Anda di halaman 1dari 1

Mangrove

Ekosistem mangrove berada diwilayah pesisir yang merupakan daerah


pertemuan antara ekosistem darat dan laut. Lingkup ekosistem ini dibagi menjadi
dua yaitu kearah darat meliputi bagian tanah baik yang kering maupun yang
terendam air laut, dan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut seperti pasang
surut, ombak dan gelombang serta perembesan air laut, serta ke arah laut mencakup
bagian perairan laut dan dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi serta aliran air tawar dari sungai termasuk yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan, pembuangan limbah,
perluasan permukiman serta intensifikasi pertanian. Walau demikian, hutam
mangrove merupakan ekosistem yang dinamis dan memiliki kemampuan pulih
dengan cepat jika kondisi geomorfolgi dan hidrologi serta komposisi habitat tidak
di ubah oelh penggunaannya (Martinuzzi, 2009).
Ekosistem mangrove yang ditemukan di Pulau Karajaan memiliki luasan
sekitar 1,2 Ha dengan jenis Rizhopora dan Sonetaria. Kerapatan dan ketebalan
mangrove di Pulau Karajaan terbilang kecil namun diameter batangnya sangat
besar. Ekosistem mangrove ini hanya di manfaatkan sebagai penahan gelombang
secara alami, masih belum dimanfaatkan untuk berbagai hal lainnya.
Mangrove memilki berbagai macam manfaat yaitu manfaat fisik, biologi
dan ekonomi. Manfaat fisik seperti penahan gelombang, pemerangkap sedimen,
abrasi dan erosi, sedangkan biologi sebagai spawning ground dan feeding ground,
serta fungsi ekonomi sebagai media ekowisata yang menghasilkan pendapatan.
Selain dari manfaat di atas masih terdapat manfaat lainnya yaitu buahnya dapat di
olah sebagai sirup, sebagai tepung untuk pembuatan kue, keripik, sedangkan
batangnya dapat dijadikan kayu bakar dan beberapa jenis dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan.
Rizhopora – Klasifikasi morfologi
Perepah – Klasifikasi morfologi

Anda mungkin juga menyukai