KELOMPOK 5
DISUSUN OLEH:
Maka dari itu berikut ini kami akan menjabarkan mengenai aliran-aliran dalam
pendidikan yang mempengaruhi perkembangan peserta didik.
PEMBAHASAN
1. ALIRAN NATIVISME
Karena itu teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat ke
satu titik). Jadi menurut teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi
yang kurang baik.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang
tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi
pendapat tentang faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang
itu. Dari sisi lain, variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai pendapat/gagasan tentang
belajar mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitator ataukah informator, teknik
penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai, perumusan tujuan
pengajaran yang sangat behavioral, penekanan pada peran teknologi pengajaran (The
Teaching Machine, belajar berprogram, dan lain-lain) dan sebagainya.
Dengan demikian, aliran konvergensi menganggap bawa pendidikan sangat bergantung
pada faktor pembawaan atau bakat dengan lingkungan.
Oleh karena itu penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak,
baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk
mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa
dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.
4. ALIRAN KONTEMPORER
Aliran yang terbaru yaitu kontemporer, yakni Teori pembelajaran yang dilakukan
guru dan siswa hendaknya menarik, merangsang siswa untuk berpikir dan guru dapat
menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Teori kontemporer yang bermunculan saat ini banyak sekali di antaranya teori belajar
sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru, jika
dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Teori ini
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu
Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Sekilas, teori ini
mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang
penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah “system informasi”
yang diproses itu. Informasi inilah yang akan menentukan proses.
Pendapat lain dari teori sibernetik ini adalah bahwa tidak ada satu proses belajar yang
ideal untuk segala situasi, yang cocok untuk semua siswa. Maka, sebuah informasi
mungkin akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi
yang sama itu mungkin akan dipelajari siswa yang lain melalui proses belajar yang lain.
. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori
sibernetik namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang
akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses bagaimana proses
belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh
teori ini Gage dan Berliner, Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson.
Aplikasi teori ini, untuk mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan belajar
hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa,
merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan
bimbingan belajar, mendorong unjuk kerja, memberikan balikan informatif, menilai
unjuk kerja, meningkatkan retensi dan alih belajar.
5. ALIRAN PROGRESSIVISME
A. Pengertian
Progressivisme merupakan suatu paham yang beredar pada sebuah asumsi bahwa
manusia itu mempunyai kemampuan yang wajar dan dapat mengatasi berbagai
permasalahan yang mengancam manusia itu sendiri. Progressivisme menolak corak
pendidikan yang otoriter yang terjadi di masa lalu dan masa sekarang. Progressivisme
juga tidak lepas dari muatan ilmu pengatahuan.
B. Ciri-ciri Progressivisme
Progresivisme mempunyai suatu konsep yang berlandaskan pada pengetahuan
serta kepercayaan manusia yang mempunyai kemampuan yang wajar dan dapat
menyelesaikan masalah yang bersifatkan menekan ataupun mengancam pada diri
manusia itu sendiri. Terdapat beberapa ciri – ciri pada aliaran progresivisme meliputi :
Bahwa pragmatisme itu sebenarnya adalah teori pengetahuan. Sifat rasional dari
pragmatisme terletak pada pemberian isi dan pengertian-pengertian mengenai suatu
proses adanya pengalaman menjadi pengetahuan. Fakta yang masih murni saja(yang
belum diolah atau disusun) belum merupakan pengetahuan.
Nilai tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada faktor yang merupakan pra syarat.
Faktor tersebut adalah suatu asumsi untuk memperoleh sebuah nilai.
Suasana belajar yang edukatif dapat ditimbulkan baik didalam maupun diluar
sekolah asal berkisar pada asas-asas tersebut di atas. Dengan demikian maka pendidikan
itu tidak lain adalah hidup itu sendiri.
Yang dimaksud dengan pengalaman yang edukatif adalah pengalaman apa saja
yang serasi tujuan menurut prinsip-prinsip yang digariskan dalam pendidikan, yang setiap
proses belajar yang ada membantu pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
2) segala jenis pengajaran hendaknya mengacu pada minat anak, yang dirangsang
melalui kontak dengan dunia nyata;
4) prestasi peserta didik diukur dari segi mental, fisik, moral dan juga
perkembangan sosialnya;
Selain kelima tujuan yang disampaikan oleh Spencer, Spencer juga menjelaskan tujuh
prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, adalah :
1. Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam
2. Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik
3. Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak
4. Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan
5. Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak
6. Praktik mengajar adalah seni menunda
7. Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (Hukuman dijatuhkan
sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman,
hal itu harus dilakukan secara simpatik.
Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah jalan mundur ke belakang dengan
mengunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi
pandangan hidup yang kukuh, kuat pada zaman kuno dan pertengahan. Peradaban- kuno
(Yunani purba) dan abad pertengahaan sebagai dasar budaya bangsa- bangsa di dunia dari
masa ke masa dari abad ke abad (Sa’dullah , 2009: 151 ).
1. Hakikat pendidikan
Tentang pendidikan kaum perenialisme memandang education as culturregression:
pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaaan manusia
sekarang seperti dalam masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal. Tugas
pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti
,absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang
sebagai kebudayaan ideal tersebut. Sejalan dengan hal diats, penganut perenialisme
percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga bersifat universal dan abadi.
2. Hakikat Guru
a. Guru mempunyai peran yang dominan dalam penyelengaraan kegiatan belajar-
mengajar di dalam kelas.
b. Guru hendaknya adalah orang yang menguasai cabang ilmu, yang bertugas
membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa dalam menyimpulkan kebenaran,
yang tepat ,tanpa cela , dan dipandang sebagai orang yang memiliki otoritas dalam suatu
bidang pengetahuan dan kehlianya tidak diragukan.
3. Hakikat Murid
Murid dalam aliran perenialisme merupakan mahkluk yang di bimbing oleh prinsip-
prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis. Hakikat
pendidikan upaya proses transformasi pengetahuan dan nilai pada subyek didik.
Mencangkup totalitas aspek kemanusiaan, kesadaran, dan sikap dan tindakan kritis,
terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya
8. ALIRAN ESSENSIALISME
Aliran ini merupakan aliran yang didasari nilai – nilai kebudayaan yang telah ada
sejak awal peradaban manusia. Pada zaman renaissance inilah alisran Essensialisme
mulai muncul, dengan ciri – ciri utama yang berbeda dengan progresivisme, aliran ini
memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai – nilai yang memiliki kejelasan
dan nilai – nilai yang mempunya tata yang jelas.
Aliran Essensialisme ini ialah suatu aliran filsafat yang mengharapnya kembali
manusia kepada kebudayaan lama. Aliran ini menanggap bahwa kebudayaan
menganggap perbudayaan berpekerti baik. Essensialisme modern dalam pendidikan
merupakan bentuk proses dari skeptisisme dan sinisme dari progresivisme terhadap
niali –nilai yang terletak pada warisan budaya.
Tokoh yang terdapat pada aliran Essensialisme yakni Georg wilhelm friedrich
hegel ( 1770 – 1831 ) mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan
agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual, Hegel juga
berpendapat bahwa sejarah adalah manifestasi dari berfikirnya tuhan, yang berfikir
dan mengadakan ekspresi mengenai pengaturan yang dinamis mengenai dunia yang
nyata dalam arti spiritual.
Berbeda dengan George Santayana yang memadukan antara aliran idealisme
dan aliran realisme dalam suatu sintesa yang mengatakan bahwa nilai itu tidak dapat
ditandai dengan konsep tunggal, karena minat yang kualitasnya ditentukan oleh seorang
tersebut. Idealisme menjunjung asa otoriter atau nilai-nilai, namun tetap mengakui
bahwa pribadi secara aktif bersifat menentukan nilai-nilai itu atas dirinya sendiri (
memilih, melaksanakan ).
http://cakrawalaseribudunia.blogspot.com/2015/12/pembelajaran-menurut-aliran-
kontemporer.html
http://hotmaidasari.blogspot.com/2011/04/faktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan.html
http://odazzander.blogspot.com/2018/02/teori-aliran-dalam-dunia-pendidikan.html
http://pelangi-paud.blogspot.com/2015/11/aliran-aliran-perkembangan-nativisme_4.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/26/aliran-aliran-klasik-pendidikan-2/
https://aisaja51.wordpress.com/2015/02/12/belajar-psikologi-antara-nativisme-
empirisme-dan-konvergensi/
https://fahmiw.wordpress.com/2015/11/14/aliran-dalam-pendidikan-empirisme-
nativisme-naturalisme-konvergensi/
a. Faktor genetic
Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu
bakat yang muncul dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua
orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka anaknya memiliki
bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya
besar.
b. Faktor Kemampuan Anak
Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi
yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah
adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap
anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai
dengan bakat dan minatnya.
c. Faktor pertumbuhan Anak
Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya
di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika
pertumbuhan anak itu normal maka dia kan bersikap enerjik, aktif, dan
responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika
pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa
mngenali bakat dan kemampuan yang dimiliki.