Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG.............................................................................................1

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................................2

BAB II REALISASI KEGIATAN DAN ANALISA..................................................................5

2.1. PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................................5

2.2. CAPAIAN KEGIATAN..........................................................................................5

2.3. PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN................................................................5

BAB III RENCANA KEGIATAN.......................................................................................16

BAB IV HAMBATAN DAN PERMASALAHAN.................................................................17

4.1. HAMBATAN.......................................................................................................17

4.2. PERMASALAHAN.............................................................................................17

BAB V SARAN DAN REKOMENDASI............................................................................18

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia telah memposisikan keanekaragaman hayati menjadi bagian dari
sumber daya penting bagi keberlanjutan pembangunan nasional. Hal tersebut
sangat beralasan, karena berbagai faktor pembangunan secara langsung maupun
tidak langsung tergantung keanekaragaman hayati yaitu pada keanekaragaman
ekosistem, keanekaragaman jenis, genetik dan fungsi-fungsi lingkungan yang
diperankannya. Keanekaragaman hayati (ragam hayati, keanekaan hayati,
biodeversitas, biodeveisty) sendiri merupakan kelimpahan berbagai jenis
sumberdaya alam hayati (tumbuhan dan hewan) yang terdapat di muka bumi.

Pemanfaatan berbagai jasa dan layanan dari biodiversitas sudah dilakukan


sejak tercipatnya manusia, mulai dari sumber pangan, obat-obatan, sandang,
penyedia air bersih hingga regulasi iklim. Hal ini sebenarnya menunjukan bahwa
biodiversitas adalah “infrastruktur kehidupan”, seperti dikutip dari laporan Living
Planet Report WWF tahun 2018, yang menunjukan urgensi bahwa manusia
sangat terikat erat dengan biodeveristas di sekitar kita dan sangat penting untuk
melestarikannya. Hal ini menjadi salah satu dasar lahirnya konsep biologi
konservasi.

Keanekaragaman hayati perlu pula dipertahankan karena merupakan


komponen tatanan yang penting dalam ekosistem dan siklus biokimia. Contohnya,
tanaman menghasilkan oksigen yang penting untuk kehidupan manusia. Akar-
akarnya mampu menahan erosi tanah, sementara serasah dedaunnya dapat
menyuburkan tanah.

Kebutuhan data informasi spasial mengenai keanekaragaman hayati


sangat diperlukan terutama oleh pemerintah daerah karena bersesuaian dengan
Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Pengarustamaan Pelestarian Keanekaragaman hayati dalam pembangunan

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 1
berkelanjutan. Serta mengacu pada pasal 3 PERMEN LH Nomor 29 Tahun 2009
tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Lingkungan Hidup


melaksanakan program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Provinsi
Kalimantan Selatan demi memenuhi Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2023.
Selain itu pembangunan yang pesat dan kegiatan perekonomian yang
berlangsung tentunya bisa mengancam keanekaragaman hayati, sehingga perlu
dilakukan perlindungan. Dengan tersedianya informasi dan data spasial maka hal
ini lebih mempermudah para pengambil kebijakan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kegiatan Pengelolaan Keanekaragaman
Hayati Provinsi Kalimantan Selatan sangat penting sebagai bagian dari proses
Konservasi Keanekaragaman Hayati.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1. Maksud

Maksud dari kegiatan Sesuai Permen LH nomor 9 Tahun 2009 tentang


Pengarustamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan
Berkelanjutan, dalam rangka pengarustamaan pelestarian keanekaragaman
hayati untuk keseimbangan dan keterpaduan dalam pembangunan berkelanjutan
diperlukan koordinasi dan integrasi antar kementerian/lembaga dan pemerintah
daerah.

1.2.2. Tujuan

Tujuan dari Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) Provinsi


Kalimantan Selatan adalah:
1. Melaksanakan analis data spasial potensi daerah atau wilayah yang
mempunyai nilai konservasi tinggi / high conservation value yang ada di
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Melaksanakan analisis perubahan tutupan lahan ekosistem mangrove secara
series dari waktu ke waktu.
3. Melaksanakan analisis potensi keanekaragaman hayati terhadap rencana tata
ruang wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
4. Melakukan Koreksi/Verifikasi Terhadap Data Spasial dari hasil kajian
keanekaragaman hayati.

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 2
5. Melakukan penginputan data hasil pemantauan dan pengelolaan potensi
keanekaragaman hayati dari kabupaten/kota dan perusahaan.
6. Melakukan penginputan data koordinat lokasi ruang terbuka hijau dari laporan
yang dikeluarkan kabupaten/kota
7. Melaksanakan analisis terhadap data spasial ruang terbuka hijau
Kabupaten/Kota yang diajukan dalam rangka ketersediaan dan potensi ruang
terbuka hijau di Provinsi Kalimantan Selatan.
8. Melakukan penginputan data potensi lokasi kebun raya yang dikeluarkan
kabupaten/kota
9. Melakukan verifikasi data spasial dari SKPD lain
10. Melaksanakan alih ilmu pengetahuan pengolahan data spasial;

1.3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati)


Provinsi Kalimantan Selatan meliputi seluruh wilayah daratan dan lautan di
Provinsi Kalimantan Selatan sesuai dengan batas kewenangan provinsi yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetepan Undang-Undang Darurat Nomor 25
Tahun 1956 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I
Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1106).

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 3
BAB II
REALISASI KEGIATAN DAN ANALISA

2.1. PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan tenaga ahli/konsultan individual analis sistem pemetaan pada
tahap awal berupa pembuatan peta rencana lokasi identifikasi keanekaragaman
hayati di Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Selatan, Banjar dan Tanah Bumbu,
dilanjutkan dengan observasi dan pengambilan data di lapangan serta pembuatan
peta hasil observasi dan identifkasi di 4 Kabupaten tersebut.

2.2. CAPAIAN KEGIATAN


Pada Kegiatan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) Provinsi
Kalimantan Selatan telah terlaksana identifikasi dan verifikasi jenis anggrek yang
ada di Desa Liyu Kabupaten Balangan, Desa Tumingki Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, dan Bukit Manjai (Desa Mandiangin Timur) Kabupaten Banjar serta jenis
mangrove yang ada di Desa Satui Timur dan Sebamban Baru Tanah Bumbu.
Pada periode bulan Februari selain kegiatan identifikasi dan verifikasi jenis
anggrek dan mangrove, kegiatan juga berfokus pada input data koordinat
rekapitulasi hasil eksplorasi untuk mengetahui sebaran jenis terhadap ekoregion
dan juga fungsi kawasan hutan. Kegiatan lain yang dilakukan Tenaga Ahli/
Konsultan Individual berupa koreksi dan verifikasi terhadap perubahan lahan
ekosistem mangrove.

2.3. PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN


Penyusunan laporan bulanan ini dimaksudkan untuk mengetahui progres
pencapaian Tenaga Ahli/ Konsultan Individual selama masa kontrak yang
dilaporkan setiap akhir bulan. Laporan bulanan berisi tentang laporan hasil
kegiatan setiap bulan dan capaian hasilnya, serta rencana kegiatan setiap bulan
ke depannya.

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 4
Laporan bulanan ini dicetak sejumlah 2 (dua) buah dan diberikan kepada
pemberi tugas setelah Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan yang berisikan
kegiatan pekerjaan secara berkala (per bulan).

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 5
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
1
LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 1
LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 1
LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 1
BAB III
RENCANA KEGIATAN

Rencana kegiatan Periode selanjutnya yaitu Periode bulan Maret 2023 untuk
Tenaga Ahli/Konsultan Individual Analis Sistem Pemetaan pada Kegiatan
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimaksudkan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar rencana kerja
untuk periode tersebut menjadi terarah dan teratur serta mampu mencapai target
sesuai jadwal yang telah direncanakan sebelumnya.
Rencana kerja Tenaga Ahli/Konsultan Individual pada Periode bulan Maret
sebagai berikut:
a. Inventarisasi data terkait Keanekaragaman Hayati (Kehati) Provinsi
Kalimantan Selatan;
b. Penginputan data hasil pemantauan dan pengelolaan potensi
keanekaragaman hayati dari kabupaten/kota dan perusahaan..
c. Melakukan Koreksi/Verifikasi Terhadap Data Spasial dari hasil kajian
keanekaragaman hayati.

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 16
BAB IV
HAMBATAN DAN PERMASALAHAN

4.1. HAMBATAN
Hambatan dalam pekerjaan Tenaga Ahli/Konsultan Individual analis sistem
pemetaan pada Kegiatan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Provinsi
Kalimantan selatan saat ini yaitu progres kegiatan yang sangat tergantung pada
ketersediaan data spasial berupada data shapefile (Shp) dan data
keanekaragaman hayati serta perangkat pengolahan dan penyimpanan data. Akan
tetapi meskipun terdapat hambatan, pekerjaan masih dapat diproses.

4.2. PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi oleh Tenaga Ahli/Konsultan Individual analis
sistem pemetaan pada kegiatan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Provinsi
Kalimantan Selatan masih belum ada sehingga pekerjaan akan berfokus pada
rencana pada periode selanjutnya.

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN 17
BAB V
SARAN DAN REKOMENDASI

Saran dan rekomendasi untuk mengatasi hambatan dan permasalahan


terhadap kegiatan ini diantaranya adalah perlu diadakan perangkat pengolah dan
penyimpan data yang sesuai untuk menunjang proses analisis data spasial yang
bersangkutan dengan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan serta kegiatan pada Bidang Tata
Lingkungan yang berhubungan dengan analisis data spasial atau keruangan.

LAPORAN
ANALISIS SISTEM PEMETAAN PADA BIDANG TATA LINGKUNGAN
BULANAN

Anda mungkin juga menyukai