Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

“ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN MASALAH KESEHATAN


POPULASI : INFEKSI HIV /AIDS ”

KELOMPOK 3 :

Dosen Pembimbing: Umi Faridah, S.Kep., Ns., MNS

Disusun Oleh: Kelompok 7

1. Arisah
2. Ivan Angga Octavian
3. Jaklin Lita Puspita Sari
4. Zuliana
5. Zunita Noor Soviana

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AJARAN 2018/2019
Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. +62 291 437 218
Website: www.umkudus.ac.id Email: sekretariat@umkudus.ac.id

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas limpah ramat serta karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Asuham Keperawatan Komunitas Dengan
Masalah Kesehatan Populasi : Infeksi HIV/AIDS” ini dengan lancar dan pada waktu yang
telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada
bapak/ibu. Selaku dosen pembimbing dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan
sehingga saran dan kritik diharapkan untuk menambah dinamika pemikiran Islam yang saat
ini mulai tampak lemah di tengah – tengah kehidupan bermasyarakat. Semoga amal baik kita
semua dalam memberikan kontribusi bagi bangkitnya pemikiran Islam di tengah masyarakat
menjadi investasi akhirat dengan keridhoan-Nya tentunya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kekurangan atau
kesalahan dalam mengerjakan tugas ini.

Kudus ,15 Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................ .1

Kata Pengantar ....................................................................................................................... .2

DaftarIsi ................................................................................................................................... .3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang ........................................................................................................ .4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. .5

C. Tujuan .................................................................................................................... .5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………...6

A. Pengertian ...………………………………………………..……………..............6
B. Etiologi ………………...…………………………………...…………..........……6
C. Klasifikasi …..…………………………………………………….........………….6
D. Tanda dan Gejala ……………………………………………………...…………..7
E. Pathofisiologi ……...……………………………………………….…............…...9
F. Pathway ……….……………………………………………………............……11
G. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………….….........12
H. Penatalaksanaan…………………………………………......................................12
I. Asuhan Keperawatan ………………………………………………………….....15
J. Promosi Kesehatan……………………………………………………………....21
K. Pengobatan, Perawatan dan Pengobatan…………………………………………21

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................22

A. Kesimpulan .............................................................................................................22

B. Saran .......................................................................................................................22

DAFTARPUSTAKA .............................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus
yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membaran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan
dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfuse darah,
jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan
menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih
dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai
salah satu epidemic paling menghancurkan pada sejarah. Di Indonesia menurut
laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai 31 Desember 2011 yang dikeluarkan oleh
Ditjen PP&PL, Kemenkes RI tanggal 29 Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus
AIDS sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758
yang terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kematian. Angka ini
tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli epidemiologi sudah
membuat estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara 80.000-
130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan
Indis, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari HIV/ AIDS ?
2. Bagaimana etiologi dari HIV/ AIDS ?
3. Bagaimana klasifikasi dari HIV/ AIDS ?
4. Apa saja tanda dan gejala HIV/ AIDS ?
5. Bagaimana pathofisisologi dari HIV/ AIDS ?
6. Bagaimana pathway dari HIV/ AIDS ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari HIV/ AIDS ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari HIV /AIDS ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari HIV/ AIDS ?
10. Bagaimana promosi kesehatan dari HIV/ AIDS?
11. Bagaimana pengobatan, perawatan dan dukungan dari HIV/AIDS?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari HIV/ AIDS


2. Untuk mengetahui etiologi dari HIV/ AIDS
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari HIV/ AIDS
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari HIV/AIDS
5. Untuk mengetahui pathofisiologi dari HIV/ AIDS
6. Untuk menegetahui pathway dari HIV/ AIDS
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari HIV/ AIDS
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari HIV/AIDS
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari HIV/ AIDS
10. Untuk mengetahui promosi kesehatan dari HIV/AIDS
11. Untuk mengetahui pengobatan, perawatan, dan dukungan dari HIV/ AIDS

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan

AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi

genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang

berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA

sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.Human

Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus jenis retrovirus yang menyebabkan

seseorang terinfeksi HIV dan akan berkembang menjadi Acquired Immuno Deficiency

Syndrome (AIDS). Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu

kumpulan gejala yang menunjukan adanya kelemahan/ kerusakan/ penurunan daya

tahan tubuh yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam tubuh seseorang.

B. ETIOLOGI

Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency

virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan

disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi

nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan

HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.

C. KLASIFIKSI

- Stadium I: infeksi HIV asimptomatik dan tidak di kategorikan sebagai AIDS

- StadiumII: termasuk manifestasi membrane mukosa kecil dan radang saluran

pernafasan atas yang berulang.

- Stadium III : termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari

sebulan, infeksi bakteri parah,dan tuberkulosis.


6
- Stadium IV : termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasisesofagus, trakea, bronkus

atau paru-paru, dan sarcoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indicator AIDS

D. TANDA DAN GEJALA

Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya

adalah seperti dibawah ini:

1) Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak,

batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia).

Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai

TBC.

2) Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala

seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit

jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang

kronik.

3) Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome,

yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan

pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai

Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada

sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah

kurang bertenaga.

4) System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang

mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak

kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung

(Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan

kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan

Impoten.

7
5) System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air

(herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit

yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami

infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit

lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.

6) Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami

penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka

pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka

wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah

penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang)

pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami

masa haid yang tidak teratur (abnormal).

Adapun tanda dan gejala lainnya:

- Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit.

- Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya

1–2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu.

- Fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam,

keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam

kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesioral.

- Faseinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi1-5

tahun dari pertama penentuan kondisi (AIDS) akan terdapat gejala infeksi

opurtunistik, yang paling umum adalah PneumocysticCarinii(PCC), Pneumonia

interstisial yang disebabkan suatuprotozoa, infeksilain termasuk meningitis,

kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.

8
E. PATHOFISIOLOGI

Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel-sel

yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikelenjar

limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi

sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang

bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon

imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lain dengan

meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi

respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang

terinfeksi.

Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan

pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-

stranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah

provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel

T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan

virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus

HIV yang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali

antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi,

menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan

tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme

yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk

menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius.

Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah

secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya

fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus

9
(HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun.

Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah

sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.

Ketika sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur

oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru

akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang

didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah,

atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.

10
F. PATHWAY

11
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes untuk diagnosa infeksi HIV:

- ELISA

- Western blot

- P24 antigen test

- Kultur HIV

2) Tes untuk deteksi gangguan system imun.

- Hematokrit.

- LED

- CD4 limfosit

- Rasio CD4/CD limfosit

- Serum mikroglobulin B2

- Hemoglobulin

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan, perawatan/rehabilitasi dan

edukasi.

a) Pengobatan

Obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita HIV antara lain:

1) Obat Retrovirus

1. Zidovudine (AZT)

Berfungsi sebagai terapi pertama anti retrovirus. Pemakaian obat ini dapat

menguntungkan diantaranya yaitu Dapat memperpanjang masa hidup (1-2

tahun), mengurangi frekuensi dan berat infeksi oportunistik, menunda

progresivitas penyakit, memperbaiki kualitas hidup pasien, mengurangi

resiko penularan perinatal, mengurangi kadar Ag p24 dalam serum dan

cairan spinal. Efek samping zidovudine adalah: sakit kepala, nausea, anemia,

12
neutropenia, malaise, fatique, agitasi, insomnia, muntah dan rasa tidak enak

diperut. Setelah pemakaian jangka panjang dapat timbul miopati. Dosis yang

se006Barang dipakai 200mg po tid, dan dosis diturunkan menjadi 100mg po

tid bila ada tanda-tanda toksik.

2. Didanosine ( ddl ), Videx

Merupakan terapi kedua untuk yang terapi intoleransi terhadap AZT, atau

bisa sebagai kombinasi dengan AZT bila ternyata ada kemungkinan respon

terhadap AZT menurun. Untuk menunda infeksi oportunistik respon terhadap

AZT menurun. Untuk menunda infeksi oportunistik pada ARC dan

asimtomatik hasilnya lebih baik daripada AZT. Efek samping: neuropati

perifer, pankreatitis (7%), nausea, diare. Dosis: 200mg po bid ( untuk BB

>60kg), 125mg po bid (untuk BB < 60kg) Mulanya hanya dipakai untuk

kombinasi denganAZT. Secara invitro merupakan obat yang paling kuat, tapi

efek samping terjadinya neuropati ( 17-31%) dan pankreatitis. Dosis :

0,75mg po tid.

2) Obat-obat untuk infeksi oportunistik

1. Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila cCD4, 250 mm/mm3.

Dengan kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2 tablet, atau dengan aerosol

pentamidine 300mg, dan dapsone atau fansidar.

2. Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien anergik.

Dipakai INH 300mg po qd dengan vit.b6, atau rifampisin 600mg po qd bila

intolerans INH.

3. Profilaksis untuk MAI (mycobacterium avium intracelulare), bila CD4 ,

200/mm3, dengan frukanazol po q minggu, bila pernah menderita oral

kandidiasis, sebelumnya.

13
4. Belum direkomendasikan untuk profilaksis kandidiasis, karena cepat timbul

resistensi obat disamping biaya juga mahal.

3) Obat untuk kanker sekunder

Pada dasarnya sama dengan penanganan pada pasien non HIV. Untuk Sakorma

Kaposi, KS soliter:radiasi, dan untuk KS multipel:kemoterapi. Untuk limfoma

maligna: sesuai dengan penanganan limfoma paa pasien non HIV.

4) Pengobatan simtomatik supportif

Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus diberikan pada

seseorang yang telah menderita ADIS, antara lain yang sering yaitu: analgetik,

tranquiller minor, vitamin, dan transfusi darah.

b) Rehabilitasi

Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau orang

terdekat, dengan melakukan konseling yang bertujuan untuk:

1. Memberikan dukungan mental-psikologis

2. Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko tinggi

menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko.

3. Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa

mempertahankan kondisi tubuh yang baik.

4. Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan

dengan penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan masalah-masalah

pribadi dan sensitif kepada keluarga dan orang terdekat.

c) Edukasi

Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik pasien dan

keluarganya tentang bagaimana menghadapi hidup bersama AIDS, kemungkinan

14
diskriminasi masyaratak sekitar, bagaimana tanggung jawab keluarga, teman dekat

atau masyarakat lain. Pendidikan juga diberikan tentang hidup sehat, mengatur

diet, menghindari kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, antara lain: rokok,

minuman keras. Narkotik, dsb.

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

Meliputi nama, umur, tempat dan tanggal lahir

b. Riwayat

Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-obatan

c. Keadaan Umum

Pucat, kelaparan

d. Gejala Subjektif

Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam hari berulang kali,

lemah, lelah, anoreksia

e. Psikososial

Kehilangan pekerjaaan dan penghasilan, perubahan pola hidup

f. Status Mental

Marah atau pasrah, depresi , ide bunuh diri, halusinasi

g. HEENT

Nyeri perorbital, sakit kepala, edema muka, mulut kering

h. Neurologis

Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku kuduk,

kejang, paraplegia

i. Muskoloskletal

15
Focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL

j. Kardiovaskular

Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness

k. Pernapasan

Dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot bantu pernapasan, batuk

produktif atau non produktif.

l. GI

Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,

inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning

m. Gu

Lesi atau eksudat pada genital,

n. Integument

Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif

2. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola

hidup yang beresiko.

2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV,

adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.

3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,

malnutrisi, kelelahan.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi

zat gizi.

5. Diare berhubungan dengan infeksi GI

16
6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan

yang orang dicintai.

17
3. Intervensi

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan
Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
hasil
Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda-tanda Untuk pengobatan
infeksi infeksi oportunistik infeksi baru. dini
berhubungan dan komplikasinya 2. gunakan teknik Mencegah pasien
dengan dengan kriteria tak aseptik pada setiap
terpapar oleh kuman
imunosupresi, ada tanda-tanda tindakan invasif.
malnutrisi dan infeksi baru, lab Cuci tangan patogen yang
sebelum meberikan diperoleh di rumah
pola hidup yang tidak ada infeksi
tindakan. sakit.
beresiko. oportunis, tanda
vital dalam batas 3. Anjurkan pasien
metoda mencegah
normal, tidak ada
terpapar terhadap Mencegah
luka atau eksudat. lingkungan yang bertambahnya infeksi
patogen.

4. Kumpulkan
spesimen untuk tes Meyakinkan diagnosis
lab sesuai order. akurat dan
pengobatan

5. Atur pemberian
antiinfeksi sesuai Mempertahankan
order kadar darah yang
terapeutik
Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien Pasien dan keluarga
infeksi (kontak ditransmisikan, tim atau orang penting mau dan memerlukan
pasien) kesehatan lainnya metode informasikan ini
mencegah transmisi
berhubungan memperhatikan
HIV dan kuman
dengan infeksi universal patogen lainnya.
HIV, adanya precautions dengan
2. Gunakan darah dan
infeksi kriteriaa kontak
cairan tubuh
nonopportunisitik pasien dan tim precaution bial Mencegah transimisi
yang dapat kesehatan tidak merawat pasien. infeksi HIV ke orang
ditransmisikan. terpapar HIV, tidak Gunakan masker
lain
terinfeksi patogen bila perlu.
lain seperti TBC.

Intolerans Pasien 1. Monitor respon Respon bervariasi


aktivitas berpartisipasi fisiologis terhadap dari hari ke hari

18
berhubungan dalam kegiatan, aktivitas
dengan dengan kriteria
kelemahan, bebas dyspnea dan
2. Berikan bantuan Mengurangi
pertukaran takikardi selama perawatan yang
oksigen, aktivitas. kebutuhan energi
pasien sendiri tidak
malnutrisi, mampu
kelelahan.

Ekstra istirahat perlu


3. Jadwalkan jika karena
perawatan pasien meningkatkan
sehingga tidak kebutuhan metabolik
mengganggu
isitirahat.

Perubahan nutrisi Pasien mempunyai 1. Monitor Intake menurun


kurang dari intake kalori dan kemampuan dihubungkan dengan
kebutuhan tubuh protein yang mengunyah dan nyeri tenggorokan dan
menelan.
berhubungan adekuat untuk mulut
dengan intake memenuhi 2. Monitor BB, intake
dan ouput Menentukan data
yang kurang, kebutuhan dasar
meningkatnya metaboliknya 3. Atur antiemetik
kebutuhan dengan kriteria sesuai order Mengurangi muntah
metabolic, dan mual dan muntah 4. Rencanakan diet Meyakinkan bahwa
menurunnya dikontrol, pasien dengan pasien dan makanan sesuai
absorbsi zat gizi. makan TKTP, orang penting dengan keinginan
serum albumin dan lainnya.
pasien
protein dalam batas
n ormal, BB
mendekati seperti
sebelum sakit.
Diare Pasien merasa 1. Kaji konsistensi Mendeteksi adanya
berhubungan nyaman dan dan frekuensi darah dalam feses
dengan infeksi GI mengnontrol diare, feses dan adanya
darah.
komplikasi
minimal dengan Hipermotiliti mumnya
kriteria perut lunak, 2. Auskultasi bunyi dengan diare
tidak tegang, feses usus
lunak dan warna
Mengurangi motilitas
normal, kram perut
3. Atur agen usus, yang pelan,
hilang, antimotilitas dan emperburuk perforasi
psilium pada intestinal
(Metamucil) sesuai

19
order
Untuk menghilangkan
4. Berikan ointment distensi
A dan D, vaselin
atau zinc oside
Tidak efektif Keluarga atau 1. Kaji koping Memulai suatu
koping keluarga orang penting lain keluarga terhadap hubungan dalam
berhubungan mempertahankan sakit pasein dan bekerja secara
perawatannya
dengan cemas suport sistem dan konstruktif dengan
tentang keadaan adaptasi terhadap keluarga.
yang orang perubahan akan 2. Biarkan keluarga Mereka tak menyadari
dicintai. kebutuhannya mengungkapkana
bahwa mereka
dengan kriteria perasaan secara
verbal berbicara secara
pasien dan bebas
keluarga
berinteraksi dengan 3. Ajarkan kepada
cara yang keluaraga tentang Menghilangkan
konstruktif penyakit dan kecemasan tentang
transmisinya. transmisi melalui
kontak sederhana.

20
J. PROMOSI KESEHATAN

a. Promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang


benar dan komprehensif tentang pencegahan penularan HIV dan menghilangkan
stigma serta diskriminasi.

b. Promosi ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan maupun non kesehatan yang sudah
terlatih.

c. Masysrakat yang menjadi sasaran promosi kesehatan adalah populasi kunci.

d. Populasi kunci adalah: pengguna napza suntik, wanita pekerja seks(WPS) langsung
maupun tidak langsung, pelanggan/pasangan seksWPS, gay, waria, laki pelanggan
/pasangan seks dengan sesame laki dan warga binaan lapas/rutan.

K. PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN


a. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menolak pengobatan dan perawatan
ODHA, jika fasilitasi yang ada tidak mampu maka penderita harus dirujuk
b. Setiap orang yang terinfeksi HIV diregistrasi secara nasional
c. Pengobatan HIV bertujuan untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat
perburukan infeksi oportunistik dan meningkatkan kualitas hidup pengidap HIV
d. Pengobatan HIV dan AIDS dilakukan dengan 3 cara: Terapeutik, profilaksis dan
penunjang

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan

AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya

ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro),

yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,

membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala

yang menunjukan adanya kelemahan/ kerusakan/ penurunan daya tahan tubuh yang

disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam tubuh seseorang.

B. SARAN

Seseorang yang terkena penyakit tidak harus dikucilkan dan kita sebagai makhluk

social harus bijak dalam menanggapi hal tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Djoerban Z, Djauzi S. 2009. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V.
Editor: SUdoyo AW, SetyohadiB, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Puat Penerbitan
IPD FAKUI.

Nasronudin. 2007. Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan Mendatang. Surabaya:
Airlangga.

Rampengan dan Laurentz. 1995. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua. EGC:
Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai