Anda di halaman 1dari 18

VISI RS. Dr.

TADJUDDIN CHALID MAKASSAR


Menjadi Rumah Sakit Terkemuka di Indonesia dalam Pelayanan
Rehabilitasi Kusta Tahun 2019

MISI RS. Dr. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR


YEL –YEL AKREDITASI
1. Menyediakan fasilitas untuk pendidikan latihan, penelitian
RUMAH SAKIT TADJUDDIN CHALID ......... (YES) dan pengembangan rehabilitasi medik
2. Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pelayanan
MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK ........(YES...YES)
kesehatan dan manajemen rumah sakit
RAIH AKREDITASI PARIPURNA (YES...YES...YES) 3. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan paripurna
dengan memanfaatkan teknologi mutakhir
4. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berbasis kemitraan

MOTTO
“Kami Melayani dengan Keikhlasan”

1
IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar:
1) Pasien diidentifikasi menggunakan tiga identitas pasien,
yaitu: nama pasien, tanggal lahir pasien, dan nomor rekam
medik
2) Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat,
transfusi darah, atau produk darah lainnya.
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen
Standarisasi Salam
lain untuk keperluan pemeriksaan
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 4) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau
prosedur pelayanan
Selamat pagi ... (Sesuai Situasi)
GELANG IDENTITAS PASIEN
(untuk pasien rawat inap, ODC, rawat jalan dengan tindakan invasive,
Sambil menyilangkan tangan kanan di dada kiri sebagai simbol siap
IGD)
menolong; “Ada yang bisa dibantu?”
 Merah Muda : Pasien Perempuan
Menerima Telepon:
 Biru : Pasien Laki-laki
 Sebaiknya dering pertama sudah diangkat  Kuning : Pasien Risiko Jatuh
 Jangan biarkan telepon berdering lebih dari 3 kali  Merah : Pasien Alergi
 Angkat telepon dengan mengucapkan salam...., sebut nama...,  Ungu : Pasien DNR (Do Not Resuscitate)
Tadjuddin Chalid..., unit kerja..., Bisa dibantu?
 Alat tulis harus tersedia di dekat telepon

2
KOMUNIKASI EFEKTIF
Indikator melakukan komunikasi efektif:
1) Instruksi/Laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh
penerima instruksi/laporan.
2) Instruksi/Laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan
kembali oleh penerima instruksi/laporan.
3) Instruksi/Laporan yang dibacakan tersebut dikonfirmasi oleh
TIPS IDENTIFIKASI PASIEN individu pemberi instruksi/laporan.
1) Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal Beberapa teknik komunikasi efektif:
lahir sebelum melakukan prosedur dengan pertanyaan terbuka,
a. Komunikasi verbal (Write Down/Tulis, Read/Baca, Back/Kembali)
contoh :
Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima
“ Nama BapakIbu Siapa?”, “Tolong sebutkan tanggal lahir
pesan harus menuliskan dan membacakannya kembali kepada
Bapak/Ibu”
pemberi pesan (konfirmasi dan verifikasi dilakukan langsung).
2) Jika pasien telah memakai gelang identitas, tetap dikonfirmasi Pemberi pesan harus segera melengkapi dokumentasi verifikasi
secara verbal sebelum, melakukan prosedur, memberikan obat- secara tertulis. Komunikasi verbal menerapkan TBAK
obatan, transfusi darah atau mengambil darah. Tulis Baca Kembali.
3) Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat Untuk istilah yang sulit atau obat-obat kategori LASA (Look Alike
ditanyakan kepada penunggu/pengantar pasien. Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut
4) Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, gelang identitas harus perhuruf dengan menggunakan huruf alphabet fonetik.
diperiksa kecocokannya dengan rekam medik oleh dua (2) orang Daftar Huruf Alphabet Fonetik
staf. A : Alpha N : November
B : Bravo O : Oscar
C : Charlie P : Papa
D : Delta Q : Quebec
E : Echo R : Romeo
F : Foxtrot S : Sierra
G : Golf T : Tango
H : Hotel U : Uniform
I : India V : Victoria
J : Juliet W : Whiskey
K : Kilo X : X-ray
L : Lima Y : Yankee
M : Mike Z : Zulu

3
Sebelum Menelpon Dokter
BACKGROUND/ LATAR BELAKANG
 Periksa pasien dengan benar
 Lihat nama DPJP yang sesuai untuk ditelepon Status Mental Pasien:
 Mengetahui diagnosis masuk pasien Sadar dan orientasi orang, waktu dan tempat baik
 Baca catatan dokter dan keperawatan terbaru Kebingungan dan koooperatif/tidak kooperatif
Gelisah atau mengacau
 Pegang RM pasien dan siap untuk melaporkan adanya riwayat
Lesu tapi dapat berbicara dan dapat menelan
alergi atau tidak, pengobatan yang diberikan, cairan IV, hasil tes
Koma, mata tertutup, tidak respon terhadap situasi
maupun laboratorium
Kulit: hangat dan kering, pucat berbintik, ekstremitas
 Setiap laporan SBAR berbeda. Fokus pada permasalahan.
dingin/hangat
Ringkas.
Pasien memakai/tidak memakai oksigen
Beberapa contoh penerapan masing-masing komponen huruf dalam Pasien memakai oksigen... 1/mnt atau % selama ... menit/jam
tehnik SBAR (yang dicetak tebal adalah item yang harus dipenuhi, Oksimeter menunjukkan ... %
yang dicetak biasa adalah pilihan jawaban sesuai kondisi pasien) : Oksimeter tidak menunjukkan denyut nadi yang baik dan sulit
dibaca
SITUASI ASSESMENT/PENILAIAN
Saya menelpon tentang (nama pasien, umur dan tempat Masalah yang saya pikirkan adalah : (katakan apa masalah yang
perawatan) anda pikirkan)
Pasien Tn.Ahsan, umur 42 tahun, di Bangsal A, Dok
 Masalah tampaknya adalah jantung, infeksi, neurologis,
Masalah yang ingin disampaikan adalah: respirasi...
Saya khawatir pasien akan mengalami henti jantung/napas
 Saya tidak yakin masalahnya tapi pasien memburuk
 Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk
Tanda-tanda vital:
 Kita perlu melakukan sesuatu, Dok.
TD:......./........, Nadi:......, Pernapasan:........, dan Suhu:.......
Saya khawatir tentang:
 Tekanan Darah karena lebih dari 200 atau kurang dari 100, atau 30 RECOMMENDATION/ REKOMENDASI
mmHg dibawah dari biasanya
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)
 Nadi karena lebih dari 140 atau kurang dari 50
 Pernapasan karena kurang dari 5 atau lebih dari 40  Pasien dapat ditransfer ke ICU, Dok?
 Suhu karena kurang dari 35C atau lebih dari 40C  Dokter dapat melihat pasien sekarang?
 Dokter dapat berbicara pada keluarga pasien tentang kondisi
pasien sekarang?
4
Obat-Obat yang Memerlukan Kewaspadaan Tinggi
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:

 Apakah dokter membutuhkan pemeriksaan seperti rontgen Daftar Obat High Alert
thoraks, analisa gas darah, EKG, BNP, dll?
A. Elektrolit Pekat
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan:
NO NAMA ELEKTROLIT PEKAT KONSENTRASI
 Seberapa sering perlu dilaporkan tanda vital ke dokter? 1 KCL 7.4%
2 MgSo4 20%, 40%
 Menurut perkiraan dokter berapa lama masalah ini akan berakhir?
3 NaCl 3%
 Jika pasien tidak membaik apakah dokter ingin diberitahu/
ditelepon lagi?
B. Narkotika
Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-obat High NO
NAMA OBAT BENTUK
DOSIS
NARKOTIKA SEDIAAN
Alert / Perlu Kewaspadaan Tinggi 1 Codein Tablet 10mg, 15mg
Indikator Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-Obat 2 Pethidin Hcl Ampul 50mg/ml
3 Fentanyl injeksi Ampul 0.5mg/ml
High Alert/ Perlu Kewaspadaan Tinggi
4 Morphin Hcl Ampul 10mg
1) Elektrolit pekat tidak disimpan dalam unit perawatan pasien
kecuali dibutuhkan secara klinis, dan tindakan dilakukan untuk C. Obat High Alert Lainnya
mencegah penggunaan yang tidak seharusnya pada area-area yang BENTUK
NO NAMA OBAT DOSIS KET
diijinkan sesuai kebijakan. SEDIAAN
2) Elektrolit pekat yang disimpan di unit perawatan pasien memiliki 1 Adona Injeksi Ampul 50mg/10ml
2 Metformin Tablet 500 mg
label yang jelas dan disimpan ditempat dengan akses terbatas.
3 Efedrin HCl Ampul 50 mg
4 Lidocain injeksi Ampul 2%

5
e. Semua obat atau larutan diverifikasi oleh 2 orang secara verbal
PENERAPAN 7 BENAR DALAM MENUNJANG dan visual jika orang menyiapkan obat bukan yang
MEDICATION SAFETY (BAGI DOKTER, FARMASIS, DAN memberikannya ke pasien.
PERAWAT) f. Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat
disiapkan jika tidak segera diberikan
1. Benar Pasien
g. Jangan memberi label pada syringe atau tempat kosong,
a. Gunakan minimal tiga identitas pasien.
sebelum obat disiapkan/ diisi.
b. Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
h. Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya
tertulis.
untuk satu obat atau larutan pada satu saat.
c. Anamnesis riwayat alergi.
i. Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya.
d. Anamnesis kehamilan/menyusui.
j. Buang semua tempat obat berlabel di lokasi steril segera
e. Anamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini dan
setelah operasi atau prosedur dilakukan (ini berarti tempat obat
buat daftar obat-obat tertentu.
orisinal disimpan sampai tindakan selesai)
f. Bandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang
k. Saat pergantian tugas/jaga, review semua obat dan larutan oleh
digunaka pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi,
petugas lama dan petugas baru secara bersama.
penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan, interaksi atau
l. Ubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat.
tambahan obat).
m. Kebenaran jenis obay yang perlu kewaspadaan tinggi dicek
g. Identifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
oleh dua orang yang kompeten (double check).
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten
double check. 3. Benar Dosis
a. Dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan
tinggi, dihitung dan dicek oleh tipa dua orang yang kompeten
2. Benar Obat
(double check).
a. Beri label semua obat dan tempat obat (syringe, cangkir
b. Jika ragu konsultasi ke dokter yang menulis resep
obat, baskom obat), dan larutan lain. c. Berkonsentrasi penuh pada saat menyiapkan obat dan hindari
b. Obat dan larutan lain di lokasi perioperatif atau ruang gangguan
prosedur yang tidak akan segera dipakai juga harus diberi 4. Benar Waktu
label. a. Sesuai waktu yang ditentukan: sebelum makan, setelah makan,
c. Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang prosedur saat makan.
dilakukan setiap kali obat atau larutan diambil dari b. Perhatian waktu pemberian:
kemasan asli ke tempat lainnya. 3x sehari tiap 8 jam Sehari sekali tiap 24 jam
d. Pada label, tuliskan nama pasien, nama obat, dosis, 2x sehari tiap 12 jam Selang sehari tiap 48 jam
tanggal persiapan dan tanggal kadaluarsa. c. Obat segera diberikan setelah diinstruksikan oleh dokter.
d. Belum memasuki masa kadaluarsa obat.

6
5. Benar Cara/ Route Pemberian 7. Benar Informasi
a. Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/ jenis sediaan a. Semua rencana tindakan/ pegobatan harus didokumentasikan
obat: pada pasien dan atau keluarganya, termasuk pasien di ICU (hak
Slow release tidak boleh digerus pasien).
Enteric coated tidak boleh digerus b. Jelaskan tujuan dan cara mengkonsumsi obat yang benar.
b. Obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/ c. Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.
sirup. d. Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien.
c. Pemberian antar obat sedapat mungkin berjarak. Tips: semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan
d. Jadwal pemberian obatvdan nutrisi juga berjarak. keluarganya ini ditulis dalam “Form Penjelasan dan Pendidikan
6. Benar Dokumentasi Dokter kepada Pasien” yang ada di dalam rekam medik dan
a. Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapatkan ditandatangani oleh dokter dan pasien/ keluarga pasien.
obat harus didokumentasikan.
b. Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan/
MENJAMIN SISI OPERASI YANG TEPAT, PROSEDUR
YANG TEPAT, SERTA PASIEN YANG TEPAT DENGAN
paraf yang melakukan
PENERAPAN CHECK LIST KESELAMATAN OPERASI/
c. Setelah memberikan obat, langsung diparaf dan diberi nama
TINDAKAN YANG BERISIKO TINGGI
siapa yang memberikan obat tersebut.
d. Setiap perubahan jenis/ dosis/ jadwal/ cara pemberian obat Indikator Keselamatan Operasi:
harus diberi nama dan paraf yang mengubahnya. 1) Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi
e. Jika ada coretan yang harus dilakukan: buat hanya satu garis operasi dan mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.
dan di paraf di ujungnya, contoh: 2) Menggunakan check listatau proses lain untuk verifikasi lokasi
Ranitidin tab, 1 x 75 mg Ranitidin inj, 3 x 25 mg IV yang tepat, prosedur yang tepat, pasien yang tepat sebelum
f. Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: efek operasi, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan
samping obat (ESO) dicatat dalam rekam medik dan form tersedia, benar dan berfungsi.
pelaporan insiden + formulir pelaporan efek samping 3) Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur
Time-Out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.
obat. Pelaporan insiden dikirim ke sub komite pelaporan
Protokol Umum
di Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
a. Tandai lokasi operasi/ Marking (√) Terutama:
g. Dokumentasikan Kejadian Nyaris Cidera terkait
 Pada organ yang memiliki dua sisi, kanan dan kiri.
pengobatan di form pelaporan insiden ke Sub Komite  Multiple structures (jari tangan, jari kaki)
Pelaporan tim Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.  Multiple level (operasi tulang belakang; cervical, thoracal,
h. Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan di form lumbal)
pelaporan insiden ke Sub Komite Pelaporan tim Komite  Multiple lesion yang pengerjaannya bertahap
Mutu dan Keselamatan Pasien
 Gunakan tanda yang telah disepakati
7
b. Anjuran penandaan lokasi operasi
 Gunakan tanda yang telah disepakati(√)
 Dokter yang akan melakukan operasi melakukan pemberian
tanda
 Tandai pada atau dekat insisi
 Gunakan tanda yang tidak ambigu, contoh: tanda “X” adalah
tanda yang ambigu
 Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus, contoh: gentian
violet
c. Sebelum dilaksanakan operasi terapkan pengisian check list
keselamatan operasi untuk memastikan :
 Tepat pasien
 Tepat prosedur
 Tepat daerah/ lokasi operasi

MENURUNKAN RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN


HAND HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD
Indikator usaha untuk menurunkan risiko infeksi
nosokomial:
1) Menggunakan panduan hand hygiene terbaru dan yang diakui
umum.
2) Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.

Panduan menurunkan risiko infeksi nosokomial


a. Melakukan 6 langkah cuci tangan yang dijadikan standar oleh
WHO pada saat:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan/aseptik
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah menyentuh area sekitar pasien/lingkungan

8
Hand Wash dengan air mengalir: 40-60 detik

Hand Rub dengan gel alkohol: 20-30 detik

9
APD (Alat Pelindung Diri) Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah kegiatan
Alat yang digunakan untuk melindungi diri petugas dari risiko menetukan, mencegah, dan menurunkan risiko terjadinya serta
pajanan darah, cairan tubuh, ekskreta, dan selapu lendir pasien tersebarnya infeksi.
seperti: sarung tangan, masker, tutup kepala, kacamata pelindung, Akibat Infeksi Nosokomial
apron/jas dan sepatu pelindung. a. Perawatan di rumah sakit lebih lama
b. Biaya meningkat
Sarung Tangan Surgical Masker c. Menghambat masuknya pasien lain yang memerlukan
perawatan (waiting list)
d. Penyebab langsung atau tidak langsung kematian pasien
Komponen Standar Kewaspadaan
1) Cuci tangan
2) Pemakaian APD secara teratur
Tutup kepala/Topi Kacamata pelindung 3) Penanganan benda tajam dengan rapat dan benar
(pembuangan sampah benda tajam ke kotak khusus/ safety
box)
4) Dekontaminasi alat
5) Penanganan limbah dan lingkungan
6) Penanganan linen/ laundry yang memadai
7) Penempatan pasien isolasi
Apron/Jas Sepatu Pelindung
8) Etika batuk
9) Praktik menyuntik aman
10) Praktik pencegahan infeksi

Pemakaian Alat Pelindung Diri


1) Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko
pajanan/percikan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret,
STRATEGI PENCEGAHAN DAN INTERVENSI ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien.
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIs) 2) Menekan perpindahan mikroorganisme penyebab terjadinya
infeksi
Infeksi Nosokomial(Healthcare Associated Infections) adalah
3) Melindungi terhadap bahaya pajanan bahan infeksius
infeksi yang terjadi di rumah sakit setelah dirawat 48 jam atau 4) Penggunaannya disesuaikan dengan tindakan yang akan
lebih. dilakukan atau transmisi penyakit
10
MENURUNKAN RESIKO CEDERA KARENA JATUH
DENGAN CHEKLIST ASSESMENT RISIKO JATUH
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
1) Semua pasien baru dinilai resiko jatuhnya dan penilaian
diulang jika diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien
atau pengobatan, dan lainnya.
2) Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai
derajat resiko jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta
akibat tak terduga lainnya.
Tips :
 Seluruh pasien rawat inap dinilai resiko jatuhnya dengan
menggunakan checklist penilaian risiko.
 Pasien anak memakai formulir checklist penilaian risiko
pasien anak: skala humpty dumpty.
 Pasien dewasa memakai formulir: skala jatuh Morse(Morse
Fall Scale/ MFS).
 Pasien geriatric memakai formulir: penilaian resiko jatuh
pada pasien geriatri.
 Pengkajian resiko diulang dilakukan jika ada perubahan
kondisi atau pengobatan.

11
PENGKAJIAN RISIKO JATUH PASIEN DEWASA PENGKAJIAN NYERI
SKALA JATUH MORSE (MORSE FALL SCORE/MFS)
1. Pengkajian nyeri pasien dewasa
Nama : No. RM : Metode Visual Analog Scale (> 7 Tahun)
Tgl lahir : Ruangan :

Keterangan:
Nyeri ringan :1–2
Nyeri sedang :3–6
Nyeri berat : 7 – 10

Keterangan:
- Risiko tinggi : ≥ 45
- Risiko sedang : 25 – 45
- Risiko rendah : 0 – 24
Catatan:
Jenis obat yang dimaksud:
1) Sedatif 6) Phenotiazin
2) Hipnotik 7) Narkotik/metadon
3) Antidepresan 8) Laksatif
4) Nalokson 9) Diuretik
5) Barbiturat
12
3. Pengkajian Nyeri pada Neonatus
2. Pengkajian Nyeri pada Anak (2 Bulan- 7 Tahun) Metode Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)
Metode FLACC Pain Scale
PENGKAJIAN NYERI
SKORING
KATEGORI Ekpresi Wajah
0 1 2 0 – Otot-otot Refleks Wajah tenang, Ekspresi netral
Sering cemberut Otot Wajah tegang, alis berkerut, dagu dan
Kadang meringis atau konstan, rahang 1 – Meringis rahang tegang (ekspresi wajah negatif-hidung,
mengerutkan kening, terkatup, dagu mulut dan alis)
Tidak ada
menarik diri, tidak bergetar, kerutan
ekspresi tertentu Menangis
tertarik, wajah yang dalam di dahi,
Face atau senyum,
(Wajah) kontak mata dan
terlihat cemas, alis mata tertutup, mulut 0 – Tidak Menangis Tenang, Tidak Menangis
diturunkan, mata terbuka, garis yang
bunga
sebagian tertutup, dalam di sekitar 1 – Mengerang Merengek ringan, kadang-kadang
dilingkungan
pipi terangkatm hidung/bibir Berteriak kencang, menaik, melengking, terus –
mulut mengerucut menerus (catatan: menangis lirih mungkin
2 – Menangis keras dinilai jika bayi diintubasi yang dibuktikan
Tidak nyaman, Menendang atau kaki
melalui gerakan mulut dan wajah yang jelas)
gelisah, tegang, tonus disusun,
Posisi normal meningkat, kaku, hipertonisitas fleksi/ Pola Pernapasan
Leg (Kaki) atau santai fleksi/ ekstensi ektensi anggota
anggota badan badan secara 0 – Bernapas refleks Pola bernaps bayi yang normal
intermiten berlebihan, tremor
Melengkung, kaku
1 – Perubahan pola Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya,
Menggeliat, pernapasan tersedak, nafas tertahan
Berbaring denga atau menyentak,
menggeser maju
tenang, posisi posisi tetap, goyang,
Activity normal,
mundur, tegang, Lengan
ragu-ragu untuk gerakan kepala dari
(Aktivitas) bergerak dengan sisi ke sisi, Tidak ada kekakuan otot, gerakan tangan acak
mudah dan
bergerak, menjaga,
menggosok bagian
0 – Relaks/Terikat sekali-kali
tekanan pada bagian
bebas tubuh Tegang, lengan lurus, kaku, dan/atau ekstensi
tubuh 1 – Fleksi/Ekstensi cepat ekstensi, fleksi
Terus menerus
Tidak ada Erangan atau menangis, menjerit, Kaki
Cry teriakan/ rengekan, sesekali isak tangis,
Tidak ada kekakuan otot, gerakan kaki acak
(Menangis) erangan (terjaga menangis, mendesah, mengerang, 0 – Relaks/Terikat sekali-kali
atau tertidur) sesekali mengeluh menggeram, sering
mengeluh Tegang, kaki lurus, kaku, dan/atau ekstensi
1 – Fleksi/Ekstensi cepat ekstensi, fleksi
Sulit untuk dibujuk
Perlu keyakinan atau dibuat nyaman Keadaan
Tenang, santai, dengan sekali-kali Kesadaran
tidak menyentuh, sesekali Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak
Consolabity memerlukan memeluk, atau 0 – Tidur/Terjaga yang terjaga
menghibur berbicara. Perhatian
mudah beralih 1 – Rewel Terjaga, gelisah dan meronta-ronta

13
PELAPORAN INSIDEN Kejadian Sentinel: Kejadian yang menyebabkan kematian atau
kerugian atau kecatatan permanen yang bukan karena proses
Definisi Insiden Keselamatan Pasien penyakit yang tidak diantisipasi yang seharusnya dapat dicegah
Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan harm/ cidera yang tidak seharusnya terjadi. Kejadian sentinel meliputi keadaan sebagai berikut :
a. Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan
alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari
Alur Pengumpulan Laporan Insiden Keselamatan Pasien penyakitnya
b. Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak
terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi
yang mendasari penyakitnya
c. Kesalahan lokasi, salah prosedur, salah pasien dalam tindakan
pembedahan
d. Kejadian penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama
orang yang bukan orang tuanya.

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD): Kejadian yang menyebabkan


cidera atau komplikasi yang tidak diharapkan sehingga menyebabkan
perawatan lebih lama, kecacatan atau kematian yang bukan oleh
proses penyakit.

Kejadian tidak diharapkan meliputi keadaan sebagai berikut :


a. Reaksi tranfusi di rumah sakit
b. Kesalahan obat yang signifikan dan efek obat yang tidak
diharapkan
Insiden keselamatan pasien meliputi :
c. Kesalahan medis (medical error) yang menyebabkan kecatatan
 Kejadian Sentinel
dan perpanjangan hari rawat
 Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
 Kejadian Tidak Cedera ( KTC )
 Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ) Kejadian Nyaris Cidera (KNC) : Kejadian yang berpotensi
 Kejadian Potensial Cedera ( KPC ) menyebabkan kerugian atau bahaya, akan tetapi karena faktor
keberuntungan hal tersebut tidak terjadi

14
Kejadian Nyaris Cidera (KNC) meliputi keadaan sebagai berikut: MATRIKS GRADING RISIKO
a. Kejadian yang berpotensi menyebabkan ciderayang berkaitan Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
dengan pelayanan kepada pasien tetapi dapat dihindari / Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat sering
dicegah dan perlu dilaporkan kepada tim keselamatan pasien RS terjadi (tiap
Moderate Moderate Tinggi Ekstrim Ekstrim
antar lain: minggu/bulan)
5
 Reaksi tranfusi di rumah sakit
Sering terjadi
 Kesalahan obat yang signifikan sesuai dengan ketentuan (beberapa
Moderate Moderate Tinggi Ekstrim Ekstrim
rumah sakit kali/thn)
4
 Kesalahan medis (medical error) sesuai dengan ketentuan Mungkin
rumah sakit terjadi
Rendah Moderate Tinggi Ekstrim Ekstrim
 Ketidak cocokkan yang besar (major) antara diagnosis pre ( 1-2 thn / x )
3
operasi dan pasca operasi Jarang terjadi
 Kejadian tidak diharapkan pada pemberian sedasi moderat ( 2-5 thn / x ) Rendah Rendah Moderate Tinggi Ekstrim
2
dan anestesi
Sangat jarang
 Kejadian lain misalnya wabah penyakit infeksi terjadi
Rendah Rendah Moderate Tinggi Ekstrim
b. Kejadian yang berpotensi menyebabkan kerugian / bahaya ( >5 thn / x )
1
yang tidak berkaitan langsung dengan pelayanan kepada
pasien tetapi dapat dihindari / dicegah dan tidak perlu
dilaporkan kepada tim keselamatan pasien RS tetapi dapat Tindakan Sesuai Tingkat dan Bands Risiko
Level / Bands Tindakan
diselesaikan oleh unit terkait antar lain : Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari.
Ekstrime (sangat tinggi)
 Kejadian yang berkaitan dengan administrasi keuangan Membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke
 Kejadian kehilangan barang milik pasien / keluarga pasien direktur
 Kejadian komplain pasien / keluarga pasien High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari.
Kaji dengan detil dan perlu tindakan segera serta
c. Kejadian Tidak Cedera : insiden yang sudah terpapar kepada
membutuhkan perhatian top manajemen
pasien tapi tidak menimbulkan cidera .
Moderate (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana
paling lama 2 minggu. Manajer / pimpinan klinis
sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola
risiko.

Low (rendah) Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana


paling lama 1 minggu, diselesaikan dengan prosedur
rutin.
15
PROSEDUR BHD KODE KOMUNIKASI DARURAT

SIMBOL LIMBAH B3

JENIS LIMBAH WARNA WADAH SIMBOL

Limbah infeksius Kuning

Limbah benda tajam Kuning + Safety box

Limbah radiologi Merah

Limbah bahan kimia Coklat

Limbah obat kanker Ungu


16
HAK PASIEN DAN KELUARGA 14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
HAK PASIEN 15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang terhadap dirinya.
berlaku di Rumah Sakit. 16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien. agama dan kepercayaan yang dianutnya.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa 17) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah
diskriminasi. Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.
standar profesi dan standar prosedur operasional. 18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
terhindar dari kerugian fisik dan materi. dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang KEWAJIBAN PASIEN
didapatkan. 1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan masalah kesehatannya.
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. 2) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada 3) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan
dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di kesehatan.
dalam maupun di luar Rumah Sakit. 4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

17
TINDAKAN PETUGAS EVAKUASI
 Dengarkan perintah evakuasi
 Bimbing semua penghuni bangunan untuk meninggalkan
ruangan/ gedung secara tertib dan cepat lewat tangga darurat
dan tidak menggunakan lift
 Periksa semua ruangan dan tutup pintu ruangan setelah
memeriksa
 Pastikan semua ruangan benar-benar kosong
 Pastikan semua orang yang mengungsi meninggalkan
gedung menuju tempat berkumpul yang sudah ditentukan
dan menunggu sampai ada perintah lebih lanjut
PENGGUNAAN APAR

18

Anda mungkin juga menyukai