Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH : HUKUM DAN PERATURAN PERIKANAN


HARI/TGL : SENIN, 16 APRIL 2018
DOSEN : DR J.A.Y.WATTIMENA, S.H.,LL.M

SOAL

1. Mempelajari hukum laut dengan berpijak pada historis hukum laut pada jaman
Romawi, abad pertengahan sampai kepada perkembangan konsep laut terbuka
dan laut terbuka memberikan manfaat yang sangat penting bagi keberadaan
hukum laut dewasa ini. Benarkah pendapat tersebut. Berikan argumentasi sdr
disertai contoh.
2. Perkembangan konsep laut tertutup ( mare clausum) dan laut terbuka (mare
liberum) menjadi polemik di antara para pakar hukum laut pada saat itu. Apa
yang sdr pahami tentang laut tertutup dan laut terbuka. Apa yang menjadi
penyebab terjadinya dikotomi antara kedua konsep tersebut. Jelaskan
3. Di dalam perkembangan hukum laut terlihat nyata bahwa Negara sangat
menunjukkan kekuasaannya untuk menguasai laut. Apakah urgensinya.
Jelaskan.
4. Konferensi hukum laut I 1958 menetapkan 4 konvensi yang sangat penting,
Tuliskan dan jelaskan. Bagaimana pula penetapan dampak konvensi tersebut
terhadap seluruh zona laut Indonesia. Jelaskan
5. Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga di laut. Olehnya itu untuk
mengetahui batas dari masing-masing Negara diperlukan Delimitas. Apakah
yang dimaksud dengan delimitasi. Mengapa delimitasi sangat diperlukan dalam
penetapan batas laut antar Negara tetangga. Dan bagaimana eksistensi serta
dampak dari adanya delimitasi maritime terkait pengelolaan sumber daya
perikanan dengan Negara tetangga. Jelaskan pendapat sdr disertai contoh.
Jawaban

1. Menurut apa yang telah dibaca dari histori romawi dan lainnya itu sangat
bermanfaat sampai sekarang karena peraturan yang ditetapkan dari zaman
romawi salah satunya untuk menjaga laut mereka dari pembajakan orang asing
menjadi salah satu acuan hingga sekarang dengan adanya peraturan batas
wilayah suatu Negara dengan Negara lainnya itu agar supaya dapat menjaga
lautnya dari pembajakan Negara lain dan agar sumber daya laut yang menjadi
salah satu factor ekonomis bagi suatau Negara tersebut terjaga. Contohnya
masih banyak kapal-kapal asing yang masuk ke wilayah territorial Indonesia
untuk mengambil sumberdaya laut Indonesia.
2. Konsep laut terbuka (mare liberium), konsep ini dikemukakan oleh Hugo Crotius
tahun 1906 dari Belanda, “mare liberium” ini menjelaskan bahwa laut itu
terbuka dan bebas untuk siapa saja. Konsep laut tertutup (mare calussum),
konsep ini dikemukakan oleh John Selden pada tahun 1635. Teori ini
dikemukakan pada abad XVII oleh Inggris untuk menentang teori yang telah
dikemukakan oleh Grotius. Selden mengemukakan bahwa selama laut dikuasai
oleh suatu Negara tertentu, maka Negara tersebut mempunyai kekuasaan atas
laut tersebut (tertutup). Konsep dikotomi, Pontanus mencoba menggabungkan
antara laut terbuka dan laut tertutup, dan mengemukakan bahwa laut yang
berada dekat dengan tepi pantai suatu Negara (bangsa) adalah di bawah
kedaulatan suatu Negara pantai dan selebihnya adalah laut bebas. Maka dari
pendapat itulah awal mula munculnya sebuah gagasan yang dikenal dengan
“laut territorial dan laut lepas”.
3. Jadi, Negara sangat menunjukan kekuasaannya untuk menguasai laut mereka
agar sumber daya laut tersebut tidak diambil atau dimanfaatkan oleh Negara
lain, karena sumber daya laut merupakan salah satu penunjang ekonomis bagi
suatu Negara kepulauan.
4. Dalam konvensi Jenewa 1958 terdapat empat buah konvensi telah dihasilkan
dari serangkaian pertemuan di Jenewa :
 The Geneva Convention on the Territorial Sea and the Contiguous Zone
(mengenai laut territorial dan jalur tambahan)
 The Geneva Convention on the High Seas (tentang laut bebas)
 The Geneva Convention on Fishing and Conversation of the Living
Resources of the High Seas (tentang Perikanan dan Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati Di Laut)
 The Geneva Convention on the Continental Shelf (mengenai Landas
Kontinen)

Salah satu peraturan penting atau dampak konvensi terhadap zonasi laut
yaitu Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang mengakui hak setiap Negara atas
wilayah laut mereka sehingga mereka bias menggali, mengembangkan dan
mengelola potensi wilayah kelautan yang mereka miliki. Wilayah ZEE
terbentang sepanjang 321,8 km (200 mil) dari garis pantai.

5. Delimitasi batas maritime antar Negara adalah penentuan batas wilayah atau
kekuasaan antar satu Negara dengan negeri lain di laut. Delimitasi batas
maritim sangat penting menjamin kejelasan dan kepastian yurisdiksi. Hal ini
dapat memberikan keuntungan multi dimensi, misalnya dalam memfasilitasi
pengelolaan lingkungan laut secara efektif dan berkesinambungan serta
peningkatan keamanan maritim.kepastian hukum yang menyertai penetapan
batas maritime ini sangat berpengaruh kepada kegiatan ekonomi kelautan
seperti perikanan,wisata bahari,eksplorasi lepas pantai ( off shore ),transportasi
laut serta investasi bagi usaha di bidang kelautan.
Salah satu perjanjian delimitasi batas maritime Indonesia yang sangat penting
adalah perjanjian delimitasi batas maritime diantara Indonesia dengan
singapura.indonesia dengan singapura mempunyai dua perjanjian
maritim,dimana keduanya mengatur mengenai batas laut territorial kedua
Negara diselat singapura.

Anda mungkin juga menyukai