Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR
“MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN”

Oleh :

Nama : KRESNA WAHYU ARIE PRADHANA

NIM : 180210103090

Kelompok : 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I. JUDUL
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN

II. TUJUAN
Menjelaskan jaringan-jaringan penyusun pada hewan.

III. DASAR TEORI


Jaringan hewan digolongksn ke dalam 4 kategori utama : jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, dan jaringan saraf.
Jaringan Epitel
Terdapat sebagai lembaran-lembaran sel, jaringan epitel (epithelial tissue) menutupi bagian
luar tubuh serta melapisi organ-organ dan rongga-rongga di dalam tubuh.
Jaringan Ikat
Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat (connective tissue) adalah untuk mengikat dan
mendukung jaringan-jaringan lain di dalam tubuh.
Jaringan Otot
Jaringan yang bertanggung jawab terhadap hamper semua tipe gerakan tubuh adalah
jaringan otot (muscle tissue).
Jaringan Saraf
Fungsi jaringan saraf (nervous tissue) adalah untuk mengindra rangsangan dan
mentransmisikan sinyal-sinyal dalam bentuk impuls-impuls saraf dari satu bagian hewan ke
bagian yang lain (Campbell et al., 2010 : 7-11).
Sel hewan terorganisasi sebagai jaringan, suatu agegrasi sel dan zat interseluler yang
berinteraksi dalam fungsi tertentu. Jaringan hewan memiliki berbagai sel junction. Tight
junction menghentikan kebocoran cairan menembus epitelium. Adhering junction mengikatkan
sel-sel bersama. Gap junction ialah jembatan terbuka yang menghubungkan sitoplasma sel-sel
yang berbatasan serta memungkinkan transfer ion dan molekul kecil yang cepat diantara sel
tersebut ( Starr et al., 2013 : 135).
Jiang et al., (2008) melaporkan penemuan insulin di jaringan otak pada tahun 1978
membuktikan tersebarnya insulin secara luas dalam SSP (Sistem Saraf Pusat) yang berperan
dalam metabolism energi di otak, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan saraf,
mengatur aktivitas saraf, dan pelepasan neurotransmitter. Keberadaan insulin dalam hipokampus
dan korteks serebral menandakan keterlibatannya dalam fungsi kognisi otak seperti fenomena
belajar dan memori. Insulin telah terbukti bisa memberikan suatu peningkatan memori pada
manusia dan hewan, namun demikian keberadaan insulin di perifer seperti pada jaringan adipose,
otot, dan hati lebih berperan untuk mengatur homeostatis glukosa (Erwin et al., 2013 : 127).
Kejadian asidosis metabolik dan toksikosis pada ginjal bisa berpengaruh terhadap
kerusakan dinding pembuluh darah (kelukaan pada endotel), sehingga menyebabkan terjadinya
hemoragi pada jaringan ginjal. Gangguan sirkulasi dengan penyumbatan pembuluh darah yang
disebabkan oleh pembengkakan endotel bisa berlanjut dengan gangguan aliran darah di dalam
vena dan pembendungan atau hiperemi. Pemberian vitamin D3 (kalsitriol) bisa memperbaiki
struktur mikroskopik ginjal pada tikus ovarektomi (Salim, 2014 : 26-27).
Bahan imunosupresan memiliki nilai strategis di bidang cangkok jaringan, yakni sebagai
obat yang bisa menghambat penolakan organ yang dicangkokkan. Obat-obat imunosupresan saat
ini sudah banyak beredar, namun yang memberi nilai optimalisasi masih terbatas. Oleh karena
itu, perlu ditemukannya sumber bahan imunosupresan alternatif lain. Salah satu alternatif itu bisa
berasal dari testis sapi Bali yang hingga saat ini belum pernah diteliti (Primawati, 2018 : 2).

IV. METODE PRAKTIKUM


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
Mikroskop
4.1.2 Bahan
Berupa preparat awetan jaringan epitelium, ikat, otot dan saraf
4.2 Skema Kerja
Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian dari preparat yang dilihat.

Memperhatikan struktur/bentuk selnya.

Meminta petunjuk dari pembimbing apabila mengalami kesulitan.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V. Minorsky, dan R.


B. Jackson. 2008. Biology. Eighth edition. England : Pearson Education Inc. Terjemahan
oleh D. T. Wulandari. 2010. Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Erwin, T. W. Pangestiningsih, dan S. Widyarini. 2013. Kepadatan Sel Hipokampus Insulin


Imunoreaktif pada Formasi Hipokampus Mencit yang Diinduksi Berulang dengan
Streptozotosin. Jurnal Veteriner. 14 (2) : 126-131.

Primawati, S. N., 2018. Studi Keberadaan Senyawa Bioaktif Imunosupresan pada Ekstrak Testis
Sapi Bali (Bos sondaicus) Melalui Uji In Vitro. Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist”. 1 (1)
: 1-4.

Salim, M. N., 2014. Struktur Mikroskopik Ginjal dengan Pemberian Vitamin D3 pada TIkus
Ovarektomi. Jurnal Ilmiah Peternakan. 2 (1) : 23-28.

Starr, C., R. Taggar, C. Evers, dan L. Starr. 2009. Biology The Unity and Diversity of Life.
Singapore : Cengage Learning Asia Pte Ltd. Terjemahan oleh Y. Prasaja. 2013. Biologi
Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Edisi Keduabelas. Jakarta : Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai