LP Waham
LP Waham
WAHAM
OLEH
(13C10983)
STIKES BALI
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Skizofrenia
a. Pengertian
fungsi otak dan melibatkan banyak sekali faktor. Faktor – faktor itu meliputi
perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak dan faktor
persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan prilaku sosialnya(Yosep, 2011.
Hal. 211).
utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses
b. Penyebab
lain:
1) Faktor genetik
2) Virus
3) Auto antibody
4) Malnutrisi
1) Gejala positif :
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak
sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak
biasa pada tubuhnya. Gejala yang biasanya timbul yaitu klien merasakan ada
suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati,
2) Gejala negatif
energi dan minat dalam hidup yang membuat kalian menjadi orang yang
mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan.
Penderita skizofrenia tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun
gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini
d. Jenis-jenis skizofrenia
kemunduran kemauan.
5) Episode skizoprenia akut adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan
a. Pengertian
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya,
penalaran. Aspek proses berpikir dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran,
arus pikiran, dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran nonverbal
maupun pada isi pikiran verbal diantaranya adalah waham. Berbagai macam faktor yang
mempengaruhi proses pikir itu seperti, faktor somatik (gangguan otak, kelelahan). Faktor
psikologi (gangguan emosi, psiko, faktor sosial, kegaduhan dan keadaan sosial yang lain)
yang sangat mempengaruhi pertahanan dan konsentrasi individu. Aspek proses pikir
yaitu: bentuk pikir, arus pikir dan isi pikir ditambah dengan pertimbangan.
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah komputer yang dapat
mengontrol dunia) atau bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin (misal FBI
mengikuti saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya.
Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang
spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya
penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya
(keliat,1999. di kutip oleh Deden Darmawan, Rusdi, Cetakan I : 2013 Edisi I : 2013).
Waham merupakan berbagai kehilangan dapat terjadi pada pascabencana, baik kehilangan
harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan menyebabkan stres bagi
mereka yang mengalaminya. Jika stres ini berkepanjangan dapat memicu masalah
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal(stuart dan sundeen, 1998) waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat di ubah secara logis oleh orang
lain keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol(Depkes RI,
2000).
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
Waham yaitu keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh/kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang budaya,selalu
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal(Stuart dan Sundeen,
1998).
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tinkat intlektual dan latar belakang
Waham juga dapt muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka
khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-ide, pikiran yang tidak
sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau bukti bukti yang ada.
b. Rentang Respon Neurobiologis
rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif menurut (Stuart) dapat dijelaskan
sebagai berikut :
pikir/delusi/waham
tidak biasa
Dari rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon
secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada
perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan
pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan dia
1) Etiologi
isi pikir: waham adalah ketidak mampuan untuk mempercayai orang lain, panik,
menekan rasa takut, stress yang berat yang mengancam ego yang lemah,
teori yaitu:
a) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : Waham kebesaran dapat dibagi
suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan
kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
(b) Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus
ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa
dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas
perkembangan dewasanya.
hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima
psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang
pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang
b) Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2013) faktor presipitasi dari perubahan isi pikir: waham
kebesaran yaitu:
(1) Biologis
menanggapi rangsangan.
gangguan prilaku.
seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau
Adapun jenis-jenis waham menurut Keliat(2013) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu
a) Waham Agama: keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan diucapkan
b) Waham Kebesaran: klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuatan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
c) Waham somatik : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu dan
terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
d) Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin
bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan atau mencederai
e) Waham nihilistik: klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal,
f) Waham bizar
1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam
pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara
3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
3) Fase Waham
Menurut Yosep(2013) proses terjadinya waham terdiri dari beberapa fase yaitu :
fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya
Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini.
Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span
history).
self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi linkunga tersebut.
Padahal self reality jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh,
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
sinilah mulai terjadinya kerusakan control diri dan tidak berfungsinya norma (super
ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan berdosa saat berbohong.
e) Fase comforting
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dan menghindari
f) Fase improving
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering
berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi
(rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham
dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
bahwa apa-apa yang dilakukakan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi
sosial.
Manifestasi klinis adalah tanda dan gejala yang dapat dikaji pada klien dengan
prilaku waham. Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan isi pikir: waham
kebesaran antara lain menyatakan dirinya orang besar, mempunyai kekuatan pendidikan
atau kekayaan yang luar biasa, menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau
tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang
lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara
monoton, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa sulit percaya
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dan tidak nyata
b. Individu Sangat percaya dengan keyakinanya
c. Sulit berpikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Perilaku dan hubungan sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresip
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Stereotiful
h. Imfulsit
i. Curiga
4. Fisik
a. Kebersihan kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. Berat badan menurun
e. Nafsu makan berkurang dan
f. Sulit tidur
g) Penatalaksanaan Medis
keluarga sangat penting karena setelah mendapat perawatan RSJ dan klien dinyatakan
boleh pulang sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal
1) Farmakoterapi
skizofrenia yang menahun, hasilnya lebih baik jika mulai diberi dalam dua
tahun penyakit.
c) Litium karbonat; adalah jenis litium yang paling sering digunakan untuk
hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu setelah minum obat litium juga
Haloperidol efektif untuk kelainan tingkah laku berat pada anak-anak yang
pengamanan pasien. Hal ini berkaitan dengan pengunaan oabt anti psikotik
100mg.
pergaulan dengan orang lain dan cenderung asyik dengan dunianya sendiri
(khayalan dan pikiran sendiri). Oleh karena itu, salah satu penatalaksanaan
pasien waham adalah penarikan diri high potensial. Hal ini berati
Cara kerja elektro convulsi therapy belum diketahui dengan jelas, dapat
kemasyarakat. Selain itu terapi kerja sangat baik untuk mendorong klien bergaul
dengan orang lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak
a) Terapi aktivitas
seni.
Rasional :
c) Terapi kelompok
d) Terapi lingkungan
Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana didalam keluarga (home like
atmosphere).
Proses keperawatan merupakan salah satu alat bagi perawat untuk memecahkan
masalah yang terjadi pada klien. Proses keperawatan adalah suatu modalitas pemecahan
masalah yang didasari oleh metode ilmiah, yang memerlukan pemeriksaan secara sistematis
serta identifikasi masalah dengan pengembangan strategi untuk memberikan hasil yang
diinginkan. Proses keperawatan adalah proses terapiutik yang melibatkan hubungan kerja
sama antara perawat dengan klien, keluarga, dan masyarakat untuk mencapai tingkat
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan bisa optimal. Dengan
menggunakan proses keperawatan perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
Asuhan keperawatan jiwa berpedoman pada prilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri sendiri secara terapiutik sebagai kiatnya. Dengan ini diharapkan klien dapat
terintegrasi.
A. Pengkajian
Menurut Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan dasar proses
diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Berikut ini contoh pernyataan yang dapat
perawata gunakan.
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya ?
Pada tahap ini pasien yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah
data, penglompokan data atau analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan. Data
dapat dikumpulkan dari berbagai sumber data yaitu sumber data primer (klien) dan
sumber data sekunder seperti keluarga, teman terdekat klien, tim kesehatan, catatandalam
berkas dokumen medis klien dan hasil pemeriksaan. Untuk mengumpulkan data
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : dengan observasi, wawancaradan pemeriksaan
fisik.
1) Faktor predisposisi.
a) Genetik : diturunkan
b) Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks limbik
2) Faktor presipitasi
4) Alasan dirawat
utama berisi tentang sebab klien atau keluarga datang kerumah sakit dan keluhan
klien saat pengkajian. Pada riwayat penyakit terdapat faktor predisposisi dan
gangguan isi pikir : waham Faktor presipitasi dikaji tentang faktor pencetus klien
mengalami waham.
5) Riwayat penyakit sekarang
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
a) Psikologis
b) Biologis
c) Sosial budaya
7) Aspek psikososial
a) Genogram
b) Konsep diri
1) Citra tubuh
2) Identitas diri
3) Peran
4) Ideal diri
5) Harga diri
8) Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi
selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori,
tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
e) Pantaupenggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum obat
a) Data subyektif
Data subyektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh pasisen
dan keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien
dan keluarga.
takut dan perasaan tidak nyaman, merasa cemas, sulit untuk tidur, isi
mempunyai kekuatan yang luar biasa, pendidikan yang tinggi, kekayaan yang
melimpah, dikenal dan disukai banyak orang, Mengatakan merasa tidak takut,
perasaan tidak nyaman, merasa cemas, mengatakan sulit untuk tidur, mengatakan
perasaan mengenal penyakit yang ada dalam tubuhnya dikirim oleh orang lain,
mengatakan perasaan tidak malu untuk bergaul bersama orang lain, mengatakan
b) Data obyektif
Data obyektif yaitu data yang ditemukan secara nyata. Data ini
tersinggung, menolak makan dan minum obat, jarang mengikuti atau mau
lain, menolak makan atau minum obat, tidak ada perhatian terhadap
tidak bisa membedakan antara yang nyata dengan yang tidak nyata,
c) Rumusan masalah
masalah yang lazim muncul pada klien dengan gangguan proses pikir yaitu :
d) Analisa Data
Tabel 1
Pohon masalah adalah tehnik atau diagram untuk mengidentifikasi masalah dalam
effect
Risiko Perilaku Kekerasan
Deficit Perawatan
Core Problem Gangguan Isi Pikir: Waham
Diri : Mandi
Isolasi Sosial
Causa
Harga Diri Rendah
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan masalah keperawatan klien
mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stresor yang menunjang.
Rumusan diagnosa adalah problem/masalah (P) berhubungan dengan penyebab
(etiologi), dan keduanya ini saling berhubungan sebab akibat secara ilmiah.
Diagnosis ini bisa juga permasalahan (P), penyebab (E), dan simtom/gejala
sebagai data penunjang. Jika pada diagnosis tersebut sudah diberikan tindakan
keperawatan, tetapi permasalahan (P) belum teratasi, maka perlu dirumuskan
diagnosa baru sampai tindakan keperawatan tersebut dapat diberikan hingga
masalah tuntas. (Farida, 2010, hal.51)
Diagnosa keperawatan yang umum muncul pada klien dengan gangguan proses pikir
yaitu:
c. Isolasi sosial
d. Defisit perawatan diri
C. Rencana Keperawatan
Adapun tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien dengan waham
Tabel 2
Klien Keluarga
No
SPIP SPIK
1. Membantu orientasi realita Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien
2. Mendiskusikan kebutuhan
yang tidak terpenuhi Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
waham, dan jenis yang dialami pasien
3. Membantu pasien memenuhi besera proses terjadinya.
kebutuhannya
Menjelaskan cara-cara merawat pasien
Menganjurkan pasien waham
memasukkan dalam jadwal
4. kegiatan harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktikkan cara
harian pasien merawat pasien dengan waham
D. Pelaksanaan
menvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih dibutuhkan klien sesuai dengan
kondisinya saat ini. Pelaksanaan terdiri dari lima aspek, yaitu diagnosa, pelaksanaan, evaluasi,
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai respon dan efek dari tindakan
keperawatan klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus, membandingkan respon klien
dengan kriteria hasil yang telah ditemukan. Evaluasi dapat ditentukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP (S : respon subyektif klien, O : respon obyektif klien yang dapat
diobservasi oleh perawat, A : analisa ulang atas data subyektif dan obyektif untuk
menyimpulkan apakah masalah tetap atau muncul masalah baru. P : bila ada masalah baru
Hasil yang diharapkan pada klien dengan gangguan isi pikir: waham adalah :