Anda di halaman 1dari 1

d) Paradigma post positivistik

Paradigma post positivistik merupakan paradigma yang menggabungkan metode


penelitian kuantitatif dan metode kualitatif atau paradigma positivistik dan kontruksivis
sehingga paradigma ini akan disebut metode penelitian gabungan atau campuran. Metode
penelitian gabungan muncul karena penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif memiliki
kelemahan, dimana penelitian kuantitatif bisa menjangkau respon yang sangat banyak tetapi
karena instrument yang digunakan banyak seperti angket, survey, dan kuisioner maka
penelitiannya tidak bisa mendalam. Dengan demikian untuk memperdalam dan memperkuat
penelitian tersebut digunakan penelitian kualitatif karena pendekatan dan teknik penelitiannya
menggunakan observasi participan, wawancara mendalam. Contohnya pada saat melakukan
penelitian terhadap efektivitas Instagram sebagai media komunikasi pemasaran produk
pengolahan hasil perikanan UMKM si Petek seorang peneliti menggunakan metode penelitian
gabungan. Hal ini didasarkan pada saat melakukan pengumpulan data dengan pendekatan
kuantitatif yang menggunakan metode survey dan studi literatur tidak memperoleh data secara
keseluruhan dan datanya kurang akurat. Oleh karena itu, penelitiannya didukung oleh
pendekatan kualitatif yang dilakukan melalui wawancara mendalam. Hal tersebut bertujuan
agar data yang diperoleh dari metode pengumpulan data survey dan wawancara mendalam
dapat saling melengkapi untuk memperoleh data secara keseluruhan yang bersifat akurat,
valid, realibel untuk memperkuat analisis penelitiannya.
Kualitatit kasusnya unik saking uniknya maka tidak dapat dikaji dalam lingkup yang luas. Sifat
masalahnya kompleks, biasanya banyak mahasiswa yang mengelabui ketika ditanya masalahnya
apa, mahasiswa bercerita seolah-olah memperlihatkan masalahnya komplek tapi ketika disuruh
buat proposal terdapat suatu masalah, dimana terdapat perbedaan antara yang diceritakan dengan
yang ditulis.

Anda mungkin juga menyukai