Anda di halaman 1dari 5

Teknik Analisis Data Kualitatif James Spradley

Elfrida Simarmata
200521100045
Model analisis etnografis dalam penelitian kualitatif menurut Spradley meliputi analisis domain, analisis taksonomis,
analisis komponen, dan analisis tema.
Analisis domain merupakan penyelidikan unit-unit terhadap pengetahuan budaya yang lebih besar yang disebut
domain. Di sini peneliti akan mencari simbol-simbol budaya yang termasuk kategori (domain) yang lebih besar
berdasar atas kemiripan. Jadi Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti. Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:
1. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia
2. Menyiapkan lembar analisis domain
3. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya.
4. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan
5. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis
6. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).
Analisis taksonomis meliputi pencarian struktur internal domain serta membentuk identifiikasi susunan yang
bertentangan. Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus
yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data telah ditemukan melalui
pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Dari hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat
di buku lampiran.
Pengumpulan data dilakukan secara terus-menerus melalui pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi
sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. Tahap ini diperlukan analisis taksonomi. Analisis taksonomi adalah
analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Tujuh langkah yang
dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu :
1. Memilih salah satu domain untuk dianalisis
2. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu.
3. Mencari tambahan istilah bagian
4. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang
sedang dianalisis
5. Membentuk taksonomi sementara
6. Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan
7. Membangun taksonomi secara lengkap
Analisis komponen merupakan pencarian atribut-atribut yang menandai berbagai perbedaan di antara simbol-simbul
dalam sebuah domain. Dalam analisis komponen peneliti mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan
cara mengkontraskan antar elemen. Berbeda dengan kedua analisis tersebut, analisis komponensial tidak
mengorganisasikan kesamaan elemen dalam domain, melainkan kontras anatar elemen dalam doamian yang
diperoleh melalui observasi dan atau wawancara terseleksi. Masing-masing warga dari suatu domain sesungguhnya
mempunyai atribut/karakteristik tertentu yang diasosiasikan dengannya. Atribut itulah yang membedakan satu dari
yang lain. Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gmabaran/pengertian yang bersifat umumj dan
relatif menyeluruh tentang apa yang mencakup disuatu fokus/pokok permasalahan yang tengah diteliti. Ada delapan
langkah dalam analisi komponen ini yaitu :
1. Memilih domain yang akan dianalisis
2. Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan
3. Menyiapkan lembar paradigma
4. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai
5. Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu
6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada
7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data
8. Menyiapkan paradigma lengkap
Adapun analisis tema mencari hubungan di antara domain dan bagaimana domain itu dihubungkan dihubungkan
dengan budaya secara keseluruhan (Spradley, 1997). Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya
merupakan upaya mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yanga ada (Sanapiah Faisal,
1990).
Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu :
1. Melebur diri
2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan
3. Menemukan perspektif yang lebih luas melelui pencarian domain dalam pemandangan budaya
4. Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis
5. Mengidentifikasi domain terorganisir
6. Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain
7. Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial,
hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik
penelitian maka yang dipilih adalah memecahkan masalah.

a. Analisis Domain Analisis domain dilakukan agar memperoleh gambaran yang umum dan
menyeluruh mengenai situasi sosial yang diteliti obyek penelitian. Data diperoleh Anesya Nur
Santika, 2015 LAYANAN KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI SELF-
MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS EMOSI PESERTA DIDIK Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berdasarkan grand tour dan
minitour question. Hasilnya berupa gambaran umum mengenai obyek yang diteliti, yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang didapatkan belum
mendalam, masih dipermukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau kategori
berasal dari situasi social yang diteliti. b. Analisis Taksonomi Analisis taksonomi adalah analisis
terhadap keseluruhan data yang terkumpul beradasarkan dari domain yang telah ditetapkan.
Sehingga domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai secara
lebih rinci dan mendalam melalui taksonomi ini. Hasil analisis taksonomi ini dapat disajikan
dalam bentuk diagram kotak box diagram, diagram garis dan simpul lines and node diagram.
Dalam analisis taksonomi, yang diuraikan ialah domain yang telah ditetapkan menjadi fokus.
Dari hasil analisis taksonomi, setiap domain dicari elemen yang serumpun atau serupa.Analisis
ini diperoleh melalui observasi dan wawancara serta dokumentasi yang terfokus. c. Analisis
Konpensional Pada analisis konpensional, yang cari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan atau yang serumpun dalam domain, tapi justru yang memiliki perbedaan
atau yang kontras. Data ini dicari berdasarkan observasi, wawancara terfokus dan dokumentasi
yang terseleksi. Melalui teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah
dimensi yang spesifik dan berada pada setiap elemen akan dapat ditemukan. d. Analisis Tema
Budaya Analisis tema atau discovering cultural themes adlah upaya mencari “benang merah”
yang mengintegrasikan lintas domain yang ada. 

Menurut Patton (dalam Moleong, 2006),analisis data merupakan proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.Analisis
data dalam penelitian etnografi merupakan bagian dari alur penelitian maju bertahap. Alur
penelitian maju bertahap adalah suatu proses yang dimulai dari menetapkan informan,
hingga menulis sebuah etnografi (Spradley dalam Batuadji, 2009). Proses analisis data
etnografis dimulai dari

nalisis data1.Analisis dilakukan secara analisis deskriptif yang ditekankan pada tema dan
ilustrasi. 2.Tugas utama peneliti: memberikan penjelasan mengenai suatu peristiwa yang
didasarkan pada pemahaman peneliti mengenai peristiwa tersebut, 3.Hasil akhir: Pembaca
mengetahui dan merasakan ide dan perasaan dari orang yang melakukannya
Spradley mengemukakan ada 4 tahapan dalam analisis data pada penelitian kualitatif,
yaitu domain, taksonomi, komponensial, dan tema kultural.
1.Analisis Domain
Dalam penejlasan Sugiyono (2016: 256), analisis domain dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian.
Data diperoleh dari grand tour dan minitour questions. Hasilnya adalah gambaran umum tentang
objek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang
diperoleh belum mendalam, masih di permukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau
kategori dari situasi yang sedang diteliti. Oleh karena itu peneliti harus mengumpulkan data apa
saja yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai objek yang sedang diteliti.
2. Analisis Taksonomi
Dalama penjelasan Sugiyono (2012: 261), analisis taksonomi adalah kelanjutana dari
analisi domain. Domain-domain yang dipilih oleh peneliti, perlu diperdalam lagi melalui
pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus melalui
pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi
banyak. Dengan demikian domain-domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh
peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan mendalam. Dalam hal ini, peneliti mulai melakukan
pengamatan lebih mendalam terhadap data yang telah disusun berdasarkan kategori. Pengamatan
lebih terfokus kepada masing-masing kategori, sehingga mendaptkan gambaran lebih terperinci
dari data masing-masing data yang telah terkumpul. Apabila data yang terkumpul dianggap
kurang peneliti akan melakukan pengumpulan data kembali dengan kriteria data yang lebih
spesifik.
Dalam hal ini,peneliti melakukannya dengan mereka-reka data dengan rasio-rasio yang
digunakan dan hal-hal lain. Kemudian setelah ditemukan gambaran yang jelas, pola-pola tertentu
dari data, selanjutnya peneliti melanjutkan pembuatan pedoman wawancara dengan
menambahkan beberapa pertanyaan yang mampu mengkonfirmasi temuan peneliti dalam analisis
taksonomi.
3. Analisis Komponensial
Menurut Sugiyono (2012:264), pada analisis komponensial yang dicari untuk
diorganisasikan adalah perbedaan dalam domain atau kesenjangan yang kontras dalam domain.
Data ini dicari melalui observasi, wawancara lanjutan, atau dokumentasi terseleksi. Dengan
teknik pengumpulan data yang triangulasi tersebut, sejumlah

Penelitian kualitatif Spradley atau lebih dikenal sebagai penelitian kualitatif etnografi
adalah studi kualitatif terhadap diri individu atau sekelompok dengan tujuan mendeskripsikan
karakteristik kultural lebih mendalam secara sistematis dalam ruang dan waktu mereka sendiri.
Penelitian etnografi pada mulanya banyak digunakan dalam penelitian antropologi, dan
berkembang dalam berbagai bidang ilmu seperti kedokteran, kesehatan, psikologi, dan
pendidikan serta ilmu sosial lainnya. Empat jenis analisis penelitian etnografi yaitu analisis
domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis model.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian etnografi adalah teknik analisis tematik
etnografi dalam upaya mendeskripsikan secara menyeluruh karateristik kultural yang memengaruhi
perilaku sosial individu. Fokus utama laporan penelitian adalah narasi deskriptif tentang konteks dan
tema-tema kultural yang memengaruhi perilaku sosial individu. Fokus ini sesuai dengan pengertian
etnografi yang berarti penelitian untuk menemukan dan mendeskripsikan secara komprehensif
fenomena budaya dari sebuah kelompok (Hanurawan, 2016:90). Hanurawan (2016:91), teknik analisis
tematik etnografi dilakukan melalui prosedur: a. Peneliti membuat daftar kategori yang menonjol sesuai
dengan tujuan penelitian yang terdapat dalam data-data hasil pengumpulan data (hasil observasi,
wawancara, dokumen, dan rekaman audio dan video). Daftar kategori itu adalah fenomena perilaku
atau kejiwaan yang spesifik suatu kelompok kebudayaan tertentu atau etnik tertentu. b. Peneliti
memberi label terhadap kategori-kategori yang muncul. c. Berdasarkan pada daftar kategori yang
menonjol tersebut maka kemudian peneliti membuat kesimpulan-kesimpulan hasil-hasil penelitian.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan penelitian etnografi menurut Spradley (2007): 1.
Menetapkan informan Ada lima syarat minimal untuk memilih informan, yaitu: (a) enkulturasi penuh,
artinya mengetahui budaya miliknya dengan baik, (b) keterlibatan langsung, (c) suasana budaya yang
tidak dikenal, biasanya akan semakin menerima tindak budaya sebagaimana adanya, dia tidak akan
basa-basi, (d) memiliki waktu yang cukup, (e) non-analitis. 2. Melakukan wawancara kepada informan
Wawancara etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Tiga unsur
yang penting dalam wawancara etnografis adalah tujuan yang eksplisit, penjelasan dan pertanyaannya
yang bersifat etnografis. 3. Membuat catatan etnografis Sebuah catatan etnografis meliputi catatan
lapangan, alat perekam gambar, artefak dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang
dipelajari. 4. Mengajukan pertanyaan deskriptif Pertanyaan deskriptif mengambil ³keuntungan dari
kekuatan bahasa untuk menafsirkan setting¥ Etnografer perlu untuk mengetahui paling tidak satu
setting yang di dalamnya informan melakukan aktivitas rutinnya. 5. Melakukan analisis wawancara
etnografis. Analisis ini merupakan penyelidikan berbagai bagian sebagaimana yang dikonseptualisasikan
oleh informan. 6. Membuat analisis domain. Analisis ini dilakukan untuk mencari domain awal yang
memfokuskan pada domaindomain yang merupakan nama-nama benda. 7. Mengajukan pertanyaan
struktural yang merupakan tahap lanjut setelah mengidentifikasi domain. 8. Membuat analisis
taksonomik. Ada lima langkah penting membuat taksonomi, yaitu: (a) pilih sebuah domain analisis
taksonomi, (b) identifikasi kerangka substitusi yang tepat untuk analisis, (c) cari subset di antara
beberapa istilah tercakup, (d) cari domain yang lebih besar, (f) buatlah taksonomi sementara. 9.
Mengajukan pertanyaan kontras dimana makna sebuah simbol diyakini dapat ditemukan dengan
menemukan bagaimana sebuah simbol berbeda dari simbol-simbol yang lain. 10. Membuat analisis
komponen. Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai atribut (komponen
makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya. 11. Menemukan tema-tema budaya. 12.
Langkah terakhirnya yakni menulis sebuah etnografi.

Spradley (dalam Ary dkk., 2010:462). Prosedur siklus penelitian etnografi mencakup enam
langkah yaitu: 1. Memilih proyek etnografi. Ruang lingkup proyek-proyek ini dapat sangat bervariasi dari
mempelajari keseluruhan masyarakat yang kompleks, seperti kelompok berburu Inuit di Alaska, hingga
mempelajari situasi sosial tunggal atau lembaga, seperti bar perkotaan, persaudaraan, atau taman
bermain sekolah. Para pemula akan bijaksana untuk membatasi ruang lingkup nya proyek untuk situasi
sosial tunggal sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang wajar. Sebuah situasi sosial selalu memiliki
tiga komponen: tempat, pelaku, dan kegiatan. 2. Mengajukan pertanyaan etnografis. Peneliti memiliki
pertanyaan dalam pikirannya untuk membimbing apa yang ingin dia lihat, dia dengar dan data yang
ingin dikumpulkan 3. Mengumpulkan data etnografi. Peneliti melakukan penelitian lapangan untuk
mengetahui kegiatan orang-orang, karakteristik fisik, dan bagaimananya rasanya menjadi bagian dari
situasi. Langkah ini biasanya dimulai dengan gambaran yang terdiri dari pengamatan deskriptif yang
luas. Kemudian, setelah melihat data, peneliti berpindah ke pengamatan yang lebih terfokus. Di sini,
peneliti menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan sebagainya untuk
mengumpulkan data 4. Membuat catatan etnografis. Langkah ini termasuk mengambil catatan lapangan
dan foto, membuat peta, dan menggunakan cara lain yang sesuai untuk merekam pengamatan. 5.
Menganalisis data etnografi. Penelitian lapangan selalu diikuti dengan analisis data, yang mengarah ke
pertanyaanpertanyaan baru dan hipotesis baru, pengumpulan lebih banyak data dan catatan lapangan,
serta analisis yang lebih mendalam. Siklus tersebut terus berlanjut sampai proyek selesai. 6. Menulis
etnografi. Etnografi harus ditulis, sehingga budaya atau kelompok dapat dibawa ke kehidupan nyata,
membuat pembaca merasa bahwa mereka memahami orang-orang dan cara hidup mereka atau situasi
dan orang-orang di dalamnya. Laporan etnografis dapat berbentuk panjang dari beberapa halaman
untuk satu atau dua volume. Penulisan harus rinci dan konkret, tidak umum atau samar.

Anda mungkin juga menyukai