Anda di halaman 1dari 8

BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MARXIAN

A. KARL MARX (1818 – 1883)


Kaum proletary adalah subjek perubahan. Ada hubungan filsuf dan proletary. Yang
mana filsuf yang menyadarkan
Tesis : kaum proletar dinegasikan oleh kapitalisme
Proletary adalah
Antitesis: dia (proletary) dinegasikan oleh filsuf = menyadarkan masyarakat tanpa
kelas
Kapitalisme memperbaiki sendiri
1906 (Canada) kerjanya 19-20 jam perhari. Menjadi 8 jam perhari.
Analisis Marxis kurang luwes karena hanya fokus di mode of production sehingga
dilanjutkan neo marxian

 Materialisme Historis
Materialisme history merupakan pandangan sejarah dialetik dalam proses kerja dan laju
perkembangan ekonomi.
Materialisme historis berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kedudukan materi,
bukan pad aide karena ide adalah bagian dari materi.

Sejarah peradaban manusia berubah seiring dengan perubahan Mode of


Production
Mode of Production Sejarah manusia:
Moda produksinya
 Komunis primitif: memproduksi apa yang dibutuhkan
 Kuno: Masyarakat ada yang di jajah dan menjajah. Masyarakat dibuat sebagai
budak. Dari sinilah muncul kelas sosial
 Feodal: Kepemilikan atas tanah. Tanah besar adalah kelas atas
 Kapitalis: Modenya; alat produksi. Orang berkuasa apabila orangnya punya
alat produksi.
 Komunis (Dicita-citakan)
Kesadaran dan cita-cita manusia ditentukan oleh letaknya dalam kelas sosial. Keanggotaan dalam
kelas sosial tertentu akan menentukan cara kita memandang dunia, apa yang kita harapkan dan kita
khawatirkan.[2] Sejarah tidak ditentukan oleh daya pikir manusia, tetapi oleh cara manusia
menjalankan produksinya.[2] Oleh karena itu, perubahan warga tidak mampu terjadi dari perubahan
daya pikir, tetapi dari perubahan dalam cara produksi.

Lima tahap perkembangan masyarakat tersebut merupakan penafsiran Karl Marx dari sudut
ekonomi dalam relasi hubungan produksi dan kekuatan produksi yang tercermin dalam dinamika
basis (infrastruktur) dan bangunan atas (suprastruktur). Menurut Karl Marx, di bawah sistem
kepemilikan buruh-proletariat mengalami nasib yang tragis yang tercermin dalam eksploitasi dan
alienasi. Eksploitasi merupakan logika kapitalis dalam meningkatkan keuntungan atau akumulasi
capital. Indikasi akan hal ini ditandai oleh sistem upah subssitensi.3 Sedangkan alienasi
(keterasingan) adalah bentuk ketidakberdayaan buruh proletariat dalam mengontrol hasil
produksinya

 Kapitalisme dan Cara Kerjanya


 Kebudayaan versi marx pada peradaban ini dibingkai oleh ideologi liberal
kapitalisme.
 Penemuan baru (ilmu pengetahuan + teknologi = industri)
Barang yang dihasilkan buruh itu bernilai banyak tapi gaji mereka
sedikit. Buruh akan kehilangan jati diri. Ada cara kerja budaya yang membuat
buruh tidak supra structural.
 Kelas yang hadir akibat mode of production ini adalah borjuis dan proletar
 Kelas yang diuntungkan oleh ideologi kapitalisme adalah kelas borjuis karena
memili alat produksi, meskipun tidak melakukan aktivitas produksi.
Sedangkan kelas yang tidak diuntungkan adalah kelas proletar,yang meskipun
melakukan aktivitas produksi tapi tidak memiliki alat produksi. Dan sebagian
besar waktu kelas proletar dihabiskan untuk melakukan aktivitas produksi.
Sehingga mereka terasing dari esensi hidupnya sebagai manusia (sisi
humanisme marx), dan tugas menjadi manusia pada sistem ini hanya sekedar
menjadi alat produksi bagi kapitalisme.
o Jam kerja buruh pada masa itu sangat panjang
o Proletar menjadi subjek yang tak sadar akan eksistensinya
 Analisa Marx : Budaya mendukung kapitalisme dengan cara kerja basis
(ekonomi) yang juga ditopang oleh suprastruktur (nilai-nilai, norma-norma,
negara, dll yang bisa jadi sifatnya non ekonomi tapi mendukung basis
ekonomi kapitalisme).

 Proletar: Subjek Perubahan Sejarah untuk masyarakat tanpa kelas (komunisme)


--- semangat pembentukan kultur baru
 Akar filsafat marx adalah materialistis (di mana hubungan antar manusia,
sistem sosial, budaya, dan keseruhan kehidupan manusia direduksi menjadi
persoalan ekonomi)
 Cara mencapai cita-cita: menggunaka metode dialektika (belajar dari Hegel)
dengan thesis, antithesis, sinthesis
o Kaum proletar : subjek yang tidak sadar
o Kaum filsuf : subjek sadar (memiliki tugas profetis). Kekuatan yang
membebaskan (yang disadari oleh kaum filsuf) harus diwujudkan
dengan kekuatan material yang dinamis(kaum proletar === disadarkan
eksistensinya)`)
o Kaum proletar yang eksistensinya dinegasikan oleh sistem kapitalisme,
dinegasikan kembali (menjadi kesadaran kelas) untuk menuju
masyarakat tanpa kelas (sinthesis yang meleburkan pertentangan thesis
dan antithesis menjadi kondisi baru)
o Gerakan kesadaran kelas (revolusi proletar) untuk menciptakan
masyarakat tanpa kelas
 Kritik Terhadap Marx
o Apakah hal ini dibiarkan begitu saja oleh kaum borjuis/kapitalis?
o Adanya perbaikan dalam sistem kapitalisme itu sendiri
 Tuntutan aksi buruh yang diakomodir oleh sistem kapitalis
(Mogok buruh cordwarners menuntut jam kerja dari 19-20 jam
perhari menjadi 8 jam per hari pada tahun 1906), dll
o Di balik metode dan logika yang menarik, tersirat suatu metode
analisis yang statis

B. NEO MARXIAN (Lenim)


Perdana menteri pertama Soviet, Rev. Bolsevick (Kerajaan Tsar jadi Unisoviet) para
dewan buruh.
Kepentingan buruh dilembagakan sebagai partai politik.
Lebih progresif, lebih terwujud, lebih konkret ajaran Marx.
Partai buruh apakah jadi partai politik?
Bu berarti Indonesia juga begitu?
Membimbing proletary agar sadar
Sosialis: Alat produksi milik negara dan dimiliki bersama
Buruh: pekerja negara
Pki. Indonesia, PKI Uni Soviet
Uni Soviet memperluas
Kenapa polandia, dll gagal di jajah Uni Soviet?
Putin 2 periode, jadi wakil dan ajdi presiden
Diktator proletariat, kehilangan humanisme
 Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin/ 1870 – 1924)
 Tokoh revolusioner Rusia yang ingin mewujudkan cita-cita marx (kultur
baru dalam mengatur dunia ekonomi melalui kekuatan buruh yang
terlembaga dalam partai buruh)
 Revolusi Bolshevik (1917) – muncul Soviet (dewan buruh)
 Ajarannya dikenal dengan sebutan leninisme – marxisme
o Filsuf dan proletar terlembaga dalam partai politik ==== Uni soviet
(dewan buruh dan prajurit yang bersatu dalam negara == partai
buruh adalah partai tunggal
o Tugas partai ini adalah membimbing kaum proletar untuk mencapai
kesadaran dan membuat suatu rekayasa sosial yang memungkinkan
tercapainya masyarakat tanpa kelas melalui masyarakat sosialis (pra
kondisi dari masyarakat komunis) di mana alat produksi dimiliki
bersama dan ekonomi di bawah kendali negara, sedangkan warga
negara adalah pekerja negara (sistem yang sentralistik, ketat, dan
terencana)
o Untuk memperluas pengaruhnya Lenin menyerang Ukraina,
Georgia, Polandia, Finlandia, dan Negara2-negara Baltik
o Kritik : kebudayaan menjadi nonhumanis, dengan adanya diktator
proletariat
o Uni Soviet berakhir pada awal 1990an pada masa presiden
Gorbacev

 GEORG LUCAS (1885 – 1971)


Lucas; Terhubung dengan partai komunis Hungaria hanya 4 bulan
Kapitalisme memiskinkan makna hidup
Fekitisme komoditas: kita terobsesi padahal. Dimana mereka membrandedkan
Pertarungan antara pengusaha
Manusia merosot
Lucas: komoditas
Marx: kelas
 Pemikir marxis dari Hungaria sekaligus Menteri Kebudayaan
 Menteri Kebudayaa Hongaria pada pemerintahan Republik Soviet Hongaria
(1919)
 Karya penting History and Class Conciousness, 1922.
o Kapitalisme memiskinkan makna hidup
o Komodifikasi : aktivitas pertukaran uang mengakibatkan keterasingan
o Reifikasi : merosotnya manusia menjadi benda.Buruh
o Fetitisme komoditas : pemujaan terhadap benda-benda
o Yang diuntungkan oleh kondisi kapitalisme dengan cara kerja demikian
adalah para borjuis yang berasosiasi dengan negara
o Solusi atas kondisi kapitalisme ini adalah teori kesadaran kelas yang
selalu berproses pada pertemuan dialektis antara proletar dan filsuf dan
ini terwujud pada partai komunis menjadi totalitas konkret yang akan
menyingkap ketimpangan kelas dan pembebasan dari fetitisme
komoditas
o Kritik : memperkuat ajaran leninisme-marxisme
 ANTONIO GRAMSCI (1891 – 1937) (Marx Muda)
Dipenjara matinya. Buruh dan fasis nasional Benito Mussolini, Fasis nasional
merupakan nasionalisme yang berlebihan yang sifatnya absolut, mutlak
(pemimpinnya).
Analisis Marx tidak sesuai dengan negara Gramsci karena ekomoni, politik, dan
budaya menjadi absolut
Blok solidaritas, Yakni untuk melawan blok yang berkuasa: orang-orang pintar
mendukung Mussolini.
Tujuan: Menyadarkan masyarakat
Gramscimenawarkan blok solidaritas tanpa kekerasan, kalau yang sebelumnya
menggunakan fisik.
Bisa jadi pintar kultur dan politik dan baru ekonomi (Gramsci) kalok Marx
(ekonomi, politik dulu baru kultur)
Luca, Gram, Lenin: Pragmatis jadi bagian komunis
Gramsci menyadari bahwa analisis Marx memiliki kekurangan dalam melihat
kekuasaan yang fasisme Italia karena Gramsci berpikir bahwa dominasi kekuasaan
tidak hanya bersumber dari kekuatan ekonomi saja melaikan dari budaya dan
politik yang mengakar sehingga ekonomi, politik, dan budaya menjadi absolut.
Dengan demikan fasisme berhasil meraih kemenangan karena didukung oleh
infrastruktur seperti kaum intelektual yang secara politik dan budaya telah
mengakar, dimana kaum intelektual berperan dalam mengarahkan pola pikir
masyarakat agar sesuai dengan yang dikehendaki oleh penguasa dengan tujuan
untuk melancarkan proses hegemoni, yaitu kepemimpinan budaya yang dijalankan
oleh kelas penguasa. Dengan demikian fasisme dapat memantapkan status quo
politiknya. Oleh karena itu ekonomi, politik, dan budaya telah menjadi absolut.
Melihat kondisi tersebut, cita-cita Marx menuju masyarakat tanpa kelas sulit untuk
terwujud. Maka Gramsci menawarkan gerakan blok solidaritas untuk melawan
rezim fasis, yakni dengan tidak menggunakan kekerasan tapi dengan cara
mendapatkan kekuatan yang banyak dengan tujuan untuk mendukung kebebasan
serta membedakan kaum intelektual tradisional dan intelektual organik. Intelektual
tradisional merupakan mereka yang menjadi intelektual organik dalam model produksi
feodal yang telah digantikan, atau menjadi intelektual organik dalam model produksi
yang sedang dalam proses digantikan mereka yang menjadi intelektual organik dalam
model produksi feodal yang telah digantikan, atau menjadi intelektual organik dalam
model produksi yang sedang dalam proses digantikan. Dengan demikian, dari sudut
pandang kelas pekerja, semua intelektual organik dari kelas kapitalis adalah intelektual
tradisional. Dengan demikian, dari sudut pandang kelas pekerja, semua intelektual
organik dari kelas kapitalis adalah intelektual tradisional. Contoh dari intelektual
tradisional adalah para rohaniawan yang berperan sebagai intelektual organik dari
aristoraksi feodal. Kemudian contoh intelektual yang bercorak pedesaan yaknni pendeta,
pengacara, dokter dan pegawai negeri.
Sedangkan intelektual organik merupakan intelektual dan organisator politik, yang
menyadari identitas yang diwakili dan yang mewakili, serta merupakan barisan terdepan
yang riil dan organik dari lapisan kelas ekonomi atas. Fungsi yang dijalankan oleh
intelektual organik kelas kapitalis adalah bertindak sebagai agen kelas untuk
mengorganisir hegemoni dalam masyarakat sipil dan mendominasi melalui aparat negara.
Dengan demikian, para manager, insinyur, tehnisi yang terkemuka adalah intelektual
organik dalam bidang produksi. Politisi, penulis, akademisi, penyiar, wartawan, yang
terkemuka dan mempunyai pengaruh luas adalah intelektual organik dalam masyarakat
sipil. Sedangkan, pegawai negeri senior, perwira papan atas dalam dinas ketentaraan,
jaksa dan hakim di Pengadilan Tinggi, adalah intelektual organik dalam negara. Gramsci
menyatakan, jika kelas pekerja ingin beranjak dari kelas rendah untuk mengambil
kepemimpinan bangsa, dan membangun kesadaran politik melalui reformasi moral dan
intelektual, maka mereka harus menciptakan kelas intelektual organiknya sendiri.
Tugas profetik intelektual organis adalah membangkitkan kesadaran
masyarakat, memperkuatnya menjadi civil society blok solidaritas dari kekuatan
hegemonik fasisme untuk mende-ligitimasi rezim fasis
 Masyarakat politik (political society) merupakan tempat berlangsungnya birokrasi
negara dan tempat munculnya praktek-praktek kekerasan negara. Birokrasi negara,
dalam pemahaman Gramsci diidentifikasikan sebagai pelayanan sipil, kesejahteraan
dan institusi pendidikan. Gramsci memakai istilah masyarakat politik untuk
menunjuk hubungan-hubungan koersif yang terwujud dalam berbagai lembaga
negara - angkatan bersenjata, polisi, lembaga hukum dan penjara, bersama dengan
semua departemen administrasi yang mengurusi pajak, keuangan, perdagangan,
industri, keamanan sosial, dan sebagainya. Gramsci menyatakan bahwa aktifitas
negara tidak hanya sekedar melakukan tindakan koersif, tetapi juga berperan dalam
membangun konsensus melalui pendidikan dan fungsi kelembagaan. Selanjutnya,
masyarakat sipil (civil society) menunjuk pada organisasi lain, selain negara, dan di
luar system produksi material dan ekonomi, yang didukung dan dilaksanakan oleh
orang atau komponen di luar system produksi dan negara. Komponen utama
masyarakat sipil didefinisikan sebagai sebuah institusi religious (Patria & Arief,
2015). Dalam suratnya tanggal 7 September 1931, Gramsci menunjukkan bahwa
masyarakat sipil mencakup apa yang disebut organisasiorganisasi swasta (private),
seperti gereja, serikat dagang, sekolah, dan sebagainya. Gramsci juga
menambahkan bahwa dalam masyarakat sipil lah kaum intelektual menjalankan
tugasnya secara khusus. Yang perlu digarisbawahi dari batasan konseptualisasi
tersebut adalah bahwa pemilahan antara masyarakat politik dan masyarakat sipil
tidak harus dipahami seolah-olah keduanya terpisah dalam batas-batas yang tegas.
Pada dasarnya keduanya terbentuk dari berbagai hubungan sosial, yang kemudian
menjelma menjadi berbagai organisasi, sehingga dimungkinkan terjadi tumpang
tindih. Gramsci kemudian juga memunculkan konsep baru mengenai negara, yaitu
konsep negara integral, atau negara yang diperluas. Negara integral merupakan
hasil perpaduan antara masyarakat politik (political society) yang menjadi sumber
koersi dalam masyarakat, dan masyarakat sipil (civil society) dimana kepemimpinan
hegemonik terbangun. Negara integral merupakan hegemoni yang diselubungi
 kekuasaan koersi. Berbeda dengan negara totaliter yang tidak memiliki unsur
sukarela, tetapi kaya dengan paksaan, negara integral masih menyediakan peluang
untuk menghasilkan persetujuan sukarela tanpa dipaksa. Konsep Gramsci tentang
negara integral menunjukkan bahwa kekuasaan tidak hanya terpusat pada negara.
Kekuasaan dipahami sebagai suatu hubungan, sehingga hubungan sosial
masyarakat sipil juga merupakan hubungan kekuasaan. Konsep Gramsci tentang
kekuasaan ini berbeda dengan dengan konsep marxisme klasik, termasuk Lenin,
yang melihat kekuasaan terpusat pada negara dan berada di bawah control penuh
kelas pemiliki kapital. Selanjutnya, Gramsci menyatakan bahwa di mana ada
kekuasaan, di sana muncul perlawanan terhadapnya. Dalam masyarakat kapitalis
yang sudah maju, dimana masyarakat sipilnya sudah berkembang, diperlukan
strategi yang berbeda untuk melawan kekuasaan dominan. Gramsci menyebut
strategi ini dengan istilah perang posisi (war position). Dalam perang posisi, kelas
pekerja harus membongkar system pertahanan yang mendukung hegemoni kelas
borjuis, dengan cara membangun aliansi dengan semua gerakan sosial yang sedang
berusaha mengubah relasi-relasi dalam masyarakat sipil. Kekuasaan hegemoni
kaum borjuis melalui organisasiorganisasi dalam masyarakat sipil harus terus
dilemahkan dengan menghimpun kekuatan balik di bawah pimpinan kelas pekerja.
Peran intelektual dalam masyarakat sipil dan dalam transisi menuju sosialisme,
adalah tema yang dibahas secara luas dalam catatan-catatannya di penjara. Ada
dua tema penting dari pandangan Gramsci tentang intelektual. Pertama, tentang
perlunya menghapus perbedaan antara kerja manual dan kerja intelektual yang
telah berlangsung lama di bawah kapitalisme, baik dalam proses produksi, dalam
masyarakat politik dan masyarakat sipil. Kedua, tentang hubungan antara
pengetahuan dan kekuasaan, atau tentang kekuasaan yang lahir dari monopoli
pengetahuan oleh kelas yang berkuasa, dan perlunya perubahan mendasar dalam
hubungan antara manusia dan pengetahuan dalam transisi menuju sosialisme.
Gramsci menolak pandangan tradisional yang menganggap bahwa intelektual hanya
terdiri dari ahli sastra, filosof dan seniman. Intelektual tidak dicirikan oleh aktifitas
berpikir yang dimiliki oleh semua orang, tetapi oleh fungsi yang mereka
 Kritik : gramsci mengajarkan budaya nonperlawanan untuk melakukan
perubahan sosial dan meninggalkan ortodoksme marxian. Teori Gramsci
menanggalkan analisis marxis dengan mempertimbangkan analisis kultur dan
politik dominan akan penguasaan dimensi ekonomi, bukan sebaliknya.
 WALTER BENJAMIN (1892 – 1940)
 Sorang Yahudi dan Marxis
 Kapitalisme bekerja pada bidang seni, dengan cara mereproduksi suatu karya
secara massa sehingga mengurangi nilai estetika dan esensi dari karya itu
sendiri dengan melibatkan kapitalisme teknologi reproduksi karya dan
berorientasi pada ekonomi.
 Mengkritik budaya kapitalisme dengan menawarkan konsep aura dan flaneur
i. Aura karya lenyap karena reproduksi karya yang hanya diproduksi
dengan tujuan ekonomi-kapitalis. Seniman terjebak pada instrumen
kapitalis = alienasi seni
ii. Flaneur : munculnya manusia tanpa jati diri yang mudah terombang-
ambing dan lenyap dalam industri kapitalisme.
Yahudi berbatasan Prancis
Untuk menafsirkan keadaan ekonomi negaranya (Marxis)
Untuk menafsirkan nilai-nilai kehidupannya ekonomi negara (Yahudi)
Barang yang diproduksi secara massal berkurang (seni) nilainya estetika dan
esensi.
Fleneur: Munculnya manusia tanpa jati diri
 THEODOR ADORNO (1903 – 1969) & MAX HORKHEIMER (1895 – 1973)
Masa pencerahan
Karena birokrasi adalah penghambat atau memudahkan ilmu pengetahuan.
Birokrasi: aturan dan penentuan benar atau salah
Pragmatisme: Segalanya harus bernilai ekonomi
Teknokrasi: Industri bertemu dengan negara
Perang ideologi:
Produksi kehilangan keautentikannya karena produksihanya untuk pasar.
Revolusi hijau: Presiden Soeharto (petani dilarang menanam kecuali bibit yang
dipilih negara).
 Kedua tokoh ini menghasilkan karya Dialectic of The Enlightenment
 Dalam karya tersebut mengupas cara kerja kapitalisme yang dibenturkan
dengan semangat pencerahan
 Pencerahan pada masa modern (masyarakat kapitalis) menemukan kebuntuan
akibat adanya birokrasi, pragmatisme, teknokrasi, dan perang ideologi.
 Industri budaya terbelenggu pada aspek keuntungan dan mengabaikan nilai-
nilai hakikat manusia.
 Produksi yang dihasilkan industri kapitalis menjadi kehilangan
keotentikannya, dan hanya memenuhi kebutuhan konsumen saja, sehingga
suatu produk/karya menghasilkan kegembiraan yang semu.
 Mereka menyadari, bahwa kebenaran filsafat (yang mengajarkan kebebasan)
tidak selalu merupakan kebenaran ilmah (bisa jadi memiliki sifat yang
eksploitatif), sehingga upaya untuk menyerang kapitalisme mereka
menawarkan konsep esensi dan penampakan (dunia semu) untuk analisis
komoditas masyarakat kapitalis. Yang sebenarnya hadir, tapi memiliki sifat
ilusi sehingga manusia terjebak pada kesadaran yang dipalsukan. Dalam
konteks ini kebenaran yang ada hanyalah fantasmogaria (kebenaran yang
dibelenggu oleh sistem dan budaya kapitalis)
 Kritik : Analisis ini memiliki sufat skeptis untuk membuka selubung cara
kerja kapitalisme, yang terkesan objektif dan rasional. Namun, di satu sisi,
keterbukaan ini menimbulkan frustasi dan sphoria (kebuntua)
 JURGEN HABERMAS (1929 - ) (centil, energik, masih positif thingking)
 Menawarkan alternatif pemikiran yang dihadapi oleh pendahuklungan (dari
Frankfurt School)
 3 pemikiran Habermas :
i. Ruang publik (diperlukan kehadiran masyarakat sipil untuk
membicarakan kepentingannya) Berbicara di depan orang (umum)
ii. Knowledge and human interest: pengetahuan pada ilmu pasti yang
cenderung menguasai alam tidak akan bisa digunakan untuk manusia
(karena dalam konteks politik dan kultur hanya akan menghasilkan
dimensi manusia yang terbatas menjadi intrumen atau alat belaka),
kepentingan praktis ilmu pengetahuan (manusia) seringkali
menggunakan argumentasi ilmu pasti (yang bebas nilai) sehingga
analisis tentang manusia juga bersifat bebas nilai (alih-alih ilmiah,
namun hal ini menutup struktur sosial, poliyil, budaya yang timpang)
sehingga ilmu tentang manusia hendaknya memiliki sifat kritis, dari
klaim bebas nilai, sehingga menstimuli daya imansipatif yang
rasional.
iii. Tindakan komunikatif : pentingnya komunikasi publik untuk menuju
perubahan yang emansipatif melalui media komunikasi yang rasional
dan efektif. Ini mengandaikan keterbukaan dan kesetaraan diantara
pelaku komunikasi. Rasional dan efektif = media massa
Contoh: penyiar dapat jadi pendengar
Radio ESS: Ada pensortir
 Kritik: Ruang publik, pengetahuan, dan media massa bisa dijadikan alat
kapitalis untuk membuat ilusi kesetaraan demi kepentingan kapitalis itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai