Ikan terumbu karang adalah iklan yang tinggal di dalam atau berdekatan dengan terumbu karang. Terumbu karang membentuk ekosistem kompleks dengan keragaman hayati. Dari beberapa diantaranya, ikan-ikan tersebut berwarna dan dapat dilihat. Ratusan spesies dapat ada di tempat kecil dari sebuah karang sehat, beberapa diantaranya bersembunyi atau bahkan berkamuflase. Ikan karang mengembangkan beberapa spesialisasi adaptasi untuk bertahan hidup di karang. Terumbu karang meliputi satu persen kawasan permukaan dari samudera dunia, namun masih menyediakan rumah bagi 25 persen spesies ikan laut. Habitat terumbu karang kontras dengan habitat perairan terbuka yang meliputi 99% samudera dunia. Namun, hilangnya dan degradasi habitat terumbu karang, meningkatnya polusi dan pemancingan yang berlebihan termausk penggunaan praktik memancing yang merusak, mengancam keberlangsungan terumbu karang dan ikan-ikan terumbu karang terkait. Berdasarkan fungsi dalam sistem ekosistem terumbu karang, ikan terumbu dibagi atas tiga yaitu ikan mayor, ikan target, dan ikan indikator. a. Ikan Target Biasanya kelompok ikan-ikan target menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan yang diburu dan ditangkap yang biasanya sebagai ikan hias dan ikan ekonomis penting. Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan kosumsi seperti; Seranidae, Lutjanidae, Kyphosidae,Lethrinidae, Acanthuridae, Mulidae, Siganidae Labridae (Chelinus, Himigymnus,choerodon) dan Haemulidae. Ikan-ikan target diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);
Contoh : Ikan kakap,scarus,baronang,angel fish,dan Cheilinus
b. Ikan Indikator Ikan – ikan yang sebagai parameter bagus tidaknya ekosistem terumbu karang. Sebagai ikan penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erat hubunganya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari Famili Chaetodontidae (kepe-kepe). Contoh : Chetodontidae (Chaetodon lunula, Chelmon rostratus, Chaetodon kleinii, Chaetodon bennetti), dan scaridae (Cetoscarus bicolor, Scarus sp, Scarus coeruleus,Scarus coelestinus).
Ikan Karang dikelompokkan berdasarkan siklus hidup
Berdasarkan siklus hidupnya, ikan di perairan terumbu karang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu yang bersifat menetap dan sementara. Kelompok yang bersifat menetap adalah kelompok ikan yang seluruh siklus hidupnya berada di perairan terumbu karang yaitu lahir, besar, mencari makan, berlindung dan memijah. Contohnya Chaetodontidae, Serranidae, Pomacanthidae, adalah ikan-ikan terumbu karang. Sedangkan kelompok ikan yang bersifat sementara adalah kelompok ikan yang hanya sebagian siklus hidupnya yaitu larva atau dewasa yang menempati perairan di sekitar terumbu karang. Contohnya adalah ikan yang hidup di laut lepas datang ke perairan karang untuk memijah (Purwanti, 2004).
Interaksi antara ikan dan Terumbu Karang
Perbedaan dalam kekayaan spesies berhubungan dengan kompleksitas habitat (Friedlander et al. 2003). Ikan-ikan yang soliter dan yang bergerombol, keduanya merupakan penetap penting pada ekosistem terumbu karang. Banyak spesies ikan menunjukkan kesukaan terhadap habitat tertentu. Menurut Robertson (1996) Komunitas ikan karang (kelimpahan dan struktur) dipengaruhi oleh interaksi kompetisi diantara spesies tersebut. Interaksi ikan karang dengan terumbu karang dapat dibagi menjadi tiga bentuk (Choat and Bellwood 1991) yaitu : a. Interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan-ikan muda. b. Interaksi dalam mencari makan bagi ikan yang mengkonsumsi biota pengisi habitat dasar, meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang dan alga. c. Interaksi tidak langsung antara struktur terumbu karang dan kondisi hidrologi serta sedimentasi dengan pola makan ikan pemakan plankton dan karnivora.
2. Metode Sensus Visual Ikan Karang
Tujuan : Menilai dan memonitor ikan karang Sensus visual merupakan gabungan dari 2 teknik : Melihat perbedaan dari kumpulan ikan karang pada lokasi yang berbeda dengan memakai kategori kelimpahan. Hasilnya dipakai sebagai data dasar untuk pembuatan zonasi, managemen dan monitoring daerah terumbu karang. Teknik menghitung individu ikan dan memperkirakan panjang total ikan. Hasilnya untuk menentukan ‘standing stock’ dan stuktur ukuran populasi untuk ikan- ikan tertentu yang menjadi target nelayan. Teknik sensu untuk menentukan kelimpahan ikan, ada beberapa teknik dalam sensus Transek Belt (Belt Transect) Menghitung dengan waktu yang ditentukan (Timed Counts) Menghitung dengan posisi diam (Stationary counts) Transek dengan memakai video (video transect) Teknik sensus ini dapat dibagi dalam 2 kelompok Merusak (Destructive) Tidak merusak (Non Destructive) Prosedur Umum Seleksi Jenis i. Pengamatan awal : dimaksudkan untuk efisiensi waktu dan wawasan lebih luas ii. Kriteria dalam sensus Jenis harus dominan (dalam jumlah), tidak kriptik Harus mudah diidentifikasi dibawah air Berhubungan dengan habitat lereng terumbu/ slope iii. Kategori jenis ikan Ikan target : Kepadatan dihitung secara kuantitatif Ikan indikator : Kelimpahan kuantitatif Ikan major : Kelimpahan relatif Meletakan transek i. Pada setiap lokasi diterumbu karang, diletakkan 3 garis transek masing- masing sepanjang 50 meter, pada dua kedalaman yang berbeda. ii. Garis transek harus lurus dan mengikuti kontur kedalaman iii. Replikasi diletakkan secara acak dan tidak tumpang tindih. Setiap transek dipisahkan 10-20 meter. Teknik sensus i. Tunggu 5-15 menit setelah garis transek terpasang ii. Sensus dilakukan sepanjang transek (50 m) dengan pandang 2,5 m ke kiri- kanan dan 5 m keatas. iii. Jumlah dihitung secara kuantitatif untuk ikan target dan ikan indikator, dan kelimpahan relative untuk ikan major.
Gambar 1. Cara melakukan sensus visual ikan karang (AIMS, 1997)
TUGAS EKSPLORASI SUMBER DAYA HAYATI LAUT
Disusun untuk memenuhi nilai tugas eksplorasi sumber daya hayati laut
Disusun oleh : Muh. Yassin Salasa 2017 64 046
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2019