dan torsi maksimalnya yaitu 22,82 N.m.

Anda mungkin juga menyukai