PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini antara lain,
1. Mengetahui potensi bahaya abrasi di wilayah pesisir Kabupaten Demak.
2. Mengetahui Kerentanan Pantai terhadap bencana abrasi dan banjir rob di wilayah pesisir
Kabupaten Demak.
3. Mengetahui upaya mitigasi bencana abrasi dan banjir rob yang dilakukan warga sekitar
wilayah pesisir Kabupaten Demak.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Potensi Bencana di Pantai Utara Jawa
Wilayah Utara salah satunya Pantai Utara memiliki potensi yang dapat diambil
kebermanfaataannya. Potensi yang ada pada Pantai Utara Jawa ini seperti potensi perikanan,
minyak dan gas bumi. Bentang alam bagian Pantai Utara Jawa merupakan bentang alam yang
menarik. Bentang alam yang menarik ini memiliki potensi bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, gelombang pasang, banjir, abrasi, akresi, intrusi air laut dan angin kencang. Bencana
alam tersebut dapat mengancam masyarakat yang bermukim dan menggantungkan hidupnya di
wilayah pesisir, dan berdampak buruk bagi ekosistem pesisir (Ruswandi et al, 2008).
Pada wilayah pesisir Pantai Utara Jawa bencana yang paling sering melanda adalah bencana
banjir rob. Banjir rob dapat terjadi pada saat air laut pasang. Banjir rob termasuk bencana banjir
yang disebabkan oleh masuknya air laut ke daratan akibat dari pasangnya muka air laut. Banjir
rob pada daerah Pantai Utara Jawa ini disebabkan beberapa faktor seperti alih fungsi lahan yang
tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya, berkurangnya kawasan hutan mangrove, dan
kawasan penduduk yang bertopografi rendah (Noverma, 2016).
Kondisi pantai utara jawa memiliki topografi yang rendah sehingga pada saat pasang, air
dapat mencapai daratan sehingga terjadilah banjir rob. Fenomena alam ini dapat dikategorikan
sebagai bencana karena berhubungan dengan manusia dan aktivitasnya. Dampak dari banjir rob
ini mengakibatkan kerusakan fisik bangunan rumah dan prasarana umum. Dampak lain yang
dapat dirasakan dari bencana banjir rob ini adalah terganggunya aktivitasi sosial dan ekonomi
masyarakat pada wilayah pantai utara jawa (Ikhsyan et al, 2017)
4
lainnya. Selain dapat dilakukan secara mandiri, upaya ini juga dapat dilakukan atau
dipelopori oleh pemerintah. strategi adaptasi dengan pola mundur bertujuan menghindari
genangan dengan cara merelokasi permukiman, industri, daerah lainnya agar terhindar dari
kenaikan muka air laut.
3. Pembangunan Revetment
Pembangunan revetment atau seawall merupakan salah satu bentuk adaptasi yang dapat
dilakukan masyarakat. Revetment dapat dilakukan dengan pembangunan tembok atau dapat
dilakukan dengan batu bertumpuk dan pasir berkarung yang ditumpuk.
4. Pembangunan Groin
Pembangunan groin akan dipilih apabila pantai yang akan diamankan berupa pantai pasir.
Bangunan yang dipergunakan untuk mengurangi atau mengatur longshore transport tersebut
biasanya berupa satu seri krib laut (groin) yang dibangun tegak lurus pantai. Tugas utama
bangunan ini adalah menangkap dan membatasi gerakan sedimen sepanjang pantai.
Pengurangan tenaga gelombang yang menghantam pantai dapat dilakukan dengan membuat
bangunan pemecah gelombang sejajar pantai (offshore breakwater). Dengan adanya
bangunan ini gelombang yang datang akan menghantam pantai sudah pecah pada suatu
tempat yang agak jauh dari pantai, sehingga energi gelombang yang sampai di pantai cukup
kecil (BPPT, 2013).
5. Pembangunan Geotube
Geotube atau geosintetik merupakan material teknik yang terbuat dari polimer-polimer
sintetik seperti polipropilin (PP), poliester (PET), polietilin (PE) dan lain sebagainya yang
digunakan pada berbagai pekerjaan geoteknik termasuk pada pekerjaan reklamasi pantai di
atas tanah lunak. Berbagai jenis material geosintetik dapat dan sudah diterapkan pada
pekerjaan reklamasi pantai di atas tanah lunak sesuai dengan fungsi dari masing-masing jenis
material geosintetik tersebut.
Menurut Hasnawir (2012), mitigasi bencana sedimen dapat dilaksanakan sebagai suatu
kebijakan sebagai berikut:
1. Pemetaan
Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan pemetaan daerah rawan bencana.
Pada saat ini berbagai sektor telah mengembangkan peta rawan bencana. Peta rawan bencana
tersebut sangat bergunabagi pengambil keputusan terutama dalam antisipasi kejadian
bencana alam. Meskipun demikian sampai saatini penggunaan peta ini belum dioptimalkan.
Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah belum seluruh wilayah di
Indonesia telah dipetakan, peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik, peta
5
bencana belum terintegrasi, peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda beda
sehingga menyulitkan dalam prosesintegrasinya.
2. Pemantauan
Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat dilakukan antisipasi jika
sewaktu-waktu terjadi bencana, sehingga akan dengan mudah melakukan penyelamatan.
Pemantauan di daerah vital dan strategis secara jasa dan ekonomi dilakukan di beberapa
kawasan rawan bencana.
3. Penyebaran informasi
Penyebaran informasi dilakukan antara laindengan cara: memberikan poster dan leaflet
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi seluruhIndonesia yang rawan bencana,
tentang tata cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana. Memberikan informasi ke
media cetak dan elektronik tentang kebencanaan adalah salah satu cara penyebaran informasi
dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana geologi di suatu kawasan
tertentu. Koordinasi pemerintah daerah dalam hal penyebaran informasi diperlukan
mengingat Indonesia sangat luas.
4. Sosialisasi dan Penyuluhan
Sosialisasi dan penyuluhan tentang segala aspek kebencanaan kepada SATKOR-LAK PB,
SATLAK PB, danmasyarakat bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan
menghadapi bencana jika sewaktu-waktu terjadi. Hal penting yang perlu diketahui
masyarakat dan pemerintah daerah ialah mengenai hidup harmonis dengan alam di daerah
bencana, apa yang perlu dilakukandan dihindarkan di daerah rawan bencana, dan
mengetahui cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana.
5. Pelatihan/Pendidikan
Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana.
Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur informasi daripetugas lapangan, pejabat teknis,
SATKORLAK PB,SATLAK PB dan masyarakat sampai ke tingkat pengungsian dan
penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini terbentuk kesiagaan tinggi
menghadapibencana akan terbentuk.
6. Peringatan Dini
Peringatan dini dimaksudkan untuk memberitahukan tingkat kegiatan hasil pengamatan
secara kontinyu disuatu daerah rawan dengan tujuan agar persiapan secara dini dapat
dilakukan guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Peringatan dini tersebut
6
disosialisasikan kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dengan tujuan memberikan
kesadaran masyarakat dalam menghindarkan diri dari bencana. Peringatan dini secara teknis
dapat lakukan antara lain dengan pengalihan jalur jalan (sementara atau seterusnya),
pengungsian dan atau relokasi. Sedangkan tindakan yang dapat dilakukan selama dan
sesudah kejadian bencana sedimen antara lain:
a. Tanggap darurat: yang dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan
pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, antara lain: kondisi medan, kondisi bencana, peralatan dan informasi
bencana.
b. Rehabilitasi: upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial,
ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan sedimen terkait
bencana dan teknik pengendaliannya supaya sedimen terkait bencana tidak berkembang.
Penentuan relokasi korban perlu ditetapkan jika bencana sedimen sulit dikendalikan.
c. Rekonstruksi: penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan bencana
sedimen tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan
oleh sedimen seperti tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang
dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
m (%) = x 100%
𝑠
= ((177-169)/500)*100% Jarak
= (44/500)*100%
= 1.6%
= 1.6%
Lokasi 2
Koordinat : -6.923768° 110.477938°
(ℎ𝐵 − ℎ𝐴)
𝑚(%) = 𝑥 100%
𝑠
= ((173-169)/500)*100%
= (28/500)*100%
= 0.8%
8
Lokasi 3
Koordinat : -6.923744° 110.477903°
(ℎ𝐵 − ℎ𝐴)
𝑚(%) = 𝑥 100%
𝑠
= ((172-170)/500)*100%
= (30/500)*100%
= 0.4%
Lokasi 4
Koordinat : -6.923719° 110.477864°
(ℎ𝐵 − ℎ𝐴)
𝑚(%) = 𝑥 100%
𝑠
= ((167-162)/500)*100%
= (30/500)*100%
= 1%
Lokasi 5
Koordinat : -6.923695° 110.477826°
(ℎ𝐵 − ℎ𝐴)
𝑚(%) = 𝑥 100%
𝑠
= ((163-159)/500)*100%
= (30/500)*100%
= 0.8%
9
menjadi tambak dan wilayah penanaman dan dimana mangrove hidup. Penanaman mangrove
ini merupakan salah satu upaya warga sekitar untuk meredam gelombang.
Data – data hidro-oseanografi dapat ditemukan atau didapatkan dari beberapa instansi
yang memang menguasai bidang tersebut seperti BMKG, BIG dan BPOL. Data- data parameter
oseanografi inilah yang mempunyai manfaat yang baik apabila diolah dengan teliti dan tepat
yang dapat membantu masyarakat pesisir untuk melakukan mitigasi pra kejadian.
140
120
elevasi
100 HHWL
Tinggi
80 MSL
MLWL
60
LLWL
40 Zo
20 MHWL
0
Waktu
11
Tabel 3. Klasifikasi Potensi Bahaya
Kelas Potensi Bahaya
Kelas Deskripsi
0.1-1.0 Rendah
1.1-2.0 Sedang
2.1-3.0 Tinggi
12
3.4 Analisi Resiko
Tabel 6. Hasil Analisis Resiko di Perairan Desa Morosari, Demak
Wilayah Potensi Kerentanan
Resiko Kelas Deskripsi
Administrasi Bahaya Pantai
Desa Morosari 2.333 1.531 1.932 1.5 – 2.1 Tinggi
13
Seawall yang berfungsi melindungi daratan sekaligus menjadi sedimen trap untuk
membantu terjadinya sedimentasi pantai agar daratan dapat terbentuk kembali seperti
semula.
14
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Bencana yang terjadi di desa Morosari, Sayung, Demak ini berupa abrasi pantai,
banjir rob serta penurunan tanah.
2. Dampak dari bencana yang terjadi yaitu permukaan tanah yang semakin menurun,
serta infrastruktur yang berupa jalanan yang setiap saat perlu diperbaiki akibat
adanya banjir rob serta penurunan tanah
3. Mitigasi bencana yang dilakukan yaitu berupa pembangunan seawall, serta
peninggian jalan pada daerah pantai.
4.2. Saran
1. Sebaiknya ketika melakukan wawancara analisis sosial ekonomi menggunakan
Bahasa yang sopan dan mudah dimengerti warga
2. Alat praktikum diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan
3. Praktikan mendengarkan instruksi asisten ketika berada di lapangan
15
DAFTAR PUSTAKA
Asrofi, Akhmad. Su Ritohardoyo. Danang Sri Hadmoko. 2017. Strategi Adaptasi Masyarakat
Pesisir Dalam Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasiya Terhadap Ketahanan
Wilayah (Studi di Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah). Jurnal
Ketahanan Nasional.
Boangmanalu, Arta Olihen. Ivan Indrawan. 2013. Kajian Laju Angkutan Sedimen Pada Dasar
Sungai Wampu. Universitas Sumatera Utara.
Hambali, Roby. 2016. Studi Karakteristik Sedimen dan Laju Sedimentasi Sungai Daeng –
Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Fropil Vol. 4 No.2.
Hasnawir. 2012. Mitigasi Bencana Sedimen. Kementerian Kehutanan
Ikhsyan, Nova. Chatarina Muryani. Peduk Rintayati. 2017. Analisis Sebaran, Dampak dan
Adaptasi Masyarakat Terhadap banjir ROB di Kecamatan Semarang Timur dan Kecamatan
Gayamsari Kota Semarang. Jurnal GeoEco Vol 3, No. 2
Noverma. 2016. Kajian Mitigasi Bencana Alam Melalui Pendekatan Al-Quran dan Sains
Teknologi (Studi Kasus Pesisir Utara Jawa Kabupaten Demak). Marine Journal Vol 2, No
01.
Ritohardoyo, Su. Sudrajat. Andri kurniawan. 2014. Aspek Sosiak Banjir Genangan (ROB) di
Kawasan Pesisir. Gadjah Mada University Press
Ruswandani. Asep Saefuddin. Syafri Mangkuprawira. Etty Riani. Priyadi Kardono. 2008.
Identifikasi Potensi Bencana Alam dan Upaya Mitigasi yang Paling Sesuai Diterapkan di
Pesisir Indramayu dan Ciamis. Jurnal riset geologi dan pertambangan.
Shidqi, Muhammad Miqdam. Agung Sugiri. 2015. Bentuk- Bentuk Adaptasi Lingkungan
Terhadap Abrasi di Kawasan Pantai Sigandu Batang. Jurnal Teknik PWK Vol 4 No.4
Subardjo, Petrus. 2004. Studi Morfologi Guna Pemetaan Rob di Pesisir Sayung, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kelautan.
Utami, Veranita Hadyanti. Adjie Pamungkas. 2013. Identifikasi Kawasan Rentan Terhadap
Abrasi di Pesisir Kabupaten Tuban. Jurnal Teknik POMITS Vol.2 No.2
16
LAMPIRAN
Tabel 5. Data pasang surut Oktober 2017
JAM
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
TGL
1 75 88 100 110 110 115 115 104 95 90 75 60 50 50 55 65 70 72 82 75 70 65 65 68
2 60 75 90 100 110 118 120 108 95 85 70 60 55 40 58 58 58 70 70 75 68 65 63 58
3 65 80 90 100 110 120 120 123 105 93 78 70 58 60 60 62 70 72 78 78 78 70 65 65
4 68 73 90 103 107 113 113 115 115 98 85 70 65 60 60 70 60 70 70 70 72 72 65 70
5 80 78 90 100 110 115 120 120 115 105 95 85 70 60 66 70 70 80 85 90 90 85 85 80
6 85 85 90 95 105 105 108 125 118 105 88 80 75 73 70 60 70 80 80 85 85 85 85 85
7 80 85 90 95 100 105 105 110 105 100 96 93 83 83 75 80 82 85 88 88 88 88 80 85
8 82 84 85 85 85 90 88 102 100 100 98 90 90 80 80 80 80 78 79 80 86 83 80 80
9 95 100 100 100 100 100 100 90 85 90 90 90 90 85 85 85 87 87 80 85 90 90 95 95
10 90 100 105 120 100 95 85 90 85 85 75 80 80 80 84 85 85 80 75 70 70 75 80 85
11 110 118 122 125 128 120 102 85 68 68 70 70 70 80 90 90 85 85 87 85 80 73 75 95
12 95 105 110 120 120 115 115 92 80 70 68 70 70 80 90 110 103 90 85 85 78 78 75 80
13 82 95 105 115 125 130 120 90 70 58 45 42 50 52 70 80 89 95 90 85 80 80 75 75
14 80 90 110 125 138 130 120 105 85 63 50 43 43 48 60 71 90 95 95 88 80 70 70 75
15 73 88 98 110 125 135 135 110 95 78 55 40 34 35 48 53 78 85 88 90 80 75 65 65
16 75 85 90 100 105 110 110 130 105 90 70 60 50 45 50 55 60 73 80 90 85 80 70 63
17 90 80 100 100 105 110 120 115 103 88 70 50 40 30 40 40 40 55 70 70 70 70 70 80
18 85 89 90 95 100 115 115 110 115 100 90 75 65 60 65 65 70 78 90 85 80 70 80 80
19 80 80 85 90 98 98 100 115 105 98 78 80 70 71 60 62 70 77 85 85 85 90 90 85
20 90 90 90 92 94 95 95 95 90 85 80 75 70 65 65 70 70 70 75 80 85 90 95 90
21 87 87 87 90 90 88 90 105 95 90 89 80 75 75 75 75 78 80 85 88 85 90 90 90
22 95 92 90 90 85 85 75 95 80 80 80 80 80 78 78 85 92 80 80 80 80 90 95 95
23 100 105 100 103 96 87 80 80 75 74 74 73 73 73 80 80 82 85 85 85 90 90 95 100
24 98 98 102 103 98 88 80 75 70 65 60 65 65 65 70 75 75 75 75 78 80 82 83 93
25 110 110 110 110 105 100 90 70 68 60 55 58 68 69 70 75 75 80 80 85 85 90 100 105
26 100 108 110 115 115 105 90 80 63 60 60 55 58 65 75 75 75 82 85 80 80 75 85 88
27 90 100 112 115 120 110 100 80 64 55 52 45 52 60 70 80 90 90 88 83 83 80 78 80
28 90 102 115 124 120 114 110 85 70 60 55 50 55 58 68 83 88 90 90 88 83 82 75 83
29 85 90 105 120 125 120 115 92 75 60 50 48 50 60 65 75 90 90 90 90 85 80 72 75
30 85 100 110 115 120 115 115 105 85 70 45 45 50 60 65 80 88 95 100 95 85 80 80 75
31 90 98 113 127 125 127 118 105 90 72 60 45 45 48 60 70 85 95 98 96 90 83 80 80
17
LAMPIRAN
kisaran pasang
Kemiringan
Erosi/akresi
gelombang
Perubahan
Rata - rata
pantai
relatif
Rata – Rata
surut
Wilayah
No
Administrasi
Terdampak
Eko-sistem
Komersial
pelayanan
pelayanan
Penduduk
ekonomi
Dampak
struktur
Wilayah
penting
Korban
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Infra-
Jiwa
No
Jasa
Jasa
Administrasi
1. Desa 1 3 3 2 2 3 1 2
Timbulsloko
2. Desa Bedono 3 3 1 3 2 3 2 3
3. Desa Morosari 2 2 1 2 2 3 2 2
4. Desa Morosari 2 2 1 1 1 1 1 3
18
DOKUMENTASI
20