Neurodermatitis Sirkumskripta
oleh:
Gunaseelaan 1740312407
Preseptor:
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Epidemiologi
Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak
sampai dewasa. Kelompok usia dewasa 30 – 50 tahun paling sering mengalami
keluhan neurodermatitis. (1,2)
Neurodermatitis dapat terjadi pada laki-laki dan wanita, tetapi lebih sering
dilaporkan terjadi pada wanita terutama pada umur pertengahan. Neurodermatitis
jarang terjadi pada anak-anak, karena neurodermatitis merupakan penyakit yang
bersifat kronis dan dipengaruhi oleh keadaan emosi dan penyakit yang
mendasarinya.(2)
Dilihat dari ras dan suku bangsa, Asia terutama ras mongoloid lebih sering
terkena penyakit ini kemungkinan karena faktor protein yang dikonsumsinya
berbeda dengan ras dan suku bangsa lainnya. (4,5,6)
1.3. Etiologi
2
Disebutkan juga bahwa garukan dan gosokan mungkin respon terhadap
stres emosional. Selain itu, faktor-faktor yang dapat menyebabkan
neurodermatitis seperti pada perokok pasif, dapat juga dari makanan, alergen
seperti debu, rambut, makanan, bahan- bahan pakaian yang dapat mengiritasi
kulit, infeksi dan keadaan berkeringat. (1,2,3,5)
1.5. Patogenesis
Liken simpleks kronis ditemukan pada regio yang mudah dijangkau tangan
untuk menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk atau
menggosok yang dapat mengakibatkan lesi yang bernilai klinis, namun
patofisiologi yang mendasarinya masih belum diketahui. Perubahan histopatologi
likenifikasi pada neurodermatitis sirkumskripta bervariasi tergantung dari lokasi
dan durasinya. (1,5)
3
1.6. Gejala Klinis
a. Zona perifer. Zona ini selebar 2-3 cm yang tidak menebal dan dapat berisi
papul.
b. Zona media. Zona ini dapat memiliki papul lentikular yang mengalami
ekskoriasi.
c. Zona sentral. Zona ini merupakan zona yang memiliki penebalan paling
parah dan alterasi pigmentasi. (1,5)
Selain bentuk plak, lesi pada liken simpleks kronik dapat muncul dengan
sedikit edema. Lambat laun edema dan eritema akan menghilang, lalu muncul
skuama pada bagian tengah dan menebal. Likenifikasi, ekskoriasi, dengan
sekeliling yang hiperpigmentasi, muncul seiring dengan menebalnya kulit, dan
batas menjadi tidak tegas. Gambaran klinis juga dipengaruhi oleh lokasi dan
lamanya lesi. (1,2)
4
Skuama pada penyakit ini dapat menyerupai skuama pada psoriasis.
Variasi klinis dari liken simplek kronik dapat berupa prurigo nodularis, akibat
garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat.
Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta
dan skuama, yang lambat laun akan menjadi keras dan berwarna lebih gelak. Lesi
biasanya multiple, dan tempat predileksi di ekstrimitas. (1,2)
Gambar 1 : Regio dorsum pedis dextra, tampak plak hiperpigmentasi, soliter, bentuk oval, ukuran 4 x 6
cm,batas tegas, ireguler, permukaan likenifikasi, bagian sentral tampak eritem,sebagian erosi , tepi
permukaan ditutupi skuama sedang selapis warna putih. (1,2)
5
Gambar 2 : Kawasan Predileksi (5,6)
1.5. Diagnosis:
a. Plak psoriasis :
6
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan
karakteristik plak eritematous, berbatas tegas, berwarna putih
keperakan,skuama yang kasar, berlapis-lapis, transparan, disertai fenomena
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Lokasi terbanyak ditemukan didaerah ekstensor. Beberapa hipotesa telah
mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat autoimun dan residif. (2)
7
Gambar 4 : Dermatitis kontak alergi. (1)
c. Dermatitis atopik:
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita.
Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya di lipatan. (1)
Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa plak papuler,
eritematosa, dan berskuama atau plak likenifikasi yang gatal. Lokasi dermatitis
atopik pada lipat siku dan lipat lutut (fleksor) hilang pada usia 2 tahun, pada
neurodermatitis sirkumskripta pada siku dan punggung kaki (ekstensor) dan
berlanjut sampai tua. (1)
1.6. Penatalaksanaan
8
pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok secara terus-menerus.(1,5,7,8) Ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti :
a. Kortikosteroid topikal :
1. Clobetasol :
Obat oral dan anti anxietas dapat dipertimbangkan pada beberapa pasien.
Menurut kebutuhan individual, penatalaksanaan dapat dijadwalkan setiap
hari, pada saat pasien tidur, atau keduanya.
9
Antihistamin seperti dipenhydramine dan hidroxyzine biasa digunakan.
Doxepin dan clonazepam dapat dipertimbangkan pada beberapa kasus.
Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan
menghambat pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin
mempunyai 2 gugus metil, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif
terhadap depresi akibat kekurangan serotonin.
1. Difenhidramin
2. Cholorpheniramine
Bekerja sama dengan histamin atau permukaan reseptor H1 pada sel efektor
di pembuluh darah dan traktus respiratori.
3. Hidroxyzine
4. Klonazepam
10
1.6. Prognosis
11
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Pak AA
Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Lelaki
Pekerjaan : Dokter Muda Bagian Kulit
Alamat : No 23B, Jalan Abdul Muis, Jati Baru
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Kerinci
Negeri Asal : Kerinci
ANAMNESA
Seorang pasien laki-laki, berusia 24 tahun datang ke poliklinik kulit dan
kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 23 Mei 2019, dengan:
Keluhan Utama
Bercak Kemerahan dan kulit yang menebal yang terasa semakin gatal pada
pergelangan kaki kanan dalam sejak 3 hari yang lalu.
12
- Keluhan tidak disertai nyeri.
- Pada lesi tidak ada keluhan mati rasa.
- Riwayat mengkonsumsi obat-obatan (Analgetik, OAINS, Narkotik)
sebelumnya tidak ada.
- Riwayat asma tidak ada
- Riwayat sering bersin pagi hari tidak ada
- Riwayat alergi terhadap serbuk bunga dan bulu binatang disangkal.
- Riwayat digigit serangga disangkal
- Riwayat infeksi (tonsil, gigi, sinus, ginjal, saluran kemih) sebelumnya tidak ada.
- Riwayat mengkonsumsi alkohol sebelumnya tidak ada.
- Riwayat kontak dengan binatang ada.
- Riwayat kontak dengan detergen tidak ada.
- Riwayat stress psikis lain tidak ada.
- Riwayat demam, batuk, dan flu sebelumnya ada
Pasien pernah mengalami penyakit berupa bercak merah seperti ini sebelumnya
disertai gatal di punggung tapak kaki bagian dalam 9 tahun yang lalu. Pasien berobat
ke dokter spesialis kulit dan diberikan salap dan obat yang diminum. Gejala berkurang
tetapi pasien tidak kontrol sesudah itu.
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat Pengobatan
Riwayat pasien mengobati keluhan ada. Pasien membeli salap yang digunakan
untuk mengobati penyakit yang dahulu, dan digunakan setiap kaki terasa gatal.
Gatal berkurang.
13
Riwayat Sosial Ekonomi
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Berat badan : 54 kg
Status Dermatologikus
Susunan : Polisiklik
14
Ukuran : Plakat
Resume :
Seorang pasien lelaki, berusia 24 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin
RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 23 Mei 2019, dengan keluhan utama bercak
kemerahan dan kulit yang menebal yang terasa semakin gatal pada pergelangan kaki
kanan dalam sejak 3 hari yang lalu. Pada awalnya bercak disertai bitnik bintik
kemerahan muncul di pergelangan kaki kanan dalam. Bercak tersebut dikatakan
sebesar mata uang koin dan terlihat basah hingga lengket di celana pasien. Bintik bintik
pada bercak merah tersebut dirasakan semakin banyak hingga ada yang berisikan air,
membesar, dan semakin terasa gatal.
Pada pemeriksaan fisik status dermatologikus didapatkan lokasi di pergelangan
kaki kanan dalam. Distribusi unilateral terlokalisir, dengan bentuk tidak khas, susunan
polisiklik. Berbatas tidak tegas dan ukuran plakat dengan efloresensi plak
hiperpigmentasi disertai likenifakasi, krusta dan erosi.
DIAGNOSIS KERJA
Neurodermatitis Sirkumskripta
15
DIAGNOSIS BANDING
Liken Planus
Dermatitis atopi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
Neurodermatitis Sirkumskripta
PENATALAKSANAAN
UMUM
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini bisa dipengaruhi oleh banyak
hal seperti kulit yang kering dan stress emosional.
Pasien di edukasi agar dapat menghindari faktor penyebab tersebut.
Menghindari kulit kering dengan menggunakan pelembab.
Menjelaskan kepada pasien untuk berobat teratur sampai sembuh.
Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk lesi karena akan
memperparah lesi yang ada.
Menjelaskan bahwa penyakit ini bersifat kronik, bisa menetap selama berbulan-
bulan dan dapat kambuh kembali.
KHUSUS
Topikal :
Oint clobetasol propionate 0,05%
Sistemik :
16
Tab Cetirizine 1x10mg
PROGNOSIS
FOTO KLINIS
17
18
RESEP
KLINIK SEHAT
Praktik Umum
SIP: 10061407
Hari:Senin-Jumat
Jam 19.00-21.00
Alamat: Jl. Todak No.15 Ulak Karang
No Telp 081234567890
Pro : Pak AA
Usia : 24 tahun
Alamat : Jati Baru
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Sterling JC. Virus infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, eds.
Rook’s Textbook of Dermatology.8th . United Kingdom: Wiley-
Blackwell;2012.p. 1023-6.
2. Wolff K. Viral infection of skin and mucosa. In: Richard AJ, Wolff K, eds.
Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.6th United
Kingdom: Wiley Blackwell; 2007. p.81-2.
3. James WD. Viral diseases. In: James WD, Timoty G, Berger D. Andrews’
Diseases of The Skin: Clinical Dermatology. 10thed. Canada: Saunders Elsevier;
2006. p.58.
4. Sterling JC. Virus infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C.
Rook’s Textbook of Dermatology.7th United Kingdom: Wiley-Blackwell;2012.p.
1741-4.
5. Suyoso, S. Pengobatan dermatitis numularis dan neurodermatitis sirkumskripta.
Neurodermatitis, 2008. 1, 20.
6. Jin-Gang An, et al., Quality Of Life of Patients with Neurodermatitis.
International Journal of Medical Science, 2013. 10(1): p. 6.
7. Hunter J. Infections. In: Hunter J, Savin J, Dahl M. Clinical Dermatology.
3rded.United States of America: Blackwell Publishing Company; 2002. p. 2-4. 91
& 187.
8. Habif TP. Bacterial infections. In: Habif TP, editor. Clinical Dermatology:A
Color Guide to Diagnosis and Therapy. 4th , Hanover, USA: Mosby; 2003. p.228-
30
20