Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Sosiologi

"Kearifan Lokal Berdasarkan Suku Masing-Masing"

Disusun Oleh:

• Anisa Br Pelawi

Guru Pembimbing:Tuti Rahmiati S.pd

XII IPS 2

SMAN 5 TUALANG

Jl Sultan Syarif Kasim Kecamatan Tualang

Tahun Ajaran 2022/2023


Mbaba Belo Selambar
Apa itu MBS dalam adat Karo?

Mbaba Belo Selambar adalah upacara meminang gadis menurut adat karo
adalah untuk menanyakan kesediaan si gadis, orang tua, sembuyak, anak Beru,
kalimbubu singalo bere-bere dan kalimbubu singalo perkempun atas pinangan tersebut.
Dalam suku Karo, ritual pernikahan diawali dengan masa peminangan.Masa ini dalam
bahasa Karo disebut mbaba belo selambar.Dalam ritual ini pula, peran laki-laki lebih
dominan dibandingkan dengan perempuan.Maba belo selambar merupakan suatu ritual
meminang seorang gadis. Peminangan ini dilakukan oleh keluarga dari pihak laki-
laki.Peminangan ini dilakukan untuk menanyakan kesediaan dari gadis tersebut dan
keluarganya.Keluarga yang dimaksud tidak hanya orang tuanya, tetapi juga sembuyak,
anak beru, singalo bere-bere, dan kalimbubu.Pada zaman dahulu acara mbaba belo
selambar biasanya dilaksanakan pada malam hari setelah makan malam selesai.

Gambar mempelai yang telah melaksanakan MBS


Setelah BMS beberapa bulan kemudian melaksanakan ritual pernikahan

Dalam acara Mbaba Belo Selambar, dari pihak laki-laki maupun perempuan harus
dihadiri oleh beberapa pihak yang wajib untuk menghadiri ritual tersebut.Pihak yang
harus hadir adalah laki-laki yang melamar, orang tua laki-laki, sembuyak, senina sikakau
ranan, kalimbubu singalo ulu emas, dan anak beru.Sedangkan bagi pihak perempuan, yang
harus hadir adalah gadis yang dilamar, orang tua, sembuyak, senina sikaku ranan,
kalimbubu singalo bere-bere, singalo perbibin, dan anak beru.
Mbaba Belo Selambar diawali dengan penyerahan kampil persentabin oleh pihak laki-
laki (pelamar).Pihak laki-laki ini harus menyiapkan enam buah kampil tersebut. Isi dari
kampil adalah rokok dan peralatan makan sirih.Lima kampil yang telah disediakan pihak
laki-laki diserahkan kepada pihak perempuan.Satu kampil lainnya diberikan kepada
kalimbubu singalo ulu emas. Ritus Mbaba Belo Selambar dapat dikatakan selesai apabila
sudah ada kesepakatan dan kesediaan dari pihak perempuan terhadap lamaran yang telah
diberikan oleh pihak laki-laki.Lalu, di dalam ritus ini dilakukan ersinget-singet. Dalam
ersinget-singet, kedua belah pihak membicarakan hal-hal berikut berikut.

Gantang Tumba atau unjuken (Tempat nasi) yang diserahkan kepada keluarga dari pihak
perempuan adalah:
•Gantang Tumba atau unjuken.
•Rudang-Rudang.
•Senina Sinaku Ranan.
Penyerahan kepada kalimbubu tiga serangkai (telu sada dalanen), berupa:
•Bere-bere.
•Perkempun.
•Perbibin.
•Penyerahan kepada Anak Beru, yakni perkamben.
Penyerahan ulu emas kepada kalimbubu singalo ulu emas.
Hari pelaksanaan pesta pernikahan.
Pertemuan antara pengantin dengan orang tua.
•Acara pesta.
•Tentang acara landek.
•Tentang undangan.
Setelah ersinget-singet selesai dibicarakan, maka selanjutnya akan diadakan
kesepakatan bersama dengan cara melakukan sijalapen ( biasanya dengan keluarga
dekat), yang terdiri dari:
Siapa yang akan menikah (si empo atau si sereh).
Orang tua (simupus).
Sembuyak.Senina ku ranan.
Anak beru tua.
Anak beru cekoh baka tutup.
Anak beru menteri.
Setelah acara sijalapen selesai, anak beru pihak laki-laki menyerahkan pundun dan
penindih pudun. Pundun dan penindih pudun adalah daun nipah yang diikat. Kedua benda
ini adalah tanda kesepakatan yang telah tercapai.Kedua benda ini diberikan kepada pihak
perempuan sebanyak lima buah. Isi dari ini kedua benda ini merupakan tentang
pelaksanaan nganting manuk.

Mbaba Belo Selambar Yang Dibatalkan Oleh Calon Suami Atau Istri Dalam Hukum Adat
Karo
Perkawinan masyarakat adat karo memiliki beberapa tahapan terkait dengan proses
perkawinannya itu sendiri. Salah satu prosesnya adalah Mbaba Belo Selambar. Mbaba
Belo Selambar adalah upacara meminang gadis menurut adat karo yang bertujuan adalah
untuk menanyakan kesediaan si gadis, orang tua, sembuyak, anak Beru, kalimbubu, singalo
bere-bere dan kalimbubu singalo perkempun atas pinangan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab mbaba belo selambar
yang dibatalkan oleh calon suami atau istri dalam hukum adat karo, untuk mengetahui
tata cara mbaba belo selambar yang dibatalkan oleh calon suami atau istri dalam hukum
adat karo, dan untuk mengetahui ganti rugi akibat mbaba belo selambar yang dibatalkan
oleh calon suami atau istri dalam hukum adat karo.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum yang bersifat deskriptif analisis
dan menggunakan jenis penelitian yuridis empiris yaitu penggabungan atau pendekatan
yuridis normatif dengan unsur-unsur empiris yang diambil data primer dengan melakukan
wawancara dan data sekunder dengan mengolah data dan bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier, dan juga penelitian ini mengelola data yang
ada dengan menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dipahami
bahwa:
1) Faktor mbaba belo selambar yang dibatalkan oleh calon suami atau istri dalam hukum
adat karo didasarkan kepada beberapa faktor yang dilakukan oleh pelaku yang ada dalam
masyarakat adat karo antara lain: Pertama, adanya pihak ketiga, Kedua, faktor
pendidikan, Ketiga, faktor ekonomi, Keempat, faktor ketaatan pada orang tua. Kelima,
faktor kematian,.
2) Tata cara mbaba belo selambar yang dibatalkan oleh calon suami atau istri dalam
hukum adat karo dibagi menjadi 2, yaitu: Proses pembatalan dari pihak laki-laki dan
prose pembatalan dari pihak perempuan.
3) Apabila pembatalan dilakukan oleh pihak perempuan maka harus mengganti sebesar 7
kali lipat kerugian membawa makanan, kue kue dan lain-lain segala macam yang dibawa
oleh pihak laki-laki waktu acara mbaba belo selambar dan nganting manuk tersebut, dan
juga kerugian materi.
Dalam Batak Karo terdapat beberapa tahapan sebelum seorang laki-laki dan
perempuan melangkah ke acara pernikahan, dimana tahapan yang pertama tersebut
adalah Maba Belo Selambar.
Pada zaman dahulu acara Maba Belo Selambar biasanya dilaksanakan pada malam
hari setelah makan malam selesai, sehingga pada zaman dahulu dalam cara Maba Belo
Selambar tidak ada acara makan, namun pada saat ini dalam Maba Belo Selambar
terdapat acara makan malam.
Dalam acara Maba Belo Selambar, dari pihak pria maupun wanita harus dihadiri oleh
beberapa pihak yang wajib untuk menghadiri acara maba belo selambar tersebut.
Dimana bagi pihak pria yang wajib hadir ketika acara Maba Belo Selambar adalah
Pemuda yang melamar, orang tua laki-laki, sembuyak, senina sikaku ranan, kalimbubu
singalo ulu emas, dan anak beru.
Sedangkan bagi pihak perempuan yang wajib hadir ketika acara maba Belo Selambar
adalah gadis yang dilamar, orang tua, Sembuyak, senina Sikaku ranan, Kalimbubu Singalo
bere-bere, Singalo perbibin, dan anak beru.Pada acara Maba Belo Selambar diawali
dengan penyerahan Kampil Persentabin oleh pihak laki-laki (pelamar). Dimana pihak laki-
laki ini harus menyiapkan enam buah kampil tersebut, dimana isi dari kampil tersebut
berisikan peralatan rokok dan juga peralatan makan sirih, dan lima dari kampil yang telah
disediakan pihak laki-laki. Diserahkan kepada pihak wanita yang terdiri dari sukut, anak
beru, kalimbubu singalo bere-bere, kalimbubu singalo perkempun dan singalo perbibin,
serta satu kampil lagi diberikan kepada pihal laki-laki yaitu kalimbubu sinaglo ulu emas.
Acara Maba Belo Selambar sendiri dapat dikatakan selesai apabila sudah ada
kesepakatan dan kesediaan dari pihak perempuan terhadap lamaran yang telah diberikan
oleh pihak laki-laki, dan acara pun dapat dilanjutkan dengan acara ersinget-singet. Dalam
ersinget-singet ini akan membicarakan sebagai berikut;
1. Gantang Tumba/unjuken yang diserahkan kepada keluarga si gadis terdiri dari
Rudang-Rudang Senina Sinaku Ranan
2. Yang diserahkan kepada Kalimbubu Tiga serangkai (Telu sada dalanen), berupa
Bere-bere,Perkempun, Perbibin
3. Yang diserahkan kepada Anak Beru, yakni Perkembaren (Perseninan/Sabe)
4. Ulu Emas kepada Kalimbubu Singalo Ulu Emas,
5. Hari Pelaksanaan pesta
6. Ose pengantin dan orang tua
7. Acara pesta
8. Tentang acara landek
9. Tentang undangan
Setelah acara Ersinget-singet selesai dibicarakan,maka selanjutnya akan diadakan
kesepakatan bersama dengan cara melakukan sijalapen (keluarga dekat) yang terdiri
dari;
1. Siapa yang akan kawin (si empo/si sereh)
2. Orang tua/ simupus
3. Sembuyak/ sinereh/ sipempokenca
4. Senina ku ranan
5. Anak beru tua
6. Anak beru cekoh baka tutup
7. Anak beru menteri (untuk pria saja)
Setelah acara sijalapen selesai, anak beru pihak pria lalu meyerahkan “pundun” dan
“penindih pudun” yaitu daun nipah yang disimpulkan sebagai tanda-tanda kesepakatan
yang telah tercapai sebanyak lima buah kepada pihak perempuan.
Dimana pundun dan penindih pudun ini akan diserahkan masing-masing kepada sukut,
singalo bere-bere, singalo perkempun, singalo perbibin, dan anak beru.
Isi dari ini merupakan tentang pelaksanaan nganting manok, sedangkan buat pihak laki-
laki isinya akan diumumkan kepada semua yang hadir dalam permusywaratan yang telah
dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Maba Belo Selambar merupakan suatu acara
meminang seorang gadis oleh pihak laki-laki yang dilakukan oleh pihak pria dalam suku
Karo, dan juga Maba Belo Selambar merupakan acara untuk bertanya-tanya mengenai
kesediaan dari keluarga gadis terhadap pinangan yang diberikan oleh pihak laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai