BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
colonel belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang kelapa sawit yang
dibawah dari Mauritius dan Amesterdam dan ditanamkan di Kebun Raya Bogor
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakn dan dibudidayakan secara komersial pada
tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien
Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika.
Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha.
Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada daratan rendah di daerah tropis
yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa antara 23,50 lintang utara
sampai 23,50 lintang selatan. Adapun persyaratan untuk tumbuh pada tanaman
(pahan,I,2006)
Daun atau pelepah kelapa sawit merupakan dapur bagi tanaman, tempat
untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tanaman. Dari daun energi
sawit yang tepat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa
sawit. Jarak tanam yang terlampau rapat menyebabkan sudut pelepah terhadap
batang pohon menjadi sempit, penyerapan cahaya matahari tidak efisien dan berat
mempertahankan jumlah daun kelapa sawit terserang hama pemakan daun seperti
ulat api dan ulat kantung, produksi kelapa sawit akan menurun sebanding dengan
tingkat serangan. Jumlah daun per pokok yang harus dipertahankan berdasarkan
4 – 8 tahun 56 – 64 pelepah
8 – 12 tahun 48 – 56 pelepah
(Lumbangaol,P.2010)
3. Tangakai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
Bentuk seludang daun yang terlihat pada daun dewasa sudah tidak lengkap dan
merupakan sisa dari perkembangan yang ada. Pada daun yang sedang
sudah tidak berkembang lagi, serabut-serabut seludung menjadi robek dan tercerai
pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Pengambilan contoh daun
dinyatakan dalam kesatuan contoh daun (KCD), yaitu luasan areal tertentu yang
digunakan sebagai tempat pengambilan contoh daun. Misalnya, dalam luasan satu
blok yang memiliki keseragaman tahun tanam, kondisi tanah dan bentuk topografi
areal dapat digunakan sebagai 1 unit KCD. Lokasi areal yang ditentukan sebagai
tempat KCD serta tanaman yang digunakan sebagai pohon contoh tidak boleh
diubah sepanjang masa hingga tanaman tersebut tidak dimanfaatkan lagi. Untuk
areal seluas 1 ha, pohon contoh yang diambil sebnyak 4%, untuk areal seluas 5 ha
sebanyak 3%, untuk areal seluas 10 ha sebanyak 2%, dan untuk areal seluas 25 –
Untuk areal yang menggunakan sistem blok, pohon contoh pertama diambil
dari sebelah utara blok, yaitu pohon ke-3 dari pinggir parit baik dari sisi jalan
utama serta jalan koleksi. Pohon kedua dan seterusnya diambil interval 10 baris
tanaman menuju arah selatan sejajar dengan barisan tanaman atau pasar pikul
hingga berakhir pada posisi tiga pohon dari ujung batas blok. Lalu daro pohon
terakhir tersebut dibelokkan ke arah utara dengan interval yang sama. Sementara
itu, untuk areal yang menggunakan sistem grup, pengambilan contoh dilakukan
dengan metode tersebar atau acak. Adapun persyaratan pohon contoh adalah
sebagai berikut.
1. Sehat, tidak terserang hama dan penyakit, serta bukan pohon bekas
sisipan. Jika pohon yang jatuh pada titik interval sebagai pohon contoh
pohon tersebut.
gunakanlah pohon lain yang seragam dan dapat mewakili kondisi areal.
4. Umur tanaman harus seragam, kecuali jika luas areal kurang dari 5 ha,
6. Jika pohon contoh sakit atau mati, dapat digantikan sesuai dengan
ketentuan di atas.
7. Seluruh pohon contoh dicat dengan warna biru langit pada batangnya
biru tua dan ditulisi angka (nomor urut KCD dan pohon contoh dalam
Pengambilan contoh daun dilakukan setahun sekali, yaitu dua bulan setelah
cerah, antara pukul 07.00 – 12.00. Jika saat pengambilan turun hujan maka dapat
2. Pengambilan helai daun pada titik ujung permukaan datar dari permukaan atas
pelepah. Helai daun yang diambil adalah 3 (tiga) helai pada bagian sebelah
3. Pemotongan helai anak daun menjadi tiga bagian dan sebagai contoh daun
4. Pembersihan bagian helai daun dari debu, jamur, dan lain-lain dengan
5. Pemisahan lidi dengan daun, selanjutnya bagian helai daun saja yang
digunakan
6. Helai – helai daun dari satu Kesatuan Contoh Daun (KCD) dijadikan satu
7. Pemberian label pada setiap amplop yang berisi contoh daun. Label berisi
informasi yang meliputi: Nama kebun, Afdeling, No. KCD, Tahun Tanam,
disarankan dikeringkan pada hari yang sama dengan menggunakan oven pada
suhu 800C selama 12 jam. Hal tersebut untuk menghindari timbulnya jamur
9. Contoh daun yang telah kering dikirim ke laboratorium dan tetap dalam
amplop berlubang.
status hara tanaman yang dapat dipercaya pada saat dilakukan pengambilan
sampel. Dengan melihat status hara tersebut diperoleh gambaran jumlah pupuk
yang harus ditambahkan di masa yang akan datang (umumnya dalam periode 1
dalam daun dan membandingkannya dengan konsentrasi hara yang kritis (nilai
kritis) atau dengan metode yang dosis pupuk hanya berdasarkan pada data analisis
daun saja. Tindakan pemupukan memerlukan strategi yang terpadu antara pihak
pemupukan.
sampel daun biasanya dilakukan pada fase perkembangan daun yang telah
sempurna dan pada kelapa sawit fase ini terjadi pada daun ke-9 ke atas. Dua
Menurut Chapman dan Gray (1949), daun ke-17 merupakan daun yang
paling peka karena menunjukkan perbedaan yang paling besar dalam tingkat hara
N,P, dan K diantara 2 percobaan yang mereka lakukan. Selain itu, status hara pada
daun ke-17 mempunyai kolerasi terhadap produksi tanaman yang lebih baik bila
dibandingkan dengan daun-daun lain yang lebih muda. Daun ke-17 telah
digunakan untuk analisis daun dalam waktu yang cukup lama sehingga cukup
banyak pengalaman dan data yang telah terkumpul. Penggunaan daun ke-17
menjadi baku, terutama karena penggunaan daun lain sebagai sampel analisis
Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tikad
berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan atau
ketiadaan suatu hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tetrtentu yang
spesifik yang biasa disebut gejalah kekahatan. Gejalah ini akan hilang apabila
dua golongan, yakni : unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro
diperlukan tanaman dan terdapat dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan
unsur hara mikro. Kadar N misalnya, dalam jaringan tanaman lebih dari seribu
kali kadar Zn. Walaupun kadar unsur hara berbeda, namun setiap jenis tanaman
Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomor atom
20. Mempunyai massa atom 40.078 amu. Kalsium merupakan salah satu logam
alkali tanah, dan merupakan elemen yang paling melimpah di kerak bumi.
Kalsium adalah unsur kelima tidak pernah ditemukan bebas di alam karena mudah
membentuk senyawa dengan bereaksi dengan oksigen dan air. Kalsium logam
pertama kali diisolasi oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1808 melalui
elektrolisis dari campuran kapur (CaO) dan oksida merkuri (HgO). Kali ini,
kalsium logam diperoleh dengan menggusur atom kalsium dalam kapur dengan
atom aluminium dalam wadah panas, tekanan rendah. Sekitar 4,2% dari kerak
bumi terdiri dari kalsium. Karena reaktivitas tinggi dengan bahan umum, ada
sedikit permintaan untuk logam kalsium. Hal ini digunakan dalam beberapa
proses kimia untuk memperbaiki thorium, uranium dan zirkonium. Kalsium juga
digunakan untuk menghilangkan oksigen, sulfur dan karbon dari paduan tertentu.
bahan yang menggabungkan dengan dan menghapus jejak gas dari tabung vakum.
(https://www.amazine.com/kegunaan-unsur-kalsium-dan-sejarah-kalsium.html)
Ca2+ terbatas pada ujung akar: wilayah perakaran muda yang memiliki dinding sel
transpirasi. mobilitas lewat floem terbatas. Kation Ca2+ dipasok oleh intersepsi
akar dan aliran masa, Ca2+ di kebanyakan tanah bersifat sangat mobil , kadar
dalam larutan tanah 30-300 ppm, kecukupan untuk tanaman secara umum > 15
ppm, Kalsium akan mengumpul di sekitar akar, pada tanah yang memiliki kadar
(https://nasih.wordpress.com/2010/11/01/kalsium)
Beberapa bentuk kalsium yang biasa dipakai untuk pertanian adalah kalsium
(http://ktsaraswati.blogspot.co.id/2015/11/4-fungsi-kalsium-bagi-pertumbuhan-
tanaman.html)
2.4.2. Gejala Difesiensi Unsur Hara Kalsium Pada Tanaman Kelapa Sawit
Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman dapat diketahui dari gejala-gejala
yang tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara yang berlebihan dapat
defisiensi unsur hara Kalsium (Ca) pada tanaman kelapa sawit yaitu :
1. Tepi daun banyak timbul gejala klorosis dan menjalar ke tulang daun
3. Pada kondisi yang berat, jaringan daun akan kering dan mati
(Fauzi,Y.2012)
memanfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah seorang Australia
bernama Alan Walsh di tahun 1955. Sebelum ahli kimia banyak bergantung pada
yang sulit dan memakan waktu kemudian segera digantikan dengan spektroskop
serapann atom atau atom absorption spectroscop (AAS). Metode ini sangat tepat
untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Tekhnik ini mempunyai beberapa
konvensional, emisi tergantung pada temperatur sumber. Selain ini eksitasi termal
tidak selalu spesifik, dan eksitasi secara serentak pada berbagai spesies dalam
suatu campuran dalam suatu campuran dapat saja terjadi. Sedangkan dengan
terhadap atom yang berada pada tingkat dasar harus cukup besar, karena metode
serapan atom hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak bergantungan
membentuk campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak selalu
tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Sebgai contoh, natrium menyerap pada
589 nm, uranium pada 358,5 nm, sementara kalium menyerap pada panjang
gelombang 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup
energi untuk mengubah tingkat eletronik suatu atom yang mana transisi eletronik
suatu atom bersifat spesifik. Dengan menyerap suatu energi, maka atom akan
memperoleh energi sehingga suatu atom pada keadaan dasar dapat ditingkatkan
elektron 1s2, 2s2,2p6, dan 3s1. Tingkat dasar untuk eletron valensi 3s1 ini dapat
gelombang 589,3 nm dan 330,2 nm. Kita dapat memilih diantara panjang
gelombang ini yang dapat menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan
intensitas yang maksimal. Garis inilah yang dikenal dengan garis-garis resonansi.
Garis-garis lain yang bukan garis resonasi dapat berupa spektrum yang berasosiasi
dengan tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar atupun garis tidak
(Khopkar,2008)
Sistem peralatan Spektrofotometer Serapan Atom dapat dilihat pada gambar 2.1.
berikut ini:
Gambar 2.1.
(Sumber: Watson,1999)
1. Sumber Sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow cathode
lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda
dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam
atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia
(neon atau argon) dengan tekanan rendah (10 – 15 torr). Bila antara anoda dan
katoda diberi suatu selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan
2. Tempat Sampel
Alat yang digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu
dengan nyala (flame). Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa
padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk
atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang
digunakan, misalkan untuk asetilen – udara : 22000C, dan gas asetilen – dinitrogen
oksida (N2O) sebesar 30000C. Sumber nyala yang paling banyak digunakan
3. Monokromator
memencilkan dari garis-garis lain dan kemungkinan dari pancaran pita molekul.
Kisi difraksi pada umumnya lebih sering dilakukan oleh prisma dan akibatnya
instrument kisi dapat memilahara daya pisah yang lebih tinggi sepanjang jangka
4. Detektor
pengatoman. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton. Ada dua cara yang
dapat digunakan dalam sistem deteksi yaitu: yang memberikan respon terhadap
radiasi resonansi dan radiasi kontinyu, serta yang hanya memberikan respon
5. Readout
Readout merupakan sutau alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem
pencatat hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah dikalibrasi
untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan dapat berupa
angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi
sebelumnya atau dengan metode dari penambahan standar. Dalam kasus yang
Ini termasuk pemilihan garis resonansi yang semestinya (biasanya dibuat tabel
referensi), pengaturan lampu yang sesuai, temperatur nyala dan laju penguapan
yang terbaik disiapkan dengan pencairan yang semestinya dari 1000 ppm larutan
yang tersedia dan harus disesuaikan sedekat mungkin dengan komposisi kasar
untuk sampel-sampel ini. Presisi yang relatif dari sebuah pengukuran serapan
atom adalah baik, dalam banyak kasus 0,5 – 2 % dapat dicapai tanpa kesulitan
dimana digunakan nyala atomisasi. Presisi untuk metode tanpa nyala walau
bagaimanapun sering jauh lebih buruk sebagai hasil beberapa gangguan yang
sumbu konsentrasi ketika melewati sumbu satu. Ini tidak linier disebabkan tidak
terserapnya radiasi yang mencapai detektor atau ketika setengah lebar daru garis
emisi dari lampu yang semestinya atau melampaui garis absorbansi. Radiasi yang
terserap dapat dijangkau detektor banyaknya sumber, termasuk garis emisi dari
unsur katoda mendekati garis resonansi yang terpilih atau gas pengisi, sebaran
radiasi dalam monokromator dan radiasi yang melewati nyala atau penguapan
analisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan
1. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi
banyak sampel yang mencapai nyala. Sifat-sifat tertentu matriks sample dapat
uap. Gangguan matriks yang lain adalah pengendapan unsur yang dianalisis
sehingga jumlah atom yang mencapai nyala menjadi lebih sedikit dari
keadaan azas di dalam nyala sering terganggu oleh dua peristiwa kimia yaitu :
3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang
ini berarti terjadinya penyerapan cahaya dari sumber sinar yang bukan berasal
berasal dari dalam nyala. Cara mengatsinya adalah dengan bekerja pada
panjang gelombang yang lebih besar atau pada suhu yang lebih tinggi.
(Gandjar, 2008)