2.-ANALISIS KEBUTUHAN DATA - NILA DKK PDF
2.-ANALISIS KEBUTUHAN DATA - NILA DKK PDF
: 17 - 21
18
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 17 - 21
19
Analisis Kebutuhan...... (Nila Tristiarini dkk)
dengan kondisi riil yang terjadi di lapangan. Dari perencanaan pembangunan Kota Semarang. Form
konsolidasi lanjutan tersebut, disepakati Form identifikasi kebutuhan data perencanaan
Identifikasi Kebutuhan Data final yang digunakan pembangunan kota semarang tersebut, dapat
sebagai acuan format standart kebutuhan data disajikan secara ringkas sebagai berikut :
NO URUSAN KETERANGAN
1 Pendidikan Kecukupan dan kelayakan sarana yang ada terhadap pengguna, kecukupan dari sisi
kuantitas dan kualitas tenaga pendidik.
2 Kesehatan Menunjukkan ketersediaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat dan aksesibilitas
masyarakat terhadap sarana kesehatan, mengukur tingkat kesehatan masyarakat.
3 Pekerjaan Umum Perkembangan pembangunan fisik jalan dan manajemen pengelolaan atau
pemeliharaan, serta menunjukkan kerapatan jalan.
4 Perumahan
5 Penataan Ruang
6 Perencanaan Pembangunan
7 Perhubungan Efektivitas manajemen angkutan, menunjukkan sarana untuk mengakomodasi
mobilitas orang dan barang serta melihat skala pelayanan dan kapasitas armada.
8 Lingkungan Hidup Menunjukkan luas pemanfaatan lahan dan tingkat kerusakan lingkungan pada suatu
daerah.
9 Kependudukan Menggambarkan perkembangan kependudukan suatu daerah, struktur kependudukan,
dinamika kependudukan serta melihat peta persebaran penduduk dalam struktur
ruang wilayah.
10 Pemberdayaan Perempuan Keiikutsertaan dan andil perempuan dalam pembangunan suatu daerah.
11 Keluarga Berencana Kesadaran masyarakat akan program keluarga berencana.
12 Sosial Tingkat penanggulangan masalah sosial.
13 Tenaga Kerja Menunjukkan potensi tenaga kerja yang ada di daerah tersebut, menyatakan potensi
angkatan kerja yang siap masuk pasar kerja, menunjukkan peningkatan kesempatan
kerja di daerah.
14 Koperasi dan UKM Peningkatan koperasi dan UKM serta ketersediaan modal.
15 Penanaman Modal Daerah Menunjukkan kapasitas keuangan daerah dan menunjukkan tingkat ketergantungan
anggaran daerah.
16 Kebudayaan Jumlah budaya daerah dan aktivitas pengembangan budaya daerah.
17 Pemuda dan Olah Raga Keterlibatan pemuda dalam peningkatan mutu daerah dan keiikutsertaan pemuda
dalam pengembangan olah raga.
18 Kesbanglinmas Poldane Menunjukkan tingkat keamanan suatu wilayah, dan tingkat kerawanan sosial suatu
wilayah.
19 Pemerintahan Umum Menunjukkan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatur sistem
pemerintahan daerah.
20 Kepegawaian Menunjukkan kecukupan dari sisi kualitas dan kuantitas aparat dalam melayani
masyarakat.
21 Pemberdayaan Masyarakat Menunjukkan keterwakilan masyarakat dalam politik dan pengembangan daerah.
22 Kearsipan Menunjukkan pengembangan sistem kearsipan dan layanan pengguna arsip.
23 Komunikasi dan Informatika Menunjukkan kemajuan teknologi informasi yang ada,
24 Pertanian Melihat komposisi penggunaan lahan pada suatu wilayah. Produktivitas dan peranan
pertanian secara lebih rinci dalam perekonomian wilayah, dan merupakan bahan
kebijakan pemberdayaan pertanian.
25 Kehutanan Melihat potensi hutan menurut peruntukannya, diketahui perkembangan luas hutan
untuk kebijakan pelestarian.
26 Energi dan Sumberdaya Mineral Menunjukkan produksi dan perkembangan produksinya serta persebaranya di tiap
wilayah, melihat peranan pertambangan dalam perekonomian daerah.
27 Pariwisata Menunjukkan pemberdayaan pariwisata daerah dan tingkat wisatawan daerah.
28 Kelautan dan Perikanan Menunjukkan potensi dan produktivitas laut dan pemberdayaan nelayan.
29 Perdagangan Memperlihatkan persebaran lokasi pasar dalam wilayah perencanaan dan peranannya
dalam perekonomian daerah.
30 Perindustrian Menunjukkan peta industri menurut jenisnya dan jumlah pelaku usaha industri, serta
peranan sektor industri dalam perekonomian daerah.
31 Transmigrasi Tingkat migrasi suatu daerah.
20
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 17 - 21
PENUTUP
Dengan adanya suatu acuan format standar
kebutuhan data dasar perencanaan pembangunan
Kota Semarang, maka diharapkan dapat menyusun
suatu perencanaan pembangunan kota dan juga
dapat digunakan untuk menilai kinerja yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dengan
adanya otonomi daerah yang memberikan
kewenangan lebih luas pada tiap daerah dalam
mengelola sumber daya daerah baik aspek
administrasi, institusi maupun keuangan,
pemerintah daerah dengan menggunakan data
yang tersedia secara akurat, akuntabel dan
uptodate dapat membuat suatu perencanaan
pembangunan yang pada akhirnya dapat
menghadapi kompleksitas pembangunan.
Daftar Pustaka
21