Anda di halaman 1dari 8

Penelitian Kualitatif

ANALISIS DATA PADA PENELITIAN KUALITATIF

Oleh :
Mailin Sonia Gira Sihombing
4161141033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Analisis Data Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena


tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan,dll. Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan permasalahan-
permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpetasi. Penelitian kualitatif
mempunyai dua tujuan utama, yang pertama yaitu menggambarkan dan mengungkap; yang
kedua menggambarkan dan menjelaskan.
Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua macam penelitian yaitu;
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan
prosedur penelitian berbeda. Dalam makalah ini. Penyaji akan membahas salah satu dari dua
pendekatan penelitian yaitu, penelitian kualitatif dan jenis-jenis yang mencakup penelitian
kualitatif.

Ada lima macam metode penelitian kualitatif interaktif, yaitu : metode etnografis,
fenomenologis, historis, studi kasus, dan teori dasar.

A. Penelitian Kualitatif Interaktif

1. Metode etnografis
Etnografis adalah analisis deskripsi atau rekonstruksi dari gambaran dalam budaya
dan kelompok. Dalam pendidikan dan kurikulum. Difokuskan pada salah satu kegiatan
inovasi seperti pelaksanaan model kurikulum terintegrasi, berbasis kompetensi, pembelajaran
kontekstual, dsb.
Proses penelitian etnografi dilaksanakan dilapangan dalam waktu yang cukup lama,
berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan. Hasil akhir
penelitian bersifat komprehensif suatu naratif-deskriptif yang bersifat menyeluruh disertai
interpretasi (Sugiyono, 2015).
Analisis data pada penelitian etnografi terdiri atas analisis domain, analisis taksonomi,
dan analisis komponensial.
A. Analisis domain
Data diperoleh dari grand tour dan minitour question, yang mana hasilnya berupa
gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Untuk menemukan domain dari konteks sosial/obyek yang diteliti bisa dilakukan dengan
melakukan hubungan semantic antar kategori yang meliputi jenis, ruang, sebab-akibat,
rasional, lokasi untuk melakukan sesuatu, cara mencapai tujuan, fungsi, urutan, serta atribut
atau karakteristik.
B. Analisis taksonomi
Analisis taksonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul
berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Dengan demikian, domain yang telah ditetapkan
menjadi cover term oleh peneliti sehingga dapat diurai secara rinci dan mendalam melalui
analisis taksonomi ini. Hasil dari analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram
kotak, diagram garis, dan simpul serta out line
C. Analisis komponensial
Pada analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang
kontras. Data ini dicari melalui observasi dan wawancara secara terseleksi. Dengan teknik
pengumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan
berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan (Kuswarno, 2011).
2. Fenomenologi
Analisis data pada penelitian fenomenologi oleh cresswel, 1994. Dibagi dalam beberapa
langkah penelitian antara lain:
a. Penelitian memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh
tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan
b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang
dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden
dengan melakukan horizonaliting, yaitu setiap pernyataan pada awalanya
diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan
dengan topic dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitive atau
tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons
d. Pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis
gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi
e. Peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga
menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural
description dan structural description
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari
fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai
fenomena tersebut
g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran
tersebut ditulis.
3. Studi Kasus
Stake (Creswell, 1998) mengungkapkan empat bentuk analisis data beserta
interpretasinya dalam penelitian studi kasus, yaitu:
1. Pengumpulan kategori
Peneliti mencari suatu kumpulan dari contoh-contoh data serta berharap menemukan
makna yang relevan dengan isu yang akan muncul
2. Interpretasi langsung
Peneliti studi kasus melihat pada satu contoh serta menarik makna darinya tanpa
mencari banyak contoh. Hal ini merupakan suatu proses dalam menarik data secara terpisah
dan menempatkannya kembali secara bersama-sama agar lebih bermakna
3. Peneliti membentuk pola dan mencari kesepadanan antara dua atau lebih kategori
Kesepadanan dapat dilaksanakan melalui tabel yang menunjukkan hubungan antara dua
kategori.
4. Pada akhirnya, peneliti mengembangkan generalisasi naturalistik melalui analisa data,
generalisasi ini diambil melalui orang-orang yang dapat belajar dari suatu kasus.
4. Metode Historis
Semua sumber data harus dianalisis dengan teliti secara ilmiah untuk menentukan
keotentikan dan keakuratan penelitian tersebut. Hal tersebut untuk menghindari diterimanya
statemen orang-orang terkenal. Dalam menetapkan keakuratan dokumen, setidaknya ada 4
faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Pengetahuan dan kompetensi pengarang
2. Selang waktu antara kejadian dan penulisan kejadian
3. Motif yang biasa dari pengarang
4. Konsistensi dari data
5. Metode Teori Dasar
Tiga tahap analisis data pada metode teori dasar,
a. Pada tahap pertama, pengodean terbuka (open coding), peneliti membentuk
kategori- kategori awal informasi tentang fenomena yang diteliti dengan memilah-
milah data (diperoleh dari wawancara, observasi, maupun catatan-catatan dan
memo) kedalam jenis-jenis yang relevan.
b. Di tahap kedua, pengodean poros (Axial coding), peneliti memilih salah satu dari
kategori yang ada dan memposisikannya sebagai inti fenomena yang sedang
diteliti. Seluruh kategori lainnya dihubungkan pada inti fenomena ini berdasarkan
korelasi apa adanya. Tahapan ini melibatkan pembuatan sebuah diagram yang
disebut pengkodean paradigma (coding paradigm) yang menggambarkan
kesalingterkaitan antara penyebab, strategi, kondisi yang memengaruhi dan
kontekstual, dan konsekuensi
c. Di tahap ketiga, pengodean selektif (selective coding), peneliti menulis sebuah
teori dari salingketerkaitan seluruh kategori dalam tahao axial coding. Pada
dasarnya, teori ini merupakan penjelasan abstrak atas proses yang diteliti. Jadi,
pengodean selektif merupakan proses penyatuan dan penyempurnaan teori melalui
tahapan penulisan alur cerita yang membuat seluruh kategori saling terkait dan
memilih melalui memo pribadi tentang ide-ide teoritis (Emzir, 2008)
B. Penelitian Kualitatif Non-Interaktif
1. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).
Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari
analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus
budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam setiap domain. Analisis ini berusaha
menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan
membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan
dan mana yang kurang dominan (Saryono,2010).
Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Membaca secara cermat keseluruhan catatan penting,
b. Memberikan kode pada topik-topik penting,

c. Menyusun tipologi

2. Analisis Domain (Domain analysis).


Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran
umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca
naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja
yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan
memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperoleh domain
atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat permukaan tentang berbagai
ranah konseptual (Moeloeng, 2006).
Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:
1. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan
semantik yang tersedia
2. Menyiapkan lembar analisis domain

3. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk
memulainya

4. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik
dari catatan lapangan

5. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis


6. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).

3. Analisis Komponensial (Componential Analysis).


Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang
diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang
relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan
merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi.
Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan
perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan
mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan.
Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu:
1. Memilih domain yang akan dianalisis
2. Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan

3. Menyiapkan lembar paradigma

4. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai

5. Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu

6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada

7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data

8. Menyiapkan paradigma lengkap.

4. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).


Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan suatu
semantic relationship. Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain cultural. Pada tahap
analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus
masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam,
dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi
bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis
(exhausted).
Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu:
1. Memilih salah satu domain untuk dianalisis
2. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk
domain
3. Mencari tambahan istilah bagian
4. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan
sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis
5. Membentuk taksonomi sementara
6. Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan
7. Membangun taksonomi secara lengkap.
5. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)
Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti mengkosentrasikan dirinya pada
deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri dari data yang dikumpulkan, sebelum berusaha
menghasilkan pernyataan-pernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat telah memadainya
rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena sosial yang relevan, barulah
peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan hubungan di antara fenomena-fenomena yang
ada, dan kemudian mengujinya dengan menggunakan porsi data yang lain.
Tiga aspek kegiatan yang penting untuk dilakukan, yaitu:
1. Menulis catatan atau note writing.
2. Mengidentifikasi konsep-konsep atau discovery or identification of concepts.

3. Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept definition


and the elaboration of theory (Nasution, 1992).
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 1994. Research Design- Quantitative & Qualitative Approaches. London:
SAGE Publication
Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among.
Five Tradition. London: SAGE Publication
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perkasa
Kuswarno, Engkus. 2011. Etnogrsfi Komunikasi: Pengantar dan Contoh Penelitiannya.
Bandung: Widya Padjadjaran.
Moleong, LJ. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV. Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai