Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG GAGAL GINJAL KRONIK

DISUSUN OLEH :

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


RUANG 26 HCU
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : GAGAL GINJAL KRONIK


Sub Pokok Bahasan : Pengertian Gagal Ginjal Kronik
Sasaran : Keluarga pasien Ruang 26 HCU
Tempat : Ruang tunggu 26 HCU
Hari dan Tanggal : 10 Oktober 2018
Waktu : 30 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir proses pembelajaran, keluarga pasien (pengunjung) dapat memahami tentang
penyakit gagal ginjal kronik

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta mampu:
1. Mengerti pengertian Gagal Ginjal Kronik
2. Mengerti tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik
3. Mengerti pencegahan Gagal Ginjal Kronik
4. Mengerti penanganan Gagal Ginjal Kronik
5. Mengerti pemeriksaan penegakan diagnosis Gagal Ginjal Kronik
C. Materi
1. Pengertian gagal ginjal kronik
2. Penyebab gagal ginjal kronik
3. Tanda dan gejala gagal ginjal kronik
4. Penanganan gagal ginjal kronik
5. Klasifikasi gagal ginjal kronis
6. Pemeriksaan penegakan diagnosis gagal ginjal kronik
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet, SAP dan lampiran materi
F. Pengorganisasian
1. Fasilitator : CI Lahan
2. Moderator : Mahasiswa
3. Penyuluh : Mahasiswa
G. Kegiatan Penyuluhan
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri  Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
1. Menyampaikan dan  Memperhatikan
menjelaskan materi
penyuluhan kepada sasaran  Memperhatikan dan
mengenai: menjawab pertanyaan yang
Gagal Ginjal Kronik diajukan
 Memperhatikan
 Memperhatikan

3. 7 menit Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 3 menit Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan
peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta
 Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
 Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media promosi kesehatan
sesuai dengan yan dibutuhkan
2. Evaluasi proses
 Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan
 Peserta bisa mendengarkan dan berpatisipasi aktif sampai akhir kegiatan
 Peserta mampu menjelaskan kembali apa yang sudah di berikan
3. Evaluasi hasil
 Peserta mengerti terhadap Gagal Ginjal Kronik
 Peserta dapat memahami apa yg sudah dijelaskan
 Peserta mampu menanyakan apa yang belum jelas
MATERI

1. DEFINISI

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan


metabolism serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah
(Muttaqin & Sari, 2011). Gagal ginjal kronis merupakan perubahan fungsi ginjal yang
progresif dan irreversible, pada gagal ginjal kronis, ginjal kehilangan kemampuannya
untuk mempertahankan homeostasis dengan keseimbangan cairan dan akumulasi sisa
metabolism sehingga menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir dan harus didialisis
(Terry & Weaver, 2013).

2. ETIOLOGI
Menurut Muttaqin & Sari (2011) Kondisi klinis yang memungkinkan dapat
mengakibatkan gagal ginjal kronis bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan luar ginjal
A. Penyakit dari Ginjal
 Penyakit pada saringan: Glomerulonefritis
 Infeksi kuman : Pyelonefritis & Ureteritis
 Batu ginjal: nefrolitiasis
 Kista di ginjal: polcystis kidney
 Trauma langsung pada ginjal
 Keganasan pada ginjal
 Sumbatan: batu, tumor, penyempitan
B. Penyakit umum di luar ginjal
 Penyakit sistemik: diabetes mellitus, hipertensi, kolestrol tinggi
 Dyslipidemia
 SLE
 Infeksi di badan: TBC Paru, sifilis, malaria, hepatitis
 Preeklamsi
 Obat-obatan
 Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar)
3. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Terry & Weaver (2013) manifestasi klinis yang terjadi pada penyakit gagal
ginjal kronis sesuai dengan stadium pasien yaitu:
1) Stadium I (penurunan cadangan ginjal)
 Asimtomatik
 Peningkatan (BUN, Kreatinin, dan LFG)
2) Staidum II (Insufisiensi ginjal
 BUN dan kreatinin meningkat
 Anemia
 Ketidakseimbangan elektrolit
 Nokturia
 Polyuria
3) Satidum III (gagal ginjal stadium akhir)
 Oliguria < 500 ml/ hari
 Meningkatkan racun-racun uremia menyebabkan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit berat dalam tubuh.
4. KLASIFIKASI
Menurut Suharyanto & Madjid (2009) klasifikasi gagal ginjal kronis dibagi menjadi
tiga yaitu:
1). Stadium I (Penurunan cadangan ginjal)
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal, dan penderita
asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dengan tes pemekatan
kemih dan tes GFR yang teliti.
2). Stadium II (Insufisiensi Ginjal)
Pada stadium ini lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak. GFR
besarnya 25% dari normal. Kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat dari
normal. Gejala-gejala nokturia atau sering berkemih dimalam hari sampai 700 ml
dan polyuria (akibat kegagalan dari pemekatan) mulai timbul.
3). Stadium III (Gagal ginjal stadium akhir/ uremia)
Sekitar 90% dari massa nefron telah hancur atau rusak, atau hanya sekitar
200.000 nefron saja yang masih utuh. Nilai GFR hanya 10% dari keadaan normal.
Kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan mencolok. Gejala-gejala yang
timbul karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis cairan dan
elektrolit dalam tubuh, yaitu: oliguria karena kegagalan glomelurus, sindrom
uremik.

Stadium gagal ginjal kronik berdasarkan GFR (GLOMELURAL FILTRATION


RATE)
1) Stadium I
Kerusakan ginjal dengan GFR normal (90 atau lebih), kerusakan pada ginjal dapat
dideteksi sebelum GFR mulai menurun.
2) Stadium II
Kerusakan ginjal dengan GFR (60-89). Saat ini fungsi ginjal mulai menurun.
3) Stadium III
Penurunan lanjut pada GFR (30-59). Saat gagal ginjal kronik sudah berlanjut pada
stadium ini, anemia dan masalah tulang menjadi semakin umum.
4) Stadium IV
Penurunan berat pada GRF (15-29)
5) Stadium V
Kegagalan ginjal (GRF di bawah 15). Ginjal sudah tidak mampu untuk menjalankan
fungsinya.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Muttaqin & Sari (2011) adapun pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan
pada pasien dengan gagal ginjal kronis adalah:
A. Pemeriksaan kimia darah dan fungsi ginjal (Laju endap darah, Ureum dan kreatinin,
hiponatremi, hipokalsemia, hipoalbuminemia, peningkatan gula darah,
hipertrigliserida, asidosis metabolik.
B. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal
C. Intra Vena Pielografi ( IVP) untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter
D. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tabel parenkim ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih
dan prostat.
E. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri serta sisa fungsi ginjal
F. EKG untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,
aritmia dan gangguan elektrolit (hyperkalemia).
6. PENATALAKSANAAN
Menurut Suharyanto & Madjid (2009) pengobatan gagal ginjal kronik dibagi menjadi
dua tahap yaitu tindakan konservatif dan dialysis atau transplantasi ginjal.\
1) Tindakan Konservatif
a. Pengaturan diet protein, kalium, natrium dan cairan
b. Pencegahan dan pengobatan komplikasi (hipertensi, hyperkalemia, anemia,
asidosis, diet rendah fosfat dan hiperurisemia)
2) Dialisis
Pengobatan gagal ginjal stadium akhir adalah dengan dialisis. Dialisis dapat
digunakan untuk mempertahankan penderita dalam keadaan klinis yang optimal
sampai tersedia donor ginjal. Dialisis dilakukan apabila kadar kreatinin serum
biasanya di atas 6 mg/ 100 ml pada wanita, dan GFR luring dari 4 lt/menit. Dialisis
memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium
dapat dikonsumsi secara bebas.

Anda mungkin juga menyukai