Anda di halaman 1dari 9

Kegiatan Praktikum VIII

REGENERASI SIRIP IKAN NILEM (Osteochilus vittatus)

Hari : Senin
Tanggal : 12 November 2018

Nama : Hastya Tri Andini


NIM : B1A017081
Rombongan : IV
Kelompok :5
Asisten : Nur Hidayati

LABORATORIUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Tujuan

Tujuan praktikum regenerasi sirip ikan nilem (Osteochilus vittatus) adalah


membantu mahasiswa agar dapat menggambarkan proses regenerasi pada sirip ikan
nilem.

B. Manfaat

Manfaat praktikum regenerasi sirip ikan nilem (Osteochilus vittatus) adalah


mengetahui tipe regenerasi pada ikan nilem serta mengetahui tahapan
regenerasianya.

2
II. MATERI DAN PROSEDUR KERJA

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum regenerasi adalah millimeter


block, gunting, lup, akuarium, dan aerator.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum regenerasi adalah ikan
nilem, pelet pakan ikan, dan air sumur.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum regenerasi sirip ikan nilem
adalah:
1. Ikan nilem dipilih yang sehat, lalu diambil dari akuarium menggunakan seser.
2. Panjang keseluruhan sirip ikan diukur menggunakan milimeter block.
3. Sirip ikan dipotong dengan gunting pada bagian :
a. Kelompok 1 dipotong bagian sirip caudal atas
b. Kelompok 2 dipotong bagian sirip caudal bawah
c. Kelompok 3 dipotong bagian sirip pectoral kanan
d. Kelompok 4 dipotong bagian sirip pectoral kiri
e. Kelompok 5 dipotong bagian sirip abdominal kanan
4. Sirip yang tersisa dihitung baik potongan yang menempel di tubuh ataupun
yang terlepas dari tubuh.
5. Ikan dimasukkan kembali ke dalam akuarium dan dipelihara.
6. Diberi makan secukupnya setiap hari dan dibersihkan akuarium 3 hari sekali.
7. Pengukuran sirip ikan yang terpotong diamati selama 14 hari atau 2 minggu
yaitu pada minggu pertama dan kedua.
8. Perkembangan sirip ikan yang telah di potong, difoto dan di catat untuk
digunakan sebagai dasar pembuatan laporan.

3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1. Data Pengamatan Regenerasi Sirip Ikan Nilem (Osteochillus vittatus)
Panjang akhir sirip
Panjang
Kel/ (mm)
Ulangan Regenerasi sirip awal sirip
Romb Hari Hari Hari
(mm)
ke-0 ke-7 ke-14
1/I Sirip Pektoral Kanan 4 2 12 13/10
2/I Sirip Pektoral Kiri 17 4 4 9/12
3/I Sirip Abdominal Kanan 15 4 5 -
1
4/I Sirip Abdominal Kiri 18 12 11 -
5/I Sirip Cagak Atas 20 15 20 22

1/II Sirip Pektoral Kanan 19 4 7 15/8


2/II Sirip Pektoral Kiri 20 6 9 -
3/II Sirip Abdominal Kanan 14 6 8 8
2
4/II Sirip Abdominal Kiri 16 5 7 10
5/II Sirip Cagak Atas 25 17 19 19

1/III Sirip Pektoral Kanan 17 9 15 -


2/III Sirip Pektoral Kiri 20 10 18 18
3/III Sirip Abdominal Kanan 20 10 12 -
3
4/III Sirip Abdominal Kiri 19 6 11 13
5/III Sirip Cagak Atas 28 8 10 12

1/IV Sirip Pektoral Kanan 16 7 10 13/6


2/IV Sirip Pektoral Kiri 19 8 11 11/6
3/IV Sirip Abdominal Kanan 20 10 13 13/9
4
4/IV Sirip Abdominal Kiri 17 12 16 16/11
5/IV Sirip Cagak Atas 25 20 22 22/8

4
Gambar 3.1 Sirip Caudal Atas Hari Gambar 3.2 Sirip Caudal Atas Hari
Ke-0 Sebelum Dipotong Ke-0 Setelah Dipotong

Gambar 3.3 Sirip Caudal Atas Hari Gambar 3.3 Sirip Caudal Atas Hari
Ke-7 Setelah Dipotong Ke-8 Setelah Dipotong (mati)

5
B. Pembahasan
Kelompok 5 melakukan pengamatan pada regenerasi sirip caudal atas. Sirip
diukur kemudian dipotong dan diukur panjang sirip yang tersisa, kedua panjang
dicatat sebagai panjang awal dan panjang sisa sirip. Kemudian ikan dimasukkan ke
dalam akuarium untuk dipelihara dengan diberi pakan secukupnya setiap hari dan
dibersihkan akuariumnya tiga hari sekali. Perkembangan regenerasi pada hari ke-7
sirip caudal atas ikan terjadi regenerasi dari 20 menjadi 22 mm. Ikan mengalami
regenerasi sebesar 2 mm. Hal ini mengindikasikan regenerasi sirip ikan setiap 7
harinya antara 2-4 mm dengan adanya pertambahan bagian sirip ikan berwarna lebih
terang dari sirip ikan yang dipotong pada hari pertama pengamatan. Perkembangan
regenerasi pada hari ke 14 menjadi tetep 22 mm dikarenakan ikan mati pada hari ke-
8 pengamatan (Parichy, 2015).
Sirip caudal atau ekor memiliki peran yang besar dalam pergerakan ikan
diantaranya dapat menahan pergerakan ikan dengan membelokkan sirip ekor ke
samping, sebagai tenaga pendorong untuk pergerakan ke depan. membantu
mengarahkan renang ikan. Disamping itu, sirip ekor bersama dengan sirip punggung
berfungsi sebagai stabilisator untuk mencegah ikan berputar pada sumbu horizontal
pada saat berenang melintasi air. Bagian ekor juga merupakan alat keseimbangan
yang penting bagi ikan sehingga pertumbuhan sirip ekor tersebut didahulukan
daripada sirip yang lainnya (Solang & Lamondo, 2009).
Sirip caudal ikan yang kami amati mengalami pertumbuhan bentuk seperti
bentuk aslinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ochandio et al. (2015), bahwa pada
bagian sirip ikan yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan
histologis yang serupa dengan asalnya. Hal ini terjadi karena sirip yang dipotong
parsial atau benar-benar terluka mempunyai kemampuan untuk melengkapi
perbaikan diri melalui proses regenerasi epimorfik. proses ini melibatkan
penambahan sel mesenkimal baru untuk membentuk blastema yang diikuti oleh
diferensiasi sel tersebut menuju skleroblas, sintesis, dan deposisi matriks
ekstraseluler dan perbaikan morfologikal. Hal itu menunjukkan bahwa blastema pada
ikan dibentuk dari pre-existing mesenchymal sel yang berdediferensiasi, proliferasi
dan berdiferensiasi menjadi semua tipe sel yang dibutuhkan untuk menyusun
kembali jaringan yang diamputasi. Ketika sebagian dari sel blastema berdiferensiasi,
bentuk mereka seperti halnya perubahan karakteristik membran eksternal mereka
menurut posisi yang mereka duduki dalam memperbaharui sirip (Monroe et al.,

6
2015). Faktor yang mempengaruhi regenerasi pada ikan yaitu terdapat faktor internal
dan eksternal. Faktor eksternal seperti suhu, intensitas cahaya tertentu, kontaminan
lingkungan dan obat-obatan seperti amino propionitrile, penisilanin, indometasin,
deksaminaton, dan acidmay asetisalisiat yang mengganggu kapasitas regenerasi sirip.
(Radiopoetro, 1989). Sedangkan faktor internal adalah kegiatan kelenjar tiroid dan
hipofisis yang mengatur tingkat regenerasi, pakan dan genetik. Genetik merupakan
salah satu faktor yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan beregenerasi
terutama pada proses penyembuhan luka, apabila gen-gen terganggu maka proses
regenerasi terganggu (Utami, 2018).
Berdasarkan pengamatan terakhir yang dilakukan oleh kelompok 5
pertambahan sirip caudal yang kami amati adalah 2 mm, sama seperti pengamatan
pada hari ke-7 dari 20 mm menjadi 22 mm. Hal ini dikarenakan ikan yang kami
amati mati pada hari ke-8 pengamatan. Sirip kaudal ikan yang kami amati
teridentifikasi dalam fase pembentukan blastema dimana terdapat zona mesenkimal
yang ditandai dengan perbedaan warna pada bagian sirip yang baru tumbuh dengan
sirip lama tempat terjadinya luka. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasmussen &
Sagasti (2016) yang mengatakan dalam 12 jam pertama, sirip yang terluka diperbaiki
oleh migrasi sel epidermal secara cepat di atas permukaan pemotongan. Jaringan
mesenkimal berlokasi di sekitar bagian pemotongan yang mengalami diorganisasi
dan menampilkan tingkatkan perkembang biakan sel. Proses ini diikuti oleh
pembentukan blastema pada 24-36 jam pasca amputation (hpa). Blastema membuat
suatu zona pertumbuhan mesenkimal apikal yang dirawat dibawah luka kulit luar
selama masa perkembangan regeneratif, yang mengambil kira-kira 2 minggu.
Dengan pemanjangan perkembangan, sel blastema proksimal keluar dari daerah ini
dan mulai berdiferensiasi untuk memperbaiki struktur yang hilang dengan arah
proksomodistal.

7
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan


bahwa Proses regenerasi pada sirip ikan terdiri dari pembentukan blastemal,
dediferensiasi sel, proliferasi sel, dan rediferensiasi sel.Tahap pertama dari perbaikan
kerusakan sirip ikan adalah sel epidermis dari bagian luka menyebar diseluruh luka
dan menutupi permukaan luka, terbentuk tudung epidermis apikal, terjadi
dideferensiasi dan regenerasi blastema. Kemudian blastema menjadi flattened
dorsoventral, mengadakan dediferensiasi dan memperbaiki siripnya.

B. Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah pemberian pakan dan penyiponan air
harus dilakukan secara rajin dan teratur agar ikan tumbuh dengan baik, dapat diamati
perkembangan terhadap siripnya yang terpotong, dan yang terpenting agar ikan tidak
mati.

8
DAFTAR REFERENSI

Monroe, J. D., Rajadinakaran G. & Smith M. E., 2015. Sensory Hair Cell Death and
Regeneration in Fishes. Front. Cell. Neurosci, 9(131), pp. 1-18.

Ochandio, B. S., I. J. Bechara, P. P., Praise-Maltempi. 2015. Dexamethasone Action


on Caudal Fin Regeneration of carp Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758). Braz.
J. Biol., 75(2), pp. 442-450.
Parichy, D. M., 2015.Advancing Biology through a Deeper Understanding of
Zebrafish Ecology and Evolution, eLife, (4) 1, 1- 11.
Radiopoetro., 1989. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Rasmussen, J. P. & Sagasti, A., 2016. Learning to Swim, Again: Axon Regeneration
in Fish. Exp. Neurol., 2(22), pp. 318-330.
Solang, M. & Lamondo, D., 2009. Peningkatan Pertumbuhan dan Indeks
Kematangan Gonad Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) Melalui
Pemotongan Sirip Ekor. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 19(3), pp. 143-
149.

Utami, N., 2018. Zebrafish (Danio Rerio) Sebagai Hewan Model Diabetes Mellitus,
BioTrends, (9) 1, pp. 15-19.

Anda mungkin juga menyukai