PUTRI :
1. Si Boru Pareme (kawin dengan Tuan Sariburaja, ibotona)
2. Si Boru Anting Sabungan, kawin dengan Tuan Sorimangaraja, putra Raja
Isombaon
3. Si Boru Biding Laut, (Diyakini sebagai Nyi Roro Kidul)
4. Si Boru Nan Tinjo (tidak kawin).
1.1. RAJA UTI
Raja Uti (atau sering disebut Si Raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng). Raja
Uti terkenal sakti dan serba bisa. Satu kesempatan berada berbaur dengan lakilaki, pada kesempatan lain membaur dengan perempuan, orang tua atau anakanak. Beliau memiliki ilmu yang cukup tinggi, namun secara fisik tidak
sempurna. Karena itu, dalam memimpin Tanah Batak, secara kemanusiaan
Beliau memandatkan atau bersepakat dengan ponakannya/Bere Sisimangaraja,
namun dalam kekuatan spiritual tetap berpusat pada Raja Uti.
1.2. SARIBURAJA
Sariburaja adalah nama putra kedua dari Guru Tatea Bulan. Dia dan adik
kandungnya perempuan yang bernama Si Boru Pareme dilahirkan marporhas
(anak kembar berlainan jenis, satu peremuan satunya lagi laki-laki).
Mula-mula Sariburaja kawin dengan Nai Margiring Laut, yang melahirkan
putra bernama Raja Iborboron (Borbor). Tetapi kemudian Saribu Raja
mengawini adiknya, Si Boru Pareme, sehingga antara mereka terjadi
perkawinan incest.
Setelah perbuatan melanggar adat itu diketahui oleh saudara-saudaranya, yaitu
Limbong Mulana, Sagala Raja, dan Silau Raja, maka ketiga saudara tersebut
sepakat untuk mengusir Sariburaja. Akibatnya Sariburaja mengembara ke
hutan Sabulan meninggalkan Si Boru Pareme yang sedang dalam keadaan
hamil. Ketika Si Boru Pareme hendak bersalin, dia dibuang oleh saudarasaudaranya ke hutan belantara, tetapi di hutan tersebut Sariburaja kebetulan
bertemu dengan dia.
Sariburaja datang bersama seekor harimau betina yang sebelumnya telah
dipeliharanya menjadi "istrinya" di hutan itu. Harimau betina itulah yang
kemudian merawat serta memberi makan Si Boru Pareme di dalam hutan. Si
Boru Pareme melahirkan seorang putra yang diberi nama Si Raja Lontung.
Dari istrinya sang harimau, Sariburaja memperoleh seorang putra yang diberi
1. Simanjorang
2. Simandalahi
3. Barutu.
1.2.1.3. PANDIANGAN
Dari Pandiangan lahir marga-marga cabang :
1. Samosir
2. Pakpahan
3. Gultom
4. Sidari
5. Sitinjak
6. Harianja.
1.2.1.4. NAINGGOLAN
Dari Nainggolan lahir marga-marga cabang :
1. Rumahombar
2. Parhusip
3. Lumban Tungkup
4. Lumban Siantar
5. Hutabalian
6. Lumban Raja
7. Pusuk
8. Buaton
9. Nahulae.
1.2.1.4. SIMATUPANG
Dari Simatupang lahir marga-marga cabang :
1. Togatorop (Sitogatorop)
2. Sianturi
3. Siburian
1.2.1.5. ARITONANG
Dari Aritonang lahir marga-marga cabang :
1. Ompu Sunggu
2. Rajagukguk
3. Simaremare
1.2.1.6. SIREGAR
Dari Siregar lahir marga-marga cabang :
1. Silo
2. Dongaran
3. Silali
4. Siagian
5. Ritonga
6. Sormin
1.2.2. SI RAJA BORBOR
Putra kedua dari Tuan Sariburaja, dilahirkan oleh Nai Margiring Laut. Semua
keturunannya disebut Marga Borbor.
Cucu Raja Borbor yang bernama Datu Taladibabana (generasi keenam)
mempunyai 6 orang putra, yang menjadi asal-usul marga-marga berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pasaribu
Batubara
Habeahan
Bondar
Gorat
Tinendang
Tangkar
Matondang
Saruksuk
Tarihoran
Parapat
Rangkuti
3. Op Marhajang
4. Op Rajani Umbul
Selanjutnya di bawah ini hanya dapat meneruskan tarombo dari Op
Mamontang Laut (karena keterbatasan data. Op Mamontang Laut menyeberang
dari Ambarita di Kabupaten Toba Samosir saat ini ke Sihaporas, Kecamatan
Pematang Sidamanik,
Kabupaten Simalungun. Hingga tahun 2008 ini, keturunan Op Mamontang laut
sudah generasi kedelapan).
Op Mamontang Laut semula menikahi Boru Sinaga, dari Parapat. Setelah
sekian tahun berumah tangga, mereka tidka dikaruniai keturunan, lalu
kemudian menikah lagi pada boru Sitio dari Simanindo, Samosir.
Dari perkawinan kedua, lahir tiga anak laki-laki
1. Op Sohailoan menikahi Boru Sinaga bermukim di Sihaporas Aek Batu
Keturunan Op Sohailoan saat ini antara lain Op Josep (Pak Beluana di
Palembang)
2. Op Jaipul menikahi Boru Sinaga bermukin di Sihaporas Bolon
Keturunan antara lain J Ambarita Bekasi, dan saya sendiri (www.domuambarita.blogspot.com )
3. Op Sugara atau Op Ni Ujung Barita menikahi Boru Sirait bermukim di
Motung, Kabupaten Toba Samosir.
Keturunan Op Sugara antara lain penyanyi Iran Ambarita dan Godman
Ambarita
2. RAJA ISOMBAON
2.1. TUAN SORIMANGARAJA
Tuan Sorimangaraja adalah putra pertama dari Raja Isombaon. Dari ketiga
putra Raja Isombaon, dialah satu-satunya yang tinggal di Pusuk Buhit (di Tanah
Batak). Istrinya ada 3 orang, yaitu :
1. Si Boru Anting Malela (Nai Rasaon), putri dari Guru Tatea Bulan.
2. Si Boru Biding Laut (nai ambaton), juga putri dari Guru Tatea Bulan.
3. Si Boru Sanggul Baomasan (nai suanon).
Si Boru Anting Malela melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Djulu
(Ompu Raja Nabolon), gelar Nai Ambaton.
Si Boru Biding Laut melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Jae (Raja
Mangarerak), gelar Nai Rasaon.
Si Boru Sanggul Haomasan melahirkan
Sorbadibanua, gelar Nai Suanon.
Tuan
2.1.1.2.3. Sidabutar
2.1.1.2.4. Sijabat
2.1.1.2.5. Gusar
2.1.1.2.6. Siadari
2.1.1.2.7. Sidabolak
2.1.1.2.8. Rumahorbo
2.1.1.2.9. Napitu
2.1.1.3. SARAGI
Lahir marga-marga
2.1.1.3.1. Simalango
2.1.1.3.2. Saing
2.1.1.3.3. Simarmata
2.1.1.3.4. Nadeak
2.1.1.3.5. Sidabungke.
2.1.1.4. MUNTE
Lahir marga-marga
2.1.1.4.1. Sitanggang
2.1.1.4.2. Manihuruk
2.1.1.4.3. Sidauruk
2.1.1.4.4. Turnip
2.1.1.4.5. Sitio
2.1.1.4.6. Sigalingging.
Keterangan lain mengatakan bahwa Nai Ambaton mempunyai dua orang putra,
yaitu Simbolon Tua dan Sigalingging. Simbolon Tua mempunyai lima orang
putra, yaitu Simbolon, Tamba, Saragi, Munte, dan Nahampun.
Walaupun keturunan Nai Ambaton sudah terdiri dari berpuluh-puluh marga
dan sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut (generasi), mereka masih
mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang melarang perkawinan
antarsesama marga keturunan Nai Ambaton.
Catatan mengenai Ompu Bada, menurut buku "Tarombo Marga Ni Suku Batak"
karangan W Hutagalung, Ompu Bada tersebut adalah keturunan Nai Ambaton
pada sundut kesepuluh.
Menurut keterangan dari salah seorang keturunan Ompu Bada (mpu bada)
bermarga gajah, asal-usul dan silsilah mereka adalah sebagai berikut:
1. Ompu Bada ialah asal-usul dari marga-marga Tendang, Bunurea, Manik,
Beringin, Gajah, dan Barasa.
Tampubolon
Barimbing
Silaen
Siahaan
Simanjuntak
Hutagaol
Nasution
Panjaitan
Siagian
Silitonga
Sianipar
Pardosi
2.1.3.1.13.
2.1.3.1.14.
2.1.3.1.15.
2.1.3.1.16.
Simangunsong
Marpaung
Napitupulu
Pardede
Hutahaean
Hutajulu
Aruan
Sibarani
Sibuea
Sarumpaet
Pangaribuan
Hutapea.
Sihaloho.
Situngkir
Sipangkar
Sipayung
Sirumasondi
Rumasingap
Depari
Sidabutar
Sidabariba
Solia
Sidebang
Boliala
Pintubatu
Sigiro.
Tambun (Tambunan)
Doloksaribu
Sinurat
Naiborhu
Nadapdap
Pagaraji
Sunge
Baruara
Lumban Pea
Lumban Gaol
Naibaho
Ujung
Bintang
Manik
Angkat
Hutadiri
Sinamo
Capa
Sihotang
Hasugian
Mataniari
Lingga
Bangkara
Sinambela
Dairi
Sihite
Sileang
Simanullang
Keturunan Si Raja Huta Lima melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Maha.
2. Sambo.
3. Pardosi, Sembiring Meliala.
Keturunan Si Raja Sumba melahirkan marga dan marga cabang berikut:
2.1.3.5.1.
2.1.3.5.2.
2.1.3.5.3.
2.1.3.5.4.
2.1.3.5.5.
2.1.3.5.6.
2.1.3.5.7.
2.1.3.5.8.
2.1.3.5.9.
2.1.3.5.10.
2.1.3.5.11.
2.1.3.5.12.
2.1.3.5.13.
2.1.3.5.14.
Simamora
Rambe
Purba
Manalu
Debataraja
Girsang
Tambak
Siboro
Sihombing
Silaban
Lumban Toruan
Nababan
Hutasoit
Sitindaon
2.1.3.5.15. Binjori
Keturunan Si Raja Sobu melahirkan marga dan marga cabang berikut:
2.1.3.6.1.
2.1.3.6.2.
2.1.3.6.3.
2.1.3.6.4.
2.1.3.6.5.
2.1.3.6.6.
2.1.3.6.7.
2.1.3.6.8.
2.1.3.6.9.
2.1.3.6.10.
Sitompul.
Hasibuan
Hutabarat
Panggabean
Hutagalung
Hutatoruan
Simorangkir
Hutapea
Lumban Tobing
Mismis.
Marbun
Lumban Batu
Banjarnahor
Lumban Gaol
Meha
Mungkur
Saraan
Sibagariang
Hutauruk
Simanungkalit
Situmeang.
tetapi dalam setiap marga pada umumnya ditetapkan ikatan, agar kedua belah
pihak yang berikrar itu saling menganggap sebagai dongan sabutuha (teman
semarga).
Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap
putra dan putri dari teman ikrarnya sebagai putra dan putrinya sendiri.
Kadang-kadang ikatan kekeluargaan karena ikrar atau padan lebih erat
daripada ikatan kekeluargaan karena marga. Karena ada perumpamaan Batak
mengatakan sebagai berikut:
"Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang;
Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan"
artinya:
"Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput (berakar tunggang);
Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji"
Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri.
Marga-marga yang mengikat ikrar antara lain adalah:
1. Marbun dengan Sihotang
2. Panjaitan dengan Manullang
3. Tampubolon dengan Sitompul.
4. Sitorus dengan Hutajulu - Hutahaean - Aruan.
5. Nahampun dengan Situmorang.
(Disadur dari buku "Kamus Budaya Batak Toba" karangan M.A. Marbun dan
I.M.T. Hutapea, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 1987)