KEPERAWATAN KOMUNITAS II
KELOMPOK 3 :
1. Arisah
2. Ivan Angga Octavian
3. Jaklin Lita Puspita Sari
4. Zuliana
5. Zunita Noor Soviana
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas limpah ramat serta karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Asuham Keperawatan Komunitas Dengan
Masalah Kesehatan Populasi : Infeksi HIV/AIDS” ini dengan lancar dan pada waktu yang
telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada
bapak/ibu. Selaku dosen pembimbing dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan
sehingga saran dan kritik diharapkan untuk menambah dinamika pemikiran Islam yang saat
ini mulai tampak lemah di tengah – tengah kehidupan bermasyarakat. Semoga amal baik kita
semua dalam memberikan kontribusi bagi bangkitnya pemikiran Islam di tengah masyarakat
menjadi investasi akhirat dengan keridhoan-Nya tentunya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kekurangan atau
kesalahan dalam mengerjakan tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DaftarIsi ................................................................................................................................... .3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..4
C. Tujuan .................................................................................................................... .5
A. Pengertian ...………………………………………………..……………..............6
B. Etiologi ………………...…………………………………...…………..........……6
C. Klasifikasi …..…………………………………………………….........………….6
D. Tanda dan Gejala ……………………………………………………...…………..7
E. Pathofisiologi ……...……………………………………………….…............…...9
F. Pathway ……….……………………………………………………............……11
G. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………….….........12
H. Penatalaksanaan…………………………………………......................................12
I. Asuhan Keperawatan ………………………………………………………….....15
J. Promosi Kesehatan……………………………………………………………....21
K. Pengobatan, Perawatan dan Pengobatan…………………………………………21
A. Kesimpulan .............................................................................................................22
B. Saran .......................................................................................................................22
DAFTARPUSTAKA .............................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus
yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membaran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan
dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfuse darah,
jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan
menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih
dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai
salah satu epidemic paling menghancurkan pada sejarah. Di Indonesia menurut
laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai 31 Desember 2011 yang dikeluarkan oleh
Ditjen PP&PL, Kemenkes RI tanggal 29 Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus
AIDS sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758
yang terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kematian. Angka ini
tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli epidemiologi sudah
membuat estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara 80.000-
130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan
Indis, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari HIV/ AIDS ?
2. Bagaimana etiologi dari HIV/ AIDS ?
3. Bagaimana klasifikasi dari HIV/ AIDS ?
4. Apa saja tanda dan gejala HIV/ AIDS ?
5. Bagaimana pathofisisologi dari HIV/ AIDS ?
6. Bagaimana pathway dari HIV/ AIDS ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari HIV/ AIDS ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari HIV /AIDS ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari HIV/ AIDS ?
10. Bagaimana promosi kesehatan dari HIV/ AIDS?
11. Bagaimana pengobatan, perawatan dan dukungan dari HIV/AIDS?
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang
berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA
sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.Human
seseorang terinfeksi HIV dan akan berkembang menjadi Acquired Immuno Deficiency
tahan tubuh yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam tubuh seseorang.
B. ETIOLOGI
virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan
disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi
nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan
C. KLASIFIKSI
- Stadium III : termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari
atau paru-paru, dan sarcoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indicator AIDS
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya
batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia).
Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai
TBC.
seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit
jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang
kronik.
3) Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome,
yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan
pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai
sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah
kurang bertenaga.
kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung
(Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan
kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan
Impoten.
7
5) System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air
(herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit
yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami
infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit
penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka
pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka
wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah
pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami
- Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit.
- Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya
keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam
tahun dari pertama penentuan kondisi (AIDS) akan terdapat gejala infeksi
8
E. PATHOFISIOLOGI
Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel-sel
limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi
sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang
bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon
imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lain dengan
respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang
terinfeksi.
Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan
pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-
stranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah
provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel
T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan
virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus
HIV yang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali
tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah
secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya
9
(HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun.
Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah
sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Ketika sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur
akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang
didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah,
10
F. PATHWAY
11
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes untuk diagnosa infeksi HIV:
- ELISA
- Western blot
- Kultur HIV
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
H. PENATALAKSANAAN
edukasi.
a) Pengobatan
1) Obat Retrovirus
1. Zidovudine (AZT)
Berfungsi sebagai terapi pertama anti retrovirus. Pemakaian obat ini dapat
cairan spinal. Efek samping zidovudine adalah: sakit kepala, nausea, anemia,
12
neutropenia, malaise, fatique, agitasi, insomnia, muntah dan rasa tidak enak
diperut. Setelah pemakaian jangka panjang dapat timbul miopati. Dosis yang
Merupakan terapi kedua untuk yang terapi intoleransi terhadap AZT, atau
bisa sebagai kombinasi dengan AZT bila ternyata ada kemungkinan respon
>60kg), 125mg po bid (untuk BB < 60kg) Mulanya hanya dipakai untuk
kombinasi denganAZT. Secara invitro merupakan obat yang paling kuat, tapi
0,75mg po tid.
intolerans INH.
kandidiasis, sebelumnya.
13
4. Belum direkomendasikan untuk profilaksis kandidiasis, karena cepat timbul
Pada dasarnya sama dengan penanganan pada pasien non HIV. Untuk Sakorma
seseorang yang telah menderita ADIS, antara lain yang sering yaitu: analgetik,
b) Rehabilitasi
Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau orang
2. Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko tinggi
c) Edukasi
14
diskriminasi masyaratak sekitar, bagaimana tanggung jawab keluarga, teman dekat
atau masyarakat lain. Pendidikan juga diberikan tentang hidup sehat, mengatur
diet, menghindari kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, antara lain: rokok,
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat
c. Keadaan Umum
Pucat, kelaparan
d. Gejala Subjektif
Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam hari berulang kali,
e. Psikososial
f. Status Mental
g. HEENT
h. Neurologis
kejang, paraplegia
i. Muskoloskletal
15
Focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL
j. Kardiovaskular
k. Pernapasan
l. GI
m. Gu
n. Integument
2. Diagnosa Keperawatan
malnutrisi, kelelahan.
zat gizi.
16
6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan
17
3. Intervensi
4. Kumpulkan
spesimen untuk tes Meyakinkan diagnosis
lab sesuai order. akurat dan
pengobatan
5. Atur pemberian
antiinfeksi sesuai Mempertahankan
order kadar darah yang
terapeutik
Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien Pasien dan keluarga
infeksi (kontak ditransmisikan, tim atau orang penting mau dan memerlukan
pasien) kesehatan lainnya metode informasikan ini
mencegah transmisi
berhubungan memperhatikan
HIV dan kuman
dengan infeksi universal patogen lainnya.
HIV, adanya precautions dengan
2. Gunakan darah dan
infeksi kriteriaa kontak
cairan tubuh
nonopportunisitik pasien dan tim precaution bial Mencegah transimisi
yang dapat kesehatan tidak merawat pasien. infeksi HIV ke orang
ditransmisikan. terpapar HIV, tidak Gunakan masker
lain
terinfeksi patogen bila perlu.
lain seperti TBC.
18
berhubungan dalam kegiatan, aktivitas
dengan dengan kriteria
kelemahan, bebas dyspnea dan
2. Berikan bantuan Mengurangi
pertukaran takikardi selama perawatan yang
oksigen, aktivitas. kebutuhan energi
pasien sendiri tidak
malnutrisi, mampu
kelelahan.
19
order
Untuk menghilangkan
4. Berikan ointment distensi
A dan D, vaselin
atau zinc oside
Tidak efektif Keluarga atau 1. Kaji koping Memulai suatu
koping keluarga orang penting lain keluarga terhadap hubungan dalam
berhubungan mempertahankan sakit pasein dan bekerja secara
perawatannya
dengan cemas suport sistem dan konstruktif dengan
tentang keadaan adaptasi terhadap keluarga.
yang orang perubahan akan 2. Biarkan keluarga Mereka tak menyadari
dicintai. kebutuhannya mengungkapkana
bahwa mereka
dengan kriteria perasaan secara
verbal berbicara secara
pasien dan bebas
keluarga
berinteraksi dengan 3. Ajarkan kepada
cara yang keluaraga tentang Menghilangkan
konstruktif penyakit dan kecemasan tentang
transmisinya. transmisi melalui
kontak sederhana.
20
J. PROMOSI KESEHATAN
b. Promosi ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan maupun non kesehatan yang sudah
terlatih.
d. Populasi kunci adalah: pengguna napza suntik, wanita pekerja seks(WPS) langsung
maupun tidak langsung, pelanggan/pasangan seksWPS, gay, waria, laki pelanggan
/pasangan seks dengan sesame laki dan warga binaan lapas/rutan.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya
ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro),
yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,
yang menunjukan adanya kelemahan/ kerusakan/ penurunan daya tahan tubuh yang
B. SARAN
Seseorang yang terkena penyakit tidak harus dikucilkan dan kita sebagai makhluk
22
DAFTAR PUSTAKA
Djoerban Z, Djauzi S. 2009. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V.
Editor: SUdoyo AW, SetyohadiB, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Puat Penerbitan
IPD FAKUI.
Nasronudin. 2007. Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan Mendatang. Surabaya:
Airlangga.
Rampengan dan Laurentz. 1995. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua. EGC:
Jakarta.
23