Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERKEMBANGAN BAKAT, SOSIAL, DAN

BAHASA PESERTA DIDIK

Makalah Didisusun Untuk Memeuhi Tugas Mata Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pegampu : Budi Utami, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

DIAH AYU SAPUTRI

K3317022

Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2018
KATA PEGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pegasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehairat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya sehigga saya dapat meyelesaikan makalah Ilmu Sains
dalam Al-Qur’an tanpa halangan suatu apapun.

Makalah ini saya susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas dari ibu
Budi Utami, S.Pd., M.Pd. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih pada seluruh
pihak yang membantu dalam meyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu saya menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kekuranganan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya memohon
kritik dan saran demi kemajuan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun


inspirasi bagi para pembaca.

Surakarta, 5 Mei 2018

Diah Ayu Saputri

ii
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1

C. TUJUAN ...................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. PERTUMBUHAN BAKAT......................................................................... 3

B. PERKEMBANGAN SOSIAL ..................................................................... 6

C. PERTUMBUHAN BAHASA ...................................................................... 9

BAB III ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................. 13

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 13

B. SARAN ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Setiap individu merupakan sistem yang hidup dan terbuka. Hal ini berarti
bahwa individu mengalami kemajuan, perubahan, bersifat dinamis, dan tidak
statis. Dengan demikian, setiap individu mengalami proses yang disebut
perkembangan. Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya
(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progressif dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah). (Syamsu Yusuf, 2009: 15).
Setiap individu yang normal mengalami fase-fase perkembangan. Fase
perkembangan dapat diartikan sebagai tahapan rentang perjalanan hidup
individu yang diwarnai ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu. Fase
perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap. Urutan perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut, Bayi–Balita–Anak– Remaja–Dewasa–Tua.
Perkembangan sosial, perkembangan bahasa dan bakat setiap individu
tidaklah sama. Perkembangan aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain dan seluruh perkembangan tersebut bersifat dinamis. Semua aspek
dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik (Nana Syaodih,
2007: 1. 20). Dalam makalah ini akan dibahas perkembangan sosial, bakat-
bakat, serta perkembangan bahasa yang dimiliki setiap individu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pegertian perkembangan bakat dan hal-hal yang terkait dengan
bakat?
2. Apa yang dimaksud perkembangan sosial dan apasaja hal-hal yang
menyangkut perkembangan sosial?

1
3. Apa yang dimaksud perkembangan bahasa dan apasaja hal-hal yang
menyangkut perkembangan bahasa?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian bakat dan hal-hal yang terkait dengan bakat.
2. Mengetahui pengertian pertumbuhan sosial dan hal-hal yang terkait
dengan pertumbuhan sosial.
3. Mengetahui pengertian pertumbuhan bahasa dan hal-hal yang terkait
dengan pertumbuhan bahasa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERTUMBUHAN BAKAT
1. Pengertian Bakat
Bakat merupakan suatu potensi atau kemampuan khusus dan lebih
dominan yang dimiliki seseorang, yang dapat berkembang melalui proses
pelatihan dan pendidikan intensif. Dengan proses ini, bakat akan menjadi
sebuah kemampuan dan kecakapan nyata. (Marthalita, 2010).
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi
yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan
berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang
berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain
yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan
tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat,
latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi
dengan baik.
Dari beberapa para ahli maka dapat disimpulkan bakat adalah
merupakan suatu mencapai prestasi belajar memiliki dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi belajar sampai ke tingkat tertentu (Fadillah, 2016)
Bakat siswa dapat dipengaruhi 2 faktor yaitu: faktor Internal (minat,
motivasi, keberanian atau beresiko, keuletan dalam menghadapi tantangan,
dan egigihan dalam mengatasi kesulitan yang timbul). Sedangkan faktor
eksternal (kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan
prasarana, ukungan dan dorongan orang tua dan keluarga, dan lingkungan
tempat tinggal). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bakat siswa
masih bersifat potensial dan masih dipengaruhi faktor internal dan faktor
eksternal, sehingga dalam perwujudnya masih sangat memerlukan
pembinaan sistematis dan maksimal. (Fadillah, 2016)
2. Dimensi-Dimensi Bakat

3
Guilford berpendapat bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi pokok,
yaitu:
1. Dimensi perceptual
Dimensi perceptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi,
dan ini meliputi faktor-faktor antara lain:
 Kepekaan indera,
 Perhatian,
 Orientasi ruang,
 Orientasi waktu,
 Luasnya daerah persepsi, dan
 Kecepatan persepsi, dan sebagainya.
2. Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup enam faktor, yaitu:
 Faktor kekuatan,
 Faktor implus,
 Faktor kecepatan gerak,
 Faktor ketelitian/ketepatan, yang terdiri atas dua macam, yaitu
faktor kecepatan statis yang menitik beratkan pada posisi dan
faktor ketepatan dinamis, yang menitik beratkan pada gerakan.
 Faktor koordinasi, dan
 Faktor keluwesan
Bakat sering dikaitkan dengan orang yang memiliki kemampuan
tertentu. Di mana kemampuan yang demiliki merupakan kemampuan
yang paling unggul dibandingkan dengan kemampuan lainnya,
sehingga kita sering mendengar si A berbakat dalam bidang suara.
Artinya orang tersebut memilki kemampuan yang lebih dalam
mengolah suara (vokal).
Kaitannya dengan bakat, kemampuan pun merupakan unsur
penting dalam pengembangan bakat. kemampuan seseorang harus
diserasikan dengan pengalamannya dalam belajar. Apabila seorang
anak sudah serasi antara kemampuan dan pengalaman belajarnya,

4
maka ia akan mencapai peningkatan kemampuan intelektua yang
secara subtansian sanga bermakna.
Dalam kaitanya dengan keberbakatan, pemerintah memiliki
perhatian penuh terhadap keberbakatan yang tertuang dalam UU,
yaitu:
 Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5, ayat 4)
 Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya ( pasal 12, ayat 1b) (Sunarto. 2008)
3. Hubungan Bakat Dan Prestasi
Dengan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi dalam
bidang tertentu, tetapi diperlukan latihan, pengalaman, pengetahuan dan
dorongan atau kesempatan untuk pengembangannya. (Asmara, Andik.
Haryanto. 2015)
4. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat.
Ø Anak itu sendiri
Ø Lingkungan anak
Ø Pendidikan anak berbakat Indonesia.
(Yusuf Ln, Syamsul 2009)
5. Upaya Pengembangan Bakat Remaja Dan Implikasinya Dalam
Bidang Pendidikan
Bagaimana kita dapat mengenal dan mengidentifikasi para remaja
yang mempunyai bakat khusus? Bagaimana karakteristik atau ciri- cirri
mereka? Alat- alat apa yang dapat digunakan untuk mengetahui bakat-
bakat khusus mereka? Semua informasi ini diperlukan sebelum dilakukan
upaya pengembangan bakat-bakat khusus remaja.
Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa
yang ingin ia lakukan dan apa yang ia mampu lakukan. Makin banyak
mendengar tentang macam- macam kemungkinan, baik dalam bidang

5
pendidikan maupun dalam pekerjaan, dapat membuatnya ragu- ragu
mengenai apa yang sebetulnya paling cocok baginya. Dengan pengenalan
bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu
untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk
dapat mencapai tujuan- tujuanya. (Yuliantini, Tine. 2013)

B. PERKEMBANGAN SOSIAL
1. Pengertian Perkembangan Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan
manusia lainnya dalam masyarakat. Proses sosialisasi dan interaksi sosial
dimulai sejak lahir dan berlangsung terus hingga dewasa atau tua.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas hingga
tingkat yang luas dan kompleks. Semakin dewasa dan bertambah umur,
tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi sangat luas dan
kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja
memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi
untuk berpartisipasi dan berkontribusi memajukan kehidupan masyarakat.
(Yusuf Ln, Syamsul 2009)
2. Karakter Perkembangan Sosial Remaja
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, remaja mulai
memperhatikan berbagai nilai dan memahami norma pergaulan dalam
kelompok remaja, anak-anak, dewasa, orang tua yang berbeda dengan
norma yang berlaku dikeluarganya. Kehidupan sosial pada jenjang usia
remaja ditandai oleh menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
(Istiqomah, Nurul. et, al. 2016)
Erik Erickson menyatakan perkembangan pada usia remaja adalah masa
menemukan jati diri dan memilih kawan akrab. Sering anak menemukan
jati dirinya sesuai dengan situasi kehidupan yang mereka alami.Penemuan
jati diri seseorang didorong oleh pengaruh sosiokultural.Sedangkan
Signmund Freud memandang bahwa kehidupan social remaja didorong
oleh dan berorientasi pada kepentingan seksualnya.Pergaulan remaja
banyak didominasi dalam bentuk kelompok yang penetapan pilihannya

6
didasari oleh berbagai pertimbangan seperti moral, ekonomi, minat, dan
kesamaan bakat serta kemampuan.Disini masalah yang umum dihadapi
adalah factor penyesuaian diri dari remaja. (Yusuf Ln, Syamsul 2009)
Nilai positif pergaulan secara kelompok dalam perkembangan social
remaja adalah tiap-tiap remaja belajar berorganisasi, memilih pemimpin,
mematuhi peraturan kelompok, menumbuhkan rasa solidaritas serta
semangat persatuan dan keutuhan. Nilai negative pergaulan secara
kelompok dalam perkembangan social remaja adalah dalam hal-hal
tertentu ada tindakan yang kurang mengindahkan nilai dan norma social
serta tidak memperdulikan obyektifitas kebenaran.
Dalam hal hubungan social remaja yang lebih khusus, mengarah pada
pemilihan pacar dan pasangan hidup dengan mempertimbangkan factor
agama dan suku bangsa. Pertimbangan ini bukan saja menjadi kepentingan
masing-masing individu tetapi juga menyakngkut kepentingan keluarga
dan kelompok masyarakat yang lebih besar, sehingga dapat menjadi
masalah yang rumit jika tidak diimbangi dengan tindakan intelektual yang
tepat dan pengendalian emosional.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
1. Faktor keluarga: Keluarga merupakan lingkungan pertama yang
memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak,
termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan
keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak.
2. Kematangan: Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis.
Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial, member dan
menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan emosional,
disamping tu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
3. Status sosial ekonomi: Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh
kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan
masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak
yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
utuh dalam keluarga anak itu, “ia anak siapa”. Secara tidak langsung

7
dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan
memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
4. Pendidikan: Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang
terarah. Hakekat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang
normatif, akan memberi warna kehidupan sosial anak di dalam
masyarakat dan luas harus diartikan bahwa perkembangan anak
dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.
Penanaman norma perilaku yang bernar secara sengaja diberikan
kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).
5. Kapasitas mental (emosi dan intelijensi) : Kemampuan berpikir banyak
mempengaruhi banyak hal
(Istiqomah, Nurul. et, al. 2016)
4. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial para remaja dapat memikirkan preihal
dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang
sering mengarah ke penilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya
dengan orang lain. Hasil penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui
orang lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan
atau merahasiakanya. Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi
lingkungan sering tidak sepenuhnya diterima, karena lingkungan tidak
senantiasa sejalan dengan konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu
kemungkinan bentuk tingkah laku sehari- hari.
(Istiqomah, Nurul. et, al. 2016)
5. Upaya Pengembangan Hubugan Sosial Remaja dan Implikasinya
dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Remaja dalam masa mencari dan ingin menentukan jati dirinya
memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknya. Ia
(mereka)belum memahami benar tentang norma- norma sosial yang
berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Keduanya dapat menimbulkan
hubungan sosial yang kurang serasi, karena ia ( mereka) sukar untuk
menerimanormasesuai dengan kondisi dalam kelompok atau masyarakat.

8
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan utnuk
memberikan rangsangan kepada mereka kea rah perilaku yang bermanfaat
dan dapat diterima khalayak. Kelompok olah raga koperasi, kesenian dan
semacamnya di bawah asuhan para pendidik di sekolah atau para tokoh
masyarakat di dalam kehidupan mayarakat paerlu banya dibentuk. Khusus
di dalam sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial , bakti karya,
dan kelompok- kelompok belajar di bawah asuhan para guru pembimbing
kegiatan ini hendaknya dikembangkan.

C. PERTUMBUHAN BAHASA
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang
digunakan oleh seseorang dalampergaulannya atau hubungannya dengan
orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa menjadi efektif sejak orang individu memerlukan berkomunikasi
dengan olrang lain. (Sunarto. 2008)
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang
berarti faktor intelek/ kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang
dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang
serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai
berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang
kompleks. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukanoleh anak
berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah. Jadi, perkembangan
bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi,
baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan
tanda- tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini
diartikan sebagai upaya seorang untuk dapat memahami dan dipahami
orang lain. (Rusniah. 2017)
2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja
telah banyak belajar dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan khususnya

9
pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang
dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa
ibu.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat
dan sekolah dalam perkembangan berbahasa, akan menyebabkan
perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan
oleh pemilihan dan penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat
sosial keluarganya. Akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa,
sembarangan, dengan istilah- istilah yang “ kasar”. Masyarakat terdidik
yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, akan menggunakan
istilah- istilah lebih efektif, dan umumnya anak- anak remajanya juga
berbahasa secara lebih baik. (Rusniah. 2017)
3. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh sebab itu,
perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor- faktor itu
adalah:
a. Umur anak
Menusia bertambah umur semakin matang pertumbuhan fisiknya,
bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhanya,
b. Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil
yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di
lingkungan perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan.
Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan
daerah- daerah terpencil dan di kelompok sosial yang lain.
c. Kecerdesan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan
mengenal tanda- tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik.
d. Status Sosial Ekonomi Keluarga

10
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu
menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak- anak
dan angota keluarganya.
e. Kondisi Fisik
Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang
yang cacat yang terganggu kemampuanya untuk berkomunikasi
seperti bisu, tuli, gagap atau organ suara tidak sempurna akan
mengganggu perkembangan berkomunikasi dan tentu saja akan
mengganggu perkembanganya dalam berbahasa.
(Sunarto. 2008)
4. Pengaruh Kemampuan Bahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh
satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap
kemampuan berbahasa dan sebaliknya, kemampuan berbahasa
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang yang rendah
kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun
kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya
berkomunikasi. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir
menjadi tidak tepat benar, ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini
diakibatkan kekurangmampuann dalam bahasa. (Rusniah. 2017)
5. Upaya Pengembangan Hubugan bahasa dan Implikasinya dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa- siswa yang bervariasi
bahasanya, baik kemampuanaya maupun polanya. Menghadapi hal ini
guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa
denga memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian
secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada
bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan
membentuk pola bahasa masing- masing. Dalam penggunaan model ini
guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk

11
diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan
bahasa seperti buku- buku, surat kabar, majalah, dan lain- lain hendaknya
disediakan di sekolah maupun di rumah. (Sunarto. 2008)

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hubungan sosial remaja terutama yang berkaitan dengan proses
penyesuaian diri berpengaruh terhadap tingkah laku, sehingga dikenal
beberapa pola tingkah laku, seperti remaja keras, remaja yang mengisolasi
diri, remaja yang bersifat egois. Bakat adalah suatu mencapai prestasi belajar
memiliki dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi belajar sampai ke
tingkat tertentu. Sedangka, bahasa merupakan sesuatu yang memegang
peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan bahasa
dipengaruhi oleh dalam factor, diantara lain adalah usia anak, kondisi
keluarga, kecerdasan, status social keluarga dan kondisi fisik anak terutama
dari kesehatannya.

B. SARAN
Untuk mewujudkan remaja Indonesia agar berpikir lebih tinggi dan cepat
dalam bertindak, terutama dalam menghadapi masalah diperlukan tuntunan
agar perkembangan bakat,sosial, dan bahasa yang baik. Untuk itu dari
berbagai pihak diperlukan dukungan yang baik demi pelaksanaanya
perkembangan bakat,sosial, dan bahasa sesuai target.

13
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Andik. Haryanto. 2015. Pengembangan Tes Minat Dan Bakat Dengan
Metode Jaringan Syaraf Tiruan (Jst) Untuk Memprediksi Potensi Siswa
Bidang Robotika. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 5, Nomor 3
Fadillah, Ahmad. 2016. Analisis Minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika. Vol.
1 No. 2.
Istiqomah, Nurul. et, al. 2016. Peningkatan Perkembangan Sosial dan Emosional
Melalui Kegiatan Outbound pada Anak Kelompok B di TK Asy-Syafa'ah
Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. Urnal Edukasi Unej, III (2)
Marthalita, Putriana. E,tc. 2010. Pengukuran Bakat Berdasarkan Faktor-Faktor
Yang Membentuk Bakat Pada Pekerja Dengan Menggunakan Structural
Equation Modeling. FMIPA-ITS
Rusniah. 2017. Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini
Melalui Penggunaan Metode Bercerita Pada Kelompok A Di Tk
Malahayati Neuhen Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Edukasi. Halaman
: 114 S.D 130
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan
Ketiga. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Dan
Penerbit Remaja Rosdakarya.
Sunarto, Dr. H Dan Dra. Ny. B. Agung Hartono, 2008. Perkembangan Peserta
Didik. Rineka Cipta: Jakarta.
Yuliantini, Tine. 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosi (Eq) Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akparnas-Unas Jakarta.
Jurnal Mix. Volume Iii, No. 1.
Yusuf Ln, Syamsul 2009. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung:
Pt Remaja Rosdakarya

14

Anda mungkin juga menyukai