AYAT INDAH
“Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan;
Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela”
(Mazmur 84:11)
URAIAN PELAJARAN
1. Perjumpaan Musa dengan Allah adalah sebuah perjumpaan yang indah, agung, dan
menggembirakan. Hal inilah yang ingin diceritakan pada minggu Transfigurasi, yaitu
perjumpaan Musa dan Allah yang indah, dan menggembirakan. Betapa bersinarnya
wajah Musa ketika ia bertemu muka dengan muka dengan Allah. Beberapa kali Musa
bertemu dengan Tuhan tetapi Alkitab tidak memberi catatan bahwa wajahnya bersinar.
Namun pada bagian ini dikatakan setelah pertemuan dengan Tuhan, wajah Musa begitu
bercahaya (Keluaran 34:29-30). Keindahan wajah Musa yang bersinar adalah satu tanda
bahwa Tuhan berkenan kepada Musa.
2. Perjumpaan Musa dengan Allah adalah pengobat hati yang sedih. Sebab pada peristiwa
sebelumnya, yaitu peristiwa lembu emas (Kel. 32) bangsa Israel menolak untuk dipimpin
oleh Musa. Mengapa sangat menyakitkan bagi Musa? Karena penolakan bangsa Israel
kepada Musa, sama artinya penolakan kepada Tuhan yang memimpin hidup mereka.
Kesedihan itu sampai-sampai membuat Musa mendirikan kemah kecil tempat khusus dia
bersujud, berdoa, dan menangis kepada Tuhan. Tidak mengherankan kalau perjumpaan
Musa dengan Allah itu lebih dari sekadar perjumpaan biasa.
3. Wajah Musa yang bersinar membuat banyak orang takut, dan barangkali Musa juga
kebingungan ketika turun dari gunung, banyak orang menjadi lari ketakutan melihatnya.
Musa sempat tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya. Namun setelah menyadari
bahwa wajahnya memancarkan sinar kemuliaan Allah, Musa semakin merasakan lebih
nyata kasih, sukacita, kekuatan dari Tuhan. Sapaan Tuhan yang begitu dekat membuat
semangatnya membara. Ia tidak merasa takut karena ia berbeda dengan yang lain,
melainkan dengan cahaya kemuliaan Tuhan yang ia rasakan, ia memulai karyanya lagi
memimpin bangsa Israel dengan lebih bersemangat.
5. Dalam pelajaran kali ini, anak-anak diajak untuk merasakan kemuliaan Tuhan melalui
peristiwa sehari-hari. Tuhan telah menyapa anak-anak dengan begitu dekat, melalui
cinta kasih orang di sekeliling mereka. Ketika anak-anak berbuat yang baik kepada
sesama, sebenarnya mereka sudah memancarkan kemuliaan Tuhan. Pesan inilah yang
ingin disampaikan kepada anak dalam minggu Transfigurasi.
TATA IBADAH
1. Sapaan
GSM : “Adik-adik di pagi yang penuh semangat ini yuk kita sapa semuanya”
“Selamat pagi Tuhan yang kukasihi” (kedua tangan menengadah ke atas)
“Selamat pagi kakak GSM yang kukasihi” (kedua tangan ke depan)
“Selamat pagi teman-teman yang kukasihi” (kedua tangan seperti orang
mengatakan halo atau hai).
2. Pujian: KJ 242 “Muliakanlah Allah Bapa.”
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian: KJ 161 “Segala Kemuliaan.”
5. Penyampaian Firman.
6. Persembahan: Kidung Ceria 38 “Mari Bersyukur Semua.”
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Ku Kasihi Kau Dengan Kasih Tuhan.”
PENYAMPAIAN FIRMAN
A. KELAS PAUD
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
a. GSM dapat menceritakan kisah Minggu Transfigurasi melalui metode rolle play (Bermain
peran).
b. GSM mempersiapkan bahan-bahan seperti:
1. Jubah/kain yang dipakai Musa, berwarna putih.
2. Lampu senter yang cahayanya terang.
c. Seorang GSM berperan sebagai Musa, seorang lagi berperan sebagai Harun dan bangsa
Israel yang ketakutan dapat mengajak anak-anak ikut bermain peran, dan seorang lagi
sebagai narator.
GSM A : Pada suatu hari Harun dan orang-orang Israel berjalan berputar-putar. Sambil
(narator) bercerita satu dengan yang lain mereka menantikan kedatangan Musa. Mereka tidak
sabar menunggu Musa yang berada di Gunung Sinai untuk berbicara kepada Allah.
GMS B : Teman-teman, Bapak Musa kenapa lama sekali ya berbicara dengan Tuhan?
(Harun) Haduh, sudah nggak sabar nih. (Anak-anak Paud ikut berjalan di belakang Harun
yang sedang mondar-mandir)
GSM A : Beberapa saat kemudian, Musa turun dari Gunung Sinai dan berjalan
(narator) menghampiri Harun dan bangsa Israel. Harun dan Bangsa Israel begitu terkejut
dan ketakutan, karena wajah Musa begitu bersinar, tidak seperti biasanya.
(Pemeran Musa keluar, dan wajahnya disorot lampu senter dari balik kain atau
jubah yang dipakainya)
GSM B : Teman-teman, siapa dia? Apa itu Bapak Musa, atau siapa kok wajahnya bersinar?
(Harun) Aduh aku takut!
GSM C : Kenapa kalian ketakutan? Ini aku, Musa, yang baru saja bertemu dengan Tuhan.
(Musa
GSM B : Betulkah kamu Bapak Musa? Bapak maafkan kami. Kami terkejut, karena
(Harun) wajahmu begitu bersinar.
GSM A Musa pun mulai menyadari kalau wajahnya bersinar, karena ia telah bertemu
(narator) Tuhan yang Maha Mulia. Lalu ia memanggil Harun dan seluruh bangsa Israel
untuk mendengarkan apa yang diperintah Tuhan kepadanya.
GSM C : Mendekatlah kepadaku (Harun mengajak orang-orang Israel mendekat). Aku
(Musa) sudah berbicara kepada Tuhan. Ia menginginkan agar kita semua melakukan apa
yang diperintahkan-Nya.
Kita harus berbuat baik dan tidak membuat orang lain atau Tuhan sedih karena
tindakan yang tidak baik. Aku pun akan melakukan apa yang diperintahkan
Tuhan. Maukah kalian melakukan apa yang diperintahkan Tuhan?
GSM B : Aku mau Bapak Musa. Hei teman-teman, kalian mau tidak menjadi anak-anak
(Harun) yang baik seperti perintah Tuhan? Kita jawab bersama-sama ya, teman-teman:
Ya, saya mau menjadi anak-anak yang baik.
GSM C : Aku juga akan berbuat yang baik, sama seperti kalian. Kalau begitu akan kembali naik
(Musa) ke Gunung untuk bertemu dengan Allah lagi menyampaikan kabar sukacita ini.
GSM A : Musa pun kembali ke gunung untuk bertemu dengan Allah. Musa, Harun, dan
(narator) bangsa Israel telah berjanji mau berubah menjadi anak-anak Allah yang baik, yang
mengikuti perintah Tuhan. Inilah pesan Minggu Transfigurasi
b. Langkah Pembuatan:
1. Bahan kertas tersebut dibentuk sesuai dengan peruntukannya (Aktivitas 1).
2. ASM kelas PAUD tinggal menempel saja.
c. Makna Aktivitas
ASM mengingat salah satu kisah Musa, ketika ia bertemu dengan Tuhan. Setelah ia
menerima perintah Tuhan yang tertulis dalam dua loh batu, wajah Musa bercahaya
memancarkan sinar kemuliaan Tuhan. Ada sukacita berjumpa Tuhan.
B. KELAS KECIL
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
a. Kisah transfigurasi Musa dapat disampaikan melalui metode rolle play (bermain peran)
dan disarankan mengajak beberapa anak terlibat dalam metode ini bermain peran. Oleh
sebab itu membutuhkan persiapan untuk bermain peran.
b. GSM mempersiapkan bahan-bahan seperti:
1. Jubah/kain yang dipakai Musa, berwarna putih.
2. Lampu senter yang cahayanya terang.
c. Ajaklah ASM yang lain untuk membaca Kitab Keluaran 34:29-35 terlebih dahulu.
GSM A : Pada suatu hari Harun dan orang-orang Israel berjalan berputar-putar, sambil
(narator) mereka bercerita satu dengan yang lain. Mereka sudah tidak sabar menunggu
Musa yang sedang berbicara kepada Allah di puncak Gunung Sinai.
GMS B : Teman-teman, Bapak Musa kenapa lama sekali ya berbicara dengan Tuhan?
(Harun) Haduh, sudah nggak sabar nih. (Anak-anak mengikuti berjalan berputar-putar,
di belakang Harun)
b. Langkah Pembuatan:
1. Bahan-bahan kertas tersebut dibentuk sesuai dengan peruntukannya (Aktivitas 1).
2. GSM menyediakan kertas-kertas yang sudah dipotong sesuai bentuk (Aktivitas 1).
3. ASM kelas kecil diminta untuk membuat bentuk tubuh Musa, dengan menekuk ke
dalam kedua sisi gelas kertas, sehingga membentuk tubuh yang sesuai seperti yang
tertera pada gambar.
4. ASM menempelkan kertas-kertas yang sudah dipotong sesuai bentuk menggunakan
lem.
c. Makna Aktivitas
ASM mengingat salah satu kisah Musa, ketika ia bertemu dengan Tuhan. Setelah ia
menerima perintah Tuhan yang tertulis dalam dua loh batu, wajah Musa bercahaya
memancarkan sinar kemuliaan Tuhan. Sukacita berjumpa Tuhan.
C. KELAS BESAR
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Kesimpulan Cerita
Pembelajaran lain yang kita ambil bersama dari perspektif kelompok B adalah, bagaimana
kita melihat kemuliaan Tuhan di dalam diri sesama kita? Cara melihatnya adalah dengan
melihat kebaikan atau pertolongan yang orang lain berikan kepada kita. Kita dapat
merasakan kemuliaan Tuhan melalui peristiwa sehari-hari. Tuhan telah menyapa anak-anak-
Nya dengan begitu dekat, melalui cinta kasih orang di sekeliling mereka. Sebagaimana yang
dirasakan bangsa Israel ketika mereka disapa oleh Musa, dengan wajah yang bersinar.
Sesungguhnya bangsa Israel sedang merasakan sapaan Allah. Dan ketika anak-anak berbuat
yang baik kepada sesama, sebenarnya mereka sudah memancarkan kemuliaan Tuhan.
Bagaimanapun kebaikan itu pasti datang dari Tuhan. Pesan inilah yang ingin disampaikan
kepada anak dalam minggu Transfigurasi
2. Aktivitas
(Aktifitas Kelas Besar dilakukan bersamaan dengan Kreatifitas Penyampaian).
Gambar 1
Aktivitas 1
http://biblecraftsandactivities.com/crafts-ten-commandments/
Gambar 2
Aktivitas 2
http://truthsnitch.com/the-holy-bible-tiffsnotes/exodus/exodus-chapter-34/#sthash.vraW3NuJ.dpbs
NILAI KRISTIANI
Memberi yang terbaik untuk Tuhan.
AYAT INDAH
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
(Roma 11 :36)
URAIAN PELAJARAN:
1. Dalam bacaan ini dinyatakan suatu ketentuan yang harus dilakukan oleh umat Israel
ketika mereka telah memasuki tanah Kanaan, yaitu mempersembahkan hasil pertama
dari tanah yang diberikan Tuhan kepada mereka. Umat diharapkan memiliki rasa syukur
atas karunia yang Tuhan berikan.
2. Dalam bacaan ini umat Israel juga diingatkan bagaimana kehidupan mereka dulu ketika
hidup dalam perbudakan di Mesir. Saat itu mereka hidup sebagai bangsa asing dan
bagaimana Tuhan pada akhirnya telah melakukan pembebasan bagi mereka. Tuhan
menolong mereka dan membawa mereka ke negeri yang penuh berkat.
3. Sebagai orang Kristen, kita juga dapat memaknai bacaan ini sebagai sebuah pengakuan
bahwa Tuhan adalah penolong dan sumber kehidupan kita. Kita juga yakin bahwa Tuhan
mendengar seruan umat-Nya yang meminta pertolongan.
4. Bentuk syukur atas perbuatan Tuhan dalam kehidupan kita, dapat kita lakukan dengan
memberikan persembahan syukur kepada Tuhan. Persembahan kepada Tuhan diberikan
dengan penuh sukacita, tanpa paksaan dan sekadar sebuah kewajiban. Persembahan
syukur yang kita berikan adalah sebuah bentuk pengakuan atas pemeliharaan Tuhan
dalam hidup kita.
TATA IBADAH:
1. Sapaan
GSM : “Semangat pagi, anak-anak Tuhan.“
ASM : “Semangat pagi!”
GSM : “Siapa yang memberi berkat hari ini?”
ASM : “Tuhan yang memberi berkat.”
A. KELAS PAUD
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan:
“Anak-anak siapa yang hari ini membawa uang persembahan?” (tunggu respon ASM). “Siapa
yang tahu uang persembahan ini untuk apa?” (tunggu respon ASM). “Siapa yang tahu kenapa
kita memberikan persembahan?” (tunggu respon ASM).
Hari ini kita akan belajar tentang persembahan melalui cerita tentang seorang anak bernama
Andi. Yuk kita dengarkan bersama ceritanya.
Pada suatu hari di Minggu pagi, Andi sudah siap pergi bersama dengan orang tuanya ke gereja.
Sebelum pergi, ibu bekata kepada Andi, “Di, jangan lupa membawa Alkitab dan uang persembahan
yang sudah disiapkan, ya!”. Dengan semangat, Andi menjawab, ”Siap bu, sudah Andi bawa.” Ibu yang
mendengar jawaban Andi penuh semangat itu, tersenyum dan kemudian berkata, “Di, ini ibu juga
bawakan uang lima ribu rupiah untuk kamu seandainya kamu mau membeli roti di kantin gereja.”
Sesampainya di gereja, Andi dengan penuh sukacita mengikuti ibadah di Sekolah Minggu. Andi
bernyanyi, berdoa dan mendengarkan Firman Tuhan. Guru Sekolah Minggu menyampaikan sebuah
pengumuman bahwa anak-anak diharapkan bisa memberikan pesembahan khusus, selain pesembahan
Minggu. Persembahan itu akan diberikan kepada sebuah gereja yang terkena bencana banjir dan
rusak parah.
Andi yang membawa uang persembahan Minggu dan uang yang diberikan ibunya untuk membeli
roti di kantin gereja sempat terdiam sesaat. Ia berpikir apakah ia juga akan memberikan uang lima ribu
rupiah yang diberikan oleh ibunya untuk membeli roti itu atau ia hanya akan memberikan uang
pesembahannya. Akan tetapi, akhirnya Andi memutuskan untuk mempersembahkan semuanya.
Andi percaya bahwa semua berkat itu datangnya dari Tuhan. Andi juga percaya bahwa selama ini
ia sudah dibekati Tuhan dengan segala hal yang baik. Andi memasukkan seluruh uang yang ia bawa
dengan penuh sukacita.
Tuhan sudah memberkati kita dengan segala bekat dan kasih karunia. Oleh karenanya, orang
percaya atau anak-anak Tuhan didorong untuk selalu mengucap syukur. Cara kita besyukur,
salah satunya dengan memberikan pesembahan yang terbaik dengan penuh ucapan syukur.
b. Langkah Aktivitas:
1. Bagikan kepada masing-masing ASM sebuah amplop putih.
2. Mintalah ASM menghias amplop putih itu dengan menempelkan potongan-potongan
kertas origami.
3. Setelah selesai, masukkanlah uang pesembahan yang telah dipersiapkan dari rumah
ke dalam amplop yang telah dihias. Kemudian masukan persembahan tersebut ke
dalam kantong persembahan pada saat persembahan.
c. Makna aktivitas
ASM dapat memahami bahwa persembahan adalah bentuk ucapan syukur kepada Tuhan
atas berkat-Nya. Selain itu ASM belajar bahwa persembahan harus diberikan dengan
penuh sukacita dan yang terbaik.
B. KELAS KECIL
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan:
“Anak-anak siapa yang hari ini membawa uang persembahan?” (tunggu respon ASM). “Siapa
yang tahu uang persembahan ini untuk apa?” (tunggu respon ASM). “Siapa yang tahu kenapa
kita memberikan persembahan?” (tunggu respon ASM).
Hari ini kita akan belajar tentang persembahan melalui cerita tentang tiga orang anak
bernama Andi, Ivan dan Edo. Yuk kita dengarkan bersama ceritanya.
Pada suatu hari di Minggu pagi, Andi sudah siap pergi bersama dengan orang tuanya ke gereja. Sebelum
pergi, ibu bekata kepada Andi, “Di, jangan lupa membawa Alkitab dan uang persembahan yang
sudah disiapkan, ya!”. Dengan semangat, Andi menjawab, ”Siap bu, sudah Andi bawa.” Ibu yang
Sesampainya di gereja, Andi berjumpa dengan teman-temanya Ivan dan Edo. “Hai, Andi,” sapa
Ivan. “Hari ini di Sekolah Minggu pasti ramai ya. Hmm…kira-kira kakak-kakak Sekolah Minggu akan
bercerita tentang apa ya? Aku jadi penasaran nih,” kata Ivan. “Iya, aku juga penasaran. ‘Kan
Minggu lalu ceritanya seru tentang Musa yang wajahnya bersinar (GSM bisa mengingatkan materi
cerita Minggu yang lalu),” ujar Edo. “Iya nanti kita simak bersama-sama ceritanya apa ya dari
kakak-kakak Sekolah Minggu,” kata Andi menimpali.
“Edo, Andi di kantin gereja tadi aku lihat ada yang jual es krim, enak lho sepertinya. Bagaimana kalau
nanti pulang Sekolah Minggu kita beli es krim bersama-sama? Kalian bawa uang jajan tidak?” tanya
Ivan. “Hmm…tadi pagi sih ibu kasih aku uang sepuluh ribu rupiah. Ok deh kita jajan es krim ya! Kalau
kamu bawa uang tidak, Di?” tanya Edo. “Ya jelas bawa dong. Tadi pagi ibu kasih aku uang lima ribu
rupiah. Kata ibu uangnya untuk beli roti. Hmm…tapi tidak apa-apa deh, kita beli es krim saja setelah
pulang Sekolah Minggu.” “Setuju ya semuanya?” tanya Ivan dengan penuh semangat. “Setuju!”
Edo dan Andi menjawab bersamaan.
Lalu pada pagi itu dengan penuh sukacita Andi, Ivan dan Edo mengikuti ibadah di Sekolah Minggu.
Mereka bernyanyi, berdoa dan mendengarkan Firman Tuhan. Setelah mendengarkan Firman Tuhan,
waktunya memberikan persembahan. Kakak Sekolah Minggu menyampaikan sebuah pengumuman
bahwa anak-anak diharapkan bisa memberikan pesembahan khusus, selain pesembahan Minggu.
Persembahan khusus itu akan diberikan kepada sebuah gereja yang terkena bencana banjir dan
rusak parah.
Andi yang membawa uang persembahan Minggu dan uang yang diberikan ibunya untuk membeli
roti di kantin gereja sempat terdiam sesaat. Ia berpikir apakah ia juga akan memberikan uang lima
ribu rupiah yang diberikan oleh ibunya untuk membeli roti itu atau ia hanya akan memberikan uang
pesembahannya. Akan tetapi, akhirnya Andi memutuskan untuk mempersembahkan semuanya.
Andi percaya bahwa semua berkat itu datangnya dari Tuhan. Andi juga percaya bahwa selama ini
ia sudah dibekati Tuhan dengan segala hal yang baik. Andi memasukkan seluruh uang yang ia
bawa dengan penuh sukacita.
Pulang dari Sekolah Minggu, di halaman gereja, Andi berkata kepada teman-temannya. “Ivan,
Edo, maaf ya aku sudah tidak punya uang lagi, sebab uang lima ribu rupiah yang mau kubelikan
es krim sudah kupersembahkan untuk membantu gereja yang terkena bencana banjir dan rusak
parah itu,” kata Andi. Edo lalu menyahut, “Teman-teman, uangku juga sudah habis. Tadi aku juga
memasukkan uang sepuluh ribu rupiah itu ke dalam kantong persembahan khusus, seperti Andi.”
“Aku juga demikian teman-teman. Semua uangku sudah kumasukkan ke dalam kantong
persembahan khusus,” ujar Ivan. “Ya sudahlah tidak apa-apa, lain kali kita masih bisa beli es krim
di kantin gereja. Gereja itu lebih membutuhkan persembahan untuk memperbaiki gerejanya.
Yang penting kita bersama-sama memberikan persembahan dengan penuh sukacita. Setuju,
teman-teman?” tanya Andi. “Setuju!” Edo dan Ivan kompak menjawab.
Tuhan sudah memberkati kita dengan segala bekat dan kasih karunia. Oleh karenanya, orang
percaya atau anak-anak Tuhan didorong untuk selalu mengucap syukur. Cara kita besyukur,
salah satunya dengan memberikan pesembahan yang terbaik dengan penuh ucapan syukur.
b. Langkah Pembuatan:
1. Berikan kepada masing-masing ASM dua buah kertas.
2. Mintalah agar dari kertas tersebut dibentuk menjad dua buah lingkaran dengan
menggunakan jangka.
3. Salah satu lingkaran dibagi menjadi enam kotak (Aktivitas 1).
4. Minta kepada ASM agar menggambar dan menuliskan berkat-berkat Tuhan apa yang
selama ini diingatnya ke dalam enam kotak yang sudah tersedia. Misal: rumah, orang
tua, makanan, sekolah, teman-teman, dsb.
5. Pada lingkaran lainnya tuliskan “Saya Berterima Kasih Untuk” dan gambarkan daerah
di sekeliling kertas yang masih kosong (Aktivitas 1). Serta gunting pada salah satu
bagian menjadi segitiga sesuai dengan ukuran segitiga pada lingkaran lainnya.
6. Kedua kertas yang sudah jadi ditumpuk menjadi satu, yang mana pada tengah kertas
diberi bolongan dan dimasukkan kawat atau paku kertas, agar kertas dapat diputar
(Aktivitas 2).
c. Makna Aktivitas:
ASM dapat mengingat setiap berkat Tuhan yang telah mereka terima, serta memahami bahwa
persembahan adalah bentuk ucapan syukur kepada Tuhan atas berkat-Nya. Selain itu ASM
belajar bahwa persembahan harus diberikan dengan penuh sukacita dan yang terbaik.
C. KELAS BESAR
1. Kreatifitas Penyampaian
Pembukaan:
“Anak-anak siapa yang hari ini membawa uang persembahan?” (tunggu respon ASM). “Siapa
yang tahu uang persembahan ini untuk apa?” (tunggu respon ASM). “Siapa yang tahu kenapa
kita memberikan persembahan?” (tunggu respon ASM).
Salah satu keluarga petani baru saja mendapatkan kabar gembira bahwa sapi kepunyaan mereka
melahirkan dua anak sapi kembar. Kemudian bapak petani berkata kepada ibu petani: “Bu, mari
kita beri satu anak sapi kita yang baru lahir itu untuk Tuhan. Kita persembahkan satu anak sapi
kita ke hadapan Tuhan.”
Keesokan harinya ketika bapak petani melihat kembali ke kandang sapi, dia menemukan bahwa
salah satu anak sapi yang baru lahir itu mati. Dia lalu berteriak, “Bu…bu…anak sapi punya Tuhan
sudah mati… anak sapi punya Tuhan baru saja mati pagi ini …” (dengan sedihn pak Petani berteriak
dari kandang).
Ibu petani yang mendengar pak petani itu berteriak lalu menghampiri kandang dan menemukan
bahwa salah satu anak sapi mereka memang telah mati. “Pak, kok bapak bisa bilang bahwa yang
mati itu adalah anak sapi yang mau kita persembahkan untuk Tuhan? Kan kita belum menentukan
anak sapi yang mana yang mau kita persembahkan untuk Tuhan?” Lalu pak petani pun menjawab,
“Iya bu, kita memang belum menentukan anak sapi yang mana yang mau kita persembahkan
untuk Tuhan kemarin. Tetapi hari ini sewaktu aku melihat ada anak sapi kita yang mati, ya itulah
kutetapkan bahwa yang mati itu adalah anak sapi yang mau kita persembahkan untuk Tuhan.”
Kesimpulan Pelajaran:
Tuhan sudah memberkati kita dengan segala bekat dan kasih karunia. Oleh karenanya, orang
percaya atau anak-anak Tuhan didorong untuk selalu mengucap syukur. Cara kita besyukur,
salah satunya dengan memberikan pesembahan yang terbaik dengan penuh ucapan syukur.
2. Aktivitas:
(sama dengan KELAS KECIL)
Aktivitas 1
“Pola Roda Ucapan Terima Kasih”
BERTERIMA
KASIH
UNTUK
RUMAH
KU
Aktivitas 2
“Hasil Jadi Roda Ucapan Terima Kasih”
https://www.orientaltrading.com/color-your-own-i-am-thankful-for-wheels-a2-13604481.fltr
ABRAM
NILAI KRISTIANI:
Bersabar menunggu segala sesuatu dan percaya janji Tuhan itu pasti.
AYAT INDAH:
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan
dan bertekunlah dalam doa!”
(Roma 12:12)
URAIAN PELAJARAN:
1. Minggu ini kita memasuki Minggu Pra-Paskah kedua. Pada Minggu Pra-Paskah kedua ini,
kita berada pada masa pertumbuhan iman. Kadang kita merasa Tuhan sangat jauh dan
seakan-akan tidak peduli. Hal itu disebabkan karena kita kurang memahami apa yang
dibutuhkan oleh iman kita supaya dapat bertumbuh.
2. Hal pertama yang menjadi dasar dalam pertumbuhan jiwa adalah percaya. Percaya
adalah sikap mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. Pada
Minggu Pra-Paskah kedua ini kita diajak untuk percaya akan janji Tuhan. Percaya akan
janji Tuhan dapat kita jalani dengan cara bersabar.
3. Bersabar merupakan sikap yang tenang (tidak tergesa-gesa dan tidak lekas putus asa)
dalam menghadapi persoalan. Bersabar akan membuat kita untuk terus berharap tanpa
putus asa. Dengan bersabar, kita telah membuktikan percaya kita kepada Tuhan, karena
kita tidak akan banyak memaksakan keinginan kita dalam menunggu atau mananti segala
sesuatu (termasuk apa yang kita harapkan). Dengan demikian, kita telah menyatakan
percaya kita kepada Tuhan yang telah menyediakan janji kepada semua umat-Nya.
4. Pada Minggu Pra Paskah kedua ini, kita belajar dari salah seorang tokoh Alkitab yang
sangat sabar, yaitu Abram. Dalam segala persoalan hidupnya Abram mampu
membuktikan percayanya kepada Tuhan dengan bersabar. Abram yang awalnya putus
asa karena tidak punya keturunan, namun karena percaya kepada Tuhan dan bersedia
melakukan perintah-Nya, maka Abram memiliki pengharapan kembali.
A. KELAS PAUD
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
GSM : Anak-anak, bapak/ibu punya cerita, sudah siap mendengarkan cerita belum?
ASM : (merespon)
GSM : Pada suatu hari, di sebuah kota, hiduplah seorang bapak, bernama Abram. Bapak Abram
adalah seorang yang sangat percaya kepada Tuhan. Ia selalu melakukan perintah
Tuhan.
Bapak Abram memiliki istri bernama Sarai. Bapak Abram dan Ibu Sarai belum memiliki
anak. Bapak Abram dan Ibu Sarai sudah menunggu lama sekali, tetapi Bapak Abram dan
Ibu Sarai tetap belum mendapat anak. Itu membuat Bapak Abram dan Ibu Sarai merasa
sedih.
Suatu hari, Tuhan memanggil Bapak Abram, kata-Nya
Tuhan : Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu, upahmu akan sangat besar.
Abram : Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Kau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal
dengan tidak mempunyai anak. Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan.
Tuhan : Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapt menghitungnya.
Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.
GSM : Setelah mendengar Tuhan berkata demikian, Bapak Abram menjadi percaya kepada
Tuhan. Hatinya sangat senang. Lalu Tuhan berkata lagi kepada Abram
Tuhan : Akulah Tuhan, aku akan memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.
Abram : Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?
Tuhan : Ambillah seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga
tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak
burung merpati.
GSM : Perintah Tuhan itu dilakukan oleh Bapak Abram, karena Bapak Abram sangat percaya
kepada Tuhan.
Tuhan : Aku memberikan negeri ini kepada keturunanmu, mulai dari sungai Mesir sampai ke
sungai yang besar itu, sungai Efrat.
GSM : Hari itu, Tuhan berjanji kepada Bapak Abram bahwa Bapak Abram akan mendapat
keturunan dari Tuhan. Bapak Abram menerima janji Tuhan itu karena Bapak Abram
sangat sabar dalam menjalankan perintah Tuhan. Ia tidak pernah marah kepada Tuhan
karena belum mendapat keturunan. Ia selalu percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan pasti
akan memberkatinya.
Anak-anak, Tuhan akan memberkati semua orang yang percaya kepada Tuhan. Anak-anak
semua percaya kepada Tuhan?
ASM : (merespon)
GSM : Anak-anak yang percaya kepada Tuhan juga harus selalu melakukan perintah Tuhan:
mengasihi, tidak pernah marah, dan bersabar seperti Bapak Abram. Pasti Tuhan akan
memberkati anak-anak yang selalu sabar dan percaya kepada Tuhan.
ASM diajarkan untuk percaya kepada Tuhan dan bersabar dalam segala hal seperti
Abram. Dengan demikian Tuhan akan memberkati dan akan memberikan janji-Nya kepada
manusia.
b. Langkah Aktivitas
Potongan kertas kecil-kecil ditempel pada gambar bentuk bintang
c. Makna Aktivitas
Mengingatkan ASM untuk selalu percaya kepada Tuhan dengan cara bersabar dalam
segala sesuatu, seperti Abram yang bersabar dalam menanti janji Tuhan ketika melihat
bintang di langit.
B. KELAS KECIL
1. Kreativitas Penyampaian
(Sama seperti kelas PAUD)
b. Langkah Pembuatan:
Mewarnai gambar yang telah disediakan.
c. Makna Aktivitas:
Mengingatkan ASM untuk selalu percaya kepada Tuhan dengan cara bersabar dalam
segala sesuatu seperti Abram yang bersabar menerima janji Tuhan.
GSM : Mari kita membaca Kitab suci dari Kejadian 15:1-12, 17-18 (mintalah ASM membaca
secara bergantian).
ASM : (Membaca Alkitab)
GSM : Bapak/Ibu Guru mau bertanya apa yang membuat Bapak Abram bersedih?
(tunggu respon ASM). Jawaban: Abram bersedih karena tidak mempunyai anak.
Pada waktu itu tidak mempunyai anak adalah semacam aib, atau tanda kalau keluarga tidak
diberkati. Pandangan itu tidak sama dengan masa sekarang. Abram merasa sedih karean
dia merasa tidak diberkati, dan garis keturunannya akan sirna. Selain itu secara pergaulan dia
juga malu tidak mempunyai keturunan yang akan mewarisi semua kekayaannya. Karena
tidak ada ada waris kemungkinan dia juga tidak ada yang merawat pada saat dia renta
nanti. Dan harta kekayaan akan menjadi rebutan banyak orang. Tentu hal itu sangat tidak
menyenangkan. Bagi Abram memiliki keturunan adalah sangat diharapkan dan dirindukan.
Sekarang Bapak dan Ibu Guru mau punya pertanyaan lagi. Apa yang di perbuat Tuhan
bagi Abram?
(tunggu respon ASM). Jawaban: Tuhan memberkati dan memberi janji keturunan Abram
akan banyak sekali
Namun tak kunjung juga anak pemberian Tuhan itu diberikan kepada keluarga Abram.
Lama sekali Abram menantikan sampai tua, namun Tuhan juga belum memberi. Tetapi
Abram tetap percaya pada Tuhan dan tidak meninggalkan Tuhan. Dia sangat percaya.
Walau istrinya, ibu Sarai tidak sabar dan meminta Abram mencari istri baru. Tetapi Abram
tetap percaya Tuhan akan memberkati.
Apakah Bapa Abram mendapatkan keturunan?
(tunggu jawaban ASM). Jawaban: Bapa Abram mendapat keturunan.
Anak-anak, Bapa Abram akhirnya mendapat keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar.
Apa pelajaran yang bisa kita pelajari dari peristiwa Bapa Abram?
(tunggu respon ASM). Catatan: tanggapi setiap pendapat dengan baik.
ASM diajarkan untuk percaya kepada Tuhan dan bersabar dalam segala hal seperti Abram.
Dengan demikian Tuhan akan memberkati dan akan memberikan janji-Nya kepada manusia.
b. Langkah Aktivitas:
1. Gambar bentuk bintang yang besar pada kertas buffalo/asturo dengan spidol atau
pensil (Aktivitas 1). Jika menggunakan kertas asturo, kertas dapat dibagi menjadi
enam bagian.
2. Gunting gambar berbentuk bintang itu dengan gunting (atau bisa juga GSM sudah
menggambarkan bintang di kertas buffalo/asturo terlebih dahulu, supaya gambar
bintang yang dibuat sama besar, kemudian ASM tinggal menggunting).
3. Tulis di tengah-tengah kertas berbentuk bintang dengan tulisan: “Aku Percaya,
Maka Aku Sabar.“
4. Tulis daftar kesabaran pada ujung kertas bintang tersebut.
Contoh:
• Mengerjakan perintah orang tua.
• Mengerjakan tugas dari bapak/ibu guru.
• Menunggu teman datang.
• Menahan marah.
• Menahan untuk tidak mudah menangis.
5. Beri hiasan pada bintang itu dengan payet atau hiasan lainnya.
c. Makna Aktivitas
ASM dapat memahami bahwa bersabar itu adalah hal yang harus dilakukan sebagai tanda
percaya kepada Tuhan
Aktivitas 1
Bintang
Aktivitas 2
Gambar Abram Melihat Bintang di Langit
NILAI KRISTIANI:
Mengerti bahwa rancangan Tuhan itu baik dan berusaha
untuk melakukan yang baik.
AYAT INDAH:
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka”
(Pengkhotbah 3:11a)
URAIAN PELAJARAN
1. Minggu ini kita memasuki Minggu Pra Paskah III. Pada Minggu Pra Paskah III kita belajar
untuk mengerti rancangan Tuhan itu baik. Terkadang kita merasa bahwa apa yang kita
lakukan itu sudah yang paling baik, namun pada kenyataannya kita belum bisa mendapat
hasil yang baik.
3. Contoh yang paling nyata, ketika orang menciptakan plastik. Dulu dirancang untuk
mempermudah kehidupan manusia, namun sekarang rancangan manusia yang sudah
menjadi kenyataan itu menjadi bahaya bagi kelangsungan hidup bersama. Sampah
plastik menjadi tidak terkendali dan mencemari setiap sisi kehidupan kita.
4. Dari bacaan kita diajarkan untuk mengerti rancangan Tuhan. Tuhan tidak pernah memberikan
hal buruk kepada umat-Nya, melainkan sebaliknya Tuhan selalu memberikan hal yang
baik kepada umat-Nya. Itu semua karena rancangan Tuhan itu baik.
5. Pada bacaan di Minggu Pra Paskah III ini mengingatkan kita bahwa rancangan manusia
berbeda dengan rancangan Tuhan, jalan manusia berbeda dengan jalan Tuhan. Kita bisa
merancang semua yang baik menurut kita, tetapi belum tentu baik menurut Tuhan. Kita
bisa menjalani hal yang baik menurut kita, tetapi belum tentu menurut Tuhan.
6. Oleh sebab itu, pada Minggu ini kita diingatkan untuk selalu setia pada rancangan Tuhan,
karena segala sesuatu yang dialami oleh manusia itu adalah rancangan Tuhan. Walaupun
harus mengalami kesusahan sekalipun, tapi rancangan Tuhan akan indah pada waktunya.
A. KELAS PAUD
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Kesimpulan Cerita:
ASM diajarkan untuk memahami bahwa semua yang ia alami itu adalah rancangan Tuhan. Di
saat sakit sekalipun, ASM diajarkan untuk memahami bahwa Tuhan punya rancangan yang
indah bagi ASM dan ASM dapat melakukan perbuatan yang baik untuk memuliakan Tuhan.
b. Langkah Aktivitas
1. ASM menyusun potongan gambar tangan Tuhan.
2. Jika sudah tersusun dengan benar, ASM menempelkan potongan demi potongan di
kertas HVS yang telah disediakan
c. Makna Aktivitas
ASM diajak untuk selalu mengingat bahwa rancangan Tuhan pasti indah dan baik bagi
ciptaan-Nya.
B. KELAS KECIL
1. Kreativitas Penyampaian
(Sama dengan Kelas PAUD)
c. Makna Aktivitas
ASM diajak berjanji untuk setia dan percaya pada rancangan Tuhan yang pasti indah bagi
setiap ciptaan-Nya.
C. KELAS BESAR
1. Kreativitas Penyampaian.
Pembukaan
“Anak yang Suka Mencontek Tidak Akan Mendapat Hasil yang Baik”
Kesimpulan Cerita:
ASM diajarkan untuk memahami bahwa rancangan Tuhan itu baik dan berguna dalam hidup
sehari-hari.
b. Langkah Aktivitas
1. Gunting gambar anak kecil, matahari, awan, hujan/petir, batu, hati dll.
2. Gambarlah jalan berliku pada kertas gambar.
3. Tempel gambar anak kecil pada salah satu ujung gambar jalan dan gambar hati ujung
yang lain.
4. Tempel gambar matahari, awan, hujan/petir, batu, dll pada sepanjang gambar jalan.
5. Berilah tulisan: “Aku Mau Setia Pada Rancangan Tuhan.”
c. Makna Aktivitas
ASM dapat memahami bahwa dengan setia pada rancangan Tuhan akan mendapatkan
sukacita, karena rancangan Tuhan itu indah.
Aktivitas 1
AYAT INDAH
“Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia
bagi semua orang yang berseru kepada-Mu”
(Mazmur 86: 5)
URAIAN PELAJARAN:
1. Perumpamaan ini disampaikan Yesus setelah para ahli Taurat dan orang Farisi
bersungut-sungut karena Yesus menerima para pemungut cukai dan orang berdosa
untuk mendengarkan pengajaran-Nya.
2. Diceritakan dalam perumpamaan bahwa si anak bungsu meminta bagian harta miliknya
kepada sang ayah, dan kemudian ia pergi ke luar negeri. Menurut Hukum Yahudi, seorang
ayah dapat membagikan hartanya melalui surat wasiat ketika ia masih hidup, namun
pelaksanaannya harus dilakukan setelah ia meninggal. Bisa juga melakukan pemberian
harta ketika ia masih hidup dengan konsekuensi bahwa anak-anak yang mengambil hak
sebelum waktunya akan dikenakan denda.
3. Dengan meminta harta bagian, si anak bungsu memutuskan diri dari ikatan keluarga,
meninggalkan rumah, ayah dan kakaknya. Terlihat bahwa kecil sekali harapan bagi anak
ini untuk kembali pulang ke rumah ayahnya.
4. Dengan meninggalkan ayahnya dan berangkat ke negeri yang jauh, si anak bungsu
sebetulnya telah berdosa. Sedangkan kakaknya menunjukkan ketaatan dan pengabdian
kepada ayahnya dengan tetap tinggal bersama-sama di rumah.
5. Pada akhirnya anak bungsunya menyesal dan kembali ke rumah. Banyak pendapat yang
menganggap bahwa penyesalan si bungsu ini bukan karena ia sungguh-sungguh
menyesal atas perbuatannya, melainkan karena ia kehabisan uang dan kelaparan di luar
negeri.
6. Namun seolah tidak peduli dengan alasan apa yang membuat si anak kembali, cara sang
bapak menyambut kehadiran si bungsu yang kembali sungguh mengharukan. Ketika si
7. Tindakan sang ayah yang berlari menjemput anaknya bisa juga diartikan untuk
melindungi anaknya dari amukan warga kampung yang pastinya menganggap anak ini
tidak pantas lagi untuk kembali ke rumah ayahnya. Tetapi sang ayah tak pernah
memutuskan relasi dengan anak, meskipun jelas secara hukum anak bungsu itu sudah
memutuskan hubungan dengan keluarga.
8. Perumpamaan ini ingin menceritakan gambaran Allah yang senantiasa menunggu setiap
anak-Nya untuk bertobat dan kembali ke rumah-Nya. Keselamatan dalam iman Kristen
tidak hanya ditentukan oleh ketaatan pada peraturan saja, tapi bagaimana kita bersikap
dengan sesama kita. Keselamatan itu juga tergantung bagaimana kita bisa menerima
sesama kita, khususnya yang berdosa. Keselamatan bukan hanya urusan pribadi dengan
Allah, tapi juga berkaitan dengan hubungan yang harmonis antara manusia dengan
sesamanya. Pertobatan bukan hanya penerimaan kembali orang yang berdosa kepada
Allah, tetapi juga penerimaan oleh kelompoknya.
9. Pada pembelajaran kali ini anak diajak untuk menjaga hubungan yang baik dan rukun
dengan teman maupun saudaranya. Seperti seorang ayah yang mengampuni perbuatan
anak bungsunya, anak juga diajak untuk mengampuni teman yang melakukan kesalahan
kepadanya. Setelah mengampuni mereka diminta untuk menjaga hubungan yang baik
dengan teman maupun saudaranya.
.
TATA IBADAH
1. Sapaan
GSM : “Adik-adik di pagi yang penuh semangat ini yuk kita sapa semuanya.”
“Selamat pagi Tuhan yang kukasihi” (kedua tangan menengadah ke atas)
“Selamat pagi kakak GSM yang kukasihi” (kedua tangan ke depan)
“Selamat pagi teman-teman yang kukasihi” (kedua tangan seperti orang
mengatakan halo atau hai)
2. Pujian: “Aku Diberkati Sepanjang Hidupku Diberkati.”
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian: “Mengasihi Lebih Sungguh.”
5. Penyampaian Firman.
6. Persembahan: Kidung Ceria 38 “Mari Bersyukur Semua.”
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Ku Kasihi Kau Dengan Kasih Tuhan.”
A. KELAS PAUD
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Kisah perumpamaan anak yang hilang dapat disampaikan kepada ASM menggunakan
metode wayang yang telah disiapkan melalui alat peraga (Alat Peraga 1).
GSM menyiapkan wayang dengan karakter tokoh perumpamaan anak yang hilang (Alat
Peraga 1). Pada saat bercerita sebagai narator, GSM menggerak-gerakan wayang sesuai
dengan adegan yang sedang berlangsung.
Narator : Ada seorang ayah mempunyai 2 anak, yaitu anak sulung dan anak bungsu
(mengeluarkan alat peraga tiga tokoh). Suatu hari, tiba-tiba anak Bungsu
meminta harta yang menjadi haknya kepada ayahnya.
Anak Bungsu : Pak, aku mau minta uang.
Narator : Lalu ayahnya memberikan harta itu kepada anak bungsu. Beberapa hari
kemudian, anak bungsu itu menjual hartanya dan mendapatkan banyak uang.
Anak Bungsu : Aku akan menjual barang-barang yang dibelikan bapakku. Hahahaha. Kalau aku
punya uang banyak, aku bisa membeli apa saja.
Narator : Lalu anak bungsu itu pergi ke negeri yang jauh. Anak bungsu itu memboroskan
uangnya dengan hidup berfoya-foya. Lama kelamaan uang anak bungsu pun
habis dan ia mulai kebingungan. Dan negeri itu mengalami bencana kelaparan.
Anak Bungsu : Aduh, aku lapar.... Tetapi aku tidak punya uang sekarang. Semua uang dari
bapakku sudah habis! Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Narator : Lalu anak bungsu itu pergi mencari kerja dan menjaga babi di ladang. Karena
sangat lapar, anak bungsu itu pun juga ingin makan makanan babi tetapi tidak
ada sisa. Lalu anak bungsu menjadi sadar dan ingat betapa enak seandainya ia
tidak pergi meninggalkan rumah, ia akan hidup dengan berlimpah-limpah. Anak
bungsu itu pun pergi pulang dan ingin menjadi orang upahan ayahnya.
Anak Bungsu : Sekarang aku sedih teringat bapakku. Aku sudah berbuat yang tidak baik kepada
bapak. Aku mau pulang, dan meminta maaf kepadanya.
Narator : Ketika anak bungsu itu masih jauh, ayahnya telah melihatnya dan merasa
kasihan. Sang ayah berlari mendapatkan anak bungsu itu lalu memberikan
pakaian, cincin dan sepatu terbaik.
Narator : Anak bungsu telah kembali pulang dan mereka semuanya bersukaria.
Kesimpulan Cerita:
ASM belajar dari sosok Bapak yang senantiasa mengasihi dan memaafkan anaknya, sekalipun
si anak bungsu sudah berlaku tidak taat dan membuat hati bapaknya sedih. Sikap si anak
yang tidak taat, menjadi pembelajaran bagi anak-anak, dan tidak boleh menjadi contoh untuk
dilakukan. ASM juga diajak untuk mendoakan teman atau saudara yang membuat hati
mereka sedih.
e. Langkah Pembuatan:
1. Anak-anak cukup menempelkan lem di bagian kertas yang telah dibuat pola karakter
tokoh pada batang kayu kecil.
2. Menunggu hingga kering.
B. KELAS KECIL
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Pokok Pelajaran:
Kesimpulan Cerita:
Dari perumpamaan ini kita belajar untuk menjaga hubungan yang baik dan rukun dengan
teman maupun saudara. Seperti seorang ayah yang mengampuni perbuatan anak bungsunya,
anak-anak juga diajak untuk mengampuni teman yang melakukan kesalahan kepadanya.
Setelah mengampuni anak-anak harus menjaga hubungan yang baik dengan teman maupun
saudaranya. Yang terpenting dari pembelajaran ini, ASM diajak untuk mendoakan mereka
yang melakukan kesalahan kepada mereka.
b. Langkah Pembuatan:
1. Anak-anak diminta untuk menggunting kertas dengan pola tokoh-tokoh dalam
perumpamaan.
2. Anak-anak diminta untuk menempelkan lem di bagian kertas yang telah berbentuk
pola karakter tokoh ke batang kayu kecil.
C. KELAS BESAR
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
a. Mintalah mereka membagi diri ke dalam kelompok kecil, dimana satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang anggota.
b. Ajaklah ASM untuk membaca Lukas 15: 1-3, 11b-32.
c. Setelah membaca Alkitab, ajaklah mereka untuk menonton video tentang perumpamaan
anak yang hilang, pada link video berikut https://www.youtube.com/watch?v=6SNr5zJFngg
Kesimpulan Cerita:
Dari perumpamaan ini kita belajar untuk menjaga hubungan yang baik dan rukun dengan
teman maupun saudara. Seperti seorang ayah yang mengampuni perbuatan anak bungsunya,
anak-anak juga diajak untuk mengampuni teman yang melakukan kesalahan kepadanya.
Setelah mengampuni anak-anak harus menjaga hubungan yang baik dengan teman maupun
saudaranya. Yang terpenting dari pembelajaran ini, ASM diajak untuk mendoakan mereka
yang melakukan kesalahan kepada mereka.
2. Aktivitas
Aktivitas pada kelompok ini berupa diskusi kelompok bersama dengan teman-teman
sebaya, serta melaporkannya dalam Pleno.