Anda di halaman 1dari 2

Dampak Isu Konspirasi covid 19 Terhadap Pola Pikir Masyarakat (Studi kasus masyarakat Desa Sumbul Kab

Dairi)

Abstrak:

I PENDAHULUAN
Sejak awal tahun 2020 dunia khususnya Indonesia dilandan wabah virus yang mematikan yaitu virus corona (covid
19).Virus ini telah mengubah struktur sosial masyarakat baik dari sektor ekonomi,Pendidikan,politik dan kekuasaan khususnya
Kesehatan,yang memaksa seluruh lapisan masyarakat harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang
terjadi.Kasus pandemi virus Covid 19, baik di dunia maupun di dalam negeri,semakin hari semakin meningkat.Peningkatan ini
dapat mendorong masyarakat semakin khawatir akan penularan dan efek penyakit dari virus tersebut. Berdasarkan data yang
dilansir dari merdeka.com menunjukkan bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 5.662 menjadi 1.821.703 kasus
pasien sembuh bertambah 5.121 menjadi 1.669.119 orang.Pasien meninggal bertambah 174 menjadi 50.578 orang.Diprediksi
jumlah tersebut akan terus meningkat dan akan terus menyebar dengan tingkat kematian yang semakin tinggi pula. Informasi
tentang penyebaran dan jumlah kasus tentu dapat memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat.Mereka mencoba mencari
informasi yang relevan dan mencoba untuk memprediksi penyebab di balik berkembangnya pandemi virus korona tersebut.
Dengan semakin gencarnya diperbincangkan Covid 19 menjadi trand yang meningkat di kalangan masyarakat.Hal ini
tidak terlepas dari pemberitaan di media sosial, online dan cetak tentang penularan Covid 19.Meningkatnya kepopuleran Covid
19 disebabkan karena keingintahuan masyarakat atas informasi tentang virus tesebut.Penelusuran tentang Covid 19 kadang
tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.Hal ini berdampak pada pengetahuan masyarakat yang rendah tentang fakta sebenarnya
mengenai Covid 19.Hal ini dibuktikan dengan penelitian Sallam et al (2020) yang menunjukkan bahwa partisipan memiliki
pengatahuan yang rendah tentang Covid 19.Bukan hanya pengetahuannya, sikap terhadap virus ini pun juga diprediksi
memiliki kategori yang rendah karena misinfomasi tentang fakta sebenarnya mengenai Covid 19.
Pengetahuan yang rendah terhadap Covid 19 akan mendorong individu untuk mempercayai bahwa wabah ini dihasilkan
dari sebuah konspirasi dunia (Sallam et al, 2020). Kondisi ini berbanding terbalik dengan individu yang memiliki pengetahuan
dan sikap yang baik terhadap Covid 19, meraka terbuka akan fakta-fakta ilmiah yang berkembang. Penelitian yang telah
dilakukan Sallam et al (2020) juga membuktikan individu yang mempercayai wabah ini hasil dari konspirasi dunia, maka akan
terbuka kemungkinan terjebak dalam perasaan cemas yang berlebihan.
Kepercayaan pada teori konspirasi terhadap kesehatan mental dimediasi oleh kecemasan yang berlebihan. Individu
yang mempercayai konspirasi akan terus mengkaitkan kejadian yang berskala dunia bahwa kajian tersebut merupakan hasil
kerja dari sebuah konspirasi (Grzesiak-Feldman, 2013). Teori konspirasi akan memberikan jawaban yang cepat dan sederhana
tentang penyebab terjadinya kejadian yang berskala besar dan luar biasa. Ketika individu telah mempercayai bahwa setiap
kejadian besar adalah hasil dari konspirasi, maka kepercayaan ini akan memicu kecemasan. Pada akhirnya, perasaan cemas
yang berlebihan akan berdampak terhadap kesehatan mental (Deb, Strodl & Sun, 2015).
Dengan adanya isu konspirasi covid 19,masyrakat khususnya masyarakat desa Sumbul menjadi sepele terhadap
protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah.Biasanya masyarakat yang beranggapan bahwa covid 19 adalah
sebuah konspirasi akan menolak untuk memakai masker,tidak melaukan social distancing dan lain sebagainya.Selain itu akan
memprovokasi orang lain untuk tidak percaya akan adanya covid 19.Selain itu masyarakat juga akan meolak untuk divaksin
akibat dari persepsi yang salah mengenai covid 19.Sementara vaksin covid adalah salah satu alternatif yang dilakukan untuk
meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus corona sehingga dapat mengurangi dan menekan penyebaran
virus corona.

Anda mungkin juga menyukai