A. Latar Belakang
Salmonella merupakan bakteri gram negatif yang motil, aerob, dan tidak
dapat memfermentasi laktosa. Salmonella bersifat patogen pada manusia dan
hewan, dengan menyerang sistem pencernaannya. Keberadaan berbagai macam
spesies Salmonella dapat dideteksi dengan uji biokimiawi maupun analisis
antigen (Jawetz et al., 1991). Analisis antigen Salmonella yang dilihat dari
interaksinya dengan antibody serum tubuh dikenal sebagai reaksi Widal (Block,
1999). Reaksi widal ini berkaitan dengan reaksi antara antigen-antibodi atau biasa
disebut aglutinasi. Interaksi antigen-antibodi ini dibagi menjadi 3 yaitu interaksi
primer atau interaksi awal antigen dengan antibodi merupakan suatu kejadian
pengikatan molekul antigen dengan anntibodi. Interaksi sekunder merupakan alat
bantu untuk mengvisualisasikan reaksi misalnya presipitasi. Interaksi tersier
merupakan tanda-tanda biologik interaksi antigen-antibodi (Bellanti, 1993).
Antigen (Ag) adalah substansi yang apabila diperkenalkan kepada suatu
spesies asing dapat menimbulkan pembentukan antibodi (Ab) dan bereaksi secara
spesifik dengan antibodi tersebut. Umumnya antigen adalah protein, beberapa
merupakan polisakarida atau polipeptida. Suatu substansi harus dinilai “asing”
atau “non-self” oleh tubuh agar bekerja sebagai antigen karena pada umumnya
tubuh tidak membentuk Ab terhadap protein-proteinnya sendiri (Jawetz et al.,
1974).
Aglutinasi adalah teknik yang jauh lebih peka dari presipitasi, kadang-
kadang diinginkan mengubah sistem presipitasi ke sistem aglutinasi. Salah satu
cara yang dapat dilakukan yaitu dengan pengikatan kimiawi antigen terlarut
dengan partikel lembam yang menyebabkan partikel yang telah disensitisasi ini
beraglutinasi. Uji aglutinasi digunakan secara luas dalam diagnosis infeksi
bakteri. Prosedur yang biasa pada uji aglutinasi bakteri adalah melakukan titrasi
serum (antibodi) terhadap suspensi standar antigen (Block, 1999).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui penetapan titer
antibodi terhadap antigen Salmonella typhiii pada seseorang yang terserang
demam thypoid (tifus).
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah serum penderita
tifus, serum kontrol, dan antigen Salmonella typhii H.
Alat yang digunakan adalah spuit, tabung eppendorf, sentrifugator, object
glass, mikropipet, yellow tips, batang pengaduk, dan mikroskop.
B. Cara Kerja
A. Hasil
Gambar 3.3 Hasil Positif Serum 5 µl Gambar 3.4 Hasil Positif Serum 10 µl
Anggraini, S. & Sanatang, S., 2018. Gambaran Metode Widal Dan Pcr Dalam
Mendeteksi Salmonella Thypi Pada Serum Mahasiswa Prodi Analis
Kesehatan Dengan Riwayat Thypoid Di Stikes Mandala Waluya
Kendari. JURNAL MEDILAB, 2(02), pp. 1-8.
Bellanti, J. A., 1993. Imunologi III. Yogyakarta : UGM Press.
Block, J. G., 1999. Microbiology Principles and Exploration 4th Edition. USA:
Prentice Hall Inc.
Cruickshank, R. 1965. The Widal Test medical biology 11th ed. U.K: Murex Biotech
Limited.
Galan, J. E., 2016. Typhoid Toxin Provides A Window Into Typhoid Fever and The
Biology of Salmonella typhii. Proceedings of the National Academy of
Sciences, 113(23), pp. 6338-6344.
Hosoglu, S., Bosnak, V., Akalin, S., Geyik, M. F. & Ayaz, C., 2008. Evaluation of
False Negativity Of The Widal Test Among Culture Proven Typhoid Fever
Cases. J Infect Dev Ctries. 2(6), pp. 475-8.
Jawetz, E., Melnick, J. L. & Adelberg, E. A., 1974. Review of Medical Microbiology.
Canada: Lange Medical Publication.
Jawetz, E., Melnick, J. L. & Adelberg, E. A., 1991, Mikrobiologi untuk Profesi
Kesehatan (Review of Medical Microbiology), Edisi ke-16. Jakarta: EGC,
Penerbit Buku Kedokteran.
Khan, S., Miah, R. A., Haque, S. & Naheen, C. R., 2014. Comparison Of Results
Obtained By Widal Agglutination Test & Polymerase Chain Reaction
Among Clinically Suspected Typhoid Fever Cases. Bangladesh Journal of
Physiology and Pharmacology, 30(2), pp. 46-50.
Madhu, G. N., Shankarappa, S., Kadahalli, L. R. & Kuralayanapalya P. S., 2014. A
Comparative Clinical Study of Effi Cacy of Microimmuno Assay With
WIDAL-Test in Enteric Fever in Children. Journal of the Scientific Society
41. pp. 114-117.
Olopoenia, L.A., & King, A.L. 1999. Widal Aglutination Test – 100 Years Later :
Still Plaqued by Controversi. Washington: Howard University.
Pramitasari, O., 2013. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid pada
Penderita yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2(1), pp. 1-10.
Sudoyo, A. W., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Widyastuti, R., 2016. Hubungan Kadar Sgpt (Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase) Dengan Titer Widal Antigen O Salmonella Typhiii Pada
Penderita Demam Typhoid. The Journal Of Muhammadiyah Medical
Laboratory Technologist, 2(1), pp. 43-53.