Anda di halaman 1dari 3

PITYRIASIS ROSEA

a. Definisi
Pitiriasis rosea adalah erupsi kulit akut yang sembuh sendiri
dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan squama
halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesiyang lebih kecil di badan,
lengan, dan tungkai atas yang tersusun sesuai lipatan kulit dan
biasanya menyembuh dalam waktu 3-8 minggu.

b. Epidemiologi
Pitiriasis rosea didapati pada semua umur terutama antara 15-40
tahun, jarang pada usia kurang dari 2 tahun dan lebih dari 65 tahun.
Ratio perempuan dan laki-laki adalah 1,5:1.

c. Etiologi
Etiologi belum diketahui, tetapi berdasarkan gambaran klinis dan
epidemiologinya diduga infeksi sebagai penyebab. Berdasarkan bukti
ilmiah diduga pitiriasis rosea merupakan eksantema virus yang
berhubungan dengan reaktivasi Human Herpes Virus (HHV)-7 dan
HHV-6.
Erupsi menyerupai pitiriasis rosea dapat terjadi setelah
pemberian oba, missalnya bismut, arsenik, barbiturat,
metoksipromazin, katopril, kloridin, interferon, ketotifen, ergotamin,
metronidazol, inhibitor tirosin kinase; dan telah dilaporkan timbul
setelah pemberian agen biologic, misalnya adalimumab. Walaupun
beberapa erupsi obat dapat menyerupai pitiriasis rosea, tetapi tidak
ada bukti yang meyakinkan bahwa pitiriasis rosea dapat disebabkan
oleh obat.
Terdapat pula laoran erupsi meyerupai pitirisis rosea yang timbul
setelah vaksinasi difteri, cacar, pneumokokus, virus Hepatitis B, BCG,
dan virus influenza H1N1.

d. Gejala Klinis
Gejala konstitusi pada umumnya tidak terdapat oada sebagian
kecil pasien dapat terjadi gejala menyerupai flu, termasuk malaise,
nyeri kepala, nausea, hilang nafsu makan, demam, dan artralgia.
Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Pitiriasis berarti skiama
halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald patch), umumnya
di badan, soliter, berbentuk oval, dan anular, diameternya kira-kira 3
cm. ruam terdiri atas eritema dan skuama halus di pinggir. Lamanya
bberapa hari hingga beberapa minggu.

Gambar a. Herald Patch, b. Inverted Christmas Tree (phon natal


terbalik)

Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama,


memberikan gambaran yang khas, sama dengan lesi pertama hanya
lebih kecil, susunannya sejajar dengan kosta, sehingga menyerupai
pohon cemara terbalik. Lesi tersebut timbul serentak atau dalam
bebrapa hari. Tempat predileksi pada batang tubuh, lengan atas
bagian proksimal, dan tungkai atas, sehingga menyerupai pakaian
renang perempuan pada zaman dulu.
Kecuali bentuk lazim berupa eritroskuama, pitiriasis rosea dappat
juga berbentuk urtikaria, vesikel dan papul, yang lebih sering terdapat
pada anak-anak.
Lesi oral jarang terjadi. Dapat terjadi dengan enantema dengan
macula dan plak, hemoragi, bula pada lidah dan pipi, atau elsi mirip
ulkus aftosa. Lesi akan sembuh bersamaan dengan penyembuhan
lesi kulit.
e. Pengobatan
Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan
sedative, sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak asam
salisilat yang dibubuhi metntol 1/2- 1%.
Bila terdapat gejala menyerupai flu dan/ atau kelainan kulit luas,
dapat diberikan asiklovir 5x 800 mg per hari selama 1 minggu.
Pengobatan ini dapat mempercepat penyembuhan.
Pada kelainan kulit luas dapat diberikan terapi sinar UVB, UVB
dapat mempercepat penyembuhan karena menghambat fungsi sel
langerhans sebagai penyaji antigen. Pemeberian harus hati-hati
karena UVB meningkatkan resiko terjadinya hiperpigmentasi pasca
inflamasi.

f. Prognosis
Prognosis baik karena penyakit sembuh spontan, biasanya dalam
waktu 3-8 minggu. Beberapa kasus menetap sampai 3 bulan. Dpat
terjadi hipo atau hiperpigmentasi pasca inflamasi sementara yang
biasanya hilang tanpa bekas. Pitiriasis rosea jarang kambuh. Tetapi
dapat terjadi kekambuhan pada 2% kasus.

Sumber : Menaldi,S.L.S.W. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan


Kelamin. Ed ke-7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai