Anda di halaman 1dari 3

ANTIBIOTIKA PROPILAKSIS

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


00 1/3
445/RSD
RSD AERAMO AERAMO/SPO/207/
02/2019
STANDAR Tanggal terbit: Disahkan oleh
PROSEDUR Direktur RSD Aeramo
OPERASIONAL 25 Februari 2019

drg.Emerentiana R.W.MHlth&Int.Dev
NIP. 19720123 200012 2 002
Pengertian Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam
pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak
didapatkan tandatandainfeksi

Tujuan : 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat


operasi antibiotic di jaringan target operasi sudah
mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri.
2. Prinsip penggunaan antibiotic profilaksis selain tepat
dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan
konsentrasi antibiotic dalam jaringan saat mulai dan
selama operasi berlangsung.
Kebijakan : 1. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. SK Menkes No. 1331 th 1999 tentang penerapan standar
Pelayanan Rumah Sakit.
3. Standar Pelayanan Medis DitYanMed Depkes tahun 1996
4. Standar Pelayanan Medis URJ Orthoped dan
Traumatologi
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/ MENKES/ PER/ XII/ 2011
6. Keputusan Direktur RSD Aeramo No.
445/RSD.AERAMO/SK/155/02/2019 Tentang Kebijakan
Peluyanan Program Nasional di RSD Aeramo Kab.
Nagekeo
ANTIBIOTIKA PROPILAKSIS
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 2/3
445/RSD
RSD AERAMO AERAMO/207/
02/2019

STANDAR Tanggal terbit: Disahkan oleh


PROSEDUR Direktur RSD Aeramo
OPERASIONAL 25 Februari
2019
drg.Emerentiana Reni W.MHlth&Int.Dev
NIP. 19720123 200012 2 002
Prosedur/L 1. Indikasi penggunaana ntibiotik profilaksis didasarkan
angkah- kelas operasi, yaitu operasi bersih dan bersih
langkah kontaminasi.
2. Dasar pemilihan jenis antibiotic untuk tujuan
profilaksis: Gunakan sefalosporin generasi I–II untuk
profilaksis bedah.Generasike I, yang termasuk dalam
golongan ini adalah Sefalotindansefazolin, sefradin,
sefaleksin dan sefadroxil. Zat-zatini terutama aktif
terhadap Gram positif, tidak berdaya terhadap
gonococci, H. Influenza, Bacteroides dan
Pseudomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap
laktamase. Generasi ke II, terdiri dari sefaklor,
sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim (Anbacim®).
Pada kasus tertentu yang dicurigai melibatkan bakteri
anaerob dapat ditambahkan metronidazol.
3. Rutepemberian: Antibiotik profilaksis diberikan secara
intravena. Untukmenghindaririsiko yang tidak
diharapkan dianjurkan pemberian antibiotic
intravena drip dalamNaCL 100 cc, dan dapat
dilakukantanpa skin test antibiotic terlebih dahulu.
ANTIBIOTIKA PROPILAKSIS
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 3/3
445/RSD
RSD AERAMO AERAMO/207/
02/2019

STANDAR Tanggal terbit: Disahkan oleh


PROSEDUR Direktur RSD Aeramo
OPERASIONAL 25 Februari
2019
drg.Emerentiana Reni W.MHlth&Int.Dev
NIP. 19720123 200012 2 002
4. Waktu pemberian: Antibiotikprofilaksisdiberikan ≤ 30
menit sebelum insisi kulit. Idealnya diberikan pada
saat induksi anestesi.
5. Dosis pemberian untuk menjamin kadar puncak yang
tinggi serta dapat berdifusi dalam jaringan dengan
baik,maka diperlukan antibiotic dengan dosis yang
cukup tinggi. Pada Jaringan target operasi kadar
antibiotic harus mencapai kadar hambat minimal
hingga 2 kali lipat kadar terapi.
6. Lama pemberian: Durasi pemberian adalah dosis
tunggal, dengan kecepatan 60 tetes makro per menit
7. Dosis ulangan dapat diberikan atas indikasi
perdarahan lebih dari 1500 ml atau operasi
berlangsung lebih dari 3 jam.
Unit terkait Farmasi, Ruang Bedah, Ruang Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai