Anda di halaman 1dari 2

Shallom,

Bapak ibu dan teman-teman, renungan Gereja menyapa malam hari ini diambilkan dari Titus 2:11-15.
11
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
12
Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan
supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
13
dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan
kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
14
yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
15
Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu.
Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.

Budi kecil marah besar pada ayahnya karena dilarang bermain layang-layang di pinggir rel
kereta bersama teman-temannya. Budi kesal, seolah-olah ayahnya tak mau tahu kesenangannya.
Sampai suatu hari, Budi nekat melanggar larangan ayahnya.

Ketika Budi sedang asik bermain layang-layang, tiba-tiba saja melintas sebuah kereta listrik
berkecepatan tinggi. Budi yang sedang berdiri ditengah rel kereta tidak bisa menghindar lagi, dia
hanya bisa memejamkan matanya. Tetapi tiba-tiba ia merasakan ada yang meraih tubuhnya
dengan cepat. Saat Budi membuka matanya, kereta itu sudah berlalu. Tetapi Budi melihat ada
sesosok tubuh yang bersimbah darah, terbujur kaku di tepi rel kereta. Dialah ayah Budi. Ayah
Budi telah menyelamatkan nyawa Budi dan Budi hanya bisa menangis menyesali semuanya.

Bapak ibu dan teman-teman, seberapa sering kita seperti Budi? Kita marah, ngambek, dan protes
ketika Allah tidak mengijinkan kita melakukan sesuatu yang kita sukai. Kadang kita merasa
Tuhan tidak peduli sama kita, Dia tidak mengabulkan permintaan kita. Mungkin selama ini kita
mengira kalau Tuhan berbuat seperti itu tanpa alasan yang jelas. Sama seperti Budi yang mengira
ayahnya tidak punya alasan yang jelas dengan melarangnya bermain layang-layang di pinggir rel
kereta. Padahal, ayahnya punya alasan yang jelas, Ayahnya sangat mengasihi Budi, karena itu ia
tidak mau kalau Budi mendapat celaka.

Demikian pula dengan Allah, Dia punya alasan yang sangat jelas, yaitu kita. Dia sangat
mengasihi kita, Dia rela melakukan apapun juga, bahkan sampai menyerahkan nyawa-Nya untuk
menebus dosa kita (Yohanes 3:16).

Jadi, jika Allah melarang kita melakukan hal-hal yang nantinya akan menjerumuskan kita kepada
hal-hal yang buruk, jangan berburuk sangka dulu, Tuhan melakukan itu semua just because of
you, the reason is you. Ambil waktu sejenak untuk berdiam diri, berdoa, supaya kita tidak salah
sangka dan selalu hidup seturut kehendak-Nya. Amin.

Mari kita Berdoa,

Tuhan Yesus yang baik kami mengucap syukur atas berkat dan penyertaan Tuhan dalam hidup
kami. Mampukan kami untuk dapat mengerti setiap maksud Tuhan dalam hidup kami.
Terimakasih Tuhan Yesus, di Dalam Nama Tuhan Yesus kami berdoa dan mengucapsyukur.
Amin.

Terimakasih. Tuhan memberkati

Anda mungkin juga menyukai