Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan 3: Kapan pertama kali perkawinan semarga itu terjadi?

Tanya : Berdasarkan informasi yang Mak Tua dapatkan selama bergabung dalam komunitas
(parpunguan) orang Batak dan mengikuti setiap adat suku Batak di kampung kapan pertama kali
perkawinan semarga itu dilakukan dan siapa yang melakukan perkawinan semarga tersebut?

Jawab : Jika ditanya kapan pertama kalinya perkawinan semarga itu dilakukan maka belum ada
satu orang pun yang tau pasti tahun berapa perkawinan semarga itu dilakukan. Namun peristiwa
perkawinan semarga tersebut tentunya terjadi pada zaman nenek moyang kita yaitu pada zaman
Raja Batak. Yang dimulai dari Raja Batak yang memiliki dua putra, yaitu Guru tatea Bulan dan
Raja Isumbaon. Dimana keturunan Guru Tatea Bulan melakukan perkawinan semarga.
Perkawinan semarga tersebut dilakukan Tuan Saribu Raja dengan adik kandungnya sendiri yaitu
Siboru Pareme hingga pada akhirnya mengakibatkan Siboru Pareme mengandung anak dari Tuan
Saribu Raja. Saudara-saudara Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme yang mengetahui hal tersebut
marah besar yang memicu terjadinya perpecahan dan perselisihan antara Tuan Saribu Raja
dengan saudaranya. Setelah terjadi perselisihan yang begitu hebat, Tuan Saribu Raja memilih
untuk meninggalkan Siboru Pareme yang sedang mengandung. Sedangkan Siboru Pareme
diasingkan oleh saudaranya yang lain ke hutan karena mereka dianggap telah melakukan dosa
besar. Waktu di hutan Siboru Pareme akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi
nama Lontung. Dengan adanya perkawinan semarga tersebut yang mengakibatkan perpecahan
dalam keturunan Guru Tatea Bulan, Tuan Sorimangaraja anak dari Raja Isumbaon berinisiatif
untuk mengambil keputusan agar pernikahan semarga tidak terulang kembali pada suku Batak
Toba yang pada akhirnya menjadi prinsip-prinsip adat dalam suku Batak Toba. Adapun
keputusan tersebut yaitu perkawinan semarga adalah tabu sehingga perkawinan semarga itu tidak
diperbolehkan untuk dilakukan. Jika ada yang melanggar prinsip tersebut maka ada sanksi tegas
yang akan diberikan yaitu hukuman mati.

Jika kita menengok ke belakang, karena perkawinan semarga antara Saribu Raja dan
saudarinya Siboru Pareme, yang pada akhirnya mengakibatkan Siboru Pareme
mengandung anaknya. Saudara-saudara Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme, yang
mengetahui hal ini, marah besar sehingga menimbulkan perselisihan dan perspecahan
antara Tuan Saribu Raja dan saudaranya. Setelah perselisihan yang begitu besar, Saribu
Raja memilih untuk meninggalkan Siboru Pareme yang sedang hamil. Pada saat yang
sama, Siboru Pareme diasingkan ke hutan oleh saudara-saudaranya yang lain. Siboru
Pareme yang berada di dalam hutan akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki bernama
Lontung. Ketika perkawinan semarga memecah bealah keturunan tuan Tatea Bulan, putra
Raja Isumbaon Tuan Sorimangaraja berinisiatif memutuskan untuk membuat peraturan
yang melarang semua keturunan Raja Batak tidak boleh melakukan pernikahan semarga
agar perkawinan marga di suku Batak Toba tidak terulang kembali.
Pertanyaan 5: Apa sanksi yang diberikan kepada pasangan yang melakukan perkawinan
semarga?

Tanya : Pernikahan semarga dalam masyarakat suku Batak Toba itu kan dilarang tentunya ada
hukuman yang diberikan kepada orang-orang yang melanggar peraturan tersebut. Berdasarkan
pengalaman Mak Tua selama mengikuti dan adat suku Batak Toba
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai